Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 – Ujian Berdarah
Langit di atas Akademi Sihir Aggrale hari itu tertutup awan keunguan. Awan itu bukanlah awan biasa, tapi pengaruh dari medan sihir besar yang akan segera diaktifkan. Seluruh siswa baru berkumpul di lapangan tengah, tepat di depan Gerbang Pilar Empat Elemen yang menjulang tinggi.
Hari ini adalah hari kedua dari Ujian Seleksi Masuk Tahap Dua, yang dikenal oleh para senior dengan sebutan “Ujian Berdarah”.
Tak seperti ujian biasa yang hanya menilai kemampuan sihir dan pengendalian energi, ujian kali ini lebih brutal dan nyaris tak manusiawi. Karena inti dari tes ini adalah… keberanian dan harga diri.
💠 Arena Labirin Spiritual
Instruktur utama berdiri di podium, mengenakan jubah emas panjang.
"Para peserta," katanya dengan suara lantang, "kalian akan dimasukkan ke dalam Labirin Ilusi Spiritual. Di sana, kalian akan menghadapi ketakutan terbesar kalian sendiri."
"Jika kalian keluar sebagai orang yang lebih kuat, kalian akan naik kelas dan menerima rekomendasi khusus dari dewan akademi."
Semua siswa bergumam panik.
Sera, si anggota Yoyo Party yang selalu santai, menggigit bibir. “Aku gak suka ini. Ilusi? Apa mereka akan paksa kita lihat masa lalu?”
Rey menelan ludah. “Aku… aku takut gelap…”
Lyra hanya menatap tajam ke depan, tapi jelas wajahnya sedikit pucat.
Sementara itu, Xiao Chen berdiri tenang di tengah kerumunan. Matanya setengah tertutup, seperti orang mengantuk, tapi aura yang keluar dari tubuhnya… benar-benar kosong. Tidak ada fluktuasi energi, tidak ada tekanan sihir. Seolah dia adalah manusia biasa.
Padahal, semua fluktuasi itu tersegel di satu titik… dan siap meledak kapan saja.
⚙️ Aktivasi Labirin
Gerbang terbuka.
Dua puluh orang pertama masuk, termasuk Yoyo Party dan Xiao Chen.
Begitu langkah mereka menyentuh lantai labirin… dunia berubah.
Langit runtuh, tanah retak, dan kabut hitam tebal menyelimuti pandangan.
🌫️ Dalam Ilusi Masing-Masing
Setiap orang masuk ke ruang ilusi masing-masing.
Sera melihat dirinya di tengah padang pasir, tubuhnya kecil, dan ratusan monster buas mengelilinginya. Ia menangis, ketakutan, dan tak mampu bergerak.
Rey terjebak dalam ruang gelap yang tak berujung, dinding terus menyempit, dan suara-suara mengejek terus membisik dari segala arah.
Lyra melihat dirinya kembali ke rumah bangsawan buangan. Ibunya dipukul di depan matanya. Ayahnya berlutut memohon. Dan dia… tak bisa berbuat apa-apa.
Semua murid menjerit di dunia mereka masing-masing.
Tapi hanya satu yang tidak terpengaruh.
⚡ Xiao Chen: Penguasa Dimensi
Di tengah dimensi spiritual itu, Xiao Chen berdiri.
Dia tidak melihat apa pun.
Tak ada masa lalu. Tak ada ketakutan. Tak ada dosa.
> “Ilusi… ini terlalu lemah.”
Tangannya terangkat. Sebuah mudra kuno terbentuk dari jemarinya.
“Hancurlah.”
Dunia spiritual runtuh seperti kaca yang dihantam badai.
Teknik itu bahkan tidak berasal dari dunia ini. Itu adalah Teknik Pemurni Jiwa, salah satu dari Sembilan Gerbang Surgawi yang hanya diketahui di Alam Para Dewa.
Labirin ilusi… runtuh total.
Dan di dunia nyata, para guru sihir berseru kaget.
> “Apa-apaan itu?!”
> “Ilusi runtuh sendiri?! Sistemnya rusak?!”
> “Tidak… sistemnya… ditolak.”
🩸 Konfrontasi dengan Darah Pahlawan
Begitu Xiao Chen keluar dari labirin sebelum waktunya, puluhan pasang mata menatap padanya.
Namun satu tatapan berbeda dari yang lain.
Dari kejauhan, seorang anak muda berambut perak mendekat perlahan. Langkahnya penuh tekanan. Aura sihir membakar udara sekitarnya.
Namanya Kain Draego.
Penerus dari keluarga Draego—salah satu dari Lima Darah Pahlawan yang tersisa. Kelima keluarga inilah yang ratusan tahun lalu menghancurkan Kerajaan Iblis tempat Elvira berasal.
Dan saat ini, Kain membawa beban misi keluarga… untuk melenyapkan ancaman dari langit.
> “Kau,” kata Kain, menatap tajam ke arah Xiao Chen. “Bocah murahan dari dunia asing.”
> “Apa yang kau lakukan tadi itu bukan sihir. Itu… sesuatu yang asing bagi dunia ini.”
Semua orang menahan napas.
Xiao Chen hanya mengangkat alis. “Dan kau siapa?”
> “Pewaris darah para pahlawan. Pelindung dunia sihir ini. Dan aku... akan membunuhmu di sini.”
Tanpa peringatan, Kain mencabut pedang panjang merah tua dari gelang sihirnya.
“Darah Pendosa!” serunya.
Aura pedang itu memanggil petir darah dari langit.
> “Aku mempersembahkan darahku untuk mengaktifkan pedang leluhur. Siapa pun yang menggunakan kekuatan asing… akan terbakar menjadi abu!”
> “Dan itu… adalah hukuman surgawi!”
🛡️ Pertempuran Satu Serangan
Seluruh pelataran akademi terguncang.
Guru-guru sihir mulai memanggil perlindungan magis untuk mencegah kehancuran bangunan.
Kain melesat ke arah Xiao Chen.
> “MATILAH!!!”
Namun tepat ketika pedang darah itu nyaris menyentuh dada Xiao Chen…
CLINK!!!
Pedang itu… retak.
Retakan itu menjalar seperti jaring laba-laba. Dan dalam sepersekian detik, seluruh pedang meledak menjadi debu merah yang lenyap ditiup angin.
Tubuh Kain terpental ke belakang sejauh 20 meter, menghantam pilar batu, mematahkan tulang bahunya.
Darah keluar dari mulutnya.
> “... A-Apa…?”
Xiao Chen tidak bergerak sedikit pun. Tidak mengeluarkan teknik. Tidak menangkis.
Dia hanya... berdiri.
> “Senjata leluhurmu—tak lebih dari mainan rapuh di hadapanku.”
> “Jika kau mewarisi darah pahlawan…”
> “... maka aku adalah dewa yang dulu mereka lawan tapi tak pernah mereka kalahkan.”
😱 Reaksi Dunia
Seluruh siswa berbisik tak percaya.
Yoyo Party benar-benar terdiam.
Rey nyaris jatuh terduduk. “Dia… dia melawan darah pahlawan… dan menang?!”
Lyra menatap Xiao Chen, matanya penuh pertanyaan. “Apa sebenarnya tujuanmu…?”
🧠 Di Ruang Rahasia
Di tempat rahasia dalam akademi, Dewan Sihir Tinggi menonton rekaman kristal pertarungan tadi.
Seorang pria tua dengan jubah perak berkata pelan, “Kekuatan ini… tidak berasal dari dunia kita.”
Seorang wanita berambut ungu menambahkan, “Dia terlalu berbahaya. Jika dia terus ada, sistem sihir akan... berguncang.”
Tapi dari sudut ruangan, satu suara yang selama ini diam akhirnya bicara.
“Tidak. Kita tidak akan membunuhnya.”
Semua mata menoleh.
Itu suara Kepala Akademi Aggrale, pria buta dengan tongkat kristal.
> “Orang seperti dia… tidak bisa dibunuh.”
> “Orang seperti dia… hanya bisa ditundukkan, atau… diikuti.”
Setelah ujian selesai, Yoyo Party berkumpul.
Sera menepuk bahu Xiao Chen, “Kau keren banget barusan.”
Rey hanya mengangguk cepat sambil memegangi jantungnya.
Lyra menatap langsung ke mata Xiao Chen.
> “Ayo jujur. Kau bukan bocah biasa.”
Xiao Chen tersenyum kecil. “Aku hanya… orang yang ingin menjelajahi dunia ini.”
Namun di dalam hatinya…
> “Jika darah pahlawan adalah musuh… maka biar aku bersihkan mereka dari akarnya.”