Wanita cantik dengan segudang kehidupannya yang kompleks, bertemu dengan laki-laki yang mengerikan tapi pada akhirnya penuh perhatian.
Dengan latar belakang yang saling membutuhkan, akhirnya mereka di pertemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emlove 19
Rosa tak ingin ambil resiko, mengingat terkadang media bisa berada di mana saja untuk mencari berita, dengan cepat Rosa berjalan mendahului, bukan lewat depan tapi jalan samping yang di lihatnya ada orang keluar masuk dari sana.
"Rosa!" teriak Demitri terkejut melihat sekretarisnya.
"Saya lewat sini Tuan, mau ke belakang!" teriaknya.
"Lewat belakang?, apa-apaan?" Demitri hanya menghela nafas, tidak mungkin juga berlarian mengejar Rosa, dan segera melanjutkan langkahnya.
Ternyata seperti yang di duga, Rosa bisa sampai lebih dulu dengan bantuan beberapa informasi dari pelayan yang ada di Vila, bersyukur dalam hati, saat beberapa menit kemudian muncul Demitri.
Sambutan di berikan, Demitri berjabat tangan dan menuju ke tempat duduk yang sudah di sediakan, Rosa sengaja mengambil jarak sedikit jauh, namun saat perbincangan di mulai, dirinya terkejut karena Demitri menarik kursinya lebih dekat lagi.
Rosa menegang saat merasakan tubuhnya perlahan bergeser, dan kini tepat di samping Demitri yang masih berbincang dengan koleganya.
"Jangan jauh-jauh, aku gak harus berbicara keras jika ingin berdiskusi dengan mu" Perintah Demitri, dan Rosa segera mengangguk cepat.
Memasuki pembahasan yang mulai memanas, perusahaan yang telah bekerjasama dan melakukan pelanggaran masih berkelit dan tidak mau mengakui kesalahannya, Demitri menunjukkan senyum sinis nya.
Dengan satu kode, Rosa segera memberikan berkas yang di minta, dan Demitri menyodorkan, sesaat kemudian, semua masalah beres, Bahkan Demitri tanpa kasihan menginginkan kompensasi yang tidak sedikit dan membuat pemilik perusahaan itu memohon tanpa hasil apa-apa.
"Tandatangani perjanjian yang baru, atau perusahaan mu akan runtuh di waktu yang tidak lama" suara Demitri pelan, namun penuh ketegasan dan penekanan, dan pada akhirnya mereka melakukan apa yang di minta.
Cukup menegangkan, membuat hati Rosa kebat kebit sedari tadi, "Begini amat dunia bisnis, tak ada ampun dan tak ada toleransi" Batin Rosa yang kini sudah berdiri dan bersiap pergi bersama dengan Demitri.
Menuju ke ruangan yang disediakan untuk makan siang, Rosa masih mengikuti Demitri dari belakang, menyadari ada kekosongan, Demitri sengaja memelankan langkahnya.
Dan pada akhirnya Rosa terpaksa berada di sebelahnya, saat sudah sampai pada ruangan jamuan makan siang, Demitri lebih mendekatkan diri pada Sekretarisnya.
"Jangan meminum apapun kecuali air putih" ucapnya.
Rosa terkejut, masih tidak mengerti apa maksud perintahnya, namun saat ini harus dia jalani kalau tidak ingin sang Bos murka.
Rosa memisahkan diri, sementara Demitri masih mengawasi Rosa saat makan dan berbincang dengan koleganya.
Disana datang beberapa model papan atas yang tiba-tiba bergabung, Rosa sampai terpana saat melihat penampilan mereka, tinggi, anggun, cantik dan kesan mewah begitu nampak nyata.
Rosa yang masih mengamati tak sengaja menyenggol seseorang.
"Oh maaf" ucapnya.
Laki-laki itu tersenyum, dan berdiri di samping Rosa sambil memperhatikan para model itu beraksi.
"So seksi" ucap laki-laki itu.
"Hem, kenapa mereka disini?" tanya Rosa.
"Tentu saja membuat para petinggi dunia bisnis itu rileks setelah mengalami ketegangan soal uang dan saham"
"Apa?!" Rosa menoleh dengan raut wajah yang tidak mengerti.
"Kamu masih baru jadi sekretaris Tuan Demitri?"
"Begitulah"
"Oh pantas, nikmati saja kalau begitu" laki-laki itu menyeringai dan tersenyum meninggalkan Rosa.
"Ck, apa maksud nya?, ada-ada saja" gumam Rosa yang masih berdiri sambil menikmati makan siangnya, tentu saja ditemani air putih diantara banyaknya minuman lain yang menggugah selera, bagaimana pun perintah Demitri tak berani dilanggar, dari pada harus berurusan dengan sang Bos mode galak nya.
Tak berselang lama, Rosa merasa harus mencari Toilet, sudah tak bisa menahan air yang ada dalam kandung kemihnya, bergegas pergi menuju sebuah lorong sesuai petunjuk yang ada.
Setelah melakukan ritualnya, Rosa segera bergegas kembali, namun sesuatu membuatnya terkejut setengah mati.
"Astaghfirullah!" ucapnya seketika membuka mulutnya.
Matanya melihat pemandangan yang tak baik menurut kesehatan otaknya, sebuah ruangan yang dilewati tanpa sengaja terbuka pintunya dan di dalam sana salah satu wanita tengah mende sah pasrah bergulat dengan pria yang sudah tak memakai busana.
Rosa langsung berjalan cepat melewati, dan dengan tangan panas dingin menuju kembali ke ruangan melangkah tergesa dan_
Brug!
"Oh maaf!" Rosa tak melihat, masih ada ketakutan menyelimuti nya.
"Rosa?"
Deg!
Segera mendongak, dan entah kenapa, Rosa seolah butuh tempat berlindung, reflek tangannya memeluk Demitri cepat, "Saya takut"
"Kita kembali" ucap Demitri dan masih membiarkan Rosa memeluknya dengan erat.
Demitri membawa Rosa pergi, meraih tangan dingin Rosa yang memeluknya sesaat tadi, ada ketakutan yang dirasakan, bahkan tangan itu masih sedikit gemetar.
Masuk kedalam mobil, Demitri segera melajukan mobilnya pelan menuju ke jalanan, dan Rosa masih tampak diam.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Demitri.
Rosa tersentak kaget, lalu berusaha tersenyum untuk mengurangi ketakutannya.
"Maaf Tuan Demitri saya tidak bermaksud memeluk anda tadi, hanya reflek mencari perlindungan"
"Hem, aku tau dan bukan itu pertanyaan ku"
Rosa lalu mengatur nafasnya lebih pelan, agar merasa tenang, "Apa selalu seperti ini Tuan?"
"Maksud nya?"
Rosa menceritakan apa yang dilihatnya, dan Demitri masih terdiam mendengarkan ceritanya, sampai Rosa menatapnya sedikit lama.
"Mereka memang sudah menyiapkan pesta itu, mungkin berharap aku ikut, jebakan di ruang makan tadi lumayan, kebanyakan mereka terperangkap dan melakukan hal gila, tapi mungkin mereka juga suka"
"Oh, itu mangkanya tuan Demitri melarang saya minum selain air putih?"
"Hem"
Rosa terdiam, hatinya menghangat, sepertinya Demitri tak se mengerikan yang dia sangka selama ini, "Terimakasih Tuan" ucapnya.
"Untuk?"
"Yang Tuan Demitri lakukan untuk saya"
"Bukan untuk mu, lebih untuk diriku sendiri, kalau kamu sampai terjebak, bisa-bisa aku yang kamu terkam nanti"
What!, ya Tuhan!, rasanya menyesal sesaat lalu Rosa sudah memuji Bos Sialan itu dalam hati.
Diam, tak ada lagi percakapan, dan Rosa berakhir duduk di ruang kerjanya kembali, berusaha me reset ulang otaknya agar tak tercemar dengan hal gila yang dilihatnya.
Baru saja tangannya hendak move on, tiba-tiba saja dikejutkan kemunculan seseorang.
"Bagaimana kerja hari ini?" tanya Romi yang sudah duduk di depan Rosa tanpa di minta.
"Aman pak"
"Gak merepotkan?"
"Lumayan"
Romi tersenyum, tapi menurut Rosa aneh, hingga membuatnya mengerutkan kening curiga.
"Ada apa pak?" tanya Rosa.
"Apanya?" tanya Romi sok gak tau maksud wanita di depannya.
"Senyum bapak itu maut deh kayaknya, curiga saya"
"Kamu memang hebat Rosa, sudah tau ada sesuatu sebelum aku bicara"
"Pak Romi gak tau, saya keturunan dukun beranak"
Romi terkejut mendengar jawaban ngawur Rosa, "Kau ini"
"Memang ada apa sih pak?" lelah hati deh rasanya, Rosa masih belum sembuh benar dari trauma kejadian beberapa jam lalu.
"Perjalanan luar negeri, Tuan Demitri menyuruhku menguruskan visa, paspor dan urusan legalitas milikmu"
JEDAR!
Bumi gonjang ganjing seketika, langit terasa membelah diatas kepalanya, dan Rosa mendelik tanpa kata.
KOMEN DONG PEMIRSA, BERSAMBUNG.
🤦🤦🤦