NovelToon NovelToon
JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Bertani
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Si kecil pemimpi

Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku tidak akan menyukaimu lagi

Chen Lin menarik napas dalam-dalam, mengabaikan denyutan di dahi dan rasa pusing sisa transmigrasi.

Naluri agen rahasianya langsung mengambil alih; ia tidak punya waktu untuk drama umpan meriam yang murahan.

Ia menegakkan punggungnya, dan aura sinis yang dingin seketika menggantikan kepanikan 'Chen Lin' yang bodoh.

Ia menatap lurus ke mata Wang Ming. "Kau benar," katanya dengan suara tenang yang mengejutkan tapi menawan.

Wang Ming dan Lin Jing terkejut melihat perubahan drastis ini. Wang Ming, yang sudah siap dengan penolakan atau tangisan, seketika membeku.

"Aku memang gila," lanjut Chen Lin, mengulas senyum tipis yang mengejek. "Gila karena baru sadar. Gila karena selama ini aku membuang waktuku, mengorbankan martabatku, hanya untuk seorang pria yang bahkan tidak tahu cara menghormati dirinya sendiri, apalagi orang lain."

Lin Jing, terkejut namun sigap, segera memasang ekspresi sedih dan memeluk erat lengan Wang Ming. Dengan suara lirih, ia berkata, "Wang Ming tidak seperti yang kau katakan."

Chen Lin mengabaikan Lin Jing, perhatiannya tertuju pada noda darah di pinggiran meja.

"Aku ke sini bukan untuk merengek," katanya, nadanya merendah, menargetkan para penonton di kafe.

"Aku datang untuk mengembalikan ini." Ia mengambil kotak hadiah ulang tahun Wang Ming dari tasnya kotak itu dilemparkannya ke meja, mendarat dengan bunyi 'gedebuk' yang tajam.

"Aku terbentur meja, dan darahku jatuh di sini," Chen Lin menunjuk dahi dan meja dengan telunjuknya yang ramping.

"Itu adalah darah terakhir yang akan tumpah untuk drama picisan ini."

Ia lalu menatap Wang Ming dan Lin Jing, yang kemejanya ternoda kopi.

"Tentang kopi itu," Chen Lin menunjuk noda di kemeja Lin Jing dengan acuh tak acuh,

"itu ketidak-sengajaan, tapi siapa suruh kau membuatku marah, huh? Anggap saja itu biaya untuk pelajaran yang baru saja kudapatkan: Selera rendahan dalam memilih teman dapat merusak pakaian termahal sekalipun."

Lin Jing tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia ingin membantah, tetapi tidak menemukan kata-kata yang tepat.

Chen Lin mengeluarkan beberapa lembar uang kertas, melemparkannya ke meja tanpa menghitung—jumlahnya jauh melebihi harga jas dan kopi.

"Uang ini untuk ganti rugi jas dan kopi," ujarnya dingin. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke pelayan kafe.

"Dan sisanya, untuk pelayan yang harus membersihkan kekacauan drama ini."

Ia menatap Wang Ming untuk terakhir kalinya, tatapan yang penuh penghinaan dan ejekan.

"Wang Ming," Chen Lin mengakhiri.

 "Mulai sekarang, aku tidak tertarik lagi padamu. Kau dan... kekasih kecilmu," ia melirik Lin Jing sekilas,

"tidak sepadan dengan energi yang kuperlukan untuk memesan kopi. Anggap saja ini perpisahan."

Tanpa menunggu balasan, Chen Lin berbalik. Langkahnya mantap, penuh otoritas, dan ia berjalan keluar kafe, meninggalkan para pengunjung yang terdiam dan terkejut.

Wang Ming membeku.

Ia merasa lega mendengar Chen Lin mengatakan tidak akan menyukainya lagi, tetapi di sisi lain, ia merasakan kekecewaan aneh—seolah ada sesuatu yang berharga baru saja menghilang.

Lin Jing yang melihat Wang Ming memandang pintu kafe dengan linglung, segera menarik lengannya.

"Aku minta maaf untuk Chen Lin. Sebenarnya dia bukan orang seperti itu," kata Lin Jing dengan wajah sedih.

Wang Ming segera tersadar, merasa bodoh karena sempat terpesona sesaat. Ia mengelus kepala Lin Jing dengan lembut.

"Oke-oke. Kamu terlalu baik untuknya. Dia tidak pantas menjadi sahabatmu."

Saat pintu kafe tertutup di belakangnya, suara

batin Chen Lin kembali:

"Situasi drama kelas rendah terselesaikan. Sekarang, saatnya menghadapi masalah nyata: Kiamat yang akan dimulai DUA BULAN LAGI!"

Seingat Chen Lin, berdasarkan Bab 2 komik sampah itu, kiamat akan dimulai dalam waktu dua bulan, dan prosesnya berjalan sangat cepat.

Sebelum kiamat hujan lebat yang terus turun selama berminggu-minggu, diikuti penurunan suhu drastis yang tidak wajar. Berbagai saluran tv melaporkan anomali cuaca serta pangan mulai langka.

Hari pertama kiamat, Hujan berhenti. Salju tebal tiba-tiba turun di seluruh dunia, bahkan di daerah tropis. Suhu anjlok tiba-tiba. Wabah Resmi Dimulai. Hari itu adalah penentuan antara hidup atau jadi zombi, menurut komik yang dia baca saat itu manusia akan mengalami demam tinggi, jika bertahan dia akan mendapatkan kekuatan atau tetap menjadi manusia biasa tapi jika tidak mampu bertahan maka dia akan menjadi zombie. kemudian virus Zombie mulai menyebar dengan cepat melalui sentuhan atau gigitan.

Di Hari Kedua , Salju masih turun dengan intensitas tinggi, melumpuhkan transportasi darat dan udara. terjadi Kekacauan Massal. Militer dikerahkan, tetapi gagal menahan gelombang pertama zombie. Toko-toko dijarah. Listrik di banyak kota mulai padam.

Di Hari Ketiga Salju berhenti, tetapi lapisan es yang tebal menyelimuti permukaan. Suhu tetap beku. Saat itu zombie mulai mengalami Mutasi Pertama. Zombie menunjukkan variasi (kuat, cepat, atau cerdas). Hewan-hewan dan tumbuhan mulai bermutasi, menjadi lebih besar dan agresif.

Dan di Hari Keempat & Kelima Langit tetap gelap dan mendung. Es membuat pergerakan sangat sulit. tapi pada saat itu mulai ada Pembentukan Pangkalan di berbagai kota. Para penyintas yang memiliki kemampuan (atau modal) mulai membentuk pangkalan perlindungan.

Chen Lin mengingat dengan jelas, keluarga Wang Ming adalah keluarga yang sangat berpengaruh, baik di dalam maupun luar negeri.

Oleh karena itu, bahkan di akhir zaman, kekuasaan mereka tetap tak tergoyahkan.

Basis pangkalan mereka berada di Kota S, dan itu adalah salah satu pangkalan terbesar dan teraman di negeri ini.

Tepat saat Chen Lin berjalan di pinggir jalan, seorang pria yang jusnya ia minum di kafe tadi—dengan rambut sedikit berantakan dan kaos oblong—menatap punggungnya dari jendela kafe.

Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya. Sangat menarik

Chen Lin mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor yang tersimpan sebagai 'Bibi'.

"Halo Bibi, Chen Wei masih di sekolah?" tanyanya segera setelah telepon diangkat.

Bibi di seberang telepon menjawab dengan singkat, "Ya."

"Oke, terima kasih Bibi."

"Um," jawab bibinya, lalu panggilan terputus.

Chen Lin menghela napas tak berdaya.

Dalam hidup ini, ia hanya memiliki adik laki-laki nta --- Chen Wei, dan bibinya. Sejak Chen Lin (yang asli) jatuh cinta pada Wang Ming, hubungannya dengan sang bibi menjadi suam-suam kuku.

 Chen Lin yang lama selalu merasa bibinya tidak menyukai Wang Ming, padahal bibinya hanya mengingatkannya agar tidak menyakiti diri sendiri.

Chen Lin segera menghentikan taksi. Ia memberikan alamat sekolah adiknya. Ngomong-ngomong, dalam komik itu, ia dan adiknya adalah yatim piatu. Orang tua mereka meninggal karena kecelakaan saat perjalanan dinas.

Untungnya, mereka meninggalkan warisan harta yang sangat banyak.

Hehe, cukup untuk menimbun barang tanpa perlu khawatir.

1
Dewi hartika
terus dan semangat jangan pantang menyerah,lanjuttt😁😁🙏🙏
Windy Hapsarini
semangat Thor n sehat selalu ,,🥰🥰
mamah wangda
semangat 💪💪,jgn putus ditengah jalan
Grey Casanova
lanjut kak
Grey Casanova
blm up2 dah 3hri kak
lee zha
kocak.... luar biasa.... menegangkan.... tapi juga manusiawi.... 👌👌👌👌👍👍👍semangat terus ya
Windy Hapsarini
akhirnya Wen Tao punya kemampuan..😍😍
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Yu~
love me🥰
Fitri R
lanjut...semangat upnya thor
Yu~: siap🫂
total 1 replies
Windy Hapsarini
makasih Thor, istirahat penting.. sehat n semangat selalu Thor 😍😍
Yu~: makasih ya, kamu juga jaga kesehatan🫂
total 1 replies
Lela Salsabila
semangat terus thor 💪💪💪💪
Yu~: siap🫂
total 1 replies
Windy_days
Phoenix, Dark Knight, The Dragon, Eclipse, Sun Rises 😇maaf kepikiran nya cmn ini aja
Yu~: ih bagusss ini, makasih ya🫂
total 1 replies
putra jaya
bagus kali
Yu~: makasih ya dukungannya
total 1 replies
putra jaya
saya juga Lanang tong tong thor🤣
Yu~: semoga sesuai dengan seleramu ya🤧
total 1 replies
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Rizki Rahmawan
saya Lanang 😄🤭
Yu~: loh othor jadi malu, tak kira pemintanya cewek aja. bertanya dengan nada halus 'ko bisa? ' /Facepalm/
total 1 replies
Rizki Rahmawan
hadir 🙋 kakak
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Lela Salsabila
GK PP GK up tiap hari juga v minimal ttp harus ada up nya thor😄😄😄😄

makasih udah up untuk hari ini👍👍👍 cerita nya bagus seru sekali cerita nya👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!