NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.

April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.

April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.

Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.

Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.

Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

"Ibu, apa rencana kita untuk menjual Aril akan berhasil?" Eric sebenarnya tidak tega membuang darah dagingnya sendiri tapi ia sedang terlilit hutang yang banyak. Kalau bukan dalam keadaan kepepet seperti ini tidak akan ia setujui rencana ibunya.

"Kamu tenang saja, Ibu kenal betul dengan teman ibu. Mereka akan membeli mahal bayimu. Uangnya nanti bisa kamu gunakan untuk berjudi lagi. Jika kamu menang, Ibu kan bisa kecipratan untungnya."

Rieka tak berhenti mempengaruhi anaknya.

"Kamu nanti juga bisa bikin anak lagi dengan April." imbuh Rieka yang omongannya licin seperti pembersih lantai itu.

Eric manggut - manggut setuju. "Baiklah Bu, aku menurut saja. Ini, mana teman Ibu ?" menimang - nimang Aril yang mulai bangun.

"Sebentar, Ibu telepon dulu." Rieka mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang.

"Bagaimana Bu ?" tanya Eric gelisah melihat ibunya berubah murung.

"Sial, teman Ibu membatalkan perjanjian." geram Rieka lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Kalau begitu kita pulang saja. Hari mau hujan. Aril mulai rewel nih, sepertinya dia lapar."

"Kamu pulang saja duluan, Ibu mau belanja sebentar." Rieka dan Eric berpisah.

Saat sedang memilih sayuran di pasar. Rieka merasa sejak berpisah dengan Eric tadi ada yang menguntitnya. Rieka menoleh ke belakang, tak terlihat sesuatu yang mencurigakan.

Lantas Rieka melakukan pembayaran dan segera pulang. Ia mempercepat langkahnya meninggalkan pasar lalu mencari taksi. Namun belum ada satu taksi pun yang berhenti. Rieka memilih jalan kaki menyusuri gang.

"Berhenti, bisa kita berbicara sebentar!" cegah Sania mengejutkan Rieka. Sania tahu jika wanita tua ini hendak menjual cucunya.

"Si-apa kalian dan mau apa ?" Rieka terkejut dengan kedatangan 2 wanita berbeda usia ini.

"Aku Sania dan ini putriku, Laurent." Sania memperkenalkan diri dan anaknya.

"Aku tahu kamu sedang butuh uang. Aku mau membeli cucu laki - lakimu." Ucap Sania tanpa basa - basi.

"Bagaimana kamu bisa tahu aku butuh uang dan cucu ku laki - laki ?" Rieka sebelumnya belum pernah bertemu orang ini tapi bagaimana bisa tahu detail keadaanya.

"Itu tidak penting. Bagaimana, kamu setuju dengan tawaranku. Aku akan membeli cucumu sebanyak yang kamu minta."

Rieka ternganga dan membelalakkan mata tak percaya mendengar ucapan wanita asing itu. Bagaikan kejatuhan duren di siang bolong.

"Ibu, bagaimana jika wanita itu tidak mau ?" bisik Laurent yang nampaknya mulai cemas.

"Tenang saja, semuanya akan lancar." jawab Sania dengan kepercayaan yang tinggi. Lalu Sania megeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dari dalam tasnya.

"Lihatlah uang yang aku bawa ! Ini belum seberapa, masih banyak uangku yang tersimpan di Bank. Aku bisa mengambilnya sekarang jika kamu setuju bernegoisasi denganku." Sania memperlihatkan uangnya membentuk kipas.

Rieka tak berhenti berkedip. Sebelumnya tidak pernah ia melihat uang sebanyak itu. Tanpa berpikir panjang, Rieka yang mata duitan itu langsung setuju. "500 juta. Bagaimana?"

"Itu tidak sulit. Aku butuh bayi itu secepatnya." tegas Sania yang ingin segera mendapatkan bayi itu.

"Baik. Aku perlu bicara dengan putraku untuk membawa bayi itu. Beri aku waktu hingga malam tiba. Karena saat menantuku tidur. Aku memiliki kesempatan untuk mengambilnya."

"Lalu, bagaimana jika menantumu tahu kalau bayinya menghilang?" Laurent ikut bersimpati.

"Aku akan membuat alibi palsu jika bayinya diculik." kelakar Rieka menyampaikan rencana nya yang muncul begitu saja.

Begitu pula dengan Sania, memiliki seribu cara untuk mengentaskan diri dari masalah. "Aku punya ide, bagaimana jika kita bertukar bayi."

"Bertukar bayi ? Maksud kamu ? Lalu uang ku?" Rieka menjadi bingung.

"Aku akan memberitahumu nanti. Tenang, kamu akan tetap mendapatkan uangmu."

Lalu keduanya sepakat untuk bertemu malam nanti di tempat yang sama.

Rieka pulang membawa sejumlah uang sebagai DP nya dan menyampaikan kabar gembira itu pada Eric.

Sementara Sania dan Laurent harus menunggu saat malam tiba.

"Ibu, kita tidak bisa berlama - lama menunggu. Jenazah David harus segera dikubur jika tidak akan menimbulkan bau busuk." Laurent tidak berhenti untuk cemas.

Beberapa jam yang lalu, Dave menelpon dan melakukan video call pada Laurent. Dave menanyakan kabar bayinya. Seketika itu Laurent berubah panik dan memucat. Laurent mengarang cerita jika David sedang bersama neneknya.

Dave menjadi lega, ia mengabarkan akan pulang larut sehingga meminta pada Sania dan Laurent untuk menjaga bayinya.

Dengan keterlambatan Dave pulang ke rumah menjadikan Sania dan Laurent sedikit lega dan punya waktu sampai mendapatkan pengganti bayi untuk David.

Sementera itu, Rieka sudah menyampaikan kabar pada Eric.

Lantas Eric membuatkan minuman untuk istrinya yang sudah ia campur dengan obat tidur.

"April, belakangan ini kamu terlihat lelah. Ini, aku buatkan minuman segar agar kamu tidak terlalu capek mengurus bayi kita." Eric menyodorkan minuman pada April. April menyerahkan bayinya pada Eric.

April tidak curiga sama sekali karena pada dasarnya Eric adalah suami yang pengertian dan mencintainya dengan tulus.

"Iya Eric, terimakasih. Lihatlah, Aril tadi menyusu dengan lahap !" April menerima gelas itu lalu meneguknya hingga tandas.

Eric menimang bayinya sesekali melirik April.

Detik berikutnya, April terlihat menguap dan ngantuk berat. "Malam ini aku sangat ngantuk."

"Kalau begitu tidurlah, aku akan meletakkan Aril ke box bayi." Eric pura - pura meletakkan Aril. Begitu melihat April tidur pulas, Eric menggendong bayi itu lagi lalu membawanya keluar kamar.

Di luar kamar sudah ada Sania yang menunggu. "Bagaimana Eric ?" tanya Rieka berbisik.

"Aman, Bu ! Obatnya akan bekerja sampai besok pagi tiba."

"Bagus !" Rieka mengacungkan jempolnya. Keduanya pun segera pergi untuk menukar bayi di tempat awal Rieka dan Sania bertemu.

.

"Hah, ini bayi sudah mati !" Eric tak mengira jika ditukar dengan jenazah. Laurent menyerahkan baby David dan menerima baby Aril.

"Iya, suami kakakku akan marah nanti jika tahu bayinya sudah tiada. Aku tidak punya cara lain selain mencari pengganti bayi ini." ujar Laurent lalu melihat bayi Aril hampir memiliki kesamaan bobot dengan baby David.

"Ini uang kamu. 500 juta sudah kamu terima." Ucap Sania menyerahkan koper hitam pada Rieka.

"Asli ?" seolah meragukan.

"Jika kamu tidak percaya, periksa saja !" Sania tidak keberatan.

Rieka mengecek secara langsung keaslian uang itu. "Asli ! Kalau begitu, kami segera pulang." pamit Rieka dengan membawa koper sementara Eric membawa jenazah bayi.

Sesampainya di rumah, Eric memasuki kamar April dan meletakan bayi itu ke tempat box bayi.

"April, maafkan aku. Kita akan membuat anak lagi nanti." Ucap Eric sebelum pergi.

Sania dan Laurent pulang dengan hati yang gembira karena akan terbebas dari amukan Dave.

Laurent segera meletakkan bayi ke dalam box bayi.

Sekian menit kemudian saat Laurent dan Sania akan tidur, Dave tiba.

Dave tak sabar ingin menemui putranya. Namun dihalang oleh Sania.

"Dave, kamu pulang selarut ini?" tegur Sania.

"Iya, Bu. Pekerjaan di kantor menumpuk. Jika aku bawa pulang, nantinya malah menyita waktu kebersamaanku dengan David."

"Apa semuanya sudah beres ?"

"Iya, sudah."

"Kalau begitu cepat istirahatlah dan kembali ke kamarmu!"

"Tapi, aku ingin melihat putraku."

"Besok pagi saja, tangan dan badanmu pasti kotor dan penuh kuman. Itu tidak baik bagi bayi."

"Baiklah. Terimakasih sudah menjaga David."

"Itu bukan masalah, dia juga cucuku."

Karena termakan omongan ibu mertuanya, Dave pun kembali dan memasuki kamar.

.

Keesokan paginya.

"Ibu ! Ibu ! Lihatlah, ada yang berbeda dengan David." pekik Dave ketika berada di kamar David.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
Kam1la: terimakasih kak, atas dukungannya. dari sekian penggemar cuman kak Cindy yang aktif komen
total 3 replies
Kam1la
dari sekian penggemar, cuman kak Cindy yang aktif. terimakasih Kak atas support untuk author receh ini.
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Kam1la
siap kak!
Cindy
lanjut kak
Kam1la
jangan lupa teman - teman untuk like dN rating nya juga. terima kasih...
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: oh, gitu kak😊
Kam1la: belum dapat inspirasi kak...
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!