MIMPI MENGUASAI DUNIA
Alkisah, pada tahun 1980, di sebuah desa kecil bernama Desa Paku yang terletak di Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, lahirlah seorang bayi laki-laki. Desa Paku dikenal dengan keindahan alamnya yang asri dan keramahan penduduknya. Bayi ini adalah putra dari pasangan muda, Bapak Amran dan Ibu Tita, yang dikenal sebagai keluarga yang sederhana namun penuh cinta. Bayi itu lahir tepat pukul 00.00 di malam Jumat Kliwon, sebuah waktu yang dianggap sakral oleh sebagian masyarakat Jawa.
Kelahirannya bertepatan dengan fenomena alam gerhana matahari total, sebuah peristiwa langka yang membuat langit menjadi gelap di siang hari. Konon, menurut kepercayaan sebagian masyarakat desa yang masih memegang teguh tradisi leluhur, anak yang lahir saat gerhana akan memiliki kelebihan dibandingkan anak-anak lain. Mereka percaya bahwa anak tersebut akan memiliki kekuatan spiritual atau bakat istimewa yang akan membawanya pada kesuksesan di masa depan.
Bayi laki-laki tersebut lahir dengan selamat, dengan berat badan 3,3 kg dan panjang 52,3 cm, lalu diberi nama Gerhana. Nama yang unik dan sarat makna ini diberikan oleh kakeknya, seorang tokoh agama yang dihormati di desa tersebut. Kakeknya berharap agar Gerhana kelak menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat sekitarnya.
Ayah dari bayi tersebut, Bapak Amran, adalah seorang pegawai yang bekerja di salah satu instansi pemerintah. Beliau adalah sosok yang bertanggung jawab dan pekerja keras, selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ibu dari bayi tersebut, Ibu Tita, adalah seorang ibu rumah tangga yang penyayang dan penuh perhatian. Beliau mengabdikan seluruh hidupnya untuk merawat keluarga dan membesarkan anak-anaknya. Kehidupan pasangan suami istri ini terbilang harmonis dan bahagia, apalagi dengan kehadiran seorang anak yang baru saja mereka dapatkan, yang semakin menambah kebahagiaan mereka.
Karena salah satu kebahagiaan dalam berumah tangga adalah memiliki anak atau keturunan. Kehadiran seorang anak akan melengkapi kebahagiaan sebuah keluarga dan menjadi penerus generasi. Sebab, tidak semua pasangan yang berumah tangga dapat memiliki anak. Ada berbagai faktor yang menyebabkan pasangan sulit mendapatkan keturunan, mulai dari masalah kesehatan hingga faktor usia. Bahkan, ada pasangan yang sudah menikah lebih dari 10 tahun belum juga dikaruniai anak.
Meskipun tinggal di desa, kehidupan Bapak Amran dan Ibu Tita sangat bahagia karena masyarakat di sana sangat mengutamakan rasa kekeluargaan yang erat. Gotong royong dan saling membantu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Jadi, setiap ada warga yang tertimpa musibah, warga lain akan berbondong-bondong membantu tanpa mengharapkan imbalan. Mereka percaya bahwa dengan saling membantu, beban akan terasa lebih ringan dan masalah akan lebih mudah diatasi.
Seiring berjalannya waktu, bayi Gerhana pun mulai tumbuh menjadi balita yang lucu dan menggemaskan. Namun, berbeda dengan balita lain, Gerhana lebih menonjol. Di usia balita yang baru 2 tahun, ia sudah bisa berbicara dengan jelas layaknya anak berusia 7 tahun. Ia mampu merangkai kata-kata menjadi kalimat yang sempurna dan mengungkapkan pikirannya dengan lancar. Walaupun nada suaranya tidak terlalu keras, tetapi cukup terdengar oleh lawan bicara.
Tepat pada usia 5 tahun, Gerhana kecil sudah bisa berhitung dari 1 sampai 10 dan sudah bisa membaca abjad A sampai Z dengan lancar. Ia memiliki daya ingat yang kuat dan kemampuan belajar yang luar biasa. Kedua orang tuanya berinisiatif untuk memasukkan Gerhana kecil ke pendidikan anak, yaitu TK. Gerhana kecil pun sangat pandai dibandingkan teman-temannya seusia di TK dan menjadi idola. Ia selalu menjadi pusat perhatian dan mendapatkan pujian dari guru-gurunya.
Di usia 6 tahun, kedua orang tua Gerhana kecil sepakat untuk memasukkan Gerhana kecil ke sekolah dasar yang terdapat di Desa Paku. Namun, karena usia Gerhana masih tergolong muda (6 tahun), kepala sekolah pun ragu untuk menerima Gerhana kecil di sekolah karena khawatir Gerhana belum bisa apa-apa. Tetapi, kedua orang tua Gerhana kecil meyakinkan kepala sekolah tersebut bahwa anak mereka sudah bisa membaca, berhitung, serta bisa menulis, meskipun tulisannya belum begitu rapi. Mereka yakin bahwa Gerhana akan mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Ricky Adhitya
LAH WONG KAYU AGONG AUTHOR 🤣🤣🤣
2025-11-08
0