✅ Cerita ini mengisahkan konflik rumah tangga penuh drama.
✅ Bagi yang belum cukup umur apalagi masih bau kencur, silahkan mundur dengan teratur!
****
Kegetiran senantiasa menyertai perjalanan hidup seorang wanita bernama Mayuri Akhila.
Menyandang status janda di usia yang masih terbilang muda, membawa Yuri ke dalam banyak masalah.
Karena status itu pulalah, dia diusir warga di lingkungan tempat tinggalnya dan dituduh sebagai perempuan penggoda suami orang. Namun, pengusiran itu justru mempertemukan Yuri dengan seorang pria beristri yaitu Pandu Manggala.
Dekat dengan Pandu, membuat Yuri merasa menemukan kenyamanan dan diam-diam menaruh hati terhadap pria yang juga selalu memberi perhatian istimewa terhadapnya tersebut.
Mungkinkah Yuri dan Pandu bisa bersatu?
Haruskah Yuri menjadi seorang pelakor?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunita Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 20. Mencari Tempat Tinggal Baru
"Baiklah, kalau begitu ... sebaiknya kamu ikut kembali ke rumahku. Chia sangat membutuhkanmu." Dengan penuh percaya diri, Pandu mengutarakan ajakannya itu kepada Yuri.
"Apa, Pak? Kembali ke rumah Pak Pandu?" Yuri menggeleng seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Pandu.
"Iya ... memangnya kenapa? Kamu nggak mau kembali bekerja untukku dan menjaga Chia?"
"Bukan! Bukan begitu, Pak." Yuri menampik tegas ucapan Pandu.
"Sejujurnya saya kangen sama Chia. Tapi, saya tidak mungkin kembali ke rumah Pak Pandu. Bu Tamara pasti akan semakin curiga terhadap bapak. Dan itu akibatnya akan tidak baik untuk hubungan Pak Pandu dan Bu Tamara."
"Hmm ... " Pandu hanya menganggukan kepala pelan, dia bisa memahami apa maksud dari perkataan Yuri.
"Kalau begitu apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?" Pandu bertanya lagi untuk menunjukkan kalau dia merasa punya empati dan tidak tega melihat Yuri dalam kesusahan.
"Tidak ada, Pak." Yuri menggeleng dan menundukkan wajahnya. Ada butir air mata yang menetes begitu saja membasahi pipinya kala dia teringat akan hidupnya yang selalu dirundung nestapa.
"Sedari kecil saya sudah terbiasa hidup menderita, Pak. Jadi, Pak Pandu tidak perlu mengkhawatirkan saya," ucap Yuri lagi, tetapi air matanya semakin tidak bisa dibendung menetes semakin deras.
"Tidak baik berkata seperti itu, Yuri. Apapun yang terjadi dalam hidup ini, kita tidak boleh mengeluh dan kita harus kuat menghadapi semuanya. Aku yakin di balik semua yang kita alami, Tuhan pasti menyimpan sebuah rahasia besar dan semua pasti akan indah pada waktunya," hibur Pandu, sekedar mengurangi kesedihan Yuri.
"Terima kasih, Pak. Sepanjang hidup saya, hanya Pak Pandu yang bisa memahami apa penderitaan saya selama ini," Perlahan Yuri menyeka air mata di pipinya, Entah mengapa, seuntai kalimat sederhana yang diucapkan Pandu, cukup bisa menguatkan hatinya untuk tetap bertahan menghadapi kenyataan pahit yang selalu saja ada menyertai perjalanan hidupnya.
"Aku pernah berhutang budi padamu, Yuri. Karena itu pula, aku janji akan berusaha membantumu. Kau tidak usah khawatir, selama bersamaku, aku pastikan kamu akan aman. Aku akan mencarikan tempat tinggal sementara dulu untukmu."
Tanpa berniat melanjutkan berbasa-basi, Pandu bergegas melajukan mobilnya lebih cepat.
Yuri hanya diam dan menurut saja kemana Pandu akan membawanya. Setidaknya, semua yang diutarakan Pandu membuat pikirannya merasa sedikit tenang. Dia tahu kalau pria yang pernah menjadi majikannya itu pastilah sangat tulus ingin menolongnya.
"Nah, kita sudah sampai!" seru Pandu seraya memarkirkan mobilnya di sebuah area parkir hotel melati.
"Pak, ini kan hotel ... mengapa Pak Pandu membawa saya kesini?" Yuri membulatkan matanya, dia tidak menyangka kalau Pandu justru membawanya ke sebuah hotel, yang membuat ada perasaan tidak enak seketika memenuhi pikirannya.
Pandu hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Dia langsung bisa menebak apa yang tengah dipikirkan Yuri tentang dirinya saat itu.
"Yuri, kamu tidak perlu punya prasangka buruk terhadap diriku, hanya karena aku membawamu ke tempat ini!" tegas Pandu.
"Aku bukan laki-laki brengsek seperti Pak Trisno itu." Sambil terus tersenyum, Pandu menatap wajah Yuri yang tiba-tiba terlihat menyimpan keraguan terhadapnya.
"Mencari tempat tinggal di kota ini tidak mudah, Yuri. Aku butuh beberapa hari untuk bisa menemukan kontrakan yang nyaman untuk kamu tinggali. Dan sebelum aku mendapatkannya, untuk sementara kamu tinggal di hotel ini dulu," terang Pandu lagi untuk menghilangkan semua keraguan Yuri terhadapnya.
Yuri terdiam tanpa bisa berucap apapun mendengar penjelasan Pandu. Tanpa sadar, sebuah senyum kian mengembang di bibirnya. Dia semakin yakin kalau Pandu memang tidak pernah punya niat buruk terhadap dirinya. Justru, semua perhatian yang ditunjukkan Pandu kepadanya, membuat kekaguman akan seorang pria baik seperti Pandu, semakin dalam mengisi benaknya.
"Hei ... kenapa kamu diam saja, Yuri. Ayo kita turun! Aku akan memesankan sebuah kamar untukmu disini. Semoga saja masih ada kamar yang kosong!" sergah Pandu, heran melihat Yuri yang hanya diam tanpa kata.
"Ee ... iya, baik, Pak!" Yuri terperanjat, kata-kata Pandu sukses membuyarkan lamunanya.
Keduanya lalu berjalan beriringan menuju lobby hotel itu. Yuri duduk menunggu di salah satu kursi di lobby, sedangkan Pandu segera menuju counter kantor depan dan memesan kamar pada seorang receptionist yang tengah bertugas disana.
Setelah mengisi form registrasi dan membayar sejumlah deposit di konter itu, Pandu kembali menghampiri Yuri yang masih duduk menunggunya di lobby.
"Ini kunci kamarmu, Yuri. Aku sudah memesankan kamar untukmu selama tiga hari tiga malam disini. Mudah-mudahan sebelum tiga hari, aku sudah bisa menemukan rumah kontrakan yang cocok buat kamu."
Pandu menyerahkan sebuah kunci kamar kepada Yuri.
"Saya tidak tahu bagaimana lagi harus berterima kasih kepada Pak Pandu. Saya sudah terlalu banyak mrepotkan bapak," ucap Yuri sungkan ketika dia meraih kunci kamar itu dari tangan Pandu.
"Tidak perlu berterima kasih, Yuri. Ini semua tidak sebanding dengan semua yang pernah kamu lakukan untuk istri dan juga bayiku," tampik Pandu, tidak ingin Yuri terlalu sungkan terhadapnya.
"Sekarang, kamu beristirahatlah dengan nyaman di kamarmu dan jangan kemana-mana. Aku harus kembali ke toko. Besok kalau aku sudah dapat tempat tinggal baru untukmu, aku akan kesini lagi untuk menjemputmu," pesan Pandu.
"Baik, Pak." Yuri mengangguk, patuh akan perintah Pandu.
Setelah meninggalkan Yuri di hotel itu, Pandu langsung menuju tokonya karena banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Namun, di sela semua kesibukannya, Pandu selalu menyempatkan mencari informasi tentang penyewaan rumah kontrakan yang akan dia carikan untuk Yuri.
****
Dari informasi teman-teman serta browsing via internet, Pandu dengan mudah bisa mendapatkan sebuah rumah kontrakan sederhana tipe 21. Letaknya juga tidak terrlalu jauh dari tokonya, sehingga dalam kurun waktu kurang dari tiga hari, Pandu sudah bisa membawa Yuri pindah, tinggal di kontrakan barunya.
"Semoga kamu akan tenang tinggal disini, Yuri. Semoga juga tidak akan ada kejadian buruk lagi yang menimpamu sehingga hidupmu bisa lebih damai." Pandu tersenyum senang karena keinginannya mencarikan tempat tinggal yang nyaman untuk Yuri kini sudah terlaksana.
"Terima kasih banyak, Pak Pandu. Setelah ini saya akan mencari pekerjaan. Saya tidak mau merepotkan Pak Pandu terus," timpal Yuri semakin sungkan atas semua kebaikan Pandu terhadapnya.
"Tidak masalah, Yuri. Yang penting kamu melakukan pekerjaan yang bisa membuatmu merasa senang."
"Tentu saja, Pak. Selama ini saya terbiasa melakukan pekerjaan apapun. Dan selama itu halal dan menghasilkan, saya akan selalu senang melakukannya."
Pandu tersenyum melihat semua ketegaran sikap Yuri. Dia tahu, hidup yang dijalani wanita itu selama ini tidaklah mudah. banyak hal yang memaksanya harus selalu tegar dan kuat menjalani semua cobaan hidupnya.
Tanpa disadari, sebuah kekaguman juga mulai tertanam di hati Pandu akan sosok polos dan sederhana seorang Mayuri Akhila.
kamu terlalu Sisca 😂😂😂
dahlah ... selamat buat pandu dan Yuri.
chia udah besar ketemu sama mama tamara ya nak. apapun ibu mu, dia tetap ibumu 😑😑🤭🤭
kasihan melihat Tamara, semoga dia akan bahagia bersama kehidupan yang lain. selamat jalan Tamara 🥲🤧