Genre : Xianxia, Action, Adventure, System, OverPower, Romance.
Update 2 Chapter/Hari. Jam tidak tentu.
Lanjutan dari Strongest God System
Tidak terasa sudah dua tahun lebih ia bereinkarnasi ke Dunia Kultivator.
Berbagai masalah terus datang kemanapun ia pergi. Namun dari masalah-masalah itulah ia mendapatkan jawaban dari misteri-misteri yang ada.
"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah!"
"Siapa kau?!"
"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah! Cepat!"
Suara-suara yang memanggilnya terus muncul dalam pikirannya. Semakin kuat dirinya, semakin banyak pula perkataan yang muncul dibenaknya.
Lin Chen pergi ke Alam Dewa untuk membalas dendam dan mencari jawaban dari semua pertanyaan. Apakah petualangannya di Alam Dewa dapat berjalan dengan lancar? Ataukah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 019 : Teknik Jiang Fuyan
Tidak terasa ini sudah memasuki hari kedua sesaat setelah Lin Chen kembali sadar. Sekarang ia bisa keluar dan tidak harus mengurung diri di dalam kamar, lalu hal pertama yang ingin dilakukannya adalah menyantap daging panggang sebanyak 10 kilogram seorang diri tanpa menyisakan untuk yang lain.
Ia tidak pernah merasa sebebas ini, selama waktu di dalam kamar, ia akan selalu memakan bubur yang dimasak oleh Yan Xue. Ia menyukai rasanya, tapi tidak dengan teksturnya.
Yan Xue yang melihat makan Lin Chen hanya bisa terkekeh kecil dan membantunya untuk memanggang daging.
Tidak lama kemudian, setelah semua daging habis dimakan. Lin Chen dan Yan Xue pergi berkeliling kota, mereka berdua ingin mencari informasi lebih lanjut, bukan tentang Sekte Pedang Dewa, melainkan tentang informasi kejadian yang menimpa anak dari Kaisar Hu.
Tapi mencari informasi tentang Kaisar Hu lebih sulit ketimbang harus mencari informasi mengenai Sekte Pedang Dewa. Ini seperti mengatakan jika orang yang berbicara tentang Kaisar Hu, orang itu akan dihukum sangat berat. Bagaimanapun juga, peristiwa ratusan ribu tahun yang lalu membuat Kaisar dan Permaisuri terpukul.
Puluhan menit berlalu dengan cepat, sinar matahari sudah berada di posisi puncaknya. Tapi untungnya di dalam kota banyak bangunan tinggi dan pepohonan rindang, yang membuat sinar matahari tidak langsung mengenai permukaan.
Informasi yang dicarinya juga tidak dapat ditemukan.
Saat ini Lin Chen dan Yan Xue berada di dalam kedai kecil, meski dikatakan kecil, tapi sebenarnya memiliki bangunan dengan empat lantai dan ornamen yang sangat cantik dan mewah.
Tanpa berlama-lama, keduanya masuk ke dalam bangunan dan pergi duduk di meja yang berada tepat di sebelah jendela. Kemudian ia mengangkat tangannya untuk memesan makanan dan minuman.
Dua puluh menit kemudian, datang seorang pelayang yang membawa kereta makanan. Di atasnya terdapat beberapa piring dan mangkuk, berisikan lauk maupun sup.
Lin Chen tersenyum, hari ini ia ingin makan terus tanpa memikirkan apapun. Ia sudah muak mencari informasi namun tidak dapat menemukannya dan selalu diusir pergi oleh orang yang ditanyainya. Ketika ia baru saja menyuap, terdengar suara keras di dekat pintu masuk yang menarik perhatian semua orang di dalam kedai.
Terlihat pria paruh baya berambut hitam keputihan diikat, mengenakan pakaian berwarna cokelat tampak kotor dan compang-camping, pria paruh baya itu terduduk di lantai dengan raut wajah menahan rasa sakit. Sepertinya pria paruh baya itu di lempar oleh penjaga kedai.
Lin Chen yang hampir memasukkan sayuran ke dalam mulutnya menghentikan kegiatannya, ia meletakkan sumpit di atas mangkuk dan menghela napas berat. Ia sudah tidak bernafsu lagi untuk makan, bukan karena melihat penampilan pria paruh baya, melainkan karena keributan yang terjadi.
"Berapa kali sudah ku bilang! Jangan pernah datang lagi ke sini!" Penjaga kedai yang menegangkan pakaian hitam tanpa lengan, berambut hitam pendek itu menendang kepala pria paruh baya.
Lin Chen menatap wajah Yan Xue, kemudian mengangguk secara bersamaan. Mereka berdua hendak pergi dari kedai tanpa membuat masalah. Namun baru saja ia mengangkat tubuhnya, ia mendengar percakapan antara pelanggan yang menarik perhatiannya.
"Sangat disayangkan, dulu dia adalah orang yang hebat, namun sekarang menjadi pecundang yang bahkan pelayan saja menghinanya."
"Betul, aku tidak tahu mengapa dia bisa berubah 180° dan menjadi gelandangan seperti ini."
Lin Chen membatalkan niatnya, ia kembali duduk dan melambaikan tangannya menyuruh Yan Xue untuk duduk juga. Ia menolehkan kepalanya melihat meja di sebelahnya. "Maaf Senior. Kalau boleh tahu, apa yang terjadi dengannya?"
Dua orang duduk di meja sebelahnya menolehkan kepala. Mereka berdua memandangi Lin Chen dari atas sampai bawah berulang kali, ketika melihat pakaian yang dikenakan Lin Chen cukup mewah. Mereka berdua tersenyum.
"Anak muda. Lebih baik kau tidak perlu mengetahui—"
Lin Chen sudah muak melihat orang yang seperti ini, dari luar terlihat enggan. Tapi di dalamnya sangat menginginkan uang. "Jelaskan," ucapnya sembari meletakkan kantung berisikan Batu Roh.
Kedua orang itu terdiam, mereka membuka kantung yang berada di atas meja. Keduanya terperangah tak percaya dengan apa yang mereka lihat, kemudian salah satu dari mereka menolehkan kepalanya menatap Lin Chen.
"Uhuk. Sepertinya kau bukan berasal dari Kota Yiguang. Baiklah, dia adalah Hou Yengzhan, sekitar 500 ribu tahun yang lalu dia adalah seorang pengusaha kaya. Kekayaannya mencapai 70 juta Batu Roh kualitas Tinggi, hampir menyamai kekayaan keluarga kerayaan ..."
Pria berambut cokelat pendek, mengenakan baju berwarna biru tua polos itu terdiam sejenak, ia melirik pria paruh baya yang sedang dibicarakan. Kemudian menghela napas berat menjelaskan kasihan.
"Tapi, aku tidak tahu alasannya, semua orang juga tidak tahu. Hanya dalam waktu 100 tahun, semua kekayaannya habis, bahkan kultivasinya yang sebelumnya Jenderal Dewa, Dewa Perunggu. Turun hingga ketingkat Half God, Dewa Perunggu di Kerajaan Ying merupakan kekuatan yang tertinggi, orang itu dulunya setara dengan Raja."
Lin Chen terdiam, ia menolehkan kepalanya melihat pria paruh baya yang masih menerima serangan. Menurutnya akan sangat tidak masuk akal orang yang memiliki kekuatan dan kekayaan seperti itu, akan menjadi seorang gelandangan. Kecuali jika ada kejadian yang tak terduga.
"Sekarang, untuk bertahan hidup, dia selalu pergi ke hutan untuk mencari sumber daya dan kemudian dijual di dalam kota. Tapi tentu saja tidak semuanya berjalan lancar, terkadang akan ada kejadian seperti ini. Bahkan dia sudah dilarang memasuki Distrik Barat."
"Terimakasih, Senior." Lin Chen menangkupkan kedua tangannya, ia menolehkan kepalanya kembali menatap Yan Xue dan mengajaknya untuk keluar dari kedai.
Lin Chen berjalan mengikuti langkah kaki pria paruh baya yang sudah diusir terlebih dahulu. Saat ia mengikutinya, ia merasakan ada yang aneh dari dalam tubuh pria paruh baya yang bernama Hou Yengzhan. Meski hanya Half God, ia merasa jika kekuatan dan pengalamannya dalam bertarung berada di atas orang yang pernah dilawannya, orang dari Kekaisaran Lu.
Pria paruh baya itu menghentikan langkah kakinya. "Anak muda. Sampai kapan kau akan mengikuti ku?" tanyanya tanpa menoleh.
"Mohon maaf sebelumnya. Saya baru tiba di Kota Yiguang dan mendengar kisah Anda dari pelanggan lain. Mungkin ini terdengar sangat kasar, tapi apakah saya boleh mengetahuinya? Karena menurut saya sangat tidak mungkin, Anda, Dewa Perunggu akan turun menjadi seperti ini tanpa adanya kejadian tertentu. Bahkan jika basis kultivasi Anda turun hingga Half God, seharusnya Anda bisa melawan orang-orang tadi dengan mudah." Lin Chen menjawabnya sembari menangkupkan kedua tangannya.
Hou Yengzhan berbalik menatap Lin Chen, ia mengamati Lin Chen dari atas hingga bawah berulang kali. Ketika ia merasa jika Lin Chen tidak mengeluarkan niat buruk, ia tersenyum tipis dan mengangguk kecil.
"Aku tidak tahu dari mana kau berasal. Tapi mataku tidak pernah salah, ini adalah satu dari jutaan kesempatan. Jika kau bisa membantuku, aku akan menyerahkan harta yang telah aku jaga selama hampir 600 ribu tahun," ucap Hou Yengzhan berbalik, kemudian berlari meninggalkan Lin Chen.
Lin Chen menaikkan sebelah alisnya, meski tidak mengerti apa yang dikatakan Hou Yengzhan. Ia dan Yan Xue tetap berjalan mengikuti langkah kaki pria paruh baya itu. Terlebih lagi ia merasa jika keberuntunganlah yang didapatnya jika mengikuti pria paruh baya itu.
Puluhan menit kemudian, mereka sudah keluar jauh dari kota. Sejauh mata memandang, mereka hanya bisa melihat hutan yang sangat lebat, terkadang juga ada array yang digunakan untuk menyembunyikan sesuatu di dalam hutan dan membuat orang lain tersesat.
Lin Chen dan Yan Xue terus mengikuti pria paruh baya itu, ia tidak terbang, melainkan berlari. Alasannya? Ya karena pria paruh baya itu juga berlari.
Tiga puluh menit kemudian, Lin Chen menghentikan langkahnya tepat di depan kaki gunung. Meski dikatakan kaki gunung, sebenarnya ia tahu jika itu hanyalah pengalihan, itu adalah array yang menutupi mulut gua.
Hou Yengzhan merogoh lengan bajunya, ia mengeluarkan token yang terbuat dari kayu dan memiliki warna hijau seperti batu giok. Ia mengangkat tangannya mengarahkan token pada kaki gunung. Tiba-tiba dinding berlumut menjadi samar dan memperlihatkan mulut gua yang gelap.
"Ayo masuk," ajak Hou Yengzhan memasuki gua.
Lin Chen mengangguk kecil, kemudian berjalan mengikutinya.
Di dalam gua sangatlah gelap, namun tidak ada kendala dalam perjalanannya, hingga tak lama kemudian Lin Chen dan lainnya melihat cahaya kecil berwarna merah kekuningan yang sepertinya adalah api. Ketika mereka semakin melangkah, cahaya itu semakin besar, ia menyimpulkan jika di sana ada sebuah ruangan.
"Sayang!"
Terdengar teriakan nyaring dari dalam ruangan, yang sepertinya itu memanggil Hou Yengzhan.
"Ada apa? Kenapa kau terlihat panik?" Hou Yengzhan berlari menuju sumber suara.
Lin Chen yang tidak mengerti hanya terdiam dan terus berjalan, kemudian ia melihat sebuah ruangan yang cukup besar untuk menampung 40 orang. Di dinding ruangan dipenuhi oleh obor yang menggantung.
Ia menolehkan kepalanya, terlihat Hou Yengzhan tengah memeluk seorang wanita paruh baya berambut hitam keputihan, mengenakan pakaian putih kusam dan dipenuhi dengan sobekan.
Lin Chen kembali menolehkan kepala melihat sekeliling, hingga perhatiannya tertuju pada 10 orang berambut putih dengan keriput di sekujur tubuhnya tengah terbaring di atas tempat tidur yang terbuat dari batu. "Senior. Apakah yang Anda maksud adalah membantu orang-orang itu?" tanyanya tanpa menoleh dan menunjuk ke arah 10 orang yang terbaring.
Hou Yengzhan menghampiri Lin Chen, dan menjawabnya, "Benar. Aku sendiri tidak tahu mengapa, tapi alam bawah sadar ku mengatakan jika kau pasti bisa menyembuhkannya."
Lin Chen terdiam, dengan Profesi Tabib yang telah mencapai tingkat tertinggi, ia bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun yang ia tidak ketahui, kenapa pria paruh baya yang baru saja ditemuinya, bisa yakin jika ia dapat menyembuhkan 10 orang tua yang terbaring.
Ia menggeleng pelan tak ingin memikirkan hal itu. Ia berjalan menghampiri 10 orang yang terbaring tak sadarkan diri seperti hampir mati. Ketika ia baru saja melihat kesepuluh orang itu, tangan Lin Chen sedikit bergetar. "Ini ... energi kematian yang pekat, teknik ini ... teknik yang sama seperti milik Jiang Fuyan."
...
***
*Bersambung...