Strongest God System 2
Alam Dewa. Dikatakan bahwa Alam ini adalah Alam di mana kelima ras utama pernah tinggal. Namun karena pertempuran yang dahsyat, sekarang hanya menyisakan satu ras saja, yaitu ras manusia.
Meski hanya tersisa satu ras yang pernah bekerjasama, namun hal itu sudah tak berlaku lagi pada zaman ini. Itu karena mereka tak lagi memiliki musuh yang sama, sehingga mengakibatkan pertempuran antara manusia yang pernah tertunda kembali dilanjutkan, hingga jutaan tahun berlalu, pertempuran yang pernah terjadi akhirnya terlupakan dan semua orang hidup berdampingan.
Tapi yang tidak diketahui penduduk Alam Dewa adalah diantara mereka ada bom waktu yang kapan saja dapat membumihanguskan Alam Dewa, dan memperbudak seluruh penduduknya.
***
Di suatu pulau terpencil di tengah-tengah lautan yang luas, dipenuhi oleh ribuan monster dengan Ranah diatas Holy Monarch, dan yang terkuat hampir menembus Ranah Dewa. Meski tempat ini dipenuhi monster-monster, tapi tempat ini juga tidak pernah sepi pengunjung dari berbagai tempat. Itu karena tempat ini menyimpan harta-harta langka yang dikatakan berasal dari zaman keemasan.
Karena hal itulah tempat ini juga dibangun suatu kota, meskipun kota itu tidak lebih besar dari Kota Hefei di Benua Bumi, Alam Immortal.
Pulau ini jaraknya ratusan ribu mil jauhnya dari daratan utama, namun semua orang dapat datang kemari melalui Portal Dimensi. Jika ingin melewati lautan yang luas, bisa saja, hanya harus mempertaruhkan nyawanya.
Dalam sehari bisa lebih dari sepuluh ribu orang yang keluar masuk ke Portal Dimensi. Tidak terkecuali hari ini, Portal Dimensi bergetar dengan cahaya memancarkan darinya. Perlahan dari lingkaran Portal Dimensi memunculkan pusaran cahaya biru, dari dalam pusaran itu keluar seorang pemuda berambut hitam panjang dengan warna mata yang selaras, ditambah alis hitam tegas bagaikan pedang.
Pemuda itu menutup matanya sejenak seraya menghirup napas panjang kemudian menghembuskannya pelan. "Kepadatan energi spiritual di sini tidak lebih dari Ruang Dimensi. Tapi ini sudah cukup banyak jika dibanding dengan Benua Surga, ditambah dengan Energi Qi Dewa, sehingga aku dapat berkultivasi."
"Awas! Jangan menghalangi jalan!"
Pemuda yang tak lain Lin Chen terdorong ke samping saat mendengar suara itu, ia menolehkan kepalanya melihat sumber suara. Terlihat pemuda berpakaian merah mencolok dengan beberapa hiasan dan di kepalanya terdapat alat yang dapat mengikat rambut seperti mahkota, tapi yang lebih menarik perhatian Lin Chen adalah lambang yang terlihat di depan pakaian pemuda itu.
Tanpa sadar Lin Chen menatap tajam pemuda itu dengan nafsu membunuh yang kuat. "Sekte Pedang Dewa!"
Pemuda dari Sekte Pedang Dewa menghentikan langkahnya bersama dengan belasan orang yang mengikutinya. Mereka semua menolehkan kepala menatap balas Lin Chen.
"Apa yang kau lihat?! Berlutut!" teriak salah satu dari mereka.
Lin Chen hanya diam tak bergerak dari tempatnya berdiri, bahkan ketika ia menerima aura membunuh dari orang yang berteriak di depannya itu.
"Apa?! Kau tidak ingin berlutut?! Kalau begitu kau mati!" Pria berambut hitam pendek mengenakan pakaian merah tanpa lengan itu mengayunkan tangannya menampar kepala Lin Chen.
Tap!
Namun saat tamparannya hampir mengenai kulit wajah Lin Chen, tiba-tiba gerakan pria itu terhenti saat ada yang menangkap pergelangan tangannya. Terlihat di depan Lin Chen berdiri seorang pria muda berambut biru muda panjang, berpakaian putih bersih tanpa adanya hiasan. Meski terlihat muda, sebenarnya usia dari pria muda itu sudah melewati 100 ribu tahun dengan basis kultivasi berada di Ranah Dewa Perunggu tahap Awal.
"Bukankah tidak baik jika menindas anak muda yang usianya bahkan belum genap delapan belas tahun?" Pria muda di depan Lin Chen menatap tajam pria yang mengenakan pakaian tanpa lengan. Ia memiringkan kepalanya melihat orang yang berdiri di belakang pria yang tangannya ia tangkap. "Bukankah begitu? Tuan Muda dari Sekte Pedang Dewa?" tanyanya seraya menunjukkan plat bergambar pil berwarna biru langit.
Pemuda berpakaian merah dengan corak pedang itu mengerutkan keningnya. Tak lama kemudian ia berbalik. "Kalian, hentikan," ucapnya malas kemudian melanjutkan perjalanannya.
Setelah orang-orang dari Sekte Pedang Dewa pergi, pria muda yang menghentikan pertikaian itu berbalik melihat wajah Lin Chen. "Anak muda, aku tidak tahu masalah apa yang kau miliki dengan Sekte Pedang Dewa. Dan melihat dari reaksimu, sepertinya kau bukan berasal dari Alam Dewa."
Lin Chen hanya diam dan menganggukkan kepalanya sebagai balasan dari perkataan pria muda di depannya, yang namanya sendiri tidak diketahuinya.
Pria muda itu tersenyum tipis, ia berjalan menuruni tangga batu. "Ikuti aku," ucapnya tanpa menghentikan langkahnya maupun menoleh.
Lin Chen kembali memiringkan kepalanya keheranan, ia menolehkan kepalanya sejenak menatap Tuan Muda dari Sekte Pedang Dewa, kemudian mengalihkan perhatiannya pada pria muda yang menghentikan konflik tadi, dan berjalan mengikutinya.
Portal Dimensi yang dilaluinya sendiri berada di tengah-tengah perkotaan, sehingga sangat mudah baginya untuk beristirahat langsung saat baru saja tiba. Di Portal Dimensi juga dijaga oleh beberapa penjaga kota di Ranah Dewa Ungu maupun Merah, cukup rendah jika dibandingkan dengan pembudidaya yang baru saja keluar dari portal.
Lima menit kemudian setelah ia pergi dari podium portal, Lin Chen telah sampai di kedai kecil berlantai tiga bersama pria tua yang sangat tua, namun berpenampilan muda. Keduanya masuk ke dalam kedai, lebih tepatnya menuju lantai tertinggi.
Lin Chen dan pria muda yang menolongnya tadi duduk di meja yang berada tepat di samping jendela. Mereka berdua hanya diam tanpa berbicara satu sama salin, sampai pesanan mereka datang, barulah pria muda di depannya mulai membuka suara terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan.
"Anak muda, karena kau baru tiba di Alam Dewa, aku ingin memperingatkan padamu jika kau tidak memiliki kekuatan, maka jangan sekalipun menyinggung Sekte Pedang Dewa. Terutama Tuan Muda mereka."
Lin Chen menaikkan sebelah alisnya keheranan. "Kenapa? Tunggu! Jika kau bilang begitu, kenapa tadi dia pergi begitu saja saat melihat kau yang memperlihatkan plat?"
Pria muda itu tersenyum tipis, ia menyesap tehnya sejenak dan meletakkan cangkirnya di atas meja. "Itu karena aku, Qui Zhalian, merupakan Alkemis tingkat Surgawi, meski hanya bisa membuat Pil Surgawi dengan satu corak, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan kedudukan di Alam Dewa. Bagaimanapun Alkemis tingkat Surgawi di Alam Dewa hanya lima orang, dan ditandai dengan plat yang ditunjukkan tadi," jawabnya dengan bangga.
Lin Chen kembali menaikkan sebelah alisnya, jika hanya tingkat Surgawi. Bukankah ia juga bisa, bahkan kedudukannya berada dipuncak Alam Dewa.
"Lalu apa maksudmu tadi mengenai Tuan Muda mereka?"
Qui Zhalian terdiam sejenak dengan senyum masam di wajahnya, ia tidak berharap jika ada yang mengabaikannya yang merupakan Alkemis Surgawi. Ia menghela napas panjang kemudian menjelaskan, "Karena dia adalah super jenius yang jarang ditemui. Dengan usianya yang baru lima puluh ribu tahun, dia sudah menembus Ranah Jenderal Dewa. Kebanyakan orang-orang di Alam Dewa dapat menembus ditingkatkan itu saat mereka telah berada di usia seratus ribu tahun, dan yang tercepat adalah tujuh puluh ribu sampai delapan puluh ribu tahun."
Lin Chen terdiam, ia tidak mengerti mengapa usia seperti itu bisa dianggap sebagai orang jenius. Lalu bagaimana dengan 12 Dewa di Alam Immortal milik Sekte Shashou? Usia mereka tidak jauh berbeda dari orang yang dipanggil Tuan Muda ini. Tidak! Mereka memang telah berada diatas Ranah Dewa Hitam, namun belum menembus Ranah Dewa Besi.
"Tunggu! Tadi kau mengatakan jika Alkemis Surgawi sangat dihormati, lalu mengapa orang-orang di sekitar tadi tidak memberi hormat padamu?" Lin Chen kembali bertanya mengenai hal sebelumnya, karena baginya sangat aneh jika tidak ada yang mengenal orang di depannya.
Qui Zhalian terdiam sejenak. "Itu karena aku adalah Alkemis paling miskin diantara Alkemis lainnya, sehingga tidak terlalu banyak yang mengenalku, itulah kenapa Tuan Muda dari Sekte Pedang Dewa mengamati plat yang ku keluarkan," jawabnya seraya melihat ke sisi lain dengan senyum canggung.
Lin Chen kembali terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa. Alkemis Surgawi? Miskin? Itu hanya akan menjadi sebuah lelucon, ia tidak tahu mengapa Alkemis Surgawi tidak bergabung dengan sebuah organisasi ataupun keluarga besar, tapi ia tidak ingin menanyakannya lebih jauh, bagaimanapun itu bukan urusannya.
"Lalu, bagaimana dengan kekuatan Sekte Pedang Dewa?" Lin Chen kembali bertanya.
Qui Zhalian terdiam sejenak seraya menolehkan kepalanya melihat sekitar, saat dirasa cukup aman karena tidak terlalu banyak orang, ia mengalihkan pandangannya pada Lin Chen dengan tatapan serius. "Aku tidak tahu mengapa kau menanyakan hal ini, tapi aku tidak ingin mengetahuinya. Kekuatan mereka sangat-sangat besar, bisa disandingkan dengan Empat Kekaisaran di Alam Dewa. Mereka memiliki ratusan Ranah Jenderal Dewa, puluhan Ranah Raja Dewa tahap Awal, dan satu Ranah Raja Dewa tahap Puncak, Dewa Petir tahap Awal," jawabnya dengan suara hampir seperti berbisik.
Lin Chen menganggukkan kepalanya, dengan ini berarti untuk membalaskan dendam pada Sekte Pedang Dewa akan membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang seharusnya, ia tidak bisa lagi langsung menyerbu seorang diri seperti saat menyerang Sekte Shashou. Bagaimanapun ini adalah Alam Dewa, karena Sekte Pedang Dewa memiliki kekuatan yang setara dengan empat kekaisaran, tentunya mereka memiliki kekuatan cabang lainnya yang kekuatannya tidak berbeda jauh dari kekuatan utama.
Keduanya kembali berbicara, Lin Chen menanyakan hal-hal lainnya tentang Alam Dewa.
Dari sini ia tahu jika Alam Dewa memiliki empat daratan utama, ratusan daratan kecil, empat kekaisaran besar, dan puluhan kerajaan yang berada dibawah kekuasaan kekaisaran.
Setelah semua informasi dasar telah diketahuinya, Lin Chen memutuskan untuk berpisah dari Qui Zhalian setelah ia memberikan beberapa sumber daya agar Qui Zhalian bisa mengembangkan kemampuan Alkimianya.
Lin Chen berjalan menuju penginapan yang jaraknya lima menit dengan jalan kaki. Penginapan ini termasuk penginapan mewah yang bisa dimasuki oleh orang-orang biasa yang bukan dari kalangan bangsawan, tentunya ia memilih untuk menyewa kamar dibagian paling mewah meski ia tidak menginap di ruangan itu, dan memilih masuk ke dalam Ruang Dimensi.
Alasannya sangat sederhana, karena ruangan paling mewah dan mahal memiliki keamanan tersendiri, yang mana tidak dapat dimasuki oleh orang lain yang bukan penyewa kamar. Dan yang lebih penting, memiliki array yang melindungi kamar.
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Durian Anget
penghianat
2024-07-05
0
Durian Anget
penghianat nongol
2024-07-05
0
Imam Firmansyah
mantap.dahh
2024-06-14
0