Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1
"Tidak bisa!"kata Ayah sedikit membentak anaknya
"Tapi Yah,aku sudah lama tunangan sama Mas Arya."kata Jihan memelas
"Apapun alasanya Ayah tidak ijinkan kamu melangkahi Kakakmu."kata Ayah
Jihan adalah saudara kandung Zahira,dia sudah menjalin hubungan dengan Arya selama tujuh tahun lamanya.
Zahira sang Kakak dia anak sulung Ayah,sama sekali belum memiliki kekasih,meski begitu hubungan kakak beradik tetap akur karena Jihan bisa menjaga perasaan Kakaknya.Mereka berdua selalu pergi berdua meski hanya makan atau mencuri waktu untuk nongkrong atau nonton dibioskop.
Jika Ayah marah maka keduanya akan saling membantu untuk menutupi kesalahannya masing-masing,seperti sore ini mereka berdua baru pulang nonton bioskop.
"Dari mana kalian?"tanya Ayah yang tetap fokus membaca buku
"Kami nyari buku Yah."jawab Jihan
"Iya yah."kata Zahira meyakinkan
"Kalian pikir ayah percaya?tanya Ayah menutup buku
"Yah,benar kami nyari buku tadi."kata Zahira
"Masuk dan jangan keluar sampai pagi!"kata Ayah tegas
Keduanya berhamburan menuju kamar masing-masing,mereka saling sikut dan saling dorong karena kamar mereka berhadapan.
Bunda yang mendengar dan melihat kedua putrinya hanya menggelengkan kepala,tingkah mereka terkadang seperti anak-anak namun juga terkadang dewasa.
Jika ayah sudah menghukum anak-anaknya maka keduanya tidak akan keluar saat waktunya makan,pembantu rumah yang mengantarkan makanan kedalam kamarnya dengan syarat harus habis.
"Sudahlah Yah,panggil saja mereka."kata Bunda
"Bunda terlalu memanjakan mereka,sikit-sikit kasihan,Bun hidup diluar itu keras."kata Ayah
"Yah,bukannya Zahira sudah bekerja itu juga hidup diluar."kata Bunda
"Tapi masih pulang kerumah,coba saja tinggal dikontrakan."kata Ayah
Bunda terdiam mendengar kata-kata suaminya,apa yang didengarnya memang benar bahwa hidup diluar itu sangat keras.
Saat pagi hari setelah semua menjalankan sholat subuh biasanya Ayah mengajak kedua anaknya melihat kajian didepan tv sambil makan,Zahira yang sudah bersiap pergi kekantor tidak sarapan karena masih kenyang sementara Jihan membantu Bunda karena dia pergi agak siang.
"Ayah aku pergi dulu ya."pamit Zahira sambil mencium tangan Ayah
"Hati-hati,jangan ngebut.Jangan lupa mantelnya."kata Ayah
"Iya Yah aman itu."kata Zahira
Zahira menghidupkan mesin motornya dan menunggu sebentar,setelah merasa ringan dia melaju dengan menunduk kepada Ayahnya,sementara Ayah menunggunya sampai dia menghilang ditikungan jalan.
Zahira masuk kedalam gedung bertingkat dimana dia bekerja,setelah parkir diarea motor dia berjalan keatas dengan tangga,namun seseorang mengalihkan karena tangga sedang dalam perbaikan.
Zahira mengikuti seseorang tersebut dia membukakan pintu lift yang biasanya dipakai para atasan namun entah mengapa hari ini dibuka untuk para karyawan.Saat lif terbuka masih kosong dan berjalan naik dua lantai kembali terbuka,dari situ masuk dua orang laki-laki dan satu wanita,Zahira tidak memperdulikan karena memang tidak mengenalnya namun laki-laki yang digandeng wanita manja tersebut terus memperhatikannya.
"Sayang kamu mau sarapan dulu gak?"tanya si wanita
"Aku sudah makan."jawab laki-laki tersebut
Karena merasa familiar dengan suaranya Zahira menoleh kearah laki-laki tersebut,pandangan mata mereka saling beradu namun Zahira melihat kebawah ada tangan yang bergelayut manja,serta sepasang cincin yang sudah tersemat dijari manis masing-masing.
Zahira hanya mengangguk kepadanya,mulutnya kelu tidak bisa bicara sekedar menyebut nama atau sekedar menyapa.Saat lift terbuka mereka keluar bersama,namun Zahira sudah mendahului karena ingin segera sampai dimejanya.
"Zahira."panggil Safi teman baiknya
"Apa?"tanya Zahira
"Kamu menangis,matamu merah lo?"tanya Safi
"Enggak,tadi cuma kena debu ditangga."jawab Zahira
Jerri adalah pemilik perusahaan dimana Zahira dan Safi bekerja,dia menjabat sebagai Presdir menggantikan Papa dan Kakaknya.Saat masuk kedalam ruangannya dia langsung menghempaskan tubuh dan memejamkan matanya,bayangan Zahira kembali berkelebat dan menari-nari dipikirannya.
Suara ketukan pintu membuatnya bangkit dan kembali duduk dengan tegap,asistennya yang bernama Martin masuk dengan membawa berkas ditangannya.
"Ada perlu lagi Bos?"tanya Martin
"Apa yang dilakukan Aira saat ini?"tanya Jerri
"Dia sedang sarapan,nanti jam sepuluh dia harus mengunjungi temannya,apa Bos mau ikut?"tanya Martin
"Tidak,biarkan dia sendiri cukup antar sampai tujuan."jawab Jerri
"Ada lagi Bos?"tanya Martin
"Cari tahu tentang Zahira Rahma,aku rasa dia bekerja disini,dan tolong sembunyikan hal ini."jawab Jerri
Martin keluar dari ruangan Jerry langsung menuju keruangannya,dia mencari data tentang Zahira yang diminta atasannya,karena sebelumnya Martin kuliah dibidangnya rasa tidak sulit hanya untuk mencari berita tentang seseorang,yang tidak habis pikir adalah untuk apa?karena atasannya sudah memiliki tunangan yang sangat cantik dan seksi lalu mengapa malah mencari yang tertutup,namun Martin salah saat melihat beberapa postingan Zahira,meski tertutup dia sangatlah cantik.
Martin kembali dengan membawa berkas menuju ruang Presdir,saat berjalan dia berpapasan dengan Zahira yang akan memberikan dokumen kepada Celin.
"Kak Celin,ini sudah selesai ya."kata Zahira
"Ok,makasih Ra."kata Celin yang tetap fokus dengan layar laptopnya
"Kak mau ngopi dulu gak?"tanya Zahira
"Gak,kamu aja."jawab Celine
Martin langsung masuk setelah mendengar Zahira akan kepantry,dia menarik tangan Jerri mengajaknya kepantry.
"Apaan sih?"tanya Jerri
"Lihat kedalam."jawab Martin
Tanpa bertanya lagi Jerri masuk kedalam pantry disana hanya ada Zahira yang sedang mengeluarkan kopi dari sakunya.
"Ehem,bisa bikin dua sekalian."kata Jerri tiba-tiba dibelakang Zahira
Zahira menoleh kebelakang karena kaget hampir saja kopi yang berada dalam cangkirnya lepas dari tangannya karena grogi.
"Sorry,sudah membuatku kaget."kata Jerri
"Tidak apa-apa,ini buat kamu kalau mau mau,sayang kopi milikku tinggal satu,lain kali aku bawa lebih."kata Zahira
"Kamu yakin ini untukku?"tanya Jerri
"Iya,lagian ini kopinya aman dilambung kok."jawab Zahira
"Benarkah?"tanya Jerri menyeruputnya
Zahira hanya mengangguk dia mengambil kain pel karena ada sedikit tumpahan dilantai,meski bukan tanggung jawabnya namun baginya bisa berbagi tenaga juga sangat membantu.
"Zahira,kamu apa kabar?"tanya Jerri
Zahira menghentikan mengepel lantai dan meletakkan kembali ketempatnya,dia tidak menjawab pertanyaan Jerri karena tidak ingin menjawabnya,dia malah melangkah menuju pintu,namun tangan Jerri menahannya.
"Kamu kenapa?tidak suka bertemu denganku lagi?"tanya Jerri
"Aku harus kembali."kata Zahira
"Buatkan aku kopi setiap jam sepuluh,aku ingin rasa yang sama setiap harinya."kata Jerri membuka pintu
Jerri berjalan keruangannya dengan masih membawa secangkir kopi ditangannya,Martin yang tersenyum saat melihat atasannya masuk dengan wajah yang berseri berbeda dari sebelumnya.