NovelToon NovelToon
PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Ruang Ajaib / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Time Travel
Popularitas:448
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

#ruang ajaib

Cinta antara dunia tidak terpisahkan.

Ketika Xiao Kim tersedot melalui mesin cucinya ke era Dinasti kuno, ia bertemu dengan Jenderal Xian yang terluka, 'Dewa Perang' yang kejam.

Dengan berbekal sebotol antibiotik dan cermin yang menunjukkan masa depan, yang tidak sengaja dia bawa ditangannya saat itu, gadis laundry ini menjadi mata rahasia sang jenderal.

Namun, intrik di istana jauh lebih mematikan daripada medan perang. Mampukah seorang gadis dari masa depan melawan ambisi permaisuri dan bangsawan untuk mengamankan kekasihnya dan seluruh kekaisaran, sebelum Mesin Cuci Ajaib itu menariknya kembali untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Memasuki kandang Singa( istana Kekaisaran).

Kim dan pelayan yang ditugaskan Xian memasuki Paviliun Cuci Utama Istana—ruang raksasa dingin penuh tumpukan linen membusuk seperti bukit. Ia menyalakan cermin saku ajaibnya, tetapi tidak ada sinyal dari M19, hanya refleksi. Dari kejauhan, ia mendengar bisikan: wanita tua menyuarakan kekesalan terhadap Kaisar yang tua dan Pangeran Mahkota yang rapuh. “Kita wajib menjebaknya melalui kelemahan di harem!” bisik seorang wanita muda, membicarakan harem baru yang semakin busuk dan perebutan tahta yang tidak terdeteksi Xian.

“Selir Yen, calon Permaisuri selanjutnya, terlalu rapuh—Bibi Wu wajib membersihkan racunnya, jangan biarkan Hwang melihat kekejaman kita,” lanjut bisik lainnya. Kim menyadari ia sudah berada di pusat intrik yang paling tersembunyi—Selir Yen adalah kunci, dan semua rahasia Istana tersembunyi di balik pakaian kotor mereka. Ia mendongak, keberaniannya memuncak: Xian telah meninggalkannya untuk melindungi rahasia, dan kini ia harus menyerang Hwang sambil bertindak sebagai pelayan cuci.

Pelayan yang menemaninya menunjuk lorong gelap. “Hamba tidak diizinkan masuk area penyortiran—di sanalah Bibi Wu bersemayam, pemimpin senior yang bertugas dua puluh tahun. Jika hamba tetap berjalan, ia akan menghukum hamba.” Kim mengangguk, memahami hukum tidak tertulis tentang kotoran sosial. Ia memikul Tas Mesin Ajaib yang berisi M19—lebih berat daripada zirah Xian—dan menyuruh pelayan itu kembali ke Kediaman Xian untuk melaporkan keamanannya.

Pelayan itu berlari pergi, meninggalkan Kim sendirian. Ia memasuki area penyortiran yang beraroma keringat, cuka, dan sisa sabun. Di sudut, seorang wanita gemuk dengan tatapan dingin duduk di antara tumpukan kain. “Siapakah yang mengizinkan engkau datang di tempat suci ini!” seru wanita itu dengan suara parau—dia adalah Bibi Wu, yang tatapan dinginnya penuh kebencian kelas melihat Kim yang terlalu bersih.

“Hamba Xiao Kim, pelayan cuci baru yang ditugaskan Jenderal Agung Xian,” ujar Kim, merunduk penuh hormat. Bibi Wu tertawa kering. “Xian telah mengambil gadis asing kotor sebagai kekasih rahasianya—Nyonya Lin sudah mendengar kisah konyol itu! Di sini, engkau hanyalah hamba yang baru dan akan diperintah oleh kekuatanku.”

Bibi Wu melihat cincin berlian dingin di jari Kim—cincin yang Xian berikan. Ia mendesis, penuh iri. “Di mana engkau dapatkan cincin itu? Xian tidak mungkin menyerahkan barang keluarga sekotor itu kepada pelayan kotor!” “Ini hanya hadiah sederhana, Nyonya—bukan barang mahal,” bohong Kim, menyembunyikan tangannya. “Hamba tidak ingin barang pribadiku dicampuri.”

Bibi Wu meraih dagu Kim dengan kaku. “Berani sekali kau melanggar etika hamba! Di sini, engkau hanyalah pencuci piring kotor! Tugas pertamamu: mencuci seluruh pakaian Harem Putri Mahkota sebelum pagi. Jika gagal, punggungmu akan saya pukul—karena engkau mengambil hak prerogatif bangsawan!”

Kim menelan jijik: mencuci sutra Istana memerlukan teknik khusus, dan gagal akan merusaknya—dengan hukuman mati. Ia merunduk menerima tugas itu, menyadari ini adalah kesempatan untuk menyelipkan mata-mata teknologi. Ia meletakkan Tas Mesin Ajaib di sudut ruangan yang paling kotor, berusaha menyembunyikan M19. Bibi Wu mengancamnya lagi dengan tongkat, dan seluruh pelayan cuci lain menyelinap di pojokan, melihat Kim sebagai mainan baru yang akan disiksa secara mental dan fisik.

Malam pun datang, dan Bibi Wu menunjuk tumpukan sutra Istana yang terlampau tinggi—lebih dari tiga ratus setel, penuh noda parfum dan debu. Tidak mungkin diselesaikan sendirian tanpa merusak serat alami. Tangan Kim segera melepuh karena menggosok dengan soda busuk. Ia berjalan cepat ke gudang, mencari persediaan, namun Bibi Wu telah mengambil seluruh kunci.

“Xian, saya tidak kuat—mencuci adalah pekerjaan yang kotor! Saya merindukan mesin otomatis dan deterjen wangi!” bisik Kim, mengambil Tas Mesin Ajaibnya. Ia melanggar perintah Xian dan Bibi Wu, menyelinap ke belakang bejana kuningan kotor untuk menyembunyikannya. Ia menyalakan M19, cahaya biru lembut keluar, dan memasuki Ruang Ajaib untuk mengambil deterjen ultra-konsentrat dari Abad ke-21—sabun yang tidak meninggalkan jejak, hanya bau wangi yang menjadi penyamaran.

Kim kembali, merencanakan skema: mencuci sutra dengan air hangat dan deterjen konsentrat untuk melindungi seratnya. Lima jam berlalu—tubuhnya kaku dan lelah, tangannya melepuh, tetapi ia berhasil menyelesaikan setengah pekerjaan. Sutra Harem kini bersih dan berkilauan, tidak ada bau kotor. Ia melipatnya dengan etiket kuno, yakin Bibi Wu akan kaget dengan stamina yang ia miliki.

Ia duduk di sudut sayap yang dipenuhi bayangan, ditemani beberapa pelayan wanita. Seorang pelayan tua bernama Cho mendekat. “Mengapa Tuan memiliki tenaga seperti kuda! Tidak menunjukkan kelelahan sedikitpun!” “Aku hanya tidak suka kain yang kotor, Cho—jangan gunakan soda kaustik lagi, itu merusak tanganmu,” katanya, tidak ingin menyombongkan keahlian deterjen.

Cho mendekat, berbisik. “Tuan tidak sadar—kami dianiaya oleh Bibi Wu, yang bekerja untuk Putri Yong Lan! Dia janji memberikan hadiah jika kami menyerahkanmu sebagai pelayan pribadi! Dia membencimu karena kekacauan di Istana!” Kim terkejut: konflik Bibi Wu bukan sekadar senioritas, tetapi intrik Perdana Menteri Yong sebagai balasan atas kegagalan Lei.

“Mengapa dia mengambil risiko itu? Dia membahayakan status cucian!” seru Kim. “Bibi Wu mendapatkan koin emas dari Permaisuri Hwang juga! Hwang ingin menghancurkan rencana Xian—tidak bisa menyerang dia langsung, jadi menyerangmu dengan uang suap!” akui Cho. Kim menyadari ia harus segera memberitahu Xian—intrik harem tidak boleh dibiarkan berlanjut.

Malam sudah beranjak naik. Kim menyelinap ke Ruang Ajaib untuk mengambil gadget komunikasi tersembunyi: ponsel saku. Ia mengirim sinyal darurat rahasia sesuai sandi Xian, —dengan kode “kembang dan kebersihan”. Ia menghubungkannya dengan Jemala yang dipasang Letnan He di Kediaman Xian. Pukul 04:00, sinyal diam merespons—Xian telah mendengar dan akan datang.

Kim tersenyum sinis: Bibi Wu dan Hwang akan segera menyesal. Ia menyembunyikan Jemala di balik sutra bersih yang telah ia suci—semua berbau klorin dan parfum anggun. Di luar sayap, di sisi tembok di mana pohon magnolia rimbun, terdengar derap langkah kaki kuda kavaleri yang berhenti mendadak. “Gadis Laundry! Kami wajib bergerak—saya butuh informasimu sekarang!” seru Xian dengan suara serak, berbisik di malam yang penuh bintang.

Kim berlari ke pohon magnolia, di mana Xian berada di baliknya. Namun, Bibi Wu telah terbangun dan menyergap di belakang tumpukan karung—ia telah mendengar derap kuda Xian dan mengikuti langkah Kim. “Xian!” teriak Kim, sementara Bibi Wu bergerak perlahan, siap menyerang. Kim melihat cincin di jarinya—janji romantis Xian adalah perlindungannya, dan ia tidak takut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!