Eklusif hanya di Noveltoon, jika ada di tempat lain berarti plagiat
Jangan lupa like, komen, Vote dan hadiah.
Seorang pria bernama SULTAN. Ia hanya anak miskin dan tinggal dengan ibunya di rumah kecil, namun tiba-tiba ia mendapatkan sistem dan sistem tersebut merubah hidupnya, yang dulunya hanya anak lemah dan hidup miskin kini menjadi kuat dan kaya raya dan sistem itu membantu ia menjadi kuat dan kaya raya.
Ia harus mengerjakan misi dan juga membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
"Kenapa buru-buru?" Tanya Tedi bingung karena Sultan menarik tangan sambil berlari.
Peringatan! Peringatan!
Ada musuh datang!
Baru saja mereka ingin menyelinap masuk ke gang mereka di hadang oleh 7 orang.
"Aku melihat wajahmu terekaman cctv kecil itu dan kamu yang menghancurkan kamera itu, apa kamu ingin mencari masalah dengan kami?" ujar pria itu bercekak pinggang.
"Bagaimana ini Sultan?" Tanya Tedi ketakutan.
"Nih kamu pegang tas ini, mereka biar aku membereskannya," ujar Sultan melempar tasnya ke arah Tedi.
"Dasar bocah tengik, kamu sendiri ingin melawan kami? Lebih baik kamu menyerahkan uangmu dan kami akan melepaskan mu," tawarnya.
"Heh! Apa kalian pikir aku tidak bisa menghabisi kalian semua?" Tanya Sultan mencibir.
"Bocal tengil, ayo habisi dia," perintah pria itu.
Sultan hanya mengibaskan tangannya keluar cahaya putih dan mereka berada di depat Sultan terpental.
Tapi...
"Kenapa tubuhku lelah?" batin Sultan.
SULTAN:
Sistem, kenapa tubuhku lelah?
SISTEM:
Serangan jarak jauh menggunakan tenaga 2x lebih banyak dari serangan jarak dekat Tuan.
SULTAN:
Hais... kenapa kamu tidak bilang dari awal.
SISTEM:
Tuan tidak menanyakannya.
"Baiklah, aku mengunakan serangan jarak dekat saja, untuk serangan jarak jauh itu sebagai kartu As saja," ujar Sultan mematahkan ruas-ruas jarinya.
"Aaaaaaa...," teriak Sultan berlari ke arah mereka dan menghajarnya. Sultan melakukan salto depan dan menghantam kepalanya lalu membantingnya di tembok, Sultan meringankan tubuhnya dan meloncat ia naik ke tembok dan menghantam wajah satu pria itu dari atas lalu memutar kepalanya dan menendangnya.
"Astaga!!! Dia bukan manusia, dia adalah monster," teriak Para kawanan penjahat, mereka itu ketakutan dan lari, Sultan mengejar mereka dan menarik bajunya lalu melemparnya ke tembok. Sisa 2 orang lari lainnya, Sultan menendang punggungnya hingga ia terjatuh dan temannya yang lain, Sultan menarik kepalanya dan membantingnya di tanah dan menginjak perutnya hingga ia tak bergerak.
"Jika kalian masih melakukan kejahatan lagi, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian," ancam Sultan.
Sultan menghampiri Tedi dan mengambil tas di tangan Tedi, sedangkan Tedi masih ternganga.
"Kamu... keren bangeeeeeettt... aku ngak takut jika menghadapi penjahat kalau ada kamu," puji Tedi memukul pundak Sultan.
"Sudah, pulang kuliah nanti temani aku beli rumah untuk ibuku dan sebidang tanah untuk ibuku berkebun, 800 meter dari kontrakanku ada orang kaya yang rumahnya ngak di huni, jadi aku ingin membelinya," ujar Sultan.
"Wah... kau memang anak yang berbakti Sultan," puji Tedi sambil menggelengkan kepalanya.
"Tentu saja, karena aku sayang Ibuku, emang kamu anak durhaka," ejek Sultan sambil menyunggingkan bibirnya. Tedi memutar bola matanya rasanya ia tak terima di bilang anak durhaka.
Mereka berangkat ke kampus dengan menaiki taksi.
"Sultan, kenapa kamu ngak beli mobil aja?" Tanya Tedi.
"Masalah mobil mah gampang, tunggu ada sisa beli rumah kita beli mobil oke!" ujar Sultan menaik turunkan alisnya.
"Ini nih yang aku suka dari kamu," tawa Tedi mengelegar.
Sesampainya di kampus mereka masuk ke ruangan. Sultan terdiam di depan pintu karena ia melihat seseorang yang ia harus hindari.
Dia Sarah, anak baru pindah ke kampusnya sekali gus mantan Sultan.
"Sultan," Sarah juga terkejut melihat Sultan. Tiba-tiba saja pacarnya datang menghampiri Sarah.
"Sayang ayo kita pergi makan," ajak Roni dan kemudian ia melihat ke arah Sultan.
"Oh ternyata ada seseorang yang kita kenal," Roni mendekati Sultan. "Bagaimana kabarmu Bro?" Tanyanya menepuk pundak Sultan.
Sultan menepis tangan Roni dan menatap tajam arahnya.
"Jangan sok kenal, aku sama sekali tidak mengenalmu," tukas Sultan.
"Tentu saja, mana mungkin orang miskin sepertimu mengenalku," ejeknya sambil menyenggol Sultan. "Dan satu hal lagi, jangan pernah kamu mendekati Sarah, atau aku akan menghabisimu," bisiknya mencengkam pundak Sultan dengan kuat. Sultan mengengam tangan Roni lalu membantingnya ke lantai.
"Aduh!!," teriaknya meringgis ke sakitan.
"Roni," Sarah mendekati Roni dan memegang tangannya.
"Aku tidak akan mengambil barang milik orang lain, hanya orang sepertimu yang suka merampas milik oang lain," ejek Sultan.
"Sultan! Apa maksudmu? Kami di jodohkan dan juga karena ia bisa memberi apa yang aku suka, sedangkan kamu orang miskin, ketika aku minta di belikan barang yang ku suka kau tak bisa memenuhinya," ujar Sarah marah.
"Begitu ya, jika begitu dari awal kita memang tidak cocok," jawab Sultan mencibir lalu duduk di kursinya.
"Aku nyesal sudah mengenalmu," teriaknya.
"Hey, seharusnya aku yang bicara begitu," ujar Sultan sewot.
"Ya sudah sayang, aku bawa kamu ke UKS," ujar Sarah membantu Roni berdiri.
"Awas saja kamu, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja," ancam Roni. Sultan mencibir dengan menaiki kakinya di atas meja.
Tak lama dosen masuk ke ruangan dan mulai memberikan materi.
SULTAN:
Sistem, aku ingin menukarkan poin dengan materi.
SISTEM:
Silakan Tuan.
Ting ting.
Semua pilihan tertera di sistem, Sultan menekan gambar orang yang berdiri dengan toga.
Ting ting.
Pengambilan materi sedang proses...
Mempelajari materi otomatis...
Mulai...
Transfer ilmu...
Selesai...
Di kepala Sultan telah terisi dengan materi perkulihan.
"Hehehe... aku jadi orang pintar mulai sekarang," ujar Sultan menyeringai.
Ting ting.
Poin Anda di potong 20 poin.
Sisa poin Anda 11 poin.
"Huhuhu... kenapa mahal sekali," Sultan menagis tapi tidak mengeluarkan air mata. "Tapi tidak masalah, aku jadi orang pintar hahahaha," Sultan tertawa sangat kencang, ia berdiri sambil bercekak pinggang.
Seluruh mahasiswa termasuk dosen melihat ke arah Sultan dengan heran.
"Apa yang kamu tertawakan Sultan?" Tanya dosen menatap Sultan. Sultan baru sadar dan melihat sekeliling semuanya menatapnya.
"Eh maaf pak, sila lanjutkan," ujar Sultan dan kembali duduk. Dosen mengeleng kepalanya kemudia melanjutkan materinya.
"Sultan, jawab pertanyaan di papan tulis ini, tadi Bapak dengar kamu mengatakan jika kamu sudah pintar, jika sudah pintar di jawab sekarang," ucap dosen itu.
"Baiklah," ujar Sultan percaya diri. Sultan menjawab pertanyaan semua dengan benar.
"Jawabannya adalah........ benar," ucap dosen tersenyum.
Seluruh mahasiswa bertepuk tangan. Sultan tersenyum bangga.
Saat pulang kuliah, Tedi menghampiri Sultan.
"Bagaimana? Jadi mencari rumahnya?" Tanya Tedi merangkul pundak Sultan.
"Ayo," angguk Sultan.
Peringatan! Peringatan!
Ada musuh.
Dari kejauhan sekelompok pria datang yang di ketuai oleh Roni dan Sarah.
"Ayo ikut kami sebentar," ajak Roni tersenyum. Sultan dengan santai mengikuti mereka dan ternyata mereka membawanya ke gang buntu.
"Habisi mereka," perintah Roni tanpa basa basi.
"Minggir Tedi," ujar Sultan menghalangi Tedi.
Mereka berlari ke arah Sultan dan meninjunya namun Sultan menangkapnya lalu melemparnya keluar dari pagar.
"Sepertinya jika aku tidak memukulmu, kalian tidak akan kapok," ujar Sultan.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE,SARAN DAN HADIAH
TERIMA KASIH.
duit 1 milyar di tumpuk di atas meja aja udah kek mana. 1 triliun di tumpuk 🥴