NovelToon NovelToon
Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

"Mbak, aku mau beli mainan, boleeeh?"
Seorang pria dewasa yang ditemukannya terbangun dan tiba-tiba merengek sepeti seorang anak kecil. Luaticia atau Lulu sungguh bingung dibuatnya.

Selama sebulan merawat pria itu, akhirnya dia mendapat informasi bahwa sebuah keluarga mencari keberadaan putra mereka yang ciri-ciri nya sama persis dengan pria yang dia temukan.

"Ngaak mau, aku nggak mau di sini. Aku mau pulang sama Mbak aja!" pekik pria itu lantang sambil menggenggam erat baju Lulu.

"Nak, maafkan kami. Tapi Nak, kami mohon, jadilah pengasuhnya."

Jeeeeng

Sampai kapan Lulu akan mengasuh tuan muda tersebut?

Akankah sang Tuan Muda segera kembali normal dan apa misteri dibalik hilang ingatan sang Tuan Muda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mbaaaaak Sakiiiit 04

Yang bertanya kisah Drake dan Dhea di judul apa, judulnya "Menggoda Ayah dari Wanita yang Merebut Tunanganku"

Silakan mampir bagi yang berkenan

...****************...

"Mbak ... Mbak ... bangun, Mbak!"

Eughhh

Lulu menggeliyat ketika Didit membangunkannya. Ia melihat ke ponselnya yang sudah usang, pada layar ponsel tersebut waktu masih menujukkan pukul 02.00 malam.

"Kenapa sih Dit, kenapa jam segini bangunin Mbak?" ucap lulu dengan sedikit kesal.

"Mbak, Didit mules Mbak. Pengen ke kamar mandi, tapi Didit takut,"sahut Didit sambil mengetukan dua jari kanan dan kirinya di depan wajah.

"Haaah, ya udah ya udah, ayo," tukas Lulu cepat.

Didit tersenyum namun senyumnya hilang seketika saat kembali merasakan perutnya yang tidak nyaman. Ia pun segera masuk ke kamar mandi.

Lulu yang menunggu Didit duduk sedikit agak jauh dari kamar mandi. Terdengar suara yang sangat tidak menyenangkan dari dalam sana. Namun dari suara itu membuat Lulu paham bahwa saat ini kondisi perut Didit sedang tidak baik-baik saja.

"Dit, tadi pas main makan apa?" teriak Lulu dari luar.

"Nggak, Didit nggak makan apa-apa,"sahut Didit dari dalam. Dia masih meringis karena perutnya yang begitu sakit.

"Bohong, jujur sama Mbak. Kamu makan apa tadi sama anak-anak,"ucap Lulu lagi. Dia yakin pasti Didit makan sembarangan saat bermain dengan anak-anak di desannya.

"Nggak, Mbak. Didit nggak makan apa-apa. Ehmm, Didit cuma ngicip makanan punya Romi. Itu, apa ya namanya makaroni tapi emang pedes sih," Didit akhirnya mengaku juga apa yang dimakannya.

Haaah

Luaticia mengusap wajahnya kasar. Dia yakin hal ini akan terjadi. Didit yang dia tahu bisa makan pedas tapi tidak bisa yang terlalu pedas. Dan makaroni pedas yang dibahwa Romi pasti sangatlah pedas.

"Dasar anak-anak itu,kenapa sih suka bikin masalah. Ya bukan salah mereka sih, salahnya ini bocah aja yang gampang tertarik sama apa yang dimakan temen-temennya. Haah, Didit, apa kamu beneran bocah yang terjebak dalam tubuh pria dewasa. Atau pria dewasa yang terjebak dengan pemikiran bocah. Aku masih bingung sampai sekarang karena nggak ada titik terang tentang siapa kamu sebenarnya."

Lulu berumam pelan, saat ini dia tengah memandangi wajah Didit yang terbaring setelah minum obat. Sejak jam dua dini pagi tadi hingga jam enam pagi, Didit sudah lebih dari tiga kali bolak-balik ke kamar mandi. Lulu mencoba memberinya obat lebih dulu. Dan ia berpikir bahwa hari ini dirinya akan libur berjualan.

"Kamu nggak ke pasar, Lu?" tanya Nek Asih, dia mendatangi kamar Lulu yang dialih kepemilikannya menjadi milik Didit semenjak pria itu dibawa ke rumah ini.

"Nggak Nek, kayaknya aku nggak jualan dulu deh. Didit sakit, nggak bisa kalau ditinggalin. Dari tadi dia baru tidur ini juga,"sahut Lulu, ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Nek Asih. Keduanya menutup korden kamar lalu menuju ke ruang tamu agar suara mereka tidak menggaggu tidur Didit.

"Ya udah kalau gitu. Kalau nggak baikan juga mungkin harus dibawa ke kota buat berobat. Tapi mending minta tolong ke Dokter Budi dulu sih biar diobati,"ucap Nek Asih.

Lulu mengangguk paham, dia berencana memanggil Dokter Budi memang, tapi mungkin menunggu sampai obat yang ia berikan ke Didit lebih dulu. Kira-kira ada efeknya atau tidak.

"Ughhh, Mbak ... " lenguh Didit. Lulu yang mendengar langsung berlari masuk ke kamar.

"Kenapa Dit, perutnya sakit lagi?" tanya Lulu.

Wajah Didit semakin pucat, bibirnya juga terlihat seperti orang yang tidak minum berhari-hari, dan keringat dingin pun terus mengucur. Lulu menjadi panik melihat kondisi Didit yang seperti itu.

"Iya Mbak, perut Didit sakit banget," sahut Didit meringis.

Lulu langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Dokter Budi. Sekitar 10 menit, Dokter Budi datang dan segera memeriksa Didit.

"Kita harus bawa Didit ke rumah sakit. Dia kekurangan cairan, harus segera mendapat infus juga dan pemeriksaan lainnya. Aku akan kasih obat nyeri dulu sambil di infus. Setelah ini aku bakalan ambil ambulan," ucap Dokter Budi.

Lulu hanya mengangguk, dia merasa takut melihat Didit yang seperti ini. baru seminggu lalu dia memarahi anak itu, dan sekarang Didit sakit. Lulu merasa sangat menyesal akan hal tersebut.

"Sembuh ya, Dit. Jangan sakit. Kalau Didit sembuh, Mbak bakalan beliin mobil-mobilan yang Didit mau,"ucap Lulu sambil menyeka wajah Didit yang basah karena keringat.

Tak berselang lama, Dokter Budi datang dengan membawa ambulan. Meski desa tempat tinggal Lulu lumayan berada di pelosok tapi ada sebuah ambulan di sana, dan akses jalan bisa dilalui juga meski tidak selancar jalanan kota.

Jarak tempuh dari desa tersebut hingga ke kota tempat rumah sakit berada sekitar kurang lebih dua setengah jam. Sedikit lama memang, tapi itulah rumah sakit terdekat dari mereka.

(intinya rumah si Lulu ini pelosok ya guys, jadi banyak informasi yang tidak masuk ke sana. Dan hal seperti ini di negara konoha ini masih sangat banyak. Wilayah yang kurang tersentuh oleh pembangunan juga masih sangat banyak)

Sepanjang jalan Lulu terus berdoa agar Didit baik-baik saja. Tapi ketakutannya semakin menjadi saat Didit tiba-tiba hilang kesadaran.

"Dok, Didit pingsan!"pekik Lulu padahal Dokter Budi ada di sebelahnya. Yang mengemudikan ambulance bukan Dokter Budi melainkan Dito. Dito yang bekerja sebagai supir truk di kota tentu bisa mengemudikan sebuah ambulance. Beruntuh Diti juga sedang libur jadi ada orang yang bisa melakukannya.

"Tenang Lu, Didit sepertinya hanya tidur dan bukannya pingsan. Bagus kalau Didit bisa tidur, seenggaknya dia sedikit lupa sama sakitnya,"sahut Dokter Budi.

Lulu bernafas lega, dia pikir Didit pingsan. Dan setelah dua jam lebih mereka menempuh perjalanan, Didit langsung diturunkan tepat di depan ruang gawat darurat sebuah rumah sakit daerah. Beruntung Didit langsung ditangai, karena ada Dokter Budi yang ikut.

"Apa Anda wali pasien?" tanya salah seorang wanita yang berpakaian khas perawat. Di dadanya juga ada sebuah nametag yang menjelaskan nama serta jabatannya.

"Iya benar Sus, saya walinya,"sahut Lulu. Gadis itu membawa semua tabungannya, dia tahu bahwa pergi berobat ke rumah sakit tanpa jaminan kesehatan atau asuransi akan membutuhkan biaya yang tidak murah.

"Baiklah kalau begiu, Anda bisa ikut saya ke tempat administrasi,"ucap sang perawat sambil tersenyum ramah.

Lulu melihat ke belakang sekilas, dia sangat khawatir dengan Didit. Tapi Lulu bisa merasa tenang karena Dito sudah datang setelah memarkirkan mobil ambulan.

"Pergilah, aku yang bakalan jaga Didit,"ucap Dito. Kakak sepupu yang meskipun sepupu jauh karena Dito adalah cucu dari kakak Nek Asih tapi mereka memiliki hubungan yang begitu dekat.

"Makasih Dit, aku titip Didit,"ucap Lulu. Dia mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Bayangan tentang biaya yang akan dibayarkan memenuhi kepalanya sekarang ini. Tapi Lulu membuang semua pikiran tersebut.

"Nggak apa-apa, uang bisa dicari lagi. yang penting Didit sembuh,"ucapnya lirih.

TBC

1
Dew666
💃🍒🏆
Nie
anak kecil itu jiwanya polos,dia akan peka pada orang yg bener2 tulus atau hanya pura2 tulus,ayo semangat Dit bt membuka kedok Steven
GiZaNyA
cieeee... kesel nihyeee si Steven... Terima aja Steven.. klo dari awal posisi Ditrian tidak akan bisa diganti...
Nanin Rahayu
Renata sebenarnya baik, semoga dpt jodoh yg baik.
Eni Istiarsi
dan itu bisa dirasakan Ditrian sekarang.karena jiwa polos Anak2 peka terhadap mana yang baik dan nggak baik
marie_shitie💤💤
ya KLO mau lu buka usaha sendiri lah ngapain ganggu usaha orang
marie_shitie💤💤
ternyata tempramen nih orang ny
marie_shitie💤💤
curiga nih dia yg buat ditrian menghilang
marie_shitie💤💤
pasti itu si Steven
🍁𝐌𝐈❣️💋🅇'🄼🄰🅂-🅈🅆👻ᴸᴷ
Ambisius tapi salah tempat dasarr Stippoo🤣
marie_shitie💤💤
lain di hati lain di mata hahaha
Miss Typo
berharap secepatnya ada yg mengetahui kebusukan Steven
Rita
semoga kmu berjodoh ma orang yg lbh mencintai mu Re
🍁𝐌𝐈❣️💋🅇'🄼🄰🅂-🅈🅆👻ᴸᴷ: betul seimbang ya🥳🥰
total 3 replies
Rita
hhhhmmmm
Rita
kirain mobil beneran ternyata blkngnya remote control👍👍👍👍bener juga sih😂
Rita
mulut manis hati paittt😜
Rita
lebih peka skrg mode hati anak kecil atau sblmya bwah alam sadary tau?
DozkyCrazy
Klo pny uang bikin ajj perusahaan sendiri setiip setiip
DozkyCrazy
😈😈😈
dewi rofiqoh
Coba gali lagi reneta! Apa yang membuat janggal menurutmu!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!