Anindya yang merasa hidupnya benar-benar bahagia menjadi seorang istri, nyatanya kebahagiaan itu tak bertahan lama ketika Anindya mengetahui suaminya berselingkuh selama ini belakangnya, dan kebenaran yang terungkap selama ini jika Arya hanya menikahinya karena Anindya anak orang kaya.
Anindya marah dan membalaskan rasa sakit hatinya, berselingkuh dengan sahabat karib suaminya sendiri.
Lantas bagaimanakah nasib rumah tangga Arya dan Anindya selanjutnya ? simak ceritanya di judul novel "MAAF, JIKA AKU SELINGKUH".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Beberapa hari kemudian,
Anindya mengunjungi rumah kedua orang tuanya, dan melihat kakak perempuannya tengah bermain bersama anaknya yang masih berusia dua tahun.
“Kakak…”
“Eh…Anin ! Kapan Kau tiba ?” tanya Cindy, dia adalah kakak Anin.
“Baru saja !” jawab Anin pelan, kemudian mendudukkan diri di sofa ruang keluarga itu.
“Sendiri saja ?” tanya Cindy lagi.
“Iya Kak ! Mas Arya kerja !” jawab Anin pelan.
Cindy hanya tersenyum mendengarnya,
“Kan bisa izin sebentar ! Lagian suami mu itu bos !” celetuk Cindy
“Kak…Aku tidak mau menganggu suami Ku kalau dia sedang bekerja !” jawab Anin
Seperti itulah keduanya ketika sudah bertemu, sering berdebat, namun apa yang diperdebatkan oleh Cindy selalu masuk akal, hanya saja Anin selalu menutup mata dan membantahnya apalagi menyangkut suaminya. Anin akan mati-matian selalu membela Arya.
“Suami ku saja yang juga seorang bos, tapi dia masih selalu ada waktu menemani ku !” kata Cindy lagi,
“Sudahlah Kak, Aku kemari karena rindu pada Mama dan Papa ! kata Anin memilih untuk pergi mencari kedua orang tuanya.
“Kau itu kalau di kasih nasehat selalu membangkang ! Suami yang terlihat romantis itu bukanlah jaminan tidak tergoda wanita lain !” kata Cindy
“Berarti itu juga berlaku untuk suami Kak Cindy kan ? Suami kakak juga bisa tergoda dengan wanita lain !” kata Anin tak kalah sengit membalas ucapan Cindy.
“Hei Kau !”
Belum sempat Cindy melanjutkan ucapannya, Anin sudah buru-buru pergi mencari kedua orang tuanya yang tengah berada di halaman belakang.
“Mama…!”
“Anin !”
Karina menyambut anak bungsunya datang, memeluknya karena ia pun sangat merindukan Anin.
“Kapan Kau tiba ?” tanya Karina
“Baru saja, Ma ! Mama sehat ?” tanya Anin
“Iya ! Lihat koleksi bunga Mama, cantik kan ?”
Karina memamerkan koleksi bunganya pada Anin, semenjak usia Karina semakin bertambah dan menua, ia hanya sibuk dengan kegiatan positif di rumah menanam bunga yang menjadi penyejuk matanya.
“Iya, cantik Ma !” puji Anin
“Nanti bawa pulang beberapa ya !” kata Karina
“Iya Mama !” Anin merangkul Karina.
“Bagaimana, apa sudah ada tanda-tanda, Sayang ?” tanya Karina menanyakan kabar baik mungkin saja Anin sudah mengandung saat ini.
“Belum, Ma ! Mungkin Tuhan belum memberikannya pada Ku dan Mas Arya !” kata Anin apa adanya.
Karina menggenggam tangan Anin dan menguatkan putrinya itu.
“Sabar…suatu saat Tuhan pasti memberikannya pada kalian. Yang terpenting kalian sudah berusaha.” Kata Karina dengan lembut.
“Iya, Ma ! Terimakasih, ya !” ucap Anin tersenyum manis.
“Mama tadi sudah masak ! Ayo kita makan bersama !” ajak Karina
“Ayo Ma !”
Anin dan Karina makan bersama, tak lama Cindy menyusul mereka berdua setelah menidurkan anaknya.
Cindy kemudian memberikan paperbag kecil yang berisikan obat herbal untuk penyubur rahim pada Anin.
“Apa ini kak ?” tanya Anin
“Jamu penyubur rahim !” ucap Cindy pelan.
“Cobalah, siapa tahu dua tiga bulan kemudian Kau bisa hamil, Anin !” ucap Cindy dengan tulus, meskipun Cindy sering bersikap keras kepala dan terlihat arogan pada Anin, Cindy sebenarnya sangat menyayangi Anin.
“Iya, Anin. Di coba saja ! Anggap saja itu vitamin.” Ucap Karina ikut menimpali.
Anin kemudian menerima pemberian Cindy,
“Terimakasih, Kak !” jawab Anin
“Sama-sama !” ucap Cindy kemudian bergabung makan siang bersama.
Sore harinya, Anin memutuskan untuk pulang ke rumah.
“Mama pikir Kamu akan menginap, Sayang !” ucap Karina mengantarkan Anin pulang sampai depan pintu rumah.
“Lain kali saja ya Ma ! Lagian kasihan Mas Arya kalau Aku tinggal sendirian !” kata Anin menggenggam tangan Karina.
“Ya sudah, berbakti dengan suami itu jauh lebih penting dan utama, kan ? Pulanglah Nak, hati-hati dijalan ya !” Karina memeluk Anin dan mencium kening Anin dengan lembut.
“Iya, Ma ! Aku pulang ya !”
Anin kemudian masuk ke dalam mobilnya dan pulang ke rumahnya.
Setelah melewati perjalanan yang begitu panjang, Anin tiba di rumah pada pukul tujuh malam. Ia melihat mobil suaminya belum pulang juga.
Anin kemudian menghubungi nomor ponsel Arya namun nomor Arya tidak aktif. Anin lalu menghubungi asisten pribadi Arya di kantor, betapa terkejutnya Anin mendengar kabar kalau Arya hari ini tidak datang bekerja.
Anin kemudian teringat ucapan Cindy yang selalu berputar di kepalanya.
“Suami yang terlihat romantis itu bukanlah jaminan tidak tergoda dengan wanita lain !”
Anin menghela nafasnya, entah mengapa Anin jadi teringat akan Novi sekretaris kantor suaminya itu.
Anin menghubungi lagi asisten suaminya, bertanya mengenai Novi.
“Bagaimana dengan Novi ? Apa dia bekerja hari ini ?”
Mata Anin membulat sempurna ketika Anin mendapatkan informasi jika Novi juga tidak bekerja hari ini.
Anin rasa tebakannya tidak mungkin benar, tidak mungkin suaminya berselingkuh. Namun Anin terus berpikiran jauh tentang itu.
“Ya Tuhan…ada apa dengan Ku !” lirih Anin, ia kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya dan membersihkan dirinya menghilangkan pikiran-pikiran buruk tentang suaminya.
...****************...
Akhirnya kanaya beri restu juga..
Arya dan Nopi