NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Pak GM

Mengejar Cinta Pak GM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deche

Penampilan Yanuar yang bersahaja membuat Amanda senang menatap Yanuar. Tanpa sengaja Amanda sering bertemu dengan Yanuar.

Sinta ibu kandung Amanda tidak tahu kalau putri bungsunya sedang jatuh cinta pada seorang duda. Ia mengatur kencan buta Amanda dengan Radit. Sebagai anak yang baik, Amanda menyetujui kencan buta dengan Radit. Namun, alangkah terkejutnya Amanda ternyata kencan buta itu bertempat di restoran hotel tempat Yanuar bekerja.

Akhirnya Sinta mengetahui Amanda sedang dekat dengan seorang duda. Ia tidak setuju putrinya menjalin kasih dengan Yanuar. Sinta berusaha menjauhkan Amanda dari Yanuar dengan cara memperkenalkan orang yang satu tipe dengan Yanuar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7.

"Aaahhhh!" Amanda teriak dengan kencang, membuat Yulia dan Yanuar terkejut. Mereka menoleh ke Amanda. Amanda menutup matanya dengan telapak tangan.

Tokoh mahluk halus sudah pergi, Amanda masih menutup mata. Ia masih takut. Yulia berbisik ke telinga Amanda. “Kak, setannya sudah pergi.”

Amanda memberanikan diri melepaskan tangan. Ternyata benar kata Yulia, mahluk halus sudah terlihat lagi. Ia kembali menonton film.

Pukul lima sore film pun berakhir. Amanda, Yulia dan Yanuar keluar dari theater. “Sekarang kita ke mana, Kak?” tanya Yulia sambil berjalan keluar dari bioskop.

Yanuar melihat ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. “Sudah jam lima sore. Kita sholat ashar dulu,” ujar Yanuar. Mereka pun berjalan ke mushola yang berada di dalam mall.

Setelah selesai sholat ashar mereka pun melanjutkan berkeliling Mall. “Kak, katanya mau beli baju untuk adik bayi,” kata Yulia sambil berjalan.

Amanda menepuk keningnya. “Oh, iya. Kakak lupa mau beli baju untuk Alvina,” ujar Amanda.

“Yulia mau membantu memilihkan baju untuk Alvina?” tanya Amanda.

“Mau, Kak,” jawab Yulia dengan mata berbinar-binar.

Amanda menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. Yulia juga ikut menoleh ke belakang. Yanuar sedang berada di belakang mereka. “Pak Yanuar, kita ke toko pakaian bayi dulu. Saya mau membeli pakaian untuk adik saya,” ujar Amanda.

“Iya, Mbak Amanda,” jawab Yanuar.

“Papa, Yulia juga mau lihat baju bayi,” kata Yulia.

“Iya, boleh,” jawab Yanuar.

“Asyik. Ayo, Kak.” Yulia menggandeng tangan Amanda. Kedua perempuan berbeda usia itu berjalan menuju ke toko perlengkapan bayi. Yanuar mengikuti mereka dari belakang.

Yulia terkesimak ketika masuk ke dalam toko. Ia melihat perlengkapan kebutuhan bayi yang lucu-lucu. Seumur hidupnya, baru kali ini ia masuk ke toko perlengkapan bayi. Yulia mendekati pakaian bayi yang tergantung di rak baju. Ia melihat pakaian bayi satu persatu. “Ih, lucu sekali. Bajunya mungil,” kata Yulia sambil memegang gaun bayi.

Amanda menoleh ke arah Yulia. Ia melihat Yulia yang sedang gemes memperhatikan baju bayi. Amanda menghampiri Yulia. “Coba Kakak lihat bajunya.” Amanda mengambil gaun dari tangan Yulia. Ia memperhatikan gaun tersebut. Gaun itu berwarna hijau tosca dipenuhi dengan gambar kelinci, rumah dan pohon. Amanda membayangkan Alvina berkulit putih dan berpipi tembam memakai baju itu. Pasti terlihat menggemaskan.

“Sepertinya ini cocok untuk Alvina,” ujar Amanda. Amanda membawa gaun tersebut lalu diberikan kepada karyawan toko, kemudian ia melanjutkan mencari pakaian lagi.

Yanuar menunggu Amanda dan Yulia dengan sabar. Ia memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan. Sesekali ia melihat pakaian bayi yang menggantung di rak. Ia memegang pakaian bayi dan mempehatikan pakaian bayi. Ingatannya kembali ke masa lalu ketika Yulia masih bayi. Almarhumah istrinya meninggal setelah melahirkan Yulia. Ia harus mengurus Yulia seorang diri. Beruntung kedua orang tuanya mau membantunya. Mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka di kampung dan pindah ke Bandung, demi untuk membantunya.

Yanuar tersenyum mengingat masa lalu. Sekarang Yulia sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik jelita seperti mamanya. Tanpa ia sadari Yulia sedang memperhatikannya. “Papa lagi apa?” tanya Yulia sambil memperhatikan wajah Yanuar. Yanuar memegang pakaian bayi sambil senyum-senyum sendiri.

Yanuar terkejut mendengar pertanyaan Yulia. Ia menoleh ke Yulia. “Papa sedang berpikir, apa baju ini cukup untuk Yulia,” jawab Yanuar.

“Ih .... Papa!” seru Yulia dengan wajah cemberut.

“Yulia nggak cukup pakai baju itu,” protes Yulia.

Amanda menoleh ketika mendengar suara Yulia yang sedang kesal. Ia melihat Yanuar sedang menggoda Yulia. Lelaki itu senyum-senyum melihat putrinya yang sedang kesal.

“Ini bagus loh, Yul. Cocok untuk Yulia. Dulu Yulia suka pakai pakaian seperti ini,” ujar Yanuar.

“Itu kan dulu, Pa. Sekarang Yulia sudah besar,” kata Yulia dengan kesal. Yanuar tertawa lalu mengacak pelan-pelan rambut Yulia.

“Ih …. Papa. Rambut Yulia jadi berantakan.” Yulia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

“Sudah, ah. Yulia mau lihat baju adik bayi lagi.” Yulia meninggalkan tempat itu. Ia kembali menghampiri Amanda.

Akhirnya acara belanja pakaian bayi pun selesai. Mereka kembali mengelilingi mall. “Kita makan, yuk perut Kakak lapar,” ujar Amanda. Padahal tadi di bioskop ia sudah menghabiskan pop corn dan minuman bersoda. Namun, setelah berkeliling mall perut menjadi lapar.

“Perut Yulia juga lapar,” jawab Yulia sambil mengusap perutnya yang rata.

Amanda tersenyum lalu mengusap rambut Yulia. “Yulia mau makan apa?” tanya Amanda.

“Hmm makan apa, ya?” Yulia berjalan sambil berpikir.

“Ha ….!” Yulia mengangkat jari telunjuk, matanya melebar dan bibirnya tersenyum ceria. Sepertinya ia sudah mendapatkan ide untuk makan sore. Yulia menoleh ke Amanda.

“Bagaimana kalau kita makan steak?” usul Yulia.

“Boleh. Makan steak di mana?” tanya Amanda.

“Terserah Kak Amanda. Yang penting rasanya enak,” jawab Yulia.

Setelah mendengar jawaban Yulia, Amanda menyapu pandangannya ke semua penjuru mall. Ia mencari restoran steak yang enak. “Di mana, ya?”

Akhirnya pandangannya menangkap restoran steak yang pernah ia datangi bersama dengan keluarganya. “Kita makan di sana saja.” Amanda menunjuk ke restoran tersebut.

“Ayo,” jawab Yulia.

Mereka berjalan menuju ke restoran yang ditunjuk oleh Amanda. Ketika mereka masuk ke restoran nampak beberapa orang yang sedang makan. Mereka mencari tempat duduk yang berada di sudut ruangan.

Yulia duduk di kursi di dekat tembok, Amanda duduk di sebelah Yulia. Yanuar duduk di depan Yulia. Seorang karyawan restoran menghampiri mereka. Ia menaruh buku menu di atas meja. Amanda dan Yulia mengambil buku menu lalu membaca menu restoran tersebut.

“Yulia mau makan apa?” tanya Amanda sambil membolak-balik buku menu. Menu-menu di restoran itu semuanya menggugah selera, sehingga Amanda bingung memilih makanan.

“Yulia bingung, Kak. Kelihatannya enak semua,” jawab Yulia sambil membaca daftar menu.

“Saya mau tenderloin steak,” ujar Amanda kepada karyawan restoran. Karyawan restoran mencatat pesanan Amanda.

“Yulia juga mau tenderloin steak,” sahut Amanda.

“Iya, boleh,” jawab Amanda.

“Saya juga tenderloin steak,” ujar Yanuar.

“Tenderloin steak jadinya tiga!” ujar Amanda kepada karyawan restoran. Karyawa restoran mencatat  pesanan yang di katakan oleh Amanda. Setelah mencatat pesanan karyawan restoran meninggalkan meja mereka.

“Kak, aku mau lihat foto Alvina,” kata Yulia.

“Boleh.” Amanda mengambil telepon seluler di atas meja. Ia mencari foto Alvina di galeri.

“Ini fotonya.” Amanda memberikan telepon seluler kepada Yulia. Yulia mengambil telepon seluler dari tangan Amanda lalu memperhatikan layar telepon seluler. Di layar terpampang foto bayi berusia satu bulan yang sedang tertawa.

“Ih lucu sekali,” kata Yulia sambil memandangi layar telepon seluler.

“Wajahnya mirip seperti Kak Amanda dan Pak Rendi,” lanjut Yulia.

Amanda terkejut mendengar perkataan Yulia. “Masa?” tanya Amanda. Mana mungkin wajah Alvina mirip dengannya dan Rendi? Sedangkan orang tua mereka berbeda. Alvina hanya anak angkat orang tua mereka. Ia dan Rendi adalah saudara sambung. Orang tua mereka menikah di saat mereka sudah dewasa.

.

.

Hallo pembaca, Deche minta maaf baru bisa update. Deche sibuk dengan kehidupan nyata. Mudah-mudahan besok bisa update lagi.

1
Rahma Inayah
Amanda dilema antara milih Reza dan yanuar
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
emak GK sadar.dr.mending yanuar GK mau manfaatkan Amanda .percuma punya pacar bule tp benalu GK sadar dr sinta
Rahma Inayah
bisa.aja papa Boby becandanya
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
yanuar cemburu
dee
hadeeuuuuhhhh... mama shinta munafik lah. bilang khawatir klo bang yanuar bkalan nyakitin neng manda lah, diduain lah.
lha wong sampeyan aja "samen leven" laki² yg bukan mahrom gitu lho /Sweat/
Rahma Inayah
yanuar ternyata punya rasa jg SMA Amanda tp.takut mengungkapkan ibarat langit dan bumi
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
,deche ni cerita baru or ada kaitannyadgn novel sblmnya mkn
Deche: cerita tentang adik sambung Rendi di novel Terjebak Pesona Mamah Muda.
total 1 replies
Rahma Inayah
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!