Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LANJUTAN DARI EPISODE 18
Sementara di tempat yang tidak jauh dari kejadian, sepasang mata terus mengintai ke arah Gerhana dan juga Naga Bonar. Ya, sepasang mata tersebut adalah anak buahnya Mat Gondrong, sambil memegang kamera perekam seluruh tubuhnya bergetar hebat, karena melihat sendiri dengan mata kepalanya bagaimana Naga Bonar dapat dikalahkan dengan mudahnya oleh Gerhana. Bahkan, Gerhana pun sama sekali tidak terluka sedikit pun oleh serangan-serangan anak dari anak buahnya Naga Bonar dan juga Naga Bonar sendiri. "Luar biasa, anak ini benar-benar hebat," gumam orang itu di dalam hatinya.
Gerhana yang merasakan ada yang sedang memata-matainya pun membiarkan saja orang tersebut memata-matainya, karena dia tahu orang yang memata-matainya tidaklah bermaksud jahat kepadanya.
Kembali lagi ke Naga Bonar dan Gerhana, "Paman, saya tahu Paman dan anak buah Paman sudah dibayar oleh seseorang untuk melenyapkan saya dari dunia ini," "Tapi alangkah lebih baiknya jika Paman dapat menggunakan kelebihan Paman untuk membantu sesama, apalagi orang-orang yang memang lagi membutuhkan bantuan, bukan malah sebaliknya, Paman."
Kali ini, Naga Bonar merasa telah dihajar telak mengenai hatinya oleh Gerhana. "Paman tidak perlu ragu-ragu atau bimbang, jika memang Paman ingin berubah dan bertobat kepada Allah SWT, saya yakin sebanyak apa pun kesalahan dan dosa-dosanya Paman akan diampuni oleh Allah SWT. Insya Allah, saya akan membantu Paman. Saya yakin di balik kekejaman yang Paman lakukan kepada setiap targetnya Paman, Paman masih ada hati yang bersih. Namun, karena faktor ekonomi lah yang membuat Paman mengambil pilihan jalan yang salah."
"Maaf, Paman, saya juga bukanlah seseorang yang sempurna yang tidak lepas dari godaan setan dan iblis, Saya juga mempunyai hawa nafsu tetapi Alhamdulillah saya bisa mengendalikannya. Paman, saya tidak menghabisi Paman dan anak buahnya Paman sekarang, tapi jika kita bertemu lagi lain kali, saya tidak akan bisa berjanji padamu, Paman," ucap Gerhana kepada Naga Bonar. Dengan santainya, Gerhana pun segera pergi menuju motor sport-nya dan segera meninggalkan Naga Bonar dan semua anak buahnya.
Sebelum Gerhana pergi meninggalkan Naga Bonar dan semua anak buahnya, Gerhana pun sudah melepaskan totokannya kepada anak buah Naga Bonar dan juga Naga Bonar.
Setelah Naga Bonar dan keenam anak buahnya dilepaskan totokannya oleh Gerhana, mereka pun bergegas meninggalkan tempat tersebut.
Di dalam mobil, Naga Bonar terus teringat dengan kejadian barusan yang mana dia dan keenam anak buahnya dengan begitu mudahnya dapat dikalahkan oleh Gerhana, tidak hanya di situ saja, senjata yang jadi andalan Naga Bonar pun dengan mudahnya diambil olehnya Gerhana. "Anak itu benar-benar sakti," "Aku rasa dia sangat cocok dan bisa menjadi pemimpin di dunia bawah tanah," gumam Naga Bonar di dalam hatinya.
Ketika Gerhana sedang berada di tengah perjalanan pulang menuju ke rumah ayah angkatnya, Pak Adi Cokro, tiba-tiba ada sebuah mobil yang menghadang laju motor sport-nya, dan salah satu dari orang yang ada di dalam mobil tersebut langsung ke luar dari dalam mobil untuk menuju ke arah Gerhana, "Maafkan kami, Tuan Muda, jika kami membuat Anda tidak nyaman atas tindakan kami ini," kata orang yang sedang mendekat ke arahnya Gerhana. "Tidak, Paman," "Saya tidak merasa tersinggung atas perbuatan Paman kepada saya," jawab Gerhana kepada orang tersebut. "Baiklah, Tuan Muda, jika Anda tidak keberatan, maukah Tuan Muda ikut bersama kami sekarang?" "Baiklah, Paman, saya akan ikut bersama kalian sekarang," ucap Gerhana kepada orang tersebut. "Silakan, Tuan Muda, Anda ikut bersama kami," sambil mengajak Gerhana untuk ikut menaiki mobil bersama-sama, tapi Gerhana menolak ajakan dengan sopan. "Tidak perlu, Paman, biarlah saya tetap naik motor saya saja, dan mengikuti kalian dari belakang," ucap Gerhana kepada orang tersebut. "Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusannya Tuan Muda, saya tidak akan memaksa Tuan Muda," Dan akhirnya, mereka pun segera berangkat bersama-sama dengan kendaraan mereka masing-masing.
Sesampainya di tempat tujuan (rumahnya Mat Gondrong), Gerhana pun langsung dipersilakan masuk oleh orang yang mengajaknya tadi, dan di dalam rumah, Mat Gondrong pun telah menunggu Gerhana di sebuah ruangan, yang mana di ruangan tersebut sudah tersedia beberapa makanan dan juga minuman yang sudah disiapkan di atas meja tersebut.
"Assalamualaikum, Paman," ucap Gerhana kepada Mat Gondrong saat Gerhana sudah masuk ke dalam rumahnya Mat Gondrong dan menuju ke ruangan tersebut. "Waalaikumsalam." "Selamat datang kembali di kediamanku, anak muda," dan maaf kalau saya sedikit memaksa menjemputmu ke sini," ucap Mat Gondrong kepada Gerhana. "Tidak apa, Paman," "Justru saya jadi tidak enak kepada Paman sudah mau repot-repot menjemput saya kemari," ucap Gerhana kepada Mat Gondrong. Dan Gerhana pun langsung menghampiri Mat Gondrong dan segera mengambil kanan tangannya Mat Gondrong dan mencium punggung tangan kanannya Mat Gondrong.
Melihat apa yang dilakukan Gerhana kepadanya, membuat Mat Gondrong menjadi kagum terhadap Gerhana, "Anak ini selain hebat, dia juga sangat sopan," "Inilah calon penerus yang cocok untuk memimpin dunia bawah tanah," gumam Mat Gondrong di dalam hatinya. Gerhana yang bisa mendengar ucapan Mat Gondrong pun hanya tersenyum manis memperlihatkan giginya yang putih ke arah Mat Gondrong.
"Maaf, Paman, ada apa kiranya Paman sudah mau repot-repot mengundang saya ke sini?" Tanya Gerhana kepada Mat Gondrong. "Saya hanya ingin bersilaturahmi dan ingin mengenal kamu lebih dekat lagi, anak muda," jawab Mat Gondrong kepada Gerhana.
"Selagi niat Paman baik kepada saya, saya akan dengan senang hati menerimanya, Paman," jawab Gerhana kepada Mat Gondrong.
Di saat Gerhana dan Mat Gondrong sedang berbincang-bincang, tiba-tiba muncullah Angel, "Assalamualaikum, Pa," ucap Angel memberikan salam kepada Papanya (Mat Gondrong). "Waalaikumsalam," jawab Mat Gondrong dan juga Gerhana.
Melihat sosok Gerhana yang ada di hadapan Papanya (Mat Gondrong), Angel pun langsung menyapa Gerhana. "Apa kabar, Kak Gerhana?" "Sudah lama kita tidak bertemu," sapa Angel kepada Gerhana. "Alhamdulillah, baik, Nona," jawab Gerhana kepada Angel.
Melihat ekspresi anaknya Angel yang nampak bahagia melihat kehadiran Gerhana, Mat Gondrong pun tersenyum bahagia.
"Kemarilah, Angel, duduk sini kita ngobrol-ngobrol bareng," ajak Mat Gondrong kepada anaknya (Angel). Angel pun segera mendekat ke arah mereka berdua (Gerhana dan Mat Gondrong) dan duduk di dekat Mat Gondrong.
Sebenarnya, Mat Gondrong sendiri ada niatan untuk menjodohkan anak semata wayangnya (Angel) dengan Gerhana, tapi Mat Gondrong tidak ingin membuat Gerhana menolak niatannya.
"Oh ya, Nak Gerhana, saya dengar katanya sebelum anak buah saya menjemput Nak Gerhana ke sini, Nak Gerhana sedang dihadang oleh 7 orang misterius?" Tanya Mat Gondrong kepada Gerhana. "Iya, Paman, tadi sepulangnya saya dari sekolah dan ingin pulang ke rumah, saya dihadang oleh 7 orang, Paman, dan kalau tidak salah, salah satu dari 7 orang tersebut bernama Naga Bonar," jawab Gerhana kepada Mat Gondrong. Mendengar ucapan dari Gerhana, Mat Gondrong pun terdiam sejenak dan baru setelahnya Mat Gondrong kembali bertanya kepada Gerhana, "Bukannya Naga Bonar adalah salah satu preman yang sangat kejam?" "Kenapa Nak Gerhana sampai dihadang olehnya?" "Ada seseorang yang ingin melenyapkan saya dari dunia ini, Paman, makanya dia menggunakan jasa Naga Bonar," jawab Gerhana kepada Mat Gondrong. "Apa Nak Gerhana memiliki musuh?" Tanya Mat Gondrong kepada Gerhana. "Setiap manusia yang hidup pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka," "Nah, mungkin ada yang tidak suka kepada saya, Paman," jawab Gerhana kepada Mat Gondrong. Setelah Gerhana berkata seperti itu, suasana pun hening sejenak.
Mat Gondrong pun hanya bergumam di dalam hatinya. "Anak ini ternyata selain hebat, dia juga sangat bijaksana di usianya yang masih muda," "Memang pantas anak ini untuk dijadikan pemimpin di dunia bawah tanah." Gerhana pun hanya tersenyum manis mendengar ucapan Mat Gondrong di dalam hati.
"Pasti ketujuh orang tersebut bisa Kak Gerhana kalahkan dengan mudah kan, Kak?" Tanya Angel yang tiba-tiba memecahkan suasana yang sempat hening sesaat. Gerhana pun hanya tersenyum manis yang memperlihatkan giginya yang putih menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Angel, tidak menjawab sama sekali dengan kata-kata.
Setelah mereka (Gerhana, Mat Gondrong, dan Angel) berbincang-bincang, Mat Gondrong pun mengajak Gerhana untuk makan bersama, meskipun di atas meja ruang tersebut sudah dipersiapkan beberapa makanan
dan minuman, tapi Gerhana tidak menyentuhnya sama sekali baik makanan dan minuman yang ada di atas meja, karena Mat Gondrong sendiri mungkin lupa untuk menawarkan makanan dan minuman itu kepada Gerhana karena asyiknya mengobrol dengan Gerhana.
Menanggapi ajakan dari Mat Gondrong, Gerhana pun tidak menolak, untuk menghormati Mat Gondrong. Meskipun tidak makan dan minum tidak jadi masalah buat Gerhana, karena Gerhana sudah mengalaminya (tidak makan dan minum dalam waktu yang lama) sewaktu dia diajak oleh petapa sakti beberapa tahun yang lalu. Di dalam ruang makan pun keadaan menjadi hening karena tidak ada dari mereka yang berbicara, hanya ada suara sendok yang beradu dengan garpu, atau sendok yang beradu dengan piring.
Setelah mereka (Gerhana, Mat Gondrong, Angel) Gerhana pun berinisiatif untuk pulang ke rumah karena hari sudah cukup sore dan Gerhana takut Pak Adi Cokro serta Lyra mengkhawatirkan nya.
Sebelum Gerhana pamit pulang, Mat Gondrong pun memberikan sesuatu kepada Gerhana, sebuah kartu berwarna emas. Ya, kartu itu adalah kartu ATM yang isi di dalamnya terdapat nominal rupiah yang sangat fantastis. Awalnya, Gerhana menolak pemberian kartu tersebut kepadanya, tapi karena Mat Gondrong memaksa Gerhana dengan alasan itu sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada Gerhana yang sudah menyelamatkan nyawa anaknya (Angel), Gerhana pun menerima pemberian dari Mat Gondrong. setelah itu, Gerhana pun langsung mengambil tangan kanannya Mat Gondrong serta mencium punggung tangan kanannya sembari mengucapkan salam. "Assalamualaikum, Paman, saya permisi pamit," ucap Gerhana dengan sopannya. "Waalaikumsalam," jawab Mat Gondrong kepada Gerhana. Gerhana pun segera melangkahkan kakinya keluar rumah tersebut menuju motor sport-nya untuk pulang ke rumahnya. Sesampainya di depan pintu masuk rumahnya Mat Gondrong, Angel berkata kepada Gerhana, "Kak, kalau Kakak ada waktu, main-main lagi ya kemari." "Insya Allah, Kakak akan main ke sini lagi, Nona," jawab Gerhana kepada Angel.
Setelah kepergian Gerhana dari rumahnya Mat Gondrong, Mat Gondrong pun melaju kembali ke ruang keluarga. "Anakku Angel, apa kamu menyukai Nak Gerhana?" Tanya Mat Gondrong kepada Angel. Angel pun tersenyum manis dan manja mendengar pertanyaan dari Mat Gondrong. "Siapa sih, Pa, yang tidak suka dengan Kak Gerhana?" "Sudah baik, sopan, ganteng pula, Pa," jawab Angel kepada ayahnya (Mat Gondrong). Mendengar jawaban dari anaknya (Angel), Mat Gondrong pun bahagia, tinggal bagaimana caranya mengutarakan niatnya kepada Gerhana.