Helena Berasal keluarga Kaya Raya, kehidupan Mewahnya dan semua yang dia miliki seakan membuatnya tercekik, kehadiran ibu sambung dan juga anaknya membuatnya Terselengser dari Apa yang dia Nikmati bahkan kini dia sangat menderita, untuk Membalaskan Rasa sakit hati, dia menikah dengan lelaki Kaya yang saat itu di desak keluarganya menikah dan diancam dibatalkan jadi pewaris keluarga.
Mereka Bersepakat untuk melakukan pernikahan kontrak agar mereka mendapatkan tujuan mereka masing-masing
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAb 10
Benar saja keesokan harinya, Rendra beserta keluarganya sayang kerumah Helena untuk melamar, saat mereka masuk kedalam, mereka bisa melihat Wahyu berdiri kaku melihat keduanya.
"Selamat pagi Wahyu, lama tidak jumpa". Hendra menyeringai sinis menatap Wahyu.
"Kalian mau apa datang kesini??". Ucapnya terbata-bata.
Dia tidak menyangka kedua sahabat istrinya itu datang kesini, dia merasa was-was karena tahu kedua orang ini tak akan datang jika bukan hal penting dan akan menjadi musibah untuknya.
"Helena mana?? ". Tanya Anggita dengan ketus.
Melihat wajah Wahyu membuat darahnya mendidih seketika, dia ingin melahap hidup-hidup manusia kurang ajar di hadapan nya.
"Mau apa bertemu dengan Helena?? ". Ucapnya ketakutan.
Dia tidak mau sampai keduanya tahu jika Helena selama ini menderita hidup dengannya begitu juga dengan Aini saat masih hidup
"Loh ibu sama ayah sudah datang?? ". Helena turun dari kamarnya menggunakan dress cantik berwarna putih dan berdandan yang cantik untuk menyambut calon mertuanya sedangkan Rendra tersenyum tipis melihat kecantikan gadis muda itu.
Dia memakai pakaian kemeja putih dan jas serta celana hitam dan terlihat sangat rapi, seakan mereka memang siap untuk menikah.
Dia mencium tangan keduanya bergantian dan melempar kan senyum pada Rendra. Sedangkan Wahyu yang melihat interaksi mereka itu ki khawatir
Wahyu menelan ludahnya dengan sukar tubuhnya menegang dan tubuhnya pening, apa yang sebenarnya terjadi??, bagaimana bisa anaknya mengenal keduanya??, padahal dia sengaja untuk menghilangkan jejak mereka dan tidak bisa menemukan Helena.
"Aduh sayang kamu cantik sekali, mirip banget sama ibumu". Anggita mengelus kepala Helena dengan sayang.
"Iya nak, kamu cantik sekali seperti ibumu, wajahmu juga mirip sekali dengannya". Hendra mengelus kepala Helena dengan senyum mengambang
"Mas, mereka siapa sih??, kok kamu kayak takut banget sama mereka, mana mereka tidak menyapa aku lagi dan begitu dekat Helena". Cemberut Soraya.
Dia tidak terima dengan sikap kedua orang yang masuk kerumah orang seenaknya apalagi mereka tidak menghargainya sebagai nyonya rumah bahkan menganggapnya tidak ada.
Sedangkan Sintia sejak tadi memandang Rendra dengan penuh kekaguman, pemuda yang sangat tampan, dan kaya serta keren pikirnya, dia tidak peduli dengan drama yang ada disekitarnya.
Rendra sangat risih dipandang terus menerus oleh gadis centil di hadapan mereka itu.
"Duduklah sayang, disamping kami". Hendra dan Anggita membawa Helena duduk bersama mereka.
Mereka berdua sengaja bertingkah seenaknya dirumah ini, toh ini rumah sahabat mereka. Mereka akan memberi pelajaran Pada Wahyu dan juga istrinya.
"Assalamualaikum". Ucap Seseorang dari luar kemudian berjalan menghampiri mereka semua.
Wahyu dan Istrinya kini menegang, keringat dingin mengalir dipelipis mereka saat melihat pengacara Anggraini istri pertama Wahyu datang.
Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah datang seperti ini, dan ini pertama kalinya dirinya datang kesini dan mereka yakin ini ada hal yang penting dan musibah untuk mereka.
"Loh pak Hermawan ada disini, apa kabar pak". Ucap Wahyu berusaha ramah.
Dia berusaha mengambil hati pengacara istrinya untuk menutupi kebusukannya apda anak dan istrinya.
Hermawan tidak menggubris perkataan dan sapaan pura-pura Wahyu kepadanya, saat dia mendapatkan bukti yang dikirimkan Hendra padanya semalam, dirinya meradang dan tidak terima, dia menyayangi Helena seperti anaknya sendiri apalagi dia juga banyak melakukan kesalahan karena terlalu percaya pada Wahyu padahal mereka hanya memanfaatkan Helena selama ini.
Kening Wahyu mengekerut melihat sikap pengacara istrinya itu tidak biasa padanya padahal selama ini saat dia ke kantor nya dia sangat ramah padanya tapi sekarang jangan kan menjawab sapaannya wajahnya juga tak enak memandangnya.
"Silahkan duduk pak Hermawan, kami sengaja mengundang anda untuk jadi saksi nanti" Ucap Hendra dengan ramah dan menjabat tangan Hermawan dengan ramah.
"Iya pak, saya sudah tahu terima kasih atas kirimannya semalam, aku sudah memproses nya hari inis sebelum kesini, jadi hari ini akan resmi semuanya".
"Baiklah pak Hermawan, terima kasih atas bantuannya, bantuan anda sangat berarti untuk calon menantu kami".
"Tak perlu berterima kasih pak, itu sudah kewajiban saya untuk mengurus keperluan hukum untuk Helena, karena semuanya sudah diserahkan kepada saya oleh ibu Anggraini dan saya akan menjalankannya sebaik mungkin hanya saja ternyata ada orang yang memanfaatkan saya". Hermawan menatap tajam Wahyu karena menipunya selama ini.
" Baiklah semuanya sudah lengkap, kami akan menyampaikan jika kedatangan kami kesini untuk meminang Helena menjadi istri anak saya bernama Rendra, mereka sudah berpacaran dan ingin melangkah ke jenjang serius". Hendra menatap semua yang ada disana tampak Shock bahkan mulut mereka terbuka saking terkejutnya.
"Kalian berdua gila". Wahyu langsung berteriak tidak setuju karena jika Helena menikah dia tidak akan bisa memeras uang perusahaan untuk membesarkan perusahaannya sendiri.
Pasangan suami istri itu menyeringai sinis, Begitu juga dengan pak Hermawan Mereka tahu akan mendapat penolakan dari mantan suami sahabatnya ini.
"Kau tidak punya alasan untuk melarang kami menikahkan Helena dan Rendra, kamu pasti masih ingat bukan, jika dulu kami pernah sepakat untuk menjodohkan putra putri kami, pengacara ini adalah saksi utamanya". Anggita menyeringai menatap Wahyu yang terkejut dan pucat pasi.
Dia lupa akan hal itu dan dia baru ingat, dia akan kehilangan segalanya, sungguh jantungnya berdebar sekarang.
"Tapi Helena masih kecil, dia bahkan belum 18 tahun". Ucap Wahyu sok tahu.
"Hahahah, kau betul-betul tak merawat putri mu dengan baik, bahkan usianya saja kau tidak tahu". Anggita menatap Wahyu dengan senyum meremehkan.
Wahyu terkesiap mendengar mada penuh sindiran itu, begitu juga dengan istrinya disebelahnya.
"Usia putrimu sudah 18 tahun dan akan masuk 19 tahun ini, dan kau bahkan ayahnya tidak tahu?? ". Anggita menggelengkan kepalanya dan mengejek lelaki didepannya ini.
"Hanya karena selangkangannya murahan perempuan ini, kamu membuat anakmu menderita, dia hanya menang di badan tapi kalah jauh dari Anggraini". Hina Anggita dengan terang-terangan.
"Jangan ucapanmu yah, akan ku robek mulutmu". Berang Soraya dengan sangat kesal.
"Oh iya, lalu apa namanya janda gatal yang menggoda suami orang, membuatnya menghilangkan nyawa istrinya dan membuat anaknya sendiri menderita". Teriak Anggita sehingga suaranya menggema dirumah ini.
Soraya mengundurkan dirinya karena melihat tatapan amarah dari Anggita yang ingin membunuhnya.
"Kau pikir aku tidak tahu, kau sengaja menggoda Wahyu karena tergiur dengan hartanya padahal lelaki ini hanya pemuda miskin yang kaya mendadak karena menikah dengan sahabatku, kalian berdua sama seperti sampah". Jerit Anggita dengan penuh luapan emosi.
"Lihatlah". Anggita memperlihatkan video mereka melakukan kekerasan pada Anggraini dan juga Helena.
Keduanya langsung pucat seakan tak memiliki darah pada tubuhnya, bagaimana mungkin Anggita memiliki bukti seperti itu. Habislah mereka
konfliknya tidak terlalu bertele"....
penyampaian kata" sangat baik dan cukup oke sejauh ini ceritanya gak buat bosan 👍
Semoga sukses kakk othor❤️
drama kehidupan sehari-hari