Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harapan
"Cerita kan semua nya, apa yang telah terjadi semalam? Tanya Glen sambil menatap tajam ke arah Gilang, dan kini mereka sudah berada di kamar Glen.
"Apa yang harus gue ceritain Glen" jawab Gilang dengan nada santai.
"Ngga usah bohong, karena gue bukan anak kecil yang pandai lo bohongin" ucap Glen.
"Ya, gue semalam udah melakukan nya dengan Alina" ucap Gilang.
"Benar kan dugaan gue, kenapa lo sampai melakukan nya Lang? Lo bakalan dapat masalah besar ke depan nya? Tanya Glen dengan nada sedikit kesal, karena kecerobohan sahabat nya itu.
"Ya gue semalam kedinginan, lo tahu sendiri kan kalau gue paling ngga bisa terkena air dingin, apalagi ini air nya air kolam renang di malam hari di sini lagi, di puncak, lo pikir aja sendiri gimana keadaan gue semalam" jawab Gilang dengan nada yang agak meninggi.
"Ya tapi ngga harus melakukan itu juga Lang, lo harus nya menahan sedikit saja rasa itu" ucap Glen.
"Lo bilang tahan? Gue harus nahan? Sekarang lo bayangin kalau lo jadi gue, keadaan tubuh yang dalam kedinginan hebat, tiba-tiba gue mendapatkan kehangatan dari bibir seorang wanita yang gue cintai, dimana harus nahan nya Glen? Dimana! Teriak Gilang.
Glen pun terdiam mencerna dan membayangkan jika dia ada di posisi Gilang dan Alina adalah Dhea.
"Sory, memang gue kalau jadi lo juga pasti melakukan hal yang sama, tapi apa kamu tahu konsekuensi ke depan nya? Tanya Glen sedikit melunak.
"Gue akan langsung menikahi Alina, gue akan bicara sama orang tua gue" jawab Gilang yakin.
"Yang gue khawatirkan bukan keluarga lo, tapi yang gue khawatir kan, apa Alina mau menerima elo seandainya dia tahu kalau elo sudah membohongi nya? Tanya Glen dengan suara jelas.
Gilang pun terdiam dan berpikir mencari cara untuk bicara baik-baik kepada Alina.
"Gue dengar dari Dhea, Alina ngga bakalan bisa memaafkan orang yang sudah membohongi nya dengan alasan apa pun, karena dia benci pembohong" ucap Glen.
"Tapi kalau dia hamil kan bisa saja dia menerima gue" jawab Gilang.
"Entah lah Lang, tapi perasaan gue lo bakal mendapat masalah besar dari kejadian semua ini" ucap Glen dengan suara pelan nya.
Mereka berdua pun terdiam memikirkan apa yang harus mereka lakukan ke depan nya, terutama Gilang, yang benar-benar stres di buat nya dengan semua ini.
"Pokok nya pulang dari sini gue akan langsung menikahi nya, besok lo pertemukan gue dengan bokap di pantry dan lo atur semua nya biar anak-anak tidak mendengar omongan gue dan bokap" ucap Gilang.
"Kenapa lo ngga pulang aja terus lo bicarakan baik-baik dengan keluarga lo? Tanya Glen.
"Lo pikir aja, sekarang kita masih di sini, sebentar lagi baru pulang dan tengah malam nanti pasti baru sampai, apa gue akan biarkan Alina pulang sendirian tengah malam? Pasti gue ajak dia tidur di mes, dan kalau pun gue yang anterin Alina pulang, yang ada gue di tahan ngga bisa pulang dan pagi nya kita ke kantor bareng, terus kapan gue ketemu bokap nya? Gilang pun balik bertanya kepada Glen.
"Ya sudah kalau begitu besok biar gue atur semua nya, jam makan siang lo stay di pantry, nanti gue bawa bokap lo ke pantry" jawab Glen.
"Bang Glen" teriak Dhea dari luar sambil mengetuk pintu nya.
"Dhea datang pasti sama Alina" ucap Glen dengan suara yang sangat pelan.
"Iya Dhe, kenapa? Tanya Glen sambil membuka pintu.
"Ayo bis nya sudah nungguin, tinggal abang sama mas Gilang lo" jawab Dhea.
"Oh sudah selesai kok, Lang ayo kita pulang, kamu udah packing juga kan Lang? Tanya Glen pura-pura karena ada Alina di sana.
"Sudah kok pak, sebentar saya ambil koper dulu" jawab Gilang lalu pergi ke kamar sebelah.
"Ya sudah kita duluan ya ke bis nya" teriak Dhea sambil menarik tangan Glen untuk menjauh dari sana.
"Mas, kamu ngga apa-apa? Tanya Alina yang sedikit merasa Gilang lagi memikir kan sesuatu.
"Ngga apa-apa sayang, ya udah ayo nanti kita di tinggal lagi" jawab Gilang sambil merengkuh bahu nya Alina lalu mereka pun pergi menuju bis.
"Ya ampun Lang, kamu itu udah kayak pejabat aja, kita udah nungguin dari tadi, lo kemana aja sih? Tanya Hendra.
"Tadi gue bantu packing barang-barang nya pak Glen dulu" jawab Gilang sambil tersenyum.
"Bantuin packing barang pak Glen, apa mesra-mesraan sama bu Alina dulu? bisik Hendra.
"Pikir aja sendiri" jawab Gilang lalu duduk di samping Alina.
"Bang kamu tadi bilang apa saja sama kakak? Bisik Dhea.
"Masalah semalam" jawab Glen singkat dan membuat Dhea penasaran.
"Semalam emang kenapa bang? Oh iya, semalam kan kakak kedinginan terus di bawa sama Alina ke kamar nya, terus apa maslah nya? tanya Dhea dengan suara yang sangat pelan yang hanya bisa di dengar oleh Glen seorang.
"Kamu pikir aja sendiri" Glen malah balik bertanya kepada Dhea.
Dhea pun terdiam, memikirkan dan membayangkan kakak nya semalam bersama Alina di dalam sebuah kamar berduaan.
"What! Teriak Dhea dengan mata melotot dan tangan yang menutup mulut nya.
"Kamu jangan teriak Dhe? Bisik Glen.
"Jadi, jangan bilang apa yang aku pikir kan terjadi diantara mereka? Tanya Dhea dengan wajah tidak percaya nya.
"Ya, mereka telah melakukan nya? Jawab Glen, Glen tidak mau menutupi semua nya dari Dhea, bagaimana pun suatu saat Dhea bakal mengetahui nya.
"Oh my god, kakak, kakak dalam masalah besar ini, terus bagaimana kita membicarakan status kakak kepada Alina bang? Tanya Dhea pelan.
"Itu lah yang aku bahas tadi dengan kakak mu, tapi dia bilang besok akan langsung bicara sama ayah kalian, dan akan langsung menikahi Alina" jawab Glen.
"Bukan masalah restu dari papah yang aku khawatirkan bang, tapi dari Alina sendiri setelah mengetahui status kak Gilang" jawab Dhea.
"Ya kita lihat saja nanti, apa Alina akan menerima kakak mu atau malah meninggalkan nya" ucap Glen.
"Tapi masih ada harapan sedikit bang" ucap Dhea.
"Harapan apa? Harapan yang seperti apa? Tanya Glen.
"Harapan kalau Alina hamil, kalau hamil kan dia akan terpaksa menerima kak Gilang walupun sudah membohongi nya"jawab Dhea.
"Abang ngga yakin Dhe" jawab Glen pelan.
"Dhe kalian ini lagi bisikin apaan sih dari tadi di panggil juga ngga nyahut-nyahut" teriak Alina sambil melemparkan snack ke pangkuan Dhea.