NovelToon NovelToon
Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: LebahMaduManis

Aksa bertemu dengan gadis pemilik toko kue yang memikat hatinya, namun ia terpikat bukan karena gadis itu sendiri, melainkan terpikat karena gadis itu sangat mirip mendiang istrinya.

Aksa berusaha mendekati Si Gadis untuk bisa mendapatkannya, bagaiman pun caranya ia lakukan bahkan dengan cara licik sekalipun, asalkan ia bisa memiliki gadis yang sangat mirip dengan mendiang istrinya

Akibat obesesi Aksa yang melampaui batas, gadis itu pun terjerumus dalam lembah penuh hasrat Si Pria yang dominan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LebahMaduManis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

Aksa duduk di kursi yang ada di dalam, ia menatap kembali toko itu, tentunya membuat pria bertubuh tinggi itu kembali teringat mendiang istrinya, dahulu pun ia sering duduk di tempat itu bersamanya dengan sepotong kue pur cheese cake yang selalu di pesan Ayesha.

Namun kali ini berbeda, ia tak memesan pure cheese cake, ia memesan tiramisu cake. Kue yang sebenarnya menjadi rasa favoritnya sejak kecil, hanya karena Ayesha sangat menyukai pure cheese cake ia pun mengikuti apa yang si istri sukai sebagai tanda ia sangat menghargai hal sekecil apapun yang di senangi istrinya.

ditemani dengan secangkir kopi hangat, sesekali ia meneguk pelan kopinya. Biasanya saya gak makan ini sendirian, selalu Ayesha yang menyuapi, sekarang saya menyuapi diri sendiri. gumamnya, dengan memotong-motong kue dengan sendok lalu memasukannya kedalam mulut.

Dari dekat meja kasir rupanya Talia, tante dari Erina memperhatikan Aksa sejak tadi, matanya menatap lekat. "Siapa laki-laki itu?" Kayanya dia diam disana sudah lama" tanya Talia pada karyawannya

"Tadi saya liat laki-laki itu ngobrol sama Mba Erina bu, mungkin itu tamunya"

Terlihat dari raut wajahnya, sepertinya Talia pensaran dengan pria bertubuh tinggi tegap, dengan rambutnya yang sedikit panjang itu, Talia menelisik bahwa pria ini bukan pria bisa, terlihat dari pakaiannya yang bermerk, di tambah jam rolex yang bertengger di pergelangan tangannya, tentunya ia tahu, bahwa pria ini dari kalangan atas.

Aksa menangkap sorot mata Talia yang sejak tadi memperhatikannya, ia melayangkan anggukan kecil dengan senyum tipis, tanda ia menyapanya dari kejauhan.

Langit sudah berganti warna, Lampu temaram toko sudah dinyalakan, jalanan pun mulai padat dengan kendaraan yang berlalu lalang, karena itu sudah masuk waktu jam pulang para pekerja.

Talia menghampiri Aksa, ia duduk di kursi bersebrangan dengannya. "Permisi, saya Talia, pemilik toko ini" ia mengulurkan tangannya pada Aksa untuk mengajaknya bersalaman.

Aksa meraih tangan Talia, dan tersenyum tipis "saya Aksa, suatu kehormatan buat saya bisa duduk bersama dengan pemilik toko ini" ia kembali meneguk kopi yang masih ada di cangkirnya.

"Saya perhatikan, sepertinya anda sedang menunggu seseorang?" Tanya Talia

"Dugaan anda benar, saya sedang menunggu Erina, orang yang bekerja disini juga" jawab aksa

"Oh ... Erina keponakan saya, semenjak orang tuanya meninggal saya yang mengurusnya" Talia menjawab dengan tertawa kecil.

"Benarkah?" Aksa menjawan dengan mata yang membelalak, seakan tidak tahu apa-apa

"Iya, kalo boleh saya tahu ada perlu apa dengan ponakan saya?"

"Mmmhh.." Aksa hanya menggelengkan kepala dan tersenyum, enggan untuk menjawab.

"Maaf jika pertanyaan saya menyinggung, saya sebagai walinya tentu harus tahu keponakan saya bergaul dengan siapa saja, siapa teman-temannya, orang-orang terdekatnya" mata talia menelisik Aksa dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tidak mungkin jika pria ini temannya Erina, terlihat dari usianya pria ini jauh lebih dewasa darinya, penampilannya mewah, selama ini kulihat teman-teman Erina biasa-biasa saja karena bukan dari kalangan konglomerat. Gumam Talia

Aksa mampu merasakan bahwa Talia sedang memperhatikannya sangat lekat, ia sengaja berdehem untuk mengalihkan situasi.

"Mmmhh... saya sagat menyukai kue-kue disini, maka dari itu saya kesini untuk mengajak Erina bekerja sama"

Suara klakson mobil berbunyi sangat nyaring hingga obrolan mereka teralihkan.

"Suami saya sudah jemput, maaf obrolan kita gak bisa lebih lama, terimakasih karena menyukai kue-kue disini" Talia mengangkat tubuh nya dan melangkahkan kakinya ke pintu keluar.

Malam ini sangat gelap, tak terlihat bulan dan bintang menampakan sinarnya, suara gemuruh dilangit mulai terdengar. Aksa terperanjat keluar dari toko melihat keadaan di luar sepertinya hujan deras akan turun sebentar lagi.

Aksa masih dengan setia menunggu Erina keluar dari ruangan khusus karyawan, matanya menatap tajam pada pintu yang terahir tadi Erina masuki. Kenapa gadis itu masih belum juga keluar? Dari tadi banyak yang keluar masuk dari sana, tapi kenapa cuma Erina yang tidak saya lihat. Gumamnya, nampak nya tubuh titannya sudah memberi sinyal bahwa sudah terlalu lama ia menunggu, ia meregangkan tubuhnya, dari matahari masih terlihat hingga kina langit sudah gelap ia hanya duduk dikursi toko.

Semua karyawan toko itu sudah pulang, kini orang yang ia tunggu sudah keluar, terlihat Erina sedang menelpon seseorang, Aksa berdiri dari kursinya, ia menatap nyalang Erina.

Erina berjalan dengan menatap layar ponselnya, terlihat dari gestur wajahnya, ia menggigit bibirnya, matanya terbelalak. Kenapa akhir-akhir ini Raditya susah di hubungi, di chat lama balesnya, di telpon jarang di angkat, kemana sih dia? Gumamnya

Erina menarik nafas panjang, dan menurunkan bahunya, melihat Aksa masih berada di tokonya.

Aksa menghampiri Erina, tersenyum merekah "hai ... terbukti saya setia nunggu kamu keluar" ucap Aksa "mari saya antar pulang di luar hujan, tidak baik anak gadis sendirian malam-malam"

"Sebentar lagi pacar saya jemput !" Jawabnya dengan tegas

"Tapi sepertinya pacar kamu gak mau jawab telponnya"

Terdengar suara petir menggelegar, kilatnya membelah langit yang gelap, Erina terperanjat tak sadar ia menempelkan bahunya pada tubuh Pria yang tinggi tegap bak seorang panglima perang kerajaan, Aksa pun refleks memegang bahu Erina, membuat keduanya semakin menempel, seakan Aksa ingin memberi rasa aman untuk si gadis.

Erina merasa tak nyaman dengan situasa itu, ia bergeser sedikit menjauh dari tubuh Aksa "m—maaf, saya memang takut sama petir" ucap lirih si gadis.

"Ayo saya antar kamu pulang" ucap Aksa

Mau tidak mau karena hari semakin larut dan hujan semakin deras, petir kian lantang menggelegar di langit, Erina terpaksa mengiyakan tawaran si pria. Ia sangat sungkan sebenarnya menerima tawarin itu, tapi Raditya kekasihnya tidak menjawab telponnya.

Erina menyapu pandangan, menilisik area sekitar, jika dia tidak menerima tawaran Aksa, dengan siapa lagi ia akan pulang dengan cuaca ekstrim seperti sekarang ini.

Aksa menundukan kepalanya dengan kedua tangan di pinggang "Saya hitung sampai tiga, satu ... dua ... ti— "

"Iya mau" jawab Erina.

"Okay ... let's go" Aksa melangkahkan kakinya terlebih dahulu, dan membukakan pintu mobilnya untuk Erina. Ia membungkukan badannya dengan tangan terbuka "silahkan masuk"

Erina duduk bersebelahan dengan Aksa, perasaannya tak karuan, nafasnya terengal-engal, baru kali ini ia menaiki mobil mewah dari brend ternama di dunia yang hanya segelintir orang di indonesia yang memiliknya.

Aksa menoleh kesamping dan melemparkan senyum tipis. "Dimana alamat rumahmu nona?"

"Di jalan pakuan, perumhana grand Indah raya, belok kiri setelah rumah makan ayam tiga saudara, gak jauh dari situ gerbang perumahannya sudah terlihat, ada rumah berwarna biru dengan banyak hiasan tanaman bunga, nanti saya turun persis depan rumah itu" jawab Erina

"Itu rumahmu?"

Erina menggelengkan kepala "itu rumah tante saya"

Jalanan yang licin karena guyuran hujan yang sangat deras, membuat Aksa sengaja memelankan kecepatan mengemudinya, alih-alih ia sengaja untuk bisa lebih lama dengan si gadis.

Sampai di rumah tante Talia, yang juga menjadi hunian bagi Erina, rumahnya yang banyak di hiasi bunga-bunga yang tertata sangat rapi, juga pohon Tabebuya yang menjulang tinggi di samping pekarangan rumahnya, membuat Runah tante talia terkihat Asri.

Tangan mereka beradu, Aksa berniat membukakan seat belt yang menahan tubuh si gadis, begitupun Erina yang akan membuka seat belt nya sendiri, mereka saling bertatapan satu sama lain, Aksa menatapnya lekat. Setelah sadar keduanya terperenjat.

"S—saya bisa buka sendiri pak" ucap Erina, terlihat ia mendelik dan nafas nya terengal-engal.

"M—maaf nona" Aksa memberikan anggukan kecil karena sikap reflesnya. Tentu saja alasan ia bersikap seperti itu, karena kebiasaannya yang selalu membukakan seat belt untuk Ayesa ketika mereka duduk bersebelahan dalam mobil.

"Terimakasih sudah mau repot nganterin saya pulang pak" ucap Erina lalu ia menganggukkan sedikit kepalanya dan tersenyum malu-malu.

"Sebagai pria sejati tentunya saya tidak akan membiarkan seorang gadis berada di jalanan sendirian, dengan cuaca buruk seperti ini" jawab Aksa sedikit membual dengan mengangkat ujung bibirnya

Erina membalikan badannya membelakangi Aksa, ia melangkah cepat setelah keluar dari mobil, tiba-tiba saja kilat kembali menyambar langit, membuat si Gadis terkejut dan berteriak, ia pun melangkahkan kakinya lebih cepat.

Aksa terkikih geli melihat tingkah Erina, ia masih berada di jalan depan rumah Erina, matanya fokus memperhatikan Erina, memastikan ia masuk kedalam rumahnya dengan selamat.

...***...

...JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE DAN COMENT YAA READERS...

1
aliyanila
ayo lantkan ceritanya, aku penasaran
LebahMadu: siapp.. di tunggu
total 1 replies
LebahMadu
semoga secepatnya bisa banyak pembaca ya , dan terus dukung karya2ku👍
LebahMadu
Terima kasih dan tunggu plotwis2 berikutnya
LebahMadu
Terima kasih sudah mampir 😍
aliyanila
cerita sebagus ini, penulisannya bagus. bisa2nya sepi
aliyanila
tiap babnya bikin penasaran
aliyanila
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!