Sepuluh tahun pernikahan, Chiko merasa sudah tidak ada lagi cinta dengan Humaira.
Chiko mengungkapkan keinginannya untuk bercerai, agar bisa menjalin hubungan yang baru dengan Dinda. Sekertaris baru yang sudah menjadi kekasih Chiko selama beberapa bulan terakhir.
Satu bulan memenuhi keinginan terakhir Humairah sebelum bercerai, membuat Chiko merasa bahwa cintanya kepada sang istri masih sama besarnya seperti dulu.
Akankah Chiko memutuskan kekasihnya? atau tetap pada pendiriannya untuk bercerai dengan sang istri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idaa_nafishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Yang Aneh
Dua Minggu berlalu...
Chiko dan Humaira menjalani kehidupan seperti layaknya pasangan suami istri yang baru saja menikah.
Tidak ada pertengkaran yang mereka lakukan, hanya ada momen romantis bersama pasangan dan menghabiskan waktu libur dengan anak anak.
Rasa bahagia itu, Humaira tuan ke dalam catatan yang sudah selesai dia buat.
Karena masih banyak lembar kosong, jadi Humaira mengisinya dengan puisi kebersamaan.
Ketika kita seiring sejalan, sekata sehaluan
Egoisme pun padam dalam arogan
Bersama saling memahami satu dengan yang lain
Eratkan kasih sayang dengan persahabatan
Rasa suka dan rasa cinta menyatu dalam ikatan
Setiap cerita dan kisah mencerminkan bahagia
Akan tetapi waktu dan jarak dapat memisahkan kita
Media sosial menjadi solusi untuk bersama
Ada banyak canda dan tawa dalam group media sosial kita
Abadilah kebersamaan ini selamanya, bak pribahasa
Nan berseluk urat, nan berjumbai akar, nan berlambai pucuk
Telah kujalani
kutemukan
sedikit demi sedikit kumamahmi
dan bahkan dapat menjadi inpirasi
seolah jiwa dapat menemukaan kemerdekaan
di sela sela sudut perbedaan
dalam kebersamaan
Senandung kata
goresan pena
irama syair tegur sapa
cerita puisi dalam keluh kesah rasa
ritme irama saling medukung, dan bahkan kadang bertanya
indahnya kebesamaan, dalam persahabatan
Satu persatu saling memahami
yang lain saling mengasihi
dan bahkan saling mencintai
irama cerita rasa dari hati
aneka ragam imginasi terpatari dari suara hati
dengan indahnya kebersamaan
Kugoreskan pena dalam cerita
kurangkai indah cerita cinta
kupatri kata dalam irama
kulalui masa perbedaan jiwa
kurasakan indahnya cerita bersama
kunikmati indahnya berbagi cerita
dari ragam insan ceria
dalam indahnya kebersamaan.
Dalam hangatnya kebersamaan
Ada pahit manis kecemburuan
Mengaduk rindu dengan lembut
Terasa penuh kasih dan sayang
Ku hirup kopi candu soreku
Yang mengajariku berpikir sehat
Jika benar benar cinta dan sayang
Tak akan lupa dimana harus pulang
Seperti Cinta di segelas racikan kopiku
Hitam manis dan terlihat pahit,
Tapi.. Selalu kembali menyesap nikmatnya
Dan Indahnya kebersamaan.
Sejatinya rasa yang tulus abadi
Ialah sekumpulan perbedaan
Kendati tak saling menuntut persamaan
Merengguk manisnya kebersamaan
Walau hanya sekedar canda riang
Namun cukup begitu berkesan
Hingga akhirnya melahirkan kenyamanan
Yang tak mudah tergantikan
Awal dan akhir cerita menua usai
Melekat dalam peraduan
Mengikat erat namun tak bertali
Tak pula ku pungkiri rasa tulus suci di hati
Menyemai masa dan waktu
Menuai sampai menggulung zaman
Berhenti di satu titik panggilan-Nya
...----------------...
"Humaira, aku harus melakukan kunjungan bisnis ke luar kota selama beberapa hari. Bagaimana dengan kamu dan anak-anak?" tanya Humaira.
"Tidak apa, aku mengijinkan kamu untuk pergi."
"Apa kamu yakin?"
"Tentu saja, Bukankah kamu bekerja juga untuk masa depan kedua Putri kita?"
Chiko tersenyum dan memeluk Humaira, serta mencivm keningnya.
"Aku berjanji akan segera kembali dan mengganti waktu yang sudah terbuang karena aku harus mengurus pekerjaan."
Humaira hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
Malam harinya, Humaira membantu menyiapkan barang-barang milik Chiko yang akan di butuhkan selama beberapa hari.
Di sisi lain, Dinda sangat bersemangat karena dia akan memiliki waktu untuk menghabiskan malam bersama dengan Chiko.
Malam indah yang selalu dia impikan dan rinduka.
Dinda sudah menunggu di bandara, saat Chiko dan beberapa orang yang juga ikut serta datang. Dinda segera berlari memeluk Chiko.
"Aku merindukanmu,"
Deg !!
Chiko merasa ada sesuatu yang janggal ketika Dinda memeluknya, Chiko segera melepaskan pelukannya dan menatap Dinda.
"Ada apa?"
"Sebaiknya boleh sekarang kamu jaga sikap Jangan pernah memeluk aku sembarangan di tempat umum."
Dinda yang menggantikan perkata hajiku agar nama baiknya tetap terjaga sebelum perpisahan yang sudah di depan mata, membuat Dinda mengetik kemudian melepaskan pelukannya dan meminta maaf.
"Maafkan aku, aku hanya terlalu senang karena sebentar lagi aku akan bisa menikmati waktu bersama dengan kamu walaupun hanya beberapa hari saja."
Chiko tersenyum kemudian berjalan mendahului Dinda dan segera masuk ke dalam pesawat.
Sesampainya di hotel, Chiko pemilik untuk tinggal di kamar yang berbeda dengan Dinda. Hal itu tentu saja menimbulkan rasa curiga di hati Dinda.
Malam harinya mereka melakukan urusan bisnis pekerjaan yang bernama, Dinda mendatangi kamar Chiko.
Karena Dinda memasuki kamar dengan hati-hati. Tentu saja dia terkejut saat melihat Chiko sedang melakukan panggilan video bersama dengan Humaira dan terlihat sangat mesra.
Setelah selesai melakukan panggilan video, Chiko berbalik badannya dia terkejut saat melihat Dinda sudah ada di dalam kamarnya.
"Dinda, sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Chiko.
"Dalam sebuah hubungan, pria sejati tidak akan membuat pasangannya cemburu kepada orang lain, pria sejati akan membuat orang lain cemburu kepada pasangannya."
"Apa maksud perkataan kamu?"
"Chiko, Aku tahu kamu sedang dalam masa menjalani permintaan terakhir dari istri kamu. Tapi tidak seharusnya kamu berkata-kata mesra saat aku berada di dekat kamu."
"Dinda, Kamu ini kenapa sih bukankan wajar, ketika aku berbicara dengan Istriku yang sedang jauh di sana, Aku menggunakan kata-kata lembut yang romantis. Tidak mungkin kan aku akan melakukan panggilan bersama dengan istri dan juga kedua anakku dengan adanya kasar seolah-olah Aku sedang marah kepada mereka."
Dinda terdiam.
"Aku tahu cemburu adalah salah satu bentuk cinta. Tapi cemburu terus menerus bukanlah cinta. Karena cinta butuh rasa percaya. Cinta itu kebebasan, bukan untuk saling mengekang. Cinta itu kepercayaan, bukan cemburu tanpa alasan."
"Maafkan aku, hanya karena seseorang cemburu, bukan berarti dia tak mempercayaimu. Dia hanya takut kehilangan dirimu."
"Rasa cemburu kamu sangat tidak mendasar, Dinda."
Dinda yang merasa berguna dan bicara jika sudah berubah dalam mode kekesalan, segera berjalan dan memeluk Chiko.
"Maafkan aku, beberapa hari tidak menghabiskan waktu bersama kamu membuat aku selalu berpikiran sesuatu yang tidak seharusnya aku pikirkan."
"Kecemburuan adalah perasaan cinta dan benci pada saat yang bersamaan. Seharusnya kamu tahu, bahwa kecemburuan akan selalu ada dalam ikatan. Karena itu,jangan buat aku cemburu, buatlah orang lain cemburu saat melihatku."
Chiko terdiam, katanya masih tetap dalam posisi yang sama dan tidak membalas pelukan dari Dinda.
"Chiko. Ayo peluk aku jika kamu memaafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya kesalahannya seperti tadi."
Dinda akhirnya menarik tangan Chiko untuk memeluknya, walaupun sebenarnya Chiko tidak mau melakukan itu.
Dinda semakin mempererat pelukannya seolah-olah dia ingin menunjukkan bahwa dia sudah sangat merindukan kekasihnya.
"Dinda, ini kenapa?" Chiko yang saat itu hendak menyandarkan kepalanya di leher tidak sengaja melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
Chiko menyibak rambut Dinda dan terlihatlah sebuah tanda merah di belakang leher Dinda dan jumlahnya juga ada beberapa.
"Ada apa?" tanya Dinda.
"Kenapa ada beberapa tanda bekas kecupan di sini?"
Deg !!
...----------------...
...----------------...
...----------------...
jadi gak nyambung bacanya
saya baca maraton 👍👍👍❤️❤️