NovelToon NovelToon
Pemuas Nafsu Istri Sang Ketua Mafia

Pemuas Nafsu Istri Sang Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vionnaclareta

Demi menjalankan misinya mencari tahu mengenai pelaku pembantaian massal keluarga Anthony, dengan rela Tuan Vigor menikahkan putri tunggalnya dengan seorang mafia yang merupakan putra sahabatnya untuk melancarkan misinya dan mendapatkan harta yang ia inginkan. namun lain halnya dengan si mafia, yang mempunyai tujuan lain dengan adanya ia masuk kedalam keluarga elit itu untuk bisa menguasai dan mengendalikan keluarga itu lewat Calon istrinya yang saat ini mendapat julukan Bloody Queen.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vionnaclareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Tak Diundang

Kini tepat di pukul tujuh malam sebuah mobil tiba tiba berhenti di depan sebuah pintu gerbang. Kaca mobil itu perlahan mulai terbuka dan terlihat seorang pria berkemeja hitam sedang duduk di kursi kemudi.

"Aku Leonard Alexander, bilang ke tuan mu aku ingin bertemu dengannya." Ucapnya pada penjaga pintu gerbang rumah itu,

Dua orang penjaga itu sontak menatap ke arah kursi belakang mobil itu dan melihat ke sekitarnya, seakan akan mereka kini tengah waspada dan memastikan bahwa pria itu memang datang sendirian.

Melihat tingkah dua penjaga itu membuat Leo menghela nafas panjang. "Apa perlu kau menggeledah ku, siapa tahu aku diam diam menyelundupkan senjata kemari." Lanjutnya.

"Tidak tuan, silakan masuk,,,," jawab salah satu penjaga itu dan akhirnya membukakan pintu gerbang untuk mobil Leo.

Sementara itu disisi lain, kini Laurent tengah sibuk di dalam ruang kerjanya dan sudah hampir tiga jam ia disana bersama laptop miliknya,

"Ahhh sial, jika seperti ini terus usahaku akan benar benar bangkrut." Keluhnya.

Tok!Tok!Tok!

Kriett!!!

Pintu ruangan itu perlahan terbuka oleh seorang Bodyguard "permisi tuan, Tuan Alexander sekarang berkunjung kemari" ucapnya hingga sontak membuat perhatian Laurent teralihkan.

"Leo maksudmu? Dia kemari? Ada apa?" Laurent yang bertanya tanya karena kedatangan Leo yang secara tiba tiba itu.

"Maaf tuan saya kurang tahu, tapi dia bilang dia ingin menemui Tuan Laurent." Jawab Bodyguard itu.

"Suruh dia tunggu di ruang tamu, aku akan segera ke sana."

"Baik Tuan." Responnya lalu pergi begitu saja untuk menemui tamu yang baru saja datang itu.

"Leo? Kenapa dia kemari?" Gumamnya sembari merapikan meja kerjanya dan keluar dari dalam ruangannya itu.

Sedangkan Leo baru saja menginjakkan kakinya di atas lantai rumah itu, kedua bola matanya terus berkelana menatap ke sekeliling rumahnya itu yang terlihat bukan seperti rumah orang biasa, meskipun dia hanya tingga sendiri tapi rumahnya begitu besar dan luas.

'Dia tinggal sendiri di rumah sebesar ini.' batin Leo sebab rumah itu hampir sebelas dua belas dengan rumah milik tuan Vigor.

"Silahkan duduk tuan, tuan Laurent akan segera menemui tuan." Ucap bodyguard tadi sementara itu beberapa maid satu persatu mulai menghidangkan minuman dan kue kering untuknya.

"Apa ada sesuatu yang anda butuhkan Tuan?" Tanya salah satu maid itu.

Leo tersenyum saat mendengar pertanyaan ramah dari pelayan rumah itu. "Tidak, aku kemari hanya untuk bertemu tuan kalian, bukan untuk merampok makanan kalian, kalian boleh pergi, dan terimakasih untuk minumannya. " Jawabnya sembari mengambil minuman yang maid tadi sediakan.

Mendengar hal itu membuat para maid langsung pergi dari hadapan Leo, sementara Leo mulai mengambil dan memakan beberapa makanan yang di sajikan untuknya.

"Leo, tidak biasanya kau kemari, ada apa? Jika kau sedang mencari Yoona, dia tidak ada disini." Tanya Laurent yang baru saja keluar dari dalam ruang kerjanya dan ia melihat Leo yang tengah menikmati hidangannya.

"Tidak, aku kemari ingin melihat bagaimana kabarmu, dan aku kemari bukan untuk mencari Yoona tapi mencari orang lain." Jawabnya.

Laurent terkekeh kecil mendengar jawabannya itu, senam baru kali ini ada yang menanyakan kabarnya. "Benarkah? Terimakasih sudah bertanya, kabarku baik baik saja, dan siapa yang kau cari? Aku?"

Leo menggeleng, "Luan, aku sedang mencari orang orang itu, kau menyembunyikan nya disini kan?"

"Luan? Tunggu kau mencari Luan di rumah ku? Apa aku tidak salah dengar? Kenapa?"

"Bukankah malam itu kau yang membawa Luan pergi, dan kau pasti membawa dan menyembunyikan di rumah mu untuk tujuan lain."

"Astaga Leo Leo, aku memang yang membawa nya waktu itu agar dia tidak menyakiti Yoona, tapi setelah ia sadar dia langsung pergi entah ke mana, lagu pula kenapa aku menyembunyikan nya, dia tidak terlalu penting bagiku." Jelas Laurent.

"Benarkah? Tapi aku bukanlah orang yang mudah percaya hanya dengan perkataan saja." Sahut Leo sembari bangkit dari tempat duduknya.

"Lalu kau mau apa? Kau ingin menggeledah rumahku untuk mencarinya seperti para polisi?"

"Tentu saja, jika kau tidak keberatan aku masuk dan menggeledah rumah ini."

"Silahkan, untuk apa aku keberatan jika yang ku katakan tadi benar, kau mau memulainya dari sudut mana." Tanya nya yang dengan senang hati mempersilahkan pria itu untuk masuk dan menggeledah rumah itu.

Mendengar hal itu membuat Leo tersenyum puas dan mulai berjalan memasuki satu persatu ruangan yang ada di rumah itu, sementara Laurent hanya mengikuti dan memantau nya dari belakang.

Setelah puas menjelajahi setiap ruangan yang ada di lantai bawah, Leo pun melanjutkan destinasi nya ke lantai dua.

"Apa ini kamarmu? Apa aku boleh melihatnya?" Tanya Leo meminta izin pada pemilik kamar itu.

"Apa kau belum puas menggeledah setiap sudut rumah ku hingga kau juga ingin menggeledah kamar pribadiku."

"Seharusnya tidak masalah jika kau memang tidak menyembunyikan sesuatu di dalam."

"Terserah kau saja." Kesal Laurent yang langsung membukakan pintu kamar itu untuk Leo.

Leo masuk kedalam kamar itu dan memang di dalam sana tidak ada hal yang terlihat mencurigakan, bahkan kamar itu terlihat begitu rapi seakan akan pemiliknya selalu senantiasa merapikan dan membersihkan nya.

"Apa Kau ingin berpergian?" Tanya Leo saat melihat dua koper besar yang ada disana.

"Berpergian? Tidak aku hanya ingin memindahkan beberapa barang ku termasuk dua koper itu ke tempat yang lebih luas." Jawab Laurent.

"Kau sudah puas bukan, ayo keluar." Lanjutnya yang kemudian keluar begitu saja dari dalm kamarnya itu, sementara Leo yang masih ingin menjelajah lebih dalam lagi kamar itu mau tidak mau harus keluar juga dari dalam kamar itu.

Setelah keluar dari dalam ruanga itu, Leo kembali memasuki satu persatu kamar yang ada di lantai atas namun tetap saja tidak ada hal yang mencurigakan di tempat itu, hingga beberapa waktu kemudian Leo pun memutuskan untuk pulang.

"Tunggu, ruangan apa itu?" Tanya Leo saat melihat ruangan yang terletak di paling ujung lantai tepatnya di dekat tangga turun.

"Itu ruangan kerja milikku." Jawab Laurent.

"Ruang kerja? Bagaimana aku bisa tidak sadar jika ada satu ruangan di sana." Gumam Leo.

"Apa aku boleh masuk?" Lanjutnya yang langsung masuk begitu saja kedalam ruangan itu tanpa menunggu jawaban persetujuan dari pemiliknya.

"Apa? Tunggu, siapa yang mengijinkan mu masuk kemari Eoh!!" Marahnya saat melihat Leo lancang masuk kedalam.

"Hanya kurag satu ruagan ini yang belum ku masuki, ku kira kau akan mengijinkan ku." Jawabnya.

"Siapa yang bilang aku mengijinkan mu masuk ke semua ruangan disini, jadi keluar dari sini sekarang."

"Aku sudah masuk ke sini, jadi setidaknya izinkan aku sepuluh menit saja disini." Pinta Leo.

"Tidak, sebab aku tidak ingin privasi pekerjaan ku di ganggu, akan lebih baik kau pergi dari sini." Bantah Laurent.

"Oke, kalau begitu lima menit bagaimana, aku hanya ingin melihat lihat, aku tidak tertarik tahu tentang pekerjaan mu, ahh apa mungkin Luan bersembunyi di dalam."

"Lima menit, oke hanya lima menit saja dengan satu syarat jangan menyentuh barang barangku, kau hanya boleh melihatnya." Tegasnya dn membuat Leo seketika menyetujuinya dan kembali masuk kedalam ruangan itu.

Hanya ruang kerja biasa seperti pada umumnya, bahkan di dalam sana sudah dilengkapi toilet pribadi. Di waktu yang singkat itu, Leo memanfaatkannya untuk mengamati beberapa barang yang mungkin terlihat mencurigakan, namun seperti biasa, di dalam tempat itu tidak ada satupun benda yang membuatnya harus curiga kecuali sebuah lemari kaca besar yang menyimpan beberapa benda benda kecil termasuk sebuah boneka beruang berwarna putih kecil yang ada disana.

Melihat hal itu membuat Leo mendekatkan diri ke arah lemari itu untuk melihat boneka beruang itu dengan lebih dekat lagi. Boneka beruang berukuran sekitar 20 Sentimeter berwarna putih memakai baju rajut merah muda dengan jepit rambut yang menjepit telinga kanannya, boneka itu memiliki mata hitam yang besar, hidung berwarna coklat dan juga pipi merona hingga membuatnya terlihat begitu menggemaskan.

Di samping itu ada satu bingkai foto kecil yang memperlihatkan empat anggota keluarga yang sedang bermain di sebuah taman.

Leo yang penasaran itu bermasud untuk membuka dan melihat langsung boneka kecil itu. "Apa yang kau lakukan, sudah ku katakan jangan menyentuh barang barang ku." Larang Laurent yang berhasil menghentikan Leo yang ingin membuka pintu lemari itu.

"Waktu mu sudah habis, jadi keluarlah." Lanjutnya dan membuat mau tidak mau leo harus keluar dari dalam ruangan itu sebab ia tak ingin membuat keributan yang nantinya akan merugikan dirinya sendiri, Leo melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam ruangan itu namun meskipun begitu matanya itu tiba tiba tertuju pada tumpukan kertas yang ada di atas meja Laurent.

Setelah puas menggeledah seisi rumah itu, Leo pun akhirnya pergi keluar dari dalam rumah itu, meskipun masih ada beberapa hal yang janggal dan membuatnya ingin sedikit lebih lama lagi di sana. Setelah berhasil mengusir tamunya itu untuk pulang, Laurent pun berniat kembali ke ruang kerjanya untuk melanjutkan beberapa pekerjaannya yang belum selesai, namun langkah nya terhenti saat mendengar suara dering handphone milik nya.

"Iya ada apa?" Tanya sementara orang yang ada di dalam ponsel itu mulai mengatakan apa yang ingin ia katakan hingga membuat ekspresi wajah pria itu seketika berubah. "Tunggu apa? Bagaimana bisa?" Tanyanya lagi.

"Ahh oke oke, kau awasi dia, jangan sampai dia melakukan hal yang tidak tidak, aku akan segera kesana." Lanjutnya yang langsung menutup teleponnya secara sepihat dan langsung pergi begitu saja dari rumah nya.

Sementara itu Leo kini masih diam merenungkan diri di dalam mobilnya, otaknya terus berputar dan berpikir keras mengenai semua opini yang ia dapatkan. "Sebenarnya tidak ada yang mencurigakan, tapi tidak dengan boneka itu, aku sepertinya sangat kenal dengan boneka itu, tapi kenapa aku lupa seperti ini." Gumamnya.

"Atau mungkin hanya perasaanku saja, mungkin saja boneka itu milik sepupu atau saudara perempuannya."

"Ahh sial, lagipula kenapa aku harus mencurigai nya." Kesalnya hingga beberapa saat kemudian terdengar suara dering ponsel miliknya.

"Iya Luca, ada apa?"

(Hallo tuan saya ingin mengabaru tuan sesuatu hal yang penting.)

"Hallo Luca, aku tidak dapat mendengar suaramu dengan jelas, kau dimana? Kenapa ramai sekali, berbicara lah lebih keras aku sama sekali tidak bisa mendengar mu." Pinta Leo sebab suasana di dalam ponsel itu begitu ramai penuh dengan detuman musik. Leo terus menunggu jawaban dari asistenbya itu dan tiba tiba saja terdengar suara seseorang yang berteriak hingga terdengar di handphonenya.

{Apa kau sedang menelepon seseorang?}

{Siapa yang kau hubungi Eoh? Jangan bilang kau sedang menghubungi tuanmu.}

{Sini sini berikan padaku.}

"Tunggu sepertinya aku mengenal suara ini." Ucap Leo yang tidak asing dengan suara wanita itu.

"Luca, kau bersama dengan Yoona?" Tanyanya.

(Honey!!!) Teriaknya yang sontak membuat Leo menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Yoona? Apa ini kau?"

(Good right honey, aku Yoona Sierra Queen, apa kau tidak mengenali suaraku Eoh,,,kau bilang kau suamiku kenapa kau tidak mengenali ku.) jawabnya dengan nada bicara yang begitu aneh.

"Yoona kau mabuk?"

(Aku membencimu Leo, aku sangat sangat membencimu, kenapa kau suka sekali membuat ku terjebak di keadaan seperti ini Eoh)

(Honey, datanglah kesini, dan ayo kita bermain lagi.)

"Kau benar-benar mabuk Yoona, katakan dimana kau sekarang, aku akan menyusul mu."

Yoona tertawa keras saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Leo. " Kenapa kau bertanya padaku, apa kau tidak tahu dimana aku sekarang, coba tebak dan cari, aku akan menunggumu disini.)

"Tetaplah disana, aku akan menjemputmu mengerti." Jawab Leo yang langsung menutup teleponnya.

Leo bergegas menyalakan mesin mobilnya. "Ahh gadi gila itu benar benar." Gerutunya lalu langsung melajukan mobilnya pergi dari rumah itu.

***

Setelah menempuh perjalanan yang jauh, mobil Leo pun akhirnya sampai di sebuah bar, dimana bar itu merupakan bar milik Laurent dan satu satunya bar yang sering Yoona kunjungi. Setelah ia masuk kedalam, keadaan bar uty benar benar sangatlah ramai, dan beberapa saat kemudian dia akhirnya melihat istrinya yang sedang duduk di sebuah sofa dengan keadaan yang sempoyongan dan wajah yang memerah.

"Yoona cukup, sudah cukup, berhenti lah minum, ada apa denganmu sebenarnya." Tanya Laurent yang juga baru sampai beberapa menit yang lalu.

"Dia susah menghabiskan berapa botol?" Tanyanya pada pelayanan disana.

"Noona sudah menghabiskan 8 botol tuan, dan dia disini sudah tiga jam yang lalu." Jawabnya.

"Astaga."

"YYAKK kau!!! Bawakan aku dua botol lagi." Pinta Yoona.

"Tidak Yoona cukup, berhentilah minum, dan sadarlah!" Ucapnya sambil menggoyangkan tubuh Yoona.

"Ohh Laurent, kau disini?"

"Aku dari tadi disini Yoona, apa kau sudah melihat ku?" Tanyanya namun tidak ada respon darinya.

Laurent menghela nafas panjang. "Kau sudah minum terlalu banyak Yoona."

Mendengar hal itu Yoona pun muali meminum minuman yang masih tersisa setengah ngepas itu, namun ketika bibir nya ingin menyentuh gelas, tiba tiba seseorang mengambil paksa gelasnya darinya.

"B4jingan siapa yang benaru mengambil gelasku Eoh!!!" Protesnya marah dan langsung berdiri dengan tubuh yang sempoyongan dan alhasil membuatnya langsung terjatuh, Laurent yang menyadari hal itu dengan sigapnya langsung menangkap tubuh gadis itu.

Sementara pria yang mengbil gelas itu perlahan mulai mendekat ke arahnya. "Jika kau tidak mengenali ku, aku akan membunuhmu disini." Ucapnya sembari menggoyangkan gelas yang ia pegang tepat didepan wajahnya.

"Bunuh saja kalau bisa." Jawab Yoona singkat.

Leo melirik ke arah Luca "sudah berapa lama ia disini?"

"Maafkan saya tuan, sudah hampir lima jam Noona disini, dan juga sudah hampir 10 botol yang Noona minum." Jawab Luca yang sontak membuat Leo menatap ke arah deretan botol yang ada di atas meja.

"YYAKK apa kalian tidak mendengar ku! Berikan aku dua botol lagi!" Teriak Yoona.

"Cukup Yoona, kau sudah terlalu banyak minum, sudah ayo pulang." Lerai Laurent yang masih setia menompang tubuh Yoona.

"Biarkan saja, biarkan dia terus minum, apa kalian tidak dengar dia mau dua botol lagi, aku ingin lihat sampai di botol keberapa dia sanggup membuka matanya itu." Sahut Leo.

"Apa yang kau katakan, apa kau ingin dia gila sampai pingsan Eoh,,,," bantah Laurent.

"Bukankah malah bagus, setidaknya sampai dia bisa diam, dan lagi dia baru minum delapan belum genap 20 kau tenang saja dia tidak akan mati." Sahut Leo.

"Umm tapi tuan kadar alkohol minuman yang nona minum sangat tinggi." Bisik Luca.

"Kau ini benar benar."

"Sudah!!! Kalian sedang memperdebatkan apa Eoh!!! Kalau kalia tidak mau memberiku dua botol lagi, maka kembalikan gelasku." Celoteh Yoona sembari berjalan menghampiri Leo dengan kakinya yang pincang.

"Kenapa dengan kakimu?" Tanya Leo.

Yoona menghampiri pria yang masih memegang gelas minumannya dengan tatapan kaburnya. "Sini kembalikan gelasku." Ucapnya yang ingin langsung meraih gelasnya namun Leo langsung memindah arahkan tangannya.

"Aku bilang kembalikan!!!" Marahnya yang masih berusaha untuk mengambil gelas miliknya itu namun melihat hal itu Leo pun langsung menjatuhkan gelas itu hingga pecah di lantai dan membuat beberapa orang disana langsung menatap ke arah nya.

"Kau ini memang tidak mengenaliku, atau kau memang buta tidak bisa melihat ku." Ucap Leo yang membuat Yoona mengedipkan kedua matanya berkali kali.

"Leo,,,,"

"Aku sedang bertanya, ada apa dengan kakimu itu." Tanya nya lagi.

Yoona tersenyum smrik sembari menatap ke arahnya. "Semua ini terjadi karenamu Leo, karena dirimu." Ucapnya dan diiringi dengan tawaan kecilnya seakan akan ada yag sedang menggelitik hatinya.

"Aku sudah menunggumu dari tadi honey, kenapa kau baru datang eoh,,,,"

"Kau benar Laurent, sepertinya dia sudah gila sekarang." Ucap Leo.

"Ayo bermain satu permainan lagi honey, aku ingin bermain lagi dengan mu hmm, ayolah,,,,," rengek Yoona yang mulai melantur tidak jelas pada Leo.

"Bermain? Bermain apa?" Laurent yang bingun dan bertanya tanya mengenai ucapan Yoona.

"Astaga,,,,"keluh Leo yang langsung meraih tubuh gadis itu dan menggendong nya seperti karung beras di atas pundaknya.

"Tunggu, apa yang kau lakukan, turunkan aku,,,,kau ingin membawaku kemana!" Protesnya yang terus memberontak.

"Ke taman bermain, aku akan membawamu ketaman bermain, Luca bawa tas nya." Jawab Leo lalu pergi begitu saja sembari menggendong tubuh istrinya itu, sementara Laurent hanya diam menatap kepergian mereka berdua.

1
kirom hasran
Seru banget!
Libny Aylin Rodríguez
Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!