NovelToon NovelToon
Ku Balas Pengkhianatan Dengan Setimpal.

Ku Balas Pengkhianatan Dengan Setimpal.

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Mengubah Takdir
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.

Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19 Penuh Ketakutan.

Arini menikmati makan siang bersama dengan Aditya, Lena dengan sangat nikmat.

"Arini kenapa kamu mengasingkan timun pada acarnya? Apa kamu tidak menyukainya?" tanya Lena.

"Maaf. Nek, jika Arini kurang sopan. Arini memang tidak menyukai timun," jawabnya.

"Kamu ternyata memiliki kesamaan dengan Aditya. Dia juga tidak menyukai timun," ucap Lena.

"Benarkah! Mata Arini melihat langsung ke arah Aditya yang sejak tadi makan dengan tenang.

"Saya berpikir di dunia ini jika hanya saya yang aneh dan ternyata saya memiliki teman," sahut Arini.

"Kamu ini bisa saja. Banyak orang di dunia ini yang tidak menyukai timun," sahut Lena.

"Benar juga," sahut Arini dengan tersenyum.

Dratt-drattt-drattt ponselnya tiba-tiba saja berdering.

"Sebentar!" ucap Arini merasa tidak enak dan mengangkat panggilan telpon tersebut.

"Hallo!" sapanya.

"Ya sudah tidak apa-apa kalau kamu tidak bisa menjemputku," ucap Arini.

"Aku tahu itu, kamu jangan khawatir," ucap Arini dan menutup telepon tersebut.

"Teman kamu?" tanya Lena

"Benar. Nek. Tadi beliau berjanji untuk menjemput Arini, tiba-tiba ada hal mendadak. Jadi Arini akan memesan taksi untuk transportasi," jawabnya.

"Kenapa harus memesan taksi. Aditya bisa mengantarkan kamu pulang," sahut Lena melihat ke arah Aditya membuat Aditya berhenti makan dan melihat ke arah neneknya.

"Kamu bukankah mengatakan akan pulang setelah makan?" tanya Lena.

"Baiklah aku akan mengantarmu pulang," sahut Aditya dengan suara datar.

"Tapi saya akan merepotkan, Kak Aditya," sahut Arini merasa tidak enak.

"Kamu sudah menemani Nenek saya berbicara, jadi itu tidak masalah sama sekali," sahut Aditya membuat Arini tersenyum penuh arti.

Sementara di sisi lain Siska tampak kebingungan saat menurunkan ponselnya dari telinganya.

"Ada apa Siska?" tanya Medina.

"Aku tidak mengerti ada apa dengan Arini, baru saja mengirim ke pesan dan menyuruhku untuk menjemput mobilnya di pekarangan Asri dan saat aku menghubunginya tiba-tiba saja dia berbicara aneh sekali seolah-olah kami berjanji kalau aku akan menjemputnya," jawab Siska kebingungan.

"Mungkin saja Arini sedang merencanakan sesuatu," sahut Medina.

"Aku juga berpikiran seperti itu, entahlah apalagi yang direncanakan anak itu saat ini," ucap Siska tidak bisa berpikir apapun dengan menghela nafas.

****

Arini dan Aditya berada di dalam mobil. Seperti biasa Aditya bukanlah orang yang banyak bicara. Dia sangat cuek dingin dan juga tidak mudah berbaur dengan orang baru.

"Hmmm, kemarin kita bertemu di Perusahaan Lexa, Kak Aditya ada keperluan apa di sana?" tanya Arini membuka obrolan agar di dalam mobil itu tidak terlalu hening.

"Memang harus dijelaskan kepada kamu?" Aditya menimpali pertanyaan itu kembali membuat Arini menggelengkan kepala dengan cepat.

"Tidak perlu. Maaf, jika saya terlalu ikut campur," sahut Arini merasa sangat tidak enak membuat Aditya tidak merespon lagi dan tetap melihat lurus ke depan.

"Ya ampun, pria ini ternyata bukan orang yang bisa diajak basa-basi. Aku hanya bertanya saja dan apa salahnya menjawab. Apa giginya tidak kering diam saja sejak tadi," batin Arini tampak begitu sangat kesal.

Akhirnya mereka sudah tiba di kediaman Arini.

"Terima kasih sudah mengantar saya untuk yang kedua kalinya dan maaf sudah merepotkan kembali," ucap Arini tanpa direspon Aditya.

Arini memberikan senyumnya walau sangat terpaksa karena sudah kesal dengan Aditya yang sejak tadi begitu cuek kepadanya, tidak merespon dirinya tetapi Arini tetap bersikap baik membuka sabuk pengaman dan kemudian keluar dari mobil tersebut.

"Isss, dasar menyebalkan," ucapnya dengan pelan melangkahkan kakinya, tetapi tiba-tiba saja heels-nya masuk ke dalam besi sebagai penutup lobang.

"Isss apa-apaan sih lagi ini," Arini begitu sangat kesal dan mencoba untuk menarik-narik.

Arini melihat apa yang terjadi membuatnya menghela nafas.

"Bukankah aku sudah merencanakan dengan sempurna dan kenapa begitu sial!" Arini terus mengumpat dalam hati.

Arini berusaha untuk menarik sepatunya dari lubang kecil tersebut, tetapi tiba-tiba saja ada yang memegang kakinya membuat Arini melihat dan ternyata Aditya sudah berjongkok.

Arini kesulitan menelan ludahnya saat pria itu mencoba untuk membuka heels-nya.

Karena tidak seimbang untuk berdiri membuat Arini memegang bahu Aditya dan Aditya ternyata tidak masalah sama sekali.

Aditya kemudian mengambil sepatu tersebut dan mengusap telapak kaki Arini dan kemudian memasangkan sepatu itu kembali. Arini tampak begitu gugup dengan kesulitan menelan ludah dengan perlakuan Arini.

"Percuma kamu berusaha menarik sekuat tenaga jika kaki kamu masih menempel pada sepatu ini. Kamu harus melepasnya terlebih dahulu," ucap Aditya.

"I-iya benar," sahut Arini masih terlihat begitu gugup.

Wajah cantiknya putih mulus bersih menjadi memerah karena mendapatkan perlakuan istimewa dari laki-laki cuek seperti Aditya.

"Aditya!"

Keduanya melihat ke arah suara tersebut dan ternyata Meisya entah sejak kapan berdiri di sana dengan raut wajah tampak marah penuh dengan cemburu ketika melihat tunangannya berlutut di depan seorang wanita dan tak lain adalah adik tirinya.

Aditya tampak tenang kemudian berdiri. Sementara Arini tersenyum penuh dengan arti. Meisya menghampiri mereka berdua dan menatap sinis Arini bergantian dengan Aditya penuh dengan selidik.

"Apa yang barusan kamu lakukan?" tanya Meisya menginterogasi tunangannya itu.

"Sepatu Arini masuk ke dalam besi lobang itu dan aku hanya membantunya untuk mengambilnya," jawab Aditya.

"Benar. Kak, jika tidak ada Kak Aditya, maka sampai saat ini aku pasti masih kesulitan," tambah Arini.

"Lalu kenapa kamu bisa ada di sini? kita tidak berjanji untuk bertemu?" tanya Meisya.

"Kak Aditya baru saja mengantarku," Arini menjawab dengan cepat membuat Meisya kaget.

"Kenapa kamu mengantarnya, ini bukan pertama kali dan bahkan...."

"Karena tadi tidak ada yang menjemputku disaat aku makan siang bersama dengan Kak Aditya," lagi-lagi Arini menjawab pertanyaan itu dan seolah ingin membuat Meisya semakin panas.

"Apah!" pekik Meisya melihat ke arah kekasihnya itu dengan tatapan sangat ingin penjelasan secara langsung.

"Kak Aditya aku mengucapkan sekali lagi terima kasih karena sudah mengantarku dan juga membantuku untuk mengambil sepatuku. Kalau begitu aku masuk dulu dan sampai ketemu di lain waktu," ucap Arini tersenyum berpamitan begitu saja dan juga senyumnya memiliki arti saat melihat ke arah Meisya.

Meisya sudah panas dingin dengan wajah penuh amarah.

"Apa-apaan kamu Aditya, kamu baru saja menjemput dia dan mengantarnya pulang?" tanya Meisya marah-marah pada kekasihnya.

"Apaan sih Meisya, kenapa kamu langsung menyimpulkan hal yang tidak benar," sahut Aditya.

"Lalu tadi apa? aku melihat kamu bersujud di depan Arini dan tadi Arini mengatakan bahwa kalian makan siang bersama dan kamu sampai mengantarnya pulang? Kamu memiliki janji dengan Arini atau jangan-jangan ini yang membuat kamu tidak bisa makan siang bersamaku," Meisya mengeluarkan semua amarahnya kepada Aditya membuat Aditya memejamkan mata sebentar.

"Meisya cukup! kita bukan anak remaja belasan tahun berpacaran dan cemburu-cemburuan seperti ini. Kita sudah dewasa dan bahkan tunangan, artinya masalah seperti ini bukan lagi pembahasan untuk kita dan apalagi dengan pemikiran kamu yang tidak jelas seperti itu!" ucap Aditya.

"Bagaimana tidak jelas jika kamu..."

"Meisya aku bilang cukup! Kita jangan bertengkar lagi hanya karena ini. Aku masih banyak pekerjaan," ucap Aditya memang paling tidak suka ada keributan.

"Aku pulang dulu!" ucap Aditya berpamitan langsung dari hadapan Meisya dan memasuki mobilnya.

"Apa-apaan ini?" umpat Meisya dengan kesal.

Bersambung....

1
Sunaryati
Sayang Arini tidak mendengar percakapan mereka, jika dengar bisa diperlihatkan Aditya.
Sunaryati
Tipo Arini bukan Aluna
Sunaryati
Benar dugaanku Dellon akan menggaji Meysia, sebenarnya kasihan, tapi itulah harga yang B harus kalian bayar atas perbuatannya pada Aluna
Sunaryati
Dellon pasti memanfaatkan keadaan Meysia, yang sedikit kehilangan kesadaran karena mabuk. Sedangkan Arini dan Aditya makin dekat.
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Sunaryati
Arini kamu itu CEO kok bisa keluyuran, bukankah tugasmu berat harus memperbaiki perusahaan karena kekacauan yang dibuat Dellon. Katanya mau membuat perusahaan peninggalan orang tuamu lebih berkembang. Jangan fokus balas dendam. Membuat perusahaan semakin bagus itu juga cara balas dendam.
Sunaryati
Arini kamu benar- benar total balas dendammu, kepada semua yang merebut dan menikmati harta peninggalan orang tuamu yang sepenuhnya menjadi milikimu.
Sunaryati
Kebohongan tidak selalu menang, Dellon. Meysia apa kau bisa sabar menghadapi Aditya yang tampaknya hatinya mulai goyah, karena tingkahmu. Jika kau bisa terus sabar dan mengalah, semoga tak lelah
Sunaryati
Meysia semoga kesombongan kamu membawa kehancuranmu. Seperti sumpah Psk Anton. Dan Meysia juga putus pertunangannya dengan Aditya, karena Aditya semakin tertekan dan tidak nyaman karena banyak tuntutan dari Meysia.
Sunaryati
Kamu benar Aditya, Meysa baru tunangan belum jadi sudah mau mengendalikan kamu. Mantaap dengan ketegasanmu, masalah perusahaan. Firasat nenekmu mungkin benar kalau Masa bukan wanita baik. Seharusnya kamu juga merasakan jika keluarga Meysa tidak baik, karena menguasai semua peninggalan orang tua Arini.
Sunaryati
Semua dilanda ketakutan, yang membuat Arini semakin mudah melumpuhkan semuanya
Ninik
seneng ada cowok kaya Aditya tegas dan g bisa diatur oleh perempuan blm jadi istri lagaknya dah lebih2 dari istri sah yg nglabrak pelakor aja
Ida Mamanya Akas
putusin aja si Mesyanya, dit....
Sunaryati
Semoga apa yang menjadi milikmu kembali, Arini
Sunaryati
Apakah orang tua Arini tidak meninggalkan wasiat, seharusnya semua milik orang tuanya jadi milik Arini, karena dia satu- satunya ahli waris.
Sunaryati
Buktikan kamu bisa Arini
Sunaryati
Ambil saham Dellon untuk mengurangi uang di perusahaan, maka dia tak punya hak suara lagi, alias msti kutu.
Sunaryati
Kenapa semua orang di rumah itu tidak melakukan apapun selain mendebat, apa Arini punya sesuatu yang bisa membuat mereka tidak berani melawan dengan kekerasan pada Arini?
Nurika Hikmawati: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DISISIMU

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Sunaryati
Kamu bisa saja membuat Meisya semakin kalap 🤣🤣🤣
Sunaryati
Meisya tambah marah nanti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!