Istri Kedua

aku berjalan menuju meja makan, di sana ada bibi yang sedang menata meja.

"selamat pagi bi?" sapa ku sambil duduk di kursi.

"pagi non"

"nasi goreng apa ini bi ?"

'ini nasi goreng ati ampela, bagus buat perkembangan janin"

aku hanya manggut-manggut saja mendengar penjelasan bibi.

Oma melihat Laras yang sudah duduk di meja makan ikut bergabung. Oma menatap sendu pada cucunya.

"Laras ambilkan sarapannya ya Oma" dengan cekatan Laras mengambil nasi goreng di atas piring Oma tidak lupa telur mata sapi di atasnya.

meski Oma tidak suka melihat mata bengkak mu, setidaknya Oma tidak khawatir lagi melihat cucu Oma sedang menikmati sarapan pagi nya dengan penuh semangat.

"ras" panggil Oma.

"iya kenapa Oma?''

"Oma pingin jalan-jalan sebentar ke dapan kamu mau ikut?''

"boleh Oma, Laras ikut''

setelah sarapan selesai aku dan Oma masuk ke dalam mobil.

di taman dekat komplek ternyata ramai dengan orang-orang yang sedang berolahraga ada juga yang hanya berjalan santai mengelilingi taman. fokus ku kali ini melihat penjual rujak.

"kamu mau?" tanya Oma, sambil mengikuti Laras yang masih memandangi penjual rujak.

"Laras mau Oma" dengan nada senang yang tidak bisa Laras pungkiri, Oma hanya memandang Laras yang sudah berjalan di depannya dengan senyum bahagia.

"pak rujaknya 2, Oma mau?"

"Oma tidak suka, kamu saja. jangan pake nanas ya pak"

setelah mendapat kan rujak yang aku inginkan Oma mengajakku untuk duduk di bangku taman.

"Oma senang dengan perubahan kamu, meski Oma harus melihat mata sembab mu" Oma menatap Laras dengan tersenyum.

"kelihatan ya Oma?"

Oma menganggukkan kepalanya.

"Oma harap kamu harus bisa lebih tegar lagi dalam menghadapi masalah rumah tanggamu"

"iya Oma, Laras akan lebih bersabar lagi menghadapinya demi anak Laras" Laras mengusap perut nya perlahan penuh kasih sayang.

"usia kandungan mu berapa sekarang?"

Laras mengingat-ingat usia kandungan nya yang di ucapkan dokter Santi Minggu lalu.

"13 Minggu Oma"

"kamu jaga ya anak mu, dan jangan pernah pergi dari rumah oma, apapun yang terjadi"

"iya Oma Laras tidak akan pergi"

tidak terasa 2 bungkus rujak yang sudah habis di tangan ku, karena saking asiknya berbincang dengan Oma persoalan mengurus anak.

sesampainya di rumah oma pergi ke kamarnya katanya ingin istirahat, entah kenapa kali ini aku sangat ingin nonton drama Indonesia yang biasa ku tonton dulu.

"aish berselingkuh" kataku tidak suka saat tv di depanku menampilkan dua insan yang sedang memadu kasih tanpa sadar ada seorang wanita yang sedang memperhatikan mereka.

"sudah ku ingat kan jangan nonton film seperti itu lagi"

aku melihat ke asal suara, dan betapa terkejutnya aku melihat mas Danu berdiri di samping ku. entah mengapa aku berdiri dan memeluk mas Danu dengan erat. dan betapa senangnya aku saat mas Danu membalas pelukanku.

"aku merindukan mu mas" kataku pelan di dada mas Danu.

"hai maduku" aku melepaskan pelukanku saat mendengar suara istri mas Danu yang menyapaku.

aku hanya tersenyum canggung padanya.

"Oma dimana?" tanya cinta sambil duduk di kursi.

"Oma ada di kamarnya" jawabku.

"bi panggilkan oma" bibi mengangguk patuh pada perintah Danu.

mas Danu duduk di kursi yang tepat di samping istri pertamanya.

Oma menghampiri kami dan ikut duduk di sebelahku.

"ada perlu apa?" tanya Oma dengan nada tidak sukanya.

"Oma maaf ya cinta baru kasih tau oma, kalau sekarang cinta hamil anaknya mas danu" dengan wajah sumringah nya cinta tersenyum ke arah Laras.

"Oma sudah tau" jawab Oma cuek sambil menatap danu.

Laras diam seribu bahasa tidak tahu harus berbicara apa, apalagi saat ini suami istri

di hadapannya sedang berpegangan tangan. sakit rasanya tapi bagaimana lagi itulah resikonya menjadi istri kedua.

"sebenernya kami kesini ingin menjemput Laras untuk tinggal bersama kami" jelas cinta sambil menatap Laras.