NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Sang Mafia

Gadis Kecil Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Fantasi / Mafia / Duda / Kaya Raya / Keluarga / Tamat
Popularitas:327.5k
Nilai: 5
Nama Author: DeLiani

Hallo readers. Selamat datang di cerita pertama author. Mohon dimaklumi kekurangannya ya.
__________

Kehidupan seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang sering dipanggil Jeje. Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu.

Namun dia memiliki sosok ayah yang sempurna. Kasih sayang dan perhatiannya tanpa batas. Dia sangat menyayangi putri bungsunya. Menjaganya bak berlian paling berharga di dunia.

Jeje juga memiliki seorang kakak laki laki yang melengkapi kebahagiaan hidupnya. Walaupun mereka sering bertengkar, tapi kasih sayang di antara keduanya tak dapat dijabarkan dengan kata kata.

Dibalik kebahagiaan itu semua, ada sisi gelap kehidupan yang dijalani daddynya. Tak jarang berbagai bahaya selalu mengancam keselamatan dirinya.

Bagaimana Jeje menghadapi setiap ancaman itu? Mampukah dia menjalaninya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeLiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. DICULIK

Harsen segera melajukan mobilnya kembali ke rumah. Dia harus mengetahui terlebih dulu awal kejadiannya, bagaimana Jeje bisa sampai hilang dari pengawasan Rey, baru bisa bertindak.

Saat sampai di rumah, bisa dia lihat Rey yang sedang melamun di ruang tamu dengan penampilannya yang kacau. Rambut acak acakan, hidung merah, dan mata sembab.

Harsen tidak ingin membuat anaknya semakin bertambah buruk. Walau emosinya sedang naik, dia menahannya demi kebaikan semuanya.

"Son." panggil Harsen pelan.

Rey mendongak, raut wajahnya sendu, menatap Harsen dengan pandangan merasa bersalah.

"I'm so sorry dadd. Aku tak bisa menjaga adikku sendiri dengan baik. Aku kakak yang tidak berguna." ucapnya menahan tangis.

"Ya. Kau tidak berguna." ucap Harsen.

Rey semakin tertunduk dalam, air matanya menetes di atas tangan yang saling ditautkan di pangkuannya. Sungguh dia merasa menyesal. Seharusnya dia tidak membiarkan Jeje duduk sendiri, seharusnya dia tetap menggandeng tangan adiknya itu kemana pun dia pergi. Mungkin, jika bukan karena kecerobohannya itu, Jeje ada di sampingnya saat ini.

Tapi percuma, semua telah terjadi. Penyesalan tinggal lah penyesalan. Dia berharap supaya dia saja yang berada di posisi Jeje saat ini. Jeje pasti sangat ketakutan sekarang. Pikiran Rey kacau saat mengingat hal itu.

"I'm so sorry.. hiks... I'm bad. I'm very bad brother." ucapnya lagi dengan suara parau.

"Kenapa kau menangis? Kau itu laki laki, apa tidak malu?" tanya Harsen.

Kemudian dia duduk di samping Rey dan menepuk nepuk bahunya menenangkan. Sebenarnya pikirannya juga sangat kacau, tapi dia harus bersikap tenang demi anak anaknya.

Rey segera menghapus air matanya. Masih menunduk. Dia mengira daddynya akan memukulnya dan marah besar padanya, tapi ternyata dia salah.

"Kita tidak boleh lemah. Jeje membutuhkan kita saat ini. Carilah solusi, bukan menangisi keadaan. Itu tidak akan mengembalikan Jeje. Sekarang kau harus tenangkan dirimu. Setelah itu ceritakan kronologi sebelum Jeje hilang dari pengawasanmu." jelas Harsen.

Rey mengangguk, kemudian menghela nafasnya beberapa kali untuk menetralisir pikirannya. Dia kemudian menceritakan semuanya dengan detail.

Harsen fokus mendengarkan semua nya. Kemudian dia menelpon anak buahnya untuk memeriksa cctv mall tempat terakhir kali Rey bersama Jeje dan semua cctv kota yang mungkin saja dilewati mobil yang membawa putrinya.

Setelah itu dia bergegas pergi ke markasnya. Rey tidak ingin membuat keadaan semakin kacau, jadi dia tetap berada di rumah dan mencoba untuk melacak ponsel Jeje. Cara ini satu satunya yang bisa dia andalkan saat ini.

"Semoga ponselmu ada bersamamu, aku mohon aku mohon.." gumamnya seraya kesepuluh jari tangannya terus dengan lincah menari-nari di atas keyboard.

"Ponselnya mati.. arrrggghhh."

Rey berteriak frustasi menjambak rambutnya sendiri dengan kedua tangannya. Dia masih belum mendapatkan apapun setelah berkutat selama dua jam dengan laptop khususnya.

"Aku tidak akan menyerah. Aku akan menemukanmu. I'm promise. Wait for me, my lil honey." ucapnya lagi pelan, kembali bersemangat.

Tiba tiba,

"Siapa dia?" tanya Rey heran menatap intens layar persegi di depan wajahnya.

Kedua alisnya menyatu.

Dia segera saja melakukan pelacakan pada sesuatu yang ditemukannya.

Posisinya berada di luar negara nya saat ini.

"What the hell?"

Tidak mungkin jika Jeje dibawa ke negara itu secepat ini. Semua akses keluar sudah ditutup Harsen yang langsung berkoordinasi dengan pemerintahan sejak Rey menelponnya tadi saat di parkiran mall.

"Who is this fucking man?"

Gumamnya lagi dengan raut marah dan tidak percayanya.

Ternyata ponsel Jeje telah disadap oleh seseorang yang berada jauh dari negaranya. Bagaimana mungkin, ini tidak masuk akal. Siapa dia sebenarnya, ucap Rey dalam hati.

"Oh god. Jeje, kau dimana sayang.." gumamnya menutup wajah dengan satu tangannya.

Dia menyandarkan punggungnya di sofa. Mengacak rambutnya kasar. Dia benar benar frustasi saat ini.

Di sisi lain, Harsen sudah berada di markasnya sedang menonton tayangan cctv yang menampilkan seorang wanita muda sedang berjalan tertatih dibantu gadis remaja menuju mobil yang sedang menunggunya di pintu samping dekat parkiran. Dia melihat tiba tiba saja Jeje ditarik ke dalam mobil oleh wanita itu dan kemudian melaju meninggalkan lokasi. Jeje diculik.

"Siapa yang berani beraninya menculik putriku, beraninya dia macam macam denganku!!! Periksa semua cctv kota, kemana mobil itu pergi. Catat nomor polisi mobil itu dan lacak SEKARANG!!!" teriaknya marah.

Anak buahnya menggigil ketakutan melihat bosnya melampiaskan amarah yang sedang meluap luap. Tidak ada yang berani dan sanggup menenangkannya.

Emosi yang sedari tadi dibendungnya kini meledak seketika saat mengetahui bahwa Jeje dibawa oleh musuhnya. Semua orang yang berani mengusik ketenangannya adalah musuhnya.

Apalagi yang sekarang sedang terancam bahaya adalah Jeje, putri kesayangannya yang selama ini selalu dijaga bak berlian paling berharga di dunia.

"AAAARRRGGGHHHH."

PRANG.. PRANG..

BRAKK..

CETASSS..

Semua yang ada di hadapannya dihempaskan tanpa ampun. Meja kaca itu sampai terbalik dan pecah. Tangannya mengeluarkan darah karena tergores kaca saat memukul meja. Dia tidak perduli.

Harsen tidak merasakan apapun pada lukanya. Hanya Jeje yang menjadi fokusnya saat ini. Dia melenggang pergi dari sana.

Axel yang melihat tuannya pergi dalam keadaan marah itu mengikutinya, takut terjadi hal yang lebih buruk padanya.

"Bos, sebaiknya luka anda dibersihkan terlebih dahulu." ujar Alex sang asisten kepercayaan Harsen.

"Lupakan luka kecil ini. Kau harus memikirkan cara untuk menyelamatkan putriku!!" hardik Harsen berbalik menatap tajam Axel.

Axel tetap tenang menghadapi kemarahan majikannya ini.

"Jika anda ingin nona muda selamat, anda tidak boleh mengabaikan dirimu sendiri. Lukanya cukup besar dan jika tidak segera diobati bisa infeksi dan menganggu pergerakan anda untuk menyelamatkan nona muda." jelas Alex memberi pengertian.

Luka Harsen memang tidak bisa dibilang kecil. Lengan kanannya terdapat sayatan yang cukup besar akibat memukul meja kaca dengan sekuat tenaganya tadi.

Semua jari dan telapak tangannya juga terkena pecahan kaca dan robekan yang tidak kecil. Jas mahalnya sobek menampilkan kemeja putih di dalamnya sudah berwarna merah lumuran darah yang terus menetes.

Harsen memperhatikan sebentar kedua tangannya, memang benar, itu cukup serius. Tapi itu bukan masalah besar baginya yang seorang mafia.

Dia kemudian menghela nafas dalam dan menghembuskan nya kasar. Dia masuk ke salah satu ruangan dan membiarkan Axel mengobati luka luka nya.

Dengan hati hati Axel membersihkan pecahan kaca dari tangan Harsen. Namun Harsen bahkan tidak merasakan sakit sedikit pun.

Tatapannya kosong menatap ke depan. Wajahnya terlihat lelah. Ada sedikit lingkaran hitam di sekitar matanya.

Dia juga merasakan hal yang sama seperti Harsen. Axel merasa sangat cemas dan pikirannya buntu saking paniknya. Namun dia tetap bersikap tenang demi keadaan Harsen. Jika dia ikut panik, semua akan kacau dan tidak akan menemukan jalan keluar. Secepatnya dia harus bergerak menyelamatkan putri bungsu kesayangan keluarga Leonard, juga nona kecil kesayangannya.

Axel menghela napas sejenak. Kemudian kembali mengobati luka Harsen.

.

.

.

Bersambung.

See you next part readers.

1
Anonymous
thor udh lama g up
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
harus diceritain dong, Jeje 🥺🥺🥺
Shai'er
ini dia
Shai'er
nah loh🤔🤔🤔
Shai'er
setuju👍👍👍
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
🤔🤔🤔🤔🤔🤔
Shai'er
bukan tidak ada, yang ada , Daddy, yang gak menyadari, bahwa musuh itu datang sendiri😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Shai'er
😱😱😱😱😱😱😱
Shai'er
siapa nih, rival Daddy kah🤔🤔🤔
Shai'er
waduh😱😱😱
Shai'er
iyain aja😏😏😏
Shai'er
🥰🥰🥰
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Shai'er
ouhhhhhh🥺🥰🥰🥰
Shai'er
konangan cukk🤭🤭🤭
Shai'er
ooooo
Shai'er
👍👍👍
Shai'er
dikhianati , maksudnya gimana nih🤔🤔🤔
kan emaknya dah koit tuh, kapan menghianati nya 🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!