NovelToon NovelToon
PICCOLA PERDUTA

PICCOLA PERDUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Dark Romance
Popularitas:30.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap Bijak Dalam Memilih Bacaan‼️

Series #3

Maula Maximillian dan rombongan kedokterannya dibuang ke sebuah desa terpencil di pelosok Spanyol, atas rencana seseorang yang ingin melihatnya hancur.

Desa itu sunyi, terasing, dan tak tersentuh peradaban. Namun di balik keheningan, tersembunyi kengerian yang perlahan bangkit. Warganya tak biasa dan mereka hidup dengan aturan sendiri. Mereka menjamu dengan sopan, lalu mencincang dengan tenang.

Yang datang bukan tamu bagi mereka, melainkan sebuah hidangan lezat.

Bagaimana Maula dan sembilan belas orang lainnya akan bertahan di desa penuh psikopat dan kanibal itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Jamuan Malam Warga

...•••Selamat Membaca•••...

Mayat-mayat itu diletakkan berbaris di lapangan tanah liat, diterangi obor jerami yang me­nge­lilingi lingkaran batu. Bau darah yang mulai mengental bercampur asap kayu basah, pekat dan menyengat.

Nicholle di posisi paling ujung dengan mata kirinya yang masih tertancap batang anak panah sepanjang, bulu-bulunya di tubuhnya hangus di ujung api. Anak panah kedua menembus tepat di tepi kelopak kanan, kedua bola mata telah pecah, menggelantung keluar, dan selaputnya memutih terpapar udara malam.

Dua pria berbadan tegap dan gigi runcing, badannya dilapisi lumpur abu-abu untuk menepis dingin mulai bekerja. Pisau tulang mereka bergerigi, terbuat dari serpih femur manusia yang dipipihkan. Dengan gerakan perlahan, mereka membuka kulit wajah Nicholle dari pelipis hingga dagu, seperti mengupas buah sitrus.

Lapisan dermis ditarik ke belakang, darah menetes tipis, mengalir ke lubang panah, lalu menetes ke mangkuk tanah liat di bawahnya. Warga yang berkerumun memungut tetes itu satu per satu dengan ujung lidah.

Di samping Nicholle, tubuh Ivoly terbaring telentang. Sebatang tombak kayu bernoda hitam menembus perutnya miring ke atas, ujungnya keluar di sela tulang rusuk. Luka tusukan telah membelah lambung, isi pencernaan menumpuk di rongga dada.

Seorang perempuan tua mencabut tombak itu perlahan, daging usus Ivoly menempel sepanjang bilahnya. Ia memotong usus halus sepanjang dua jengkal, mencucinya di ember air garam, lalu melilitkannya di lehernya sendiri sebagai kalung licin sebelum dibawa ke tungku.

Giliran Miller. Tombak di tubuhnya tidak dicabut; sebaliknya, dua warga menahan gagang dan memutarnya, menyobek otot perut lebih lebar. Suara serat otot terbelah pelan, diikuti percikan darah baru. Mereka memasukkan tangan ke rongga yang terbuka, meraba-raba hati, lalu menariknya utuh, masih mengilap dan hangat.

Hati itu dibagi menjadi tiga bagian menggunakan batu tajam, potongan pertama langsung dikunyah salah satu pemuda, darahnya menetes di dagu dan bercampur ludah.

Sungguh pemandangan yang sangat menjijikkan dan membuat siapa pun akan mual jika melihatnya.

Mereka semua menikmati daging para mayat itu, yang menjadi favorite mereka adalah bagian organ dalam. Kenyal, empuk, lembek, dan nikmat.

Silly diperlakukan sebagai hidangan sup. Tombaknya dicabut cepat dan menciptakan lubang menganga sebesar piring di dinding perut. Mereka mengeluarkan organ satu per satu seperti ginjal, limpa, sebagian paru yang tertarik naik lewat diafragma yang robek.

Semua dimasukkan ke belanga tanah liat besar berisi air mendidih dan daun-daun pahit. Lemak yang meleleh membentuk lapisan berminyak di permukaan air. Warga mengaisnya dengan sendok kayu, menelannya seperti saus cair.

Semua menikmati hidangan makan malam mereka tanpa peduli bahwa masih ada tujuh orang lagi berkeliaran di luar desa.

Sementara para tukang sembelih bekerja, dua anak muda desa menyiapkan papan serpih untuk daging utama.

Tubuh Nicholle dipindahkan, digantung terbalik pada tiang A. Kulit punggungnya disayat tegak lurus tulang belakang dan daging merah muda terbuka dalam garis rapi.

Mereka seperti seorang eksekutor yang terlatih, seakan mengerti cara menguliti dan menyayat tubuh manusia.

Setiap irisan tidak lebih tebal dari dua jari, agar manisnya darah tidak tercecer sia-sia. Irisan itu langsung dilempar ke panggangan datar batu, memercikkan lemak. Bau daging manusia terbakar memenuhi udara dan sebagian warga menepuk-nepuk dada mereka, menahan air liur.

Mayat-mayat itu benar-benar seperti daging dan mereka tukang jagal profesionalnya.

Ivoly dan Miller dipisahkan anggota tubuhnya di meja kayu. Sendi lutut dipukul dengan palu batu, kaki diputar hingga terlepas.

Potongan paha yang paling tebal dilebarkan, ototnya digores membentuk kantong, lalu diisi campuran jamur hutan dan serpihan otak Silly yang telah dihaluskan. Paha isi otak itu diikat serat rotan agar adonan tidak tumpah saat dipanggang berdiri.

Desa itu sudah seperti masak besar dan bumbu mereka sangat menggugah selera, hanya saja sajian bukanlah binatang, melainkan manusia.

Sisa tulang rusuk Silly ditumpuk untuk api kedua. Di atasnya, pendeta desa menaruh tengkorak Miller yang sudah direbus, bagian tengkorak ini akan dijadikan mangkuk untuk sup darah keesokan hari. Ia mencacah gusi yang masih menempel, mencungkil gigi satu persatu, menaburkannya di bara untuk menetralisir roh agar tidak marah, sesuai kepercayaan mereka.

Di akhir upacara, jantung Nicholle bagian terakhir yang diambil, diletakkan di altar batu. Pendeta memecahnya menjadi dua bagian, meneteskan darah tersisa ke arah selatan desa, lalu memakan potongan yang masih berdenyut halus. Suasana hening, hanya bunyi kayu retak di tungku dan desis lemak di batu panggang.

Ketika daging matang, warga berkumpul melingkar. Potongan dibagikan tanpa piring, tiap orang menggigit langsung, membiarkan minyak dan darah mengalir di tangan mereka.

Tulang-tulang bersih dilempar ke pusat lingkaran, membentuk tumpukan putih mengkilap di tengah tanah merah-tanda malam jamuan tak bernyawa selesai.

Tak ada kata, tak ada nyanyian kemenangan. Hanya dengusan puas seiring para warga bersandar, perut mereka penuh. Sisa kepala Nicholle dipasang di gerbang desa, panah masih menancap, menjadi penanda bahwa tamu luar tidak sekadar mati, mereka dihabisi sampai tak bersisa.

Mayat-mayat sudah tak bisa dikenali. Kulit yang tersisa dikupas perlahan dan dikeringkan. Tulang-tulang disusun rapi di tengah tanah lapang, membentuk lingkaran seperti altar.

Warga desa menyalakan api unggun. Tidak ada suara selain retakan kayu terbakar dan dengusan napas mereka yang berkumpul. Abu dari tubuh yang dibakar sebelumnya disimpan dalam tempurung kepala manusia dan dioleskan ke wajah mereka.

Beberapa dari mereka memecahkan tulang paha Miller dan Nicholle yang tersisa, mengeluarkan sumsum lalu menyedotnya perlahan seperti menyedot sumsum tulang sapi. Bau daging terbakar bercampur dengan udara lembab dan aroma kayu basah.

Ivoly sudah menjadi arang. Sisa tubuhnya dilempar ke dalam api dan dibakar tanpa sisa. Seseorang menyimpan gigi gerahamnya di dalam kantung kulit binatang, sebagai aksesories.

Anak-anak duduk di sekeliling, diajarkan bagaimana menyayat daging dengan tenang dan bersih. Tidak ada teriakan, tidak ada tawa. Pesta ini bukan selebrasi, melainkan kebiasaan yang terus mereka ulang seperti ritual yang tak pernah mereka pertanyakan.

Saat api meredup, mereka membagikan bagian terakhir dari tulang belikat Silly. Abu ditaburkan ke tanah, menandai bahwa pesta telah selesai.

Malam kembali hening. Mereka sangat jarang mendapatkan tamu sebagai hidangan seperti ini. Saat rombongan Maula datang, mereka merasa sangat senang dan puas.

Makanan enak seakan tersaji di depan mata.

Di sisi lain hutan, Maula mulai membuka matanya perlahan, api unggun dibuat kecil agar tidak memancing para kanibal datang. Dia masih tiduran di atas kedua paha Mavros dan Sofia masih terus mengusap pelan telapak kakinya.

Maula berusaha bangun, memegangi kepala sambil melihat wajah keenam temannya.

“Apa kita hanya tinggal segini?” tanya Maula lemah, semua menunduk dan tanpa dijawab pun, Maula sudah tahu jawabannya.

Dia menghela napas panjang, lalu menatap Anna dengan tatapan serius.

“Bagaimana bisa Nicholle tertinggal, An? Bukannya tadi dia lari bersama denganmu?” tanya Rachell yang kembali teringat dengan Nicholle.

“Ya mana aku tahu, aku lari lebih dulu dari dia,” jawab Anna asal.

“Kau tidak dengar dia teriak atau apa?” Anna menggeleng, Sofia menimpali. “Dia dekat denganmu saat berlari, mustahil kau tidak tahu kalau dia jatuh atau kena tangkap.” Anna langsung menatap Sofia dengan tatapan tidak suka.

“Aku lebih mementingkan keselamatanku. Aku tidak tahunkalau Nicholle jatuh dan dipanah oleh mereka.” Maula langsung menegakkan tubuhnya.

“Jatuh? Panah? Kau tahu kondisi Nicholle tadi?” Anna memejamkan mata dan merutuki dirinya sendiri.

“Sial, aku lupa kalau Maula sangat ahli dalam mengorek sesuatu, brengsek,” rutuk Anna dalam hatinya.

...•••Bersambung•••...

1
Latoya
hebat
Frizzy Danuella
Wow amazing thor
Frizzy Danuella
Angkat aku jadi cucumu juga nena
Blade Haruna
Akhirnya hukuman mereka ditetapkan juga, ini nih yg gue suka. Satu masalah selesai baru datang masalah baru, bukan malah belibet yg bikin pala gue makin pusing
Zenia Kamari
Confess sekarang apa gue cepuin lo
Zenia Kamari
gue nonis, tpi gue suka banget sama karya religi kakak ini
Zayana Qyu Calista
sungkem gue ama lo kak
Zayana Qyu Calista
Gue kebagian cucu angkat juga gpp deh, asal neneknya kayak eliza ini
Rihana👒
Saya support kalau memang sofia sama advait
Rihana👒
Begini kalau dapat cinta yang setara, mereka saling jaga
Rihana👒
Thor, bikin novel religi versi kamu lagi dong, saya mau baca dan jangan lupa untuk ilmu pengetahuannya. Ditunggu ya thor (sangat berharap)
Pesillia Lilian
asik tuh klau advait sama Sofia, bakalan besty selamanya Maula
Pesillia Lilian
Author terniat
Miyoji Sweetes
Ngomong jgn dlam hati Advait, ngomong langsung elaahh
Miyoji Sweetes
Seniat itu ya thor🔥🔥🔥
Cherry Berry
Advait kalo gak gercep ya alamat bakalan patah hati
Pedri Alfonso
ini keren banget
Putri vanesa
Kk berapa lama smpe bisa bikin cerita ini sereal mungkin, entah ini memang real life or imagination aku pribadi bukan kyak ngebaca dosng tpi kyak udah nnton ceritanya langsung dalam byang2an fikiran aku, karena emang sedetail itu ceritanyaaa, ini mah kudu di jdiin film sih rame bnget soalnya
Sadohil: setuju banget
Zenia Kamari: Terbaik ini karya
total 5 replies
🐱Pushi Cat🐱
Keren, gak pernah gagal kakak ini masalah detail, baik kedokteran, agama maupun hukum. Pantesan penulis pada bilang kalau menulis bukan hanya tentang merangkai kata
Putri vanesa
SemangatAdvait kita dukung dirinu dan Sofia menuju jannah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!