"Segera tangkap dia,aku tidak ingin pernikahan ini gagal!"Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan stelan jas hitam dan sangat rapi.
"Tapi tuan saya sudah berusaha nona Sena telah kabur bersama seorang laki-laki."Ucap seorang yang seperti nya adalah pesuruh dari laki-laki berpakaian rapi tadi.
Laki-laki paruh baya itu terdiam wajah nya memerah menahan amarah yang saat ini sedang ia rasakan.
Penasaran kan sama ceritanya hehe ayo ikuti kisah-kisah selanjutnya dari novel author yang kesekian ini, semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Kak,aku dan mama bertanya dengan mu,ayo jawab mengapa kau hanya diam dan melamun?"Tanya Rossi kepada Dani.
"Aku,aku belum sempat bertemu dengan nya."Jawab Dani sedikit gugup.
"Apa? Mengapa? Apa kau tidak pergi kerumah nya?"Tanya mama Rita bingung.
"Belum ma."Jawab Dani menundukkan kepalanya.
"Kak,aku mohon,aku sangat ingin bertemu dengan kak Zia, aku mohon."Ucap Rossi terlihat sangat sedih.
"Rossi,Zia mungkin saja sangat sibuk saat ini, dia pasti sedang sibuk mengurus karirnya nomer nya bahkan tidak aktif, bagaimana bisa kakak bertemu dengan nya."Ucap Dani sedikit iba melihat adik nya itu.
"Dani,mama mohon, ikuti apa yang dia inginkan mama mohon Dani." Ucap mama Rita menangi.
"Ma, jangan menangis,baik lah, Rossi, aku janji padamu akan membawa Zia bertemu dengan mu, namun tidak sekarang ya."Jawab Dani membujuk adik nya.
"Benar kah? Yey terima kasih kak Dani."Ucap Rossi girang.
Rossi memang sangat dekat dengan Zia sejak Zia dan Dani berteman sejak sekolah Zia sangat sering datang kerumah mereka, bermain dengan Zia bahkan mengajari nya dalam segala hal tentang pelajaran yang Rossi tidak mengerti.
Karena itulah Rossi benar-benar merindukan Zia.
"Mama percaya padamu Dani."Ucap sang mama kini tersenyum lega.
"Baik lah ma,kalau begitu aku permisi keluar dulu."Ucap Dani kepada mama nya.
"Iya,biar mama yang menjaga Rossi."Ucap mama Rita.
Dani pun melangkah kan kaki nya untuk keluar dari ruang rawat Rossi,ia tidak bisa berbohong dengan dirinya jika ia juga sangat merindukan Zia, namun mau bagaimana lagi kini Zia bukan lah miliknya lagi.
Dani berjalan menuju taman rumah sakit,malam sudah semakin larut sekali ia duduk di kursi taman rumah sakit tersebut sambil menatap langit cerah.
"Apa yang harus aku lakukan? AKu bahkan tidak ingin bertemu dengan nya lagi,dia menghianati ku, tapi Rossi, aku tidak bisa menolak keinginan nya,sisa hidup nya hanya tinggal satu bulan lagi, tuhan, bagaimana mungkin aku membawa Zia bertemu dengan nya sedang kan aku bahkan tidak tau dia tinggal di mana."Ucap Dani berbicara sendiri sambil menatap langit malam yang cerah.
Sementara itu di sisi lain.
Zia dan Rafael baru saja tiba di Fila mereka.
Zia menuntun Rafael masuk ke dalam kamar nya.
"Tidur lah."Ucap Zia membantu Rafael naik ke atas ranjang nya.
"Hmm, besok aku ada jadual cek di rumah sakit,apa kau mau ikut untuk menemani aku?"Tanya Rafael kepada Zia.
"Aku? Menemani mu?"Ucap Zia kaget karena tidak biasanya Rafael mengajak nya untuk menemani cek ap di rumah sakit.
"Mengapa? Apa kau keberatan?"Ucap Rafael terlihat kecewa dengan jawaban istrinya yang seolah tidak senang saat ia meminta menemani nya kerumah sakit.
"Mau,aku mau, Tapi bukan nya kau bilang tidak su ... ",
"Lupakan,aku ingin kau temani besok."Jawab Rafael terlihat manja.
"Haha,baik lah- baik lah, sekarang tidur."Ucap Zia yang seperti merawat bayi saja.
"Aku akan tidur,apa kau juga akan tidur?"Ucap Rafael.
"Iya tentu saja."Ucap Zia.
"Baik lah."Jawab Rafael bingung untuk mengatakan apa lagi.
"Oke,kalau begitu aku kembali ke kamar ku."Ucap Zia berdiri dari tempat tidur Rafael dan melangkah pergi keluar dari kamar Rafael.
"Bodoh nya aku, mengapa aku tidak menahan nya untuk tidur di sini? Bagaimana jika dia menghubungi mantan nya itu?"Batin Rafael mulai berfikir yang tidak-tidak.
Entah kenapa Rafael mulai menjadi posesif terhadap Zia, entah itu karena dia takut kehilangan Zia atau apa.
Malam semakin larut, Rafael semakin tidak bisa tidur,ia terus memikirkan tentang Dani mantan calon suami Zia.
"Dia terlihat begitu mencintai laki-laki itu, bagaimana jika arghhhhh! Tidak akan , tidak akan ada yang bisa mengambil sesuatu yang telah menjadi milikku."Ucap Rafael duduk di ranjang nya serba salah.
Karena tidak bisa tidur,ia pun mulai mencari tongkat nya.
Ia pun berjalan keluar dari kamar nya menuju kamar Zia.
"Apa yang aku lakukan?"Batin Rafael saat tiba di depan kamar Zia yang tangan nya kini mulai meraba-raba gagang pintu kamar itu.
Namun ia benar-benar tidak tahan untuk tidak masuk ke dalam kamar itu karena ia mulai tidak bisa tidur tanpa sosok Zia di sisinya.
Dengan pelan Rafael meraba-raba masuk ke dalam kamar Zia dan berjalan menuju ranjang Zia.
Namanya orang tidak bisa melihat Rafael dengan santai nya merangkak naik ke ranjang Zia saat ia berhasil menemukan tempat tidur di kamar luas itu.
"Awwww!"Jerit Zia karena Rafael Tampa sengaja menindih tangan nya.
Rafael kaget karena Zia menjerit sontak ia terjatuh di atas badan Zia karena ingin kembali turun dari ranjang.
"Astaga,apa yang kau lakukan di kamar ku?"Ucap Zia menatap wajah suaminya yang kini berjarak beberapa inci dari wajah nya.
Posisi Rafael saat ini berada di atas tubuh Zia.
"Aku,aku."Ucap Rafael gugup dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Zia terdiam,mata indah nya kini beradu dengan mata Rafael, meskipun Rafael tidak bisa melihat ia tetap merasakan hembusan nafas Zia dan detak jantung Zia yang terdengar tidak karuan.
Entah apa yang ada di pikiran Zia saat ini yang jelas ia benar-benar tergoda akan bibir Rafael yang terlihat begitu imut, rasanya ingin sekali Zia memakan benda kenyal itu sekarang.
Jiwa mesum nya mulai meronta-ronta.
"Ah, punggung ku sakit."Ucap Rafael yang kini menghempaskan tubuhnya di sebelah Zia.
"Menyebalkan sekali."Ucap Zia yang kesal akan Rafael yang tiba-tiba berpindah posisi.
"Apa? Aku menyebalkan? Apa yang aku lakukan?"Ucap Rafael bingung.
"Tidak ada, mengapa kau masuk ke kamar ku diam-diam?"Tanya Zia terdengar kesal.
"Aku,aku hanya tidak bisa tidur."Jawab Rafael sedikit gugup.
"Lalu apa hubungannya dengan ku? Apa kau akan melakukan hal-hal aneh padaku? Kau mesum!"Ucap Zia kepada Rafael.
"Apa? Aku mesum! Jangan asal bicara,aku tidak berniat untuk melakukan apapun padamu, tapi jika itu terjadi apa salahnya,aku suamimu."Ucap Rafael keceplosan.
"Hah? Jadi kau benar berniat demi kian?"Ucap Zia reflek memegang kuat kedua pipi Rafael dan menatap nya dengan tatapan mematikan.
"Lepaskan,itu sakit, aku hanya bercanda,bukan kah aku sudah bilang aku tidak suka bayi."Jawab Rafael berbohong untuk menutupi malu nya.
Semakin lama Rafael semakin membuat kesal Zia, ia rasakan ingin sekali memukul suaminya itu dengan bantal.
Bersambung ....
