Akan Kurebut Cinta Suamimu

Akan Kurebut Cinta Suamimu

Eps. 01. Permulaan Kisah

Malam nan gelap terasa sangat menyeramkan. Hujan turun begitu deras dan kilatan petir serta suara gemuruh terdengar saling bersahutan.

Dengan langkah tersuruk-suruk dan tertatih, seorang wanita muda bernama Mayuri Akhila, berjalan pelan di tengah hujan menyusuri trotoar di pinggir jalan aspal yang sepi. Sekujur tubuhnya terasa nyeri, luka lebam tampak membekas hampir di seluruh permukaan kulitnya.

"Kemana aku harus pergi sekarang?" gumam Yuri. Dia sangat bingung dan tidak tahu harus pergi kemana setelah sebuah kesalah pahaman terjadi sehingga warga di komplek rumah tempat dia tinggal, mengusirnya dengan cara yang sangat kasar. Kembali ke rumah itu, tentunya sudah tidak mungkin, karena warga pasti akan mengusir dan mencemoohnya lagi.

Di tepi jalan Yuri menghentikan langkahnya. Tubuhnya menggigil, selain menahan nyeri, rasa dingin juga terasa sudah menyusup masuk hingga ke sumsum tulangnya. Yuri memutar bola matanya, dia berharap menemukan tempat untuk berteduh.

"Jalanan ini biasanya jam segini masih ramai, tapi karena hujan tidak ada orang yang melintas disini," batin Yuri bergidik. Suasana di tempat itu memang sangat gelap dan banyak ranting-ranting pepohonan menjuntai ke badan jalan dan berayun-ayun, yang terlihat sangat menyeramkan kala terhempas oleh kencangnya tiupan angin.

Sejenak mata Yuri tertuju ke arah halte bus yang tidak jauh dari tempat ia berdiri. Di sekitar halte itu terlihat sedikit lebih terang karena ada sebuah lampu penerangan jalan di dekatnya.

"Disana ada sebuah halte, sebaiknya aku berteduh disana." Yuri segera melangkahkan kakinya menuju halte itu dan duduk berteduh disana.

Sekujur tubuh Yuri basah kuyup. Meskipun ia kini sudah terlindung dari siraman air hujan, rasa dingin tetap masih ada dan kian menusuk. Yuri memeluk lengannya sendiri seraya menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya untuk mengurangi rasa dingin.

Yuri mengusap wajah yang basah dengan perlahan. Pikirannya kosong, dia semakin bingung karena tidak tahu harus pergi kemana di malam gelap dan hujan lebat seperti saat itu. Semua sakit yang ia rasakan di tubuhnya seolah tidak sebanding dengan deraan berjuta kegalauan yang kini memenuhi kepalanya.

"Ya, Tuhan ... mengapa kenyataan pahit ini selalu terjadi padaku? Belum sebulan aku tinggal di perumahan itu, warga sudah mengusirku lagi. Mengapa kejadian yang sama selalu terjadi padaku? Seburuk itukah pandangan orang tentang status seorang janda?" Air mata Yuri kembali mengalir deras. Dia teringat akan perjalanan hidupnya yang penuh dengan kegetiran. Mulai dari kesedihan serta kerasnya hidup yang harus dia jalani setelah menjadi anak yatim piatu di usianya yang masih sangat kecil, hingga dipaksa menikah dengan pria beristri oleh bibinya sebagai ganti membayar hutang.

Semua trauma itu begitu membekas di hati Yuri. Putus asa? Sudah pasti!

Bahkan beberapa kali Yuri sempat mencoba mengakhiri hidupnya. Akan tetapi, takdir masih berkata lain, dia masih bertahan menjalani hidupnya walau terasa bagai di neraka.

Menyesali hidup juga sudah sangat meresap di pikirannya, namun apa daya, dia sendiri tidak tahu bagaimana menjalaninya. Semua hanya bisa dia serahkan kepada waktu. Karena hanya waktu yang akan menjawab semua keputusasaan yang ia rasakan.

Beberapa menit berlalu, Yuri masih tetap duduk di halte itu. Dia tidak tahu harus pergi kemana sedangkan dia tidak punya apapun. Jangankan uang, sepotong pakaian gantipun dia tidak ada, karena dia meninggalkan rumahnya dengan cara yang sangat tidak disangkanya.

Diusir serta dipukuli beramai-ramai oleh warga karena sebuah fitnah keji, tentu merupakan hal yang sangat tidak pernah dia duga akan terjadi padanya.

Yuri sontak memicingkan dan menutup mata dengan lengannya, ketika dari ujung jalan di depan hatle tempatnya berada, tiba-tiba sorot lampu sebuah mobil menyilaukan kedua netranya.

Yuri mengerutkan keningnya karena mobil itu mendadak berhenti di di tengah jalan tepat di hadapannya.

Dari dalam mobil itu, terlihat seorang pria turun dari pintu bagian kemudi. Tanpa memperdulikan air hujan yang terus menguyur masih sangat deras, pria itu bergegas membuka kap depan mobilnya. Wajahnya terlihat panik dan sepertinya mobil itu mogok disana.

Yuri tetap tidak bergeming dari tempat duduknya. Dia merasa tidak punya urusan dengan pria tersebut, sehingga sedikitpun tidak ada niatnya menghampiri.

Dalam pandangan Yuri, dia melihat pria itu semakin panik. Beberapa kali pria itu mondar-mandir mengecek mesin mobil dan mencoba menyalakannya, akan tetapi mesin mobil itu tetap tidak bisa menyala.

Yuri hanya memperhatikan saja dari kejauhan. Akan tetapi, tiba-tiba saja Yuri menautkan alisnya ketika melihat kaca bagian belakang mobil itu terbuka secara perlahan. Seorang wanita terlihat mendongakkan kepalanya dari dalam mobil melalui kaca itu.

"Mas Pandu! Bagaimana mobilnya, apa sudah bisa?" teriak wanita itu menanyakan prihal mobil itu terhadap pria yang masih sibuk mengutak-atik mesinya di tengah hujan.

"Belum, Sayang. Aku belum menemukan kerusakannya dimana. Mesin mobil ini belum bisa dinyalakan," sahut pria itu setengah berteriak karena suaranya terhalang deras rintik hujan.

"Cepetan, Mas! Aku tidak tahan, aku sudah tidak kuat lagi, perutku sakit sekali! Sepertinya anak kita sudah akan lahir!" teriak wanita itu lagi diiringi suara ringisan menahan sakit.

Samar-samar dari balik penerangan lampu jalan, Yuri dapat melihat wanita di dalam mobil itu seperti tengah hamil tua. Wanita itu terus meringis dan mengusap-usap perutnya.

"Mungkin wanita itu sudah waktunya melahirkan, tetapi mobil mereka mogok. Kasihan mereka," batin Yuri merasa punya empati.

"Tapi bagaimana aku bisa menolong mereka? Aku tidak mengerti urusan mesin, dan aku juga tidak tahu dimana rumah sakit terdekat dari tempat ini?" Yuri hanya mampu menggumam sendiri tanpa berniat beranjak dari halte itu.

Beberapa menit berlalu, mobil itu belum juga menyala. Rintihan kesakitan dari wanita di dalamnya juga terdengar semakin kencang dan tanpa henti. Pria yang sepertinya adalah suami wanita itu, juga terlihat semakin panik. Sejauh itu dia tetap belum bisa memperbaiki mobilnya.

Melihat situasi darurat itu, hati Yuri akhirnya tergerak jua. Dia sangat tidak tega apabila membiarkan orang lain dalam kesusahan. Meskipun tidak tahu akan berbuat apa, dia lalu beranjak dari halte tempatnya berteduh, menerobos hujan dan menghampiri mobil yang masih mogok tersebut.

"Apa ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanyanya kepada pria yang masih berdiri di depan mobilnya.

Pria itu hanya sekilas saja menoleh ke arah Yuri, sepertinya dia sangat ragu kalau seorang wanita seperti Yuri bisa membantunya.

"Iya, Mbak. Mobil saya mogok, padahal saya harus segera ke rumah sakit, istri saya mau melahirkan," sahut pria itu bersungut sendiri, dia terlihat sangat kesal dengan kondisi mobilnya. Selain itu, wajahnya terlihat sangat panik, rintihan kesakitan dari istrinya membuat sebuah kecemasan terlihat jelas, tidak dapat dia sembunyikan.

"Mas Pandu, cepat! Aku sudah tidak tahan, ini sakit sekali!"

Mendengar teriakan itu lagi, Yuri lalu mendongakkan kepalanya ke dalam mobil. Kini dengan jelas melihat seorang wanita tengah meringis dan memegang perutnya. Mata Yuri terbelalak, ada bercak darah terlihat di rok yang dikenakan wanita itu.

"Astaga, Ibu......" Tanpa meminta izin, Yuri segera membuka pintu mobil itu dan ikut masuk ke kursi penumpang bagian belakang.

"Bu, sepertinya ketuban Ibu sudah pecah. Ini sangat darurat!" pekik Yuri ikut merasa panik.

"Sa-kit sekali, Mbak.... Sepertinya bayi saya sudah mau keluar, sa-ya ti-dak ta-han lagi," rintih wanita itu terbata, dengan air matanya yang tampak mengalir deras membasahi pipinya. Dia terlihat sangat kesakitan dan tidak mampu lagi menahan calon bayinya yang sudah mendesak akan segera lahir.

"Maafkan saya, Bu. Izinkan saya mencoba membantu ibu."

Yuri bergegas membaringkan tubuh wanita itu dengan posisi terlentang di atas jok mobil bagian tengah. Yuri menekuk kedua lutut wanita itu dan membukanya dihadapannya. Betapa terkejut dia, ketika melihat darah sudah semakin banyak keluar bercampur air ketuban bahkan sampai menetes ke lantai mobil.

Menyadari kondisi istrinya seperti itu, pria yang merupakan suami wanita itu, juga ikut menghampiri kesana.

"Aduh, bagaimana ini? Rumah sakit masih jauh dari sini," panik pria yang dipanggil Pandu, oleh istrinya itu.

"Ini sa-kit se-kali, Mas. A-ku tidak tahan lagi, aarghh...." Wanita itu terus mengerang kesakitan seraya meremas kuat-kuat cover jok mobilnya.

"Ya, Tuhan! Apa yang bisa aku lakukan sekarang?" Pandu mengusap wajahnya yang tampak semakin cemas namun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong istrinya.

"Kepala bayinya sudah keluar, Pak. Kita sudah tidak ada waktu lagi untuk pergi ke rumah sakit. Kalau dibiarkan seperti ini bisa fatal. Bayinya bisa kehabisan nafas terjepit disana," ujar Yuri juga sangat panik karena tidak tahu bagaimana harus menolongnya.

"Sebaiknya bapak cari bidan terdekat di sekitar sini. Istri bapak, biar saya yang menjaganya. Saat ini dia sudah tidak boleh bergerak, saya takut air ketubannya akan habis sebelum bayi ini lahir!" saran Yuri.

Bersambung ...

...****************...

Dear Readers,

Ketemu lagi dalam novel karya terbaru Author Bau Kencur. Kalau biasanya Author menulis Fantasi Urban, kali ini Author mencoba berganti genre dan menulis novel kategori wanita.

Harapan Author, cerita ini tetap bisa memenuhi keinginan para pembaca setia semua.

Tetap ditunggu dukungan dan sarannya. Terima kasih dan happy reading ya....

Terpopuler

Comments

Calon DPR

Calon DPR

seru Thor 😍😍

2022-12-17

1

Uesman Uesiel

Uesman Uesiel

hadir kak othor, tp bacanya woless kak..🤣

2022-11-12

1

Natesha Youvani

Natesha Youvani

Mampir thor... awal cerita sudah menarik. semoga tetap bagus alurnya
semangat

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 01. Permulaan Kisah
2 Eps. 02. Awal Perkenalan
3 Eps. 03. Diusir Warga
4 Eps. 04. Ditawari Menjadi Baby Sitter
5 Eps. 05. Perubahan Sikap
6 Eps. 06. Tidak Langsing Lagi
7 Eps. 07. Kurang Bisa Menghargai
8 Eps. 08. Alergi Susu Formula
9 Eps. 09. Perhatian Kecil
10 Eps. 10. Lebih Pantas
11 Eps. 11. Tiga Bulan Berlalu
12 Eps. 12. Terbakar Cemburu
13 Eps. 13. Termakan Hasutan
14 Eps. 14. Kepergok
15 Eps. 15. Kesalahpahaman
16 Eps. 16. Mau Menang Sendiri
17 Eps. 17. Kerepotan Sendiri
18 Eps. 18. Kejadian Tidak Terduga
19 Eps. 19. Pertemuan Tak Disangka
20 Eps. 20. Mencari Tempat Tinggal Baru
21 Eps. 21. Titip Chia
22 Eps. 22. Merasa Diperlakukan Istimewa
23 Eps. 23. Selisih Paham
24 Eps. 24. Sahabat Lama
25 Eps. 25. Cerita Lama Belum Kelar
26 Eps. 26. Merasa Istimewa
27 Eps. 27. Kejutan Sesungguhnya
28 Eps. 28. Hubungan Yang Tak Seharusnya
29 Eps. 29. Takut Dicurigai
30 Eps. 30. Kecanduan Berbuat Dosa
31 Eps. 31. Semangat Baru
32 Eps. 32. Cara Yang Berbeda
33 Eps. 33. Diterima Bekerja
34 Eps. 34. Tak Sengaja Melihat
35 Eps. 35. Jangan Terlalu Curiga
36 Eps. 36. Pupus
37 Eps. 37. Perubahan Gaya Hidup
38 Eps. 38. Kecurigaanku Benar Adanya
39 Eps. 39. Tidak Disangka
40 Eps. 40. Terpaksa Jujur
41 Eps. 41. Rencana Licik
42 Eps. 42. Tidak Sebodoh Yang Kamu Pikir
43 Eps. 43. Hadiah Dari Gaji Pertama
44 Eps. 44. Sama-Sama Tidak Menyadari
45 Eps. 45. Jangan Merasa Bersalah
46 Eps. 46. Rela Menjadi Yang Kedua
47 Eps. 47. Siapa Dia?
48 Eps. 48. Melenyapkan Bukti
49 Eps. 49. Pria Tak Dikenal
50 Eps. 50. Dibawa Pergi
51 Eps. 51. Kontak Hati
52 Eps. 52. Menemukan Bukti
53 Eps. 53. Menguak Rahasia
54 Eps. 54. Menyusul Ke Luar Kota
55 Eps. 55. Kegelisahan Tamara
56 Eps. 56. Lapor Polisi
57 Eps. 57. Tertangkap
58 Eps. 58. Terimalah Karmamu
59 Eps. 59. Pelakor Sebenarnya
60 Eps. 60. Bukan Anakku
61 Eps. 61. Dia Tidak Berdosa
62 Eps. 62. Kebahagiaanmu, Deritaku
63 Eps. 63. Pilihan Yang Tak Bisa Dipilih
64 Eps. 64. Masih Berusaha Adil
65 Eps. 65. Menabuh Genderang Perang
66 Eps. 66. Perang Dingin Menjadi Panas
67 Eps. 67. Sandiwara Berujung Celaka
68 Eps. 68. Melimpahkan Kesalahan
69 Eps. 69. Aku Menyesal
70 Eps. 70. Sakit Hati Seorang Ibu
71 Eps. 71. Omongan Miring Tetangga
72 Eps. 72. Pesan Singkat Dari Tamara
73 Eps. 73. Meninggalkan Kenangan
74 Eps. 74. Mengabdikan Diri Untukmu
75 Eps. 75. Tujuan Akhir
76 Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Eps. 01. Permulaan Kisah
2
Eps. 02. Awal Perkenalan
3
Eps. 03. Diusir Warga
4
Eps. 04. Ditawari Menjadi Baby Sitter
5
Eps. 05. Perubahan Sikap
6
Eps. 06. Tidak Langsing Lagi
7
Eps. 07. Kurang Bisa Menghargai
8
Eps. 08. Alergi Susu Formula
9
Eps. 09. Perhatian Kecil
10
Eps. 10. Lebih Pantas
11
Eps. 11. Tiga Bulan Berlalu
12
Eps. 12. Terbakar Cemburu
13
Eps. 13. Termakan Hasutan
14
Eps. 14. Kepergok
15
Eps. 15. Kesalahpahaman
16
Eps. 16. Mau Menang Sendiri
17
Eps. 17. Kerepotan Sendiri
18
Eps. 18. Kejadian Tidak Terduga
19
Eps. 19. Pertemuan Tak Disangka
20
Eps. 20. Mencari Tempat Tinggal Baru
21
Eps. 21. Titip Chia
22
Eps. 22. Merasa Diperlakukan Istimewa
23
Eps. 23. Selisih Paham
24
Eps. 24. Sahabat Lama
25
Eps. 25. Cerita Lama Belum Kelar
26
Eps. 26. Merasa Istimewa
27
Eps. 27. Kejutan Sesungguhnya
28
Eps. 28. Hubungan Yang Tak Seharusnya
29
Eps. 29. Takut Dicurigai
30
Eps. 30. Kecanduan Berbuat Dosa
31
Eps. 31. Semangat Baru
32
Eps. 32. Cara Yang Berbeda
33
Eps. 33. Diterima Bekerja
34
Eps. 34. Tak Sengaja Melihat
35
Eps. 35. Jangan Terlalu Curiga
36
Eps. 36. Pupus
37
Eps. 37. Perubahan Gaya Hidup
38
Eps. 38. Kecurigaanku Benar Adanya
39
Eps. 39. Tidak Disangka
40
Eps. 40. Terpaksa Jujur
41
Eps. 41. Rencana Licik
42
Eps. 42. Tidak Sebodoh Yang Kamu Pikir
43
Eps. 43. Hadiah Dari Gaji Pertama
44
Eps. 44. Sama-Sama Tidak Menyadari
45
Eps. 45. Jangan Merasa Bersalah
46
Eps. 46. Rela Menjadi Yang Kedua
47
Eps. 47. Siapa Dia?
48
Eps. 48. Melenyapkan Bukti
49
Eps. 49. Pria Tak Dikenal
50
Eps. 50. Dibawa Pergi
51
Eps. 51. Kontak Hati
52
Eps. 52. Menemukan Bukti
53
Eps. 53. Menguak Rahasia
54
Eps. 54. Menyusul Ke Luar Kota
55
Eps. 55. Kegelisahan Tamara
56
Eps. 56. Lapor Polisi
57
Eps. 57. Tertangkap
58
Eps. 58. Terimalah Karmamu
59
Eps. 59. Pelakor Sebenarnya
60
Eps. 60. Bukan Anakku
61
Eps. 61. Dia Tidak Berdosa
62
Eps. 62. Kebahagiaanmu, Deritaku
63
Eps. 63. Pilihan Yang Tak Bisa Dipilih
64
Eps. 64. Masih Berusaha Adil
65
Eps. 65. Menabuh Genderang Perang
66
Eps. 66. Perang Dingin Menjadi Panas
67
Eps. 67. Sandiwara Berujung Celaka
68
Eps. 68. Melimpahkan Kesalahan
69
Eps. 69. Aku Menyesal
70
Eps. 70. Sakit Hati Seorang Ibu
71
Eps. 71. Omongan Miring Tetangga
72
Eps. 72. Pesan Singkat Dari Tamara
73
Eps. 73. Meninggalkan Kenangan
74
Eps. 74. Mengabdikan Diri Untukmu
75
Eps. 75. Tujuan Akhir
76
Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!