Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Terduga
Anya saat ini sudah duduk di sofa ruang tamu sambil memakan cemilan di depannya. Lebih tepatnya cemilan untuk Rangga.
Rangga mendekati Anya kemudian duduk di sebelahnya.
"Oke, sekarang kita belajar masalah ekonomi dasar ya" ucap Rangga sambil mengeluarkan tabnya.
Rangga kemudian mulai menjelaskan, sedangkan Anya hanya mendengarkan. Entah kenapa, baru saja Anya mendengar suara Rangga membahas ekonomi, matanya langsung terasa berat.
Semakin lama, semakin berat. Hingga dia tidak mampu menahannya lagi.
Anya tersungkur ke depan. Namun beruntung Rangga langsung memegangnya sehingga dia tidak jadi jatuh ke depan.
Anya langsung tersadar karena kagetnya. Dia menarik tubuhnya dari Rangga.
"Ma, maaf pak, saya ketiduran" ucap Anya dengan wajah merasa bersalah.
Rangga mendekati Anya kemudian meletakkan kedua jarinya di jidat Anya.
"Pletakkk" Dia menjentikan kedua jarinya tepat di dahi Anya.
"Aww, pak sakit" Rengek Anya sambil memegang dahinya.
"Biar kamu nggak ngantuk lagi" ucap Rangga kemudian fokus pada tabletnya.
Anya menatap Rangga penuh kesal. Rasanya dia ingin balas dendam sekarang. Matanya melihat ke arah dahi Rangga.
Dia tampak ragu, tapi bukan Anya namanya kalau tidak bisa membalas.
Dia mulai mendekat, perlahan tapi pasti agar Rangga tidak sadar. Saat dia rasa jarak nya sudah pas, dia mulai mengangkat tubuhnya agar bisa sejajar dengan tubuh Rangga.
Tapi baru saja dia ingin mengangkat tangannya, Rangga langsung menatapnya.
"Mau apa hah?" Tanya Rangga. Yang membuat Anya yang duduk kembali di posisinya.
"Hmm, nggak ada pak, nggak ada" ucap Anya.
Dia memilih menyerah kemudian mulai mendengarkan Rangga lagi yang menjelaskan semua hal tentang ekonomi.
"Ekonomi ini sangat penting....." belum Rangga menyelesaikan kalimatnya.
"Brukkk" Anya sudah tertidur lagi. Kali ini kepala Anya jatuh ke bahu Rangga.
Rangga melihat ke sampingnya. Anya terlelap dalam diam. Dia mematung sambil menikmati wajah Anya yang saat ini terlelap.
"Cantik" batin Rangga. Entah kenapa, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Padahal hanya sentuhan dari kepala Anya di bahunya.
Dia melihat Anya lekat-lekat. Entah mengapa, tangannya langsung terlulur untuk memegang wajah Anya.
Dia memegang pipi Anya dan mengelusnya perlahan.
"A.." seseorang tiba-tiba datang. Dia terlihat sedikit terkejut melihat posisi Rangga dan Anya sekarang.
Rangga langsung menaruh jarinya di bibir. Mengisyaratkan untuk diam.
"Bangunkan saja pak" ucap Antarez pelan.
Rangga menggeleng.
"Saya izin antar dia ke kamarnya ya" ucap Rangga tanpa suara. Antarez langsung mengangguk.
Rangga langsung mengangkat tubuh Anya dengan kedua tangannya. Anya terlihat sangat ringan saat diangkat oleh Rangga hingga membuat Antarez sedikit terpana.
"Ternyata pak Rangga kuat juga" batinnya.
Rangga pun naik keatas sambil membawa Anya.
Anya masih terlelap. Dia bahkan tidak menyadari jika Rangga menggendongnya sekarang.
"Kau tertidur seperti bayi. Bahkan saat digendong pun kau tidak bangun" ucap Rangga sambil melihat Anya.
Akhirnya mereka sampai di lantai dua. Untungnya pintu Anya tidak tertutup, jadi dia bisa masuk lebih mudah.
Rangga membaringkan Anya di tempat tidurnya secara perlahan.
Mereka pada posisi yang sangat dekat, bahkan Rangga bisa merasakan nafas Anya di wajahnya sekarang.
Jantungnya semakin berdetak seiring dengan hembusan nafas Anya di wajahnya. Ada desiran aneh muncul di tubuhnya sekarang.
"Tahan Rangga, tahan" batinnya.
Dia mencoba menarik tangannya yang ada di bawah kepala Anya sekarang.
Perlahan tapi pasti dia menariknya. Hingga.
Anya tiba-tiba melingkarkan tangannya di leher Rangga.
"Makasi" ucapnya kemudian mencium wajah Rangga, tepatnya di hidungnya. Kemudian melepaskan tangannya lagi dan terlelap.
Rangga pun langsung diam mematung.
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu