Scandal With Mr. Mafia

Surprizzeeeeee!!

Bella terperanjat dengan apa yang Ia lihat saat ini. Mereka semua berkumpul didepan pintu masuk dengan sebuah kue dan lilin diatasnya yang menyala sesuai dengan angka usia Bella saat ini. Ya, tepat 20tahun sejak Ia dilahirkan kedunia.

Bella hanya bisa diam mematung menatap mereka semua, dan bingung harus berbuat apa karena sama sekali belum pernah mendapat kejutan seperti ini.

"Kalian?" lirih Bella perlahan..

"Happy Birthday, Bella!" Flo datang mendekatkann kue itu pada sahabatnya dan memberikannya pada Leo sebagai pencetus kejutan itu.

"Leo, kamu?"

"Yes, Iam. Sorry, ngga kasih tahu kamu karena kejutan. Gimana? Suka?" tanya Leo padanya. Bella masih belum bisa menjawab apapun, karena masih gamang dengan apa yang Ia dapati pagi ini.

"Hey... Kok bengong?" tegur Flo saat itu. Tapi Bella malah mempercepat irama napasnya, makin lama makin cepat dan akhirnya Ia meraung sejadi-jadinya saat itu.

"Huaaaa!!! Aku... Aku ngga nyangka kalian begini sama aku! Aku ngga bisa berkata apa-apa dengan ini semua!" tangis Bella yang semakin menjadi-jadi. Semua jadi ikut terharu disana, dan memeluk Bella dengan erat untuk menenangkannya saat ini.

Setiap ulang tahun, Bella selalu meminta satu hari libur untuknya sendiri. Para sahabat yang lain juga sibuk hingga kurang peka dengan Bella yang dasarnya pendiam itu. Untung ada Leo, yang menghubungi dan membuat semua rencana itu hingga semua berjalan dengan amat baik.

"Belaa_..." Leo kembali mendekat dengan kue ulang tahun kecilnya. Mengusap rambut Bella membuatnya menegakkan kepala kembali menghadap sahabatnya itu.

"Tiup Lilinnya, terus berdoa dan ucapkan apa keinginanmu untuk hari yang baru." bujuk Flo padanya.

Bella mengusap air matanya, lalu menautkan kedua telapak tangan untuk mulai berdoa dalam hati. Ia kemudian meniup lilin itu hingga semuanya habis tak tersisa dengan harapan yang ada dalam pertambahan usianya.

Semua bersorak sorai dan memberinya selamat secara bergantian pada Bella. Gadis itu tampak begitu bahagia saat ini, hingga semua seolah tak bisa diucapkan dengan kata-kata. Hanya sebuah pelukan erat, dan itu spontan Ia lampiaskan pada Leo_sahabatnya.

"Cieeeee! Ahaaaaayyy....!" sorak mereka semakin menjadi-jadi dengan apa yang mereka lihat saat ini. Tapi Flo segera meraih tangan Lili untuk menjauhkan kedunya saat itu.

Bukan karena cemburu atau iri, melainkan takur jika Bos mereka tahu kedekatan antara keduanya dan salah paham. Semua akan berakhir tak baik bagi keduanya nanti.

Kuepun dipotong diatas meja, dan mereka semua menyantapnya bersama-sama dengan riang gembira. Bella menyisakan sedikit untuk Bosnya sebagai ucapan terimakasih karena telah menampungnya selama ini. Apalagi dengan beberapa kejadian mengenai ayahnya, tapi Bos masih tetap mempertahankan Bella hingga saat ini.

Itu adalah salah satu keberuntungan langka dalam hidupnya, selain Leo yang jadi sahabatnya sekarang.

"Nambah umur kamu, Bell? Selamat, ya. Semoga dengan ini, kamu makin dewasa dan bisa memilih mana yang terbaik untuk hidupmu." ucap Pak Brandon pada karyawan andalannya itu. Karyawan yang ikut dengannya sejak usia 17tahun dengan segala keluguan yang Ia miliki akan dunia luar.

Lugu yang bahkan sudah menjadi mesin perah untuk ayahnya sejak belia. Ingin mengangkat anak, tapi kondisinya juga tak memungkinkan kala itu. Karena Ia justru hendak diperas habis-habisan oleh ayah Bella karena niat baiknya.

"Kamu harus tegap, Bel. Jangan lagi mau dijadikan alat pencari uang untuk ayahmu lagi. Kamu punya jalan hidupmu sendiri. Kata durhaka itu hanya untuk anak yang membantah orang tuanya yang baik. Dan kata durhaka bukan hanya untuk anak, tapi juga orang tua."

Ucapan sang Bos terasa begitu dalam menusuk dihati Bella saat ini. Karena memang Ia hanya memiliki ayah, yang amat Ia harapkan agar masih bisa berubah baik seperti para ayah lain yang sering Ia temui diluar sana.