Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesombongan Qin Mo
Lu Chen bergerak cepat, melacak Qin Mo, yang sekarang tampak lebih stabil tetapi jauh lebih marah dan frustrasi. Qin Mo melihat Lu Chen, matanya merah. “Lu Chen! Kau mengikutiku! Apa kau melihat pencuri itu?” raung Qin Mo, Pedang Qi-nya memuntahkan kabut hijau yang menjijikkan, tanda korupsi yang mendalam. “Aku melihatnya,” jawab Lu Chen, matanya berbinar licik.
Lu Chen berjalan mendekat, menyuntikkan racun taktis ke telinga Qin Mo. “Dia ada di sebuah gua, sekitar dua mil di depan, diapit oleh kultivator Racun Puncak Inti Emas yang mengerikan. Dia terlindungi oleh Sumpah Surga. Dan tahukah kau apa yang dia miliki di sana, Qin Mo?”
Lu Chen tidak pernah menyebutkan Giok Inti. Dia menyebutkan hal yang paling meracuni pikiran Qin Mo. “Dia memiliki Ramuan Bunga Naga… dan Pil Pembangkit Inti yang dijanjikan Tetua Disiplin kepadamu. Dia menggunakannya untuk Pembentukan Inti Emasnya saat ini. Dia mencuri masa depan kultivasimu, Qin Mo.” Wajah Qin Mo berubah menjadi warna ungu Racun.
Tidak ada yang lebih buruk daripada melihat harta yang dijanjikan dicuri dan digunakan oleh musuh yang paling dibenci. “Aku akan membunuhnya! Aku akan mengambil Inti Emasnya!” raung Qin Mo, Pedang Qi-nya meledak dengan amarah buta, mengabaikan bahaya racun di sekitarnya.
Lu Chen hanya mengangkat bahu. “Tunggu, Qin Mo. Kultivator Racun Puncak Inti Emas itu terikat oleh Sumpah Surga. Kau harus menghadapinya dengan taktis…” Qin Mo sudah pergi, sebuah Pedang Qi buta yang didorong oleh kebencian.
Lu Chen tersenyum kecil. Aku tidak menyuruhmu membunuhnya. Aku hanya menyuruhmu pergi. Dan jika Giok Tersembunyi itu adalah ketiadaan, Giok itu akan berinteraksi dengan kebencian dan Qi korup lebih buruk daripada Qi murni. Lu Chen mengikuti Qin Mo, kini berubah menjadi pengamat yang jauh lebih dekat, menunggu konfrontasi yang tak terhindarkan.
Qin Mo bergerak menuju gua Lembah Racun Kuno bukan karena kesetiaan, melainkan karena didorong oleh api kebencian yang mendidih, mengabaikan rasa sakit korupsi Qi yang menjalar di sekujur tubuhnya.
Pikirannya dipenuhi dengan satu gambaran: Li Feng (Lian) mencuri Pil Pembangkit Inti yang telah dijanjikan padanya, sebuah penghinaan yang melampaui kerugian material.
Pedang Qi-nya, yang dulu bersinar emas murni, sekarang berputar dengan kabut hijau keruh—racun dari Lembah telah menyatu dengan energinya, dan Qin Mo, dalam kemarahan butanya, secara tidak sengaja menganggap korupsi itu sebagai peningkatan kekuatan. Ia adalah seorang kultivator Pedang yang percaya pada kekuatan yang bersih; namun, ia kini menggunakan kekejian.
Qin Mo mencapai pintu masuk gua. Di hadapannya, Formasi Racun Mo Ya tampak seperti tirai ungu yang bergerak lambat. Dia tidak mencoba menganalisis formasi itu; dia hanya menggunakan kekuatan brutal, mengumpulkan semua Qi yang korup dan terperangkap di Pedang Qi-nya. Ini adalah Qi yang tidak memiliki kesucian, melainkan kekacauan yang disengaja. "Teknik Penghancur Formasi Pedang Qi! Hancur!"
Ledakan Pedang Qi yang terkontaminasi itu menghantam segel gua. Formasi Racun Mo Ya berderit keras, tetapi tidak pecah. Sebaliknya, racun dalam formasi itu seolah-olah mengenali dan menyambut Pedang Qi yang terkorupsi Qin Mo.
Racun itu diserap ke dalam Pedang Qi Qin Mo, membuat Qi-nya semakin busuk. Qin Mo, yang sudah kelelahan, menyadari kebenaran yang mengerikan: setiap serangan Pedang Qi-nya hanya memperkuat pertahanan Racun, karena ia menawarkan lebih banyak racun untuk formasi tersebut.
"Kau tidak bisa memecahkannya dengan Qi, anak muda," suara dingin Mo Ya terdengar dari dalam, nadanya mengandung rasa jijik yang bersemangat. "Qi-mu hanya akan memberi makan racun. Kau adalah makanan bagi Lembah ini."
Frustrasi Qin Mo berubah menjadi kemarahan yang membakar. Dia menarik Pil Penstabil Qi yang ditinggalkan Lu Chen—yang ia yakini sebagai penemuan beruntungnya—dan menelannya. Untuk sesaat, Pedang Qi-nya stabil, membelikannya beberapa detik sebelum korupsi kembali.
Pintu gua terbuka, mengungkapkan Mo Ya dan Lian. Lian berdiri di depan, tenang. Dia tidak lagi memancarkan kelemahan seorang fana, melainkan ketenangan Inti Giok yang baru lahir. Wajahnya tenang, dan aura di sekelilingnya dingin, sunyi, sebuah kekosongan sempurna yang menyerap cahaya dan Qi. “Qin Mo,” kata Lian, nadanya datar dan tanpa emosi, sebuah kontras dari kehangatan yang dikenalnya. “Kau adalah kesalahan yang tidak perlu.”
“Kau! Pencuri! Kau mencuri Pil Pembangkit Inti-ku! Aku akan mengambil nyawamu, fana rendahan!” raung Qin Mo. Qin Mo meluncurkan serangan penuh. Dia menyalurkan Qi Pedang yang sengaja dia biarkan terkorupsi oleh racun Lembah, mengubahnya menjadi serangan hitam-hijau yang cepat, sebuah serangan yang seharusnya menghancurkan setiap Inti Emas atau Qi fana.
Mo Ya, di belakang Lian, menyipitkan mata. Ini adalah eksperimennya. Sumpah Surga mengikatnya, tetapi dia ingin melihat bagaimana Giok Tersembunyi—Qi ketiadaan—berinteraksi dengan Qi yang terkorupsi—Qi kekacauan.
Pedang Qi Qin Mo seharusnya menembus Lian, tetapi saat serangan itu bersentuhan dengan tubuh Lian, Giok Inti bereaksi. Giok adalah ketiadaan yang abadi, sebuah wadah sempurna. Racun adalah degradasi yang busuk. Ketika Pedang Qi yang korup itu mengenai Lian, Giok Inti Lian tidak memantulkannya—Giok itu malah menyerap racun dan Qi yang korup itu. Namun, prosesnya tidak mulus.
Lian terhuyung mundur, matanya melebar karena rasa sakit. Dia merasakan gelombang rasa mual yang dingin yang melumpuhkan dari Dantiannya. Racun Qi Qin Mo telah berhasil menembus lapisan pelindung pertamanya, memaksa Gioknya untuk bekerja keras, sebuah upaya pemurnian paksa.
Di dalam Dantian Lian, Inti Giok Hitam Murni yang baru terbentuk berputar panik. Qi Racun Qin Mo adalah Qi yang paling berlawanan dengan Giok; Qi itu tidak memiliki hukum dan kotor. Inti Gioknya tidak bisa menolaknya, karena Giok menerima semua energi ke dalam ketiadaannya, tetapi ia kemudian harus memurnikannya sebelum dapat mengasimilasi energi tersebut.
“Qi-nya busuk!” seru Zhe, suaranya dipenuhi alarm. “Qin Mo, dengan bodohnya, telah menemukan satu-satunya jenis Qi yang dapat menguji Giokmu! Jangan serap terlalu banyak! Itu akan menghancurkan Inti Giok barumu! Inti itu terlalu muda! Pukul dia kembali sebelum kau kewalahan!”
Lian mengerti. Qin Mo, dalam kebutaannya, telah menemukan kelemahan Giok Tersembunyi: kewajiban pemurnian paksa. Jika Giok dipaksa untuk memurnikan Qi yang terlalu banyak dan terlalu kotor dalam waktu yang terlalu singkat, itu akan membuat Inti itu sendiri tidak stabil. Lian tidak bisa lagi hanya berdiri dan menyerap. Dia harus menyerang balik.
Qin Mo melihat darah mengalir dari hidung Lian, dan matanya menyala. “Lihat! Kelemahanmu! Mati! Aku adalah kehendak surga!” Dia meluncurkan rentetan serangan Pedang Qi yang kacau dan beracun, setiap serangan lebih korup dari yang sebelumnya. Racun itu, didorong oleh kebencian Qin Mo, menembus Formasi Racun Mo Ya dan menyerang langsung Lian. Mo Ya hanya tersenyum lebih lebar, mengamati proses Giok itu berjuang melawan racun.
Lian memfokuskan semua kehendaknya, mengabaikan rasa dingin yang menggigil di meridiannya. Dia menarik kembali kekuatan Giok dari proses pemurnian, memadatkannya ke dalam kepalan tangannya. Dia tidak menggunakan Qi spiritual; dia menggunakan kepadatan absolut dari Fondasi Gioknya. Gioknya adalah materi yang paling padat dan paling murni. Itu adalah kekuatan fisik murni yang bertentangan dengan semua hukum Qi. Lian melepaskan pukulan. "Pukulan Giok Stabil!"