Sudah merasakan hidup nyaman di dunia misi yang lama bertahun-tahun, setelah tiba-tiba sistem menghilang dan tidak dapat dihubungi.
Namun tiba-tiba saja Xia An Yi terbangun dan sudah berada di dalam tubuh orang yang berbeda.
Lanjutan selengkapnya, bisa langsung baca saja ya Kakak😁.
Jangan pelit buat kasih like dan komentarnya setelah membaca ya Kakak. Terima kasih😉.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan belas
Setelah hari pertama bertemu dengan An Yi, Putra Mahkota terus berusaha kembali mendekati An Yi.
Seperti saat ini, ketika dia melihat An Yi tengah berada di luar kediaman, Putra Mahkota akan berjalan mendekat dan menceritakan bagaimana dulu mereka berjalan-jalan bersama.
An Yi hanya merespon Putra Mahkota seperlunya, namun dia juga terkadang memperlihatkan sedikit ketertarikan untuk membuat Putra Mahkota yakin, jika mereka bisa seperti dulu lagi.
[Nona, apakah kau tidak lelah melihat Putra Mahkota yang sangat naif itu? Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi].
"Jika kau tidak tahan, maka hapus saja tugas untuk membuat Putra Mahkota menyesal dan hanya ingin menikahi Nona Xia ini,"
[Itu tidak bisa, tugas yang sudah ditetapkan oleh sistem, tidak dapat diubah!]
"Jika begitu, maka kau harus bertahan beberapa hari lagi,"
Tu Tu hanya bisa pasrah, karena harus melihat An Yi yang sedang memainkan trik tarik ulur pada Putra Mahkota.
Hari ini An Yi akan pergi ke pelelangan untuk melelang sebuah pedang, karena dia mendapat informasi jika akan ada pedang yang cukup bagus akan dilelangkan.
"Ini adalah tempatnya," ucap An Yi.
"Nona Xia, kenapa kau ingin masuk ke pelelangan ini?" ucap Putra Mahkota.
"Tentu saja karena ada barang yang aku inginkan,"
"Jika ada yang kau inginkan, kau bisa mengatakannya padaku. Aku akan..."
"Itu tidak perlu, Yang Mulia. Saya masih bisa mendapatkan apa yang saya inginkan, dengan kemampuan saya sendiri,"
An Yi masuk ke dalam tempat pelelangan itu tanpa peduli dengan reaksi Putra Mahkota padanya.
"Silakan Nona, apakah ada benda yang ingin kau lelangkan?" ucap pelayan tempat itu.
"Tidak, aku akan melihat barang-barang yang dilelangkan hari ini. Jika ada yang membuatku tertarik, aku akan mengambilnya,"
"Tentu Nona, silakan anda masuk ke dalam ruangan itu. Acara pelelangan akan segera dimulai,"
An Yi mengangguk lalu berjalan ke arah ruangan yang ditunjukkan oleh pelayan itu, diikuti Putra Mahkota di belakangnya.
Putra Mahkota sendiri tidak tahu barang apa yang diinginkan oleh An Yi, sampai-sampai An Yi lebih memilih masuk ke dalam tempat pelelangan, dari pada harus meminta padanya.
Di dalam ruangan itu ada banyak orang yang sudah duduk dan menunggu pelelangan di mulai.
An Yi memilih duduk di sudut kursi yang tidk banyak orang di sana.
[Nona, aku lihat ada dua senjata yang akan dilelangkan nanti. Salah satunya adalah pedang yang berusia 1000 tahun, tetapi pedang itu....]
"Ada apa dengan pedang itu?"
[Pedang itu sudah beberapa kali dilelangkan, ada dua keluarga yang pernah berhasil melelang pedang itu, tetapi tak lama pedang itu dilelangkan kembali oleh mereka].
"Pedang yang sangat menarik!"
[Apa maksudmu pedang yang menarik?]
"Pedang itu berusia 1000 tahun, itu artinya pedang itu sudah ada ketika dunia ini masih dunia kultivasi. Kau pasti tahu benda-benda dari dunia kultivasi seperti apa, Tu Tu,"
Tu Tu terdiam, mencoba mengingat tentang dunia kultivasi yang pernah dia dan An Yi masuki.
[Aku tahu! Nona, maksudmu pedang itu....]
An Yi mengangguk, "Benar, orang-orang yang telah melelang pedang itu tidak tahu bagaimana harus menaklukan pedang itu. Jadi, kita harus mendapatkan pedang itu dan menjadikannya milik kita!"
[Kau memang hebat, Nona!]
An Yi hanya diam, sementara Putra Mahkota melihat sekeliling orang yang mencoba menatap An Yi dengan liar.
Pelelangan di mulai, semua orang mulai berbicara mengenai barang-barang yang akan dilelangkan.
Seseorang yang akan membantu melelangkan barang-barang itu pun sudah berada di depan mereka, dengan dua orang yang membantunya.
Barang-barang yang dilelangkan tidak membuat An Yi tertarik, meski Putra Mahkota mencoba menawarkan kalung giok berusia 10 tahun pada An Yi, namun ditolak.
Bahkan An Yi berkata jika kalung itu lebih cocok untuk Xia Lu Mei, yang membuat Putra Mahkota tidak lagi bersuara.
"Baik, ini adalah dua barang terakhir yang akan kami lelangkan hari ini!" ucap orang dari tempat pelelangan itu.
Sebuah pedang dan belati berada di atas sebuah kotak, dan dibawa oleh dua orang.
Semua orang saling berbisik mengenai pedang itu, karena ini adalah ketiga kalinya pedang itu dilelangkan. Namun kali ini bukan hanya pedang, melainkan sebuah belati juga ada di sana.
"Belati itu pasti untuk menarik perhatian saja, kita tahu pedang itu sudah sering dijadikan bahan lelang. Ini adalah ketiga kalinya," ucap seseorang.
"Benar, jika seseorang ingin memiliki belati kecil yang sangat bagus itu, mereka pasti harus melelang pedang yang tidak berguna itu juga. Benar-benar cara yang pintar dan licik!" ucap yang lainnya.
An Yi hanya diam mendengar ucapan mereka.
[Nona, belati itu terlihat biasa. Tetapi sebenarnya belati itu juga tidak jauh berbeda dengan pedang yang dilelangkan].
"Jika begitu kita akan memiliki dua senjata yang bagus sekaligus,"
Semua orang tampak tidak tertarik pada pedang yang ada di depan mereka.
"Baiklah, pedang ini pasti kalian tidak asing lagi. Karena pemilik pedang ingin segera melelangkannya, maka harga pedang ini juga tidak tinggi seperti sebelumnya. Dan harga akan dibuka dengan 100 keping emas!" ucap orang dari tempat lelang.
Semua orang terkejut, 100 keping emas bukanlah uang yang sedikit, pemilik pedang tidak ingin rugi terlalu banyak dari uang yang dia keluarkan sebelumnya.
Meski begitu, tidak seorangpun yang angkat bicara untuk mulai menawar pedang itu.
"Apakah tidak ada yang mau menawar pedang dan belati ini?" ucap orang itu lagi.
Orang dari pelelangan melihat ke arah seseorang, dan terlihat orang itu memberi kode untuk menurunkan harganya.
[Nona, kenapa kau tidak mulai menawarnya?]
"Tunggu sebentar, aku melihat orang pemilik pedang itu sedang memberi kode pada orang di depan itu,"
Dan benar saja, tak lama setelah itu harga pedang yang tadinya 100 keping emas, berubah menjadi 80 keping emas.
"Lihat! Sudah turun 80 keping emas. Baiklah, karena bagiku pedang itu cukup bagus, aku akan mulai menawarnya,"
[Semangat Nona!]
An Yi mengambil papan kayu yang ada di depannya, kemudian mengangkat papan kayu itu.
"Aku menginginkan pedang itu, dengan 80 keping emas yang kau tawarkan!" ucap An Yi dengan tenang.
Semua orang menoleh padanya dengan terkejut, begitu juga dengan Putra Mahkota.
"Nona, jika kau ingin menawar. Maka kau harus menambahkan tawarannya lagi," ucap orang dari tempat pelelangan.
"Aku lihat tidak ada yang mau dengan pedang itu, jika aku harus memberikan tawaran lebih dari 80 keping emas, maka lupakan saja!"
Orang dari tempat pelelangan itu terdiam, memang apa yang dikatakan oleh An Yi benar.
"Nona Xia, apa yang kau lakukan? Kau sudah mendengar jika pedang itu...."
"Yang Mulia, kau tidak mengerti apapun, jadi aku harap kau tidak ikut campur,"
Putra Mahkota tercengang dengan ucapan An Yi padanya.
An Yi menatap orang di depan dan pemilik pedang itu bergantian, dia yakin jika pemilik pedang bukanlah orang yang bodoh, dan akan melepaskan kesempatan itu.