NovelToon NovelToon
THE STRONGEST

THE STRONGEST

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ

Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.

"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"


🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TS 18

Jian Yi terlihat cukup tenang dan nyaman di perguruan Xuan, selain dia dapat berlatih sendirian, dia juga bisa bertemu dan berbicara dengan kedua temannya.

Saat ini Jian Yi tengah duduk sambil melihat sebuah buku latihan di tangannya.

"Kenapa gerakan yang ini lebih sulit dari sebelumnya?" gumam Jian Yi.

Buku latihan yang dibaca oleh Jian Yi adalah bukh ketiga yang Tuan Yan berikan padanya.

"Aaakh! Sudahlah, lebih baik aku keluar!" Jian Yi meletakkan buku itu di atas meja dengan kesal.

Dengan cepat Jian Yi keluar dari kamarnya, dan seketika dia merasa jauh lebih baik.

"Haah, ini benar-benar sangat nyaman. Jika udara di perguruan Chang seperti ini, aku pasti tidak akan mau untuk ditempatkan di sini," ucap Jian Yi.

Jian Yi berjalan ke arah samping tempat tinggalnya, di sekitar rumah itu masih sangat banyak pohon yang tinggi. Ditambah dengan banyaknya pohon bambu, yang membuat udara di sana semakin sejuk.

Di salah satu pohon yang tidak terlalu tinggi, Jian Yi kini duduk di atas dahan pohon itu.

Jian Yi memetik salah satu daun yang ada di sekitarnya, kemudian mendekatkan daun itu pada mulutnya.

Suara yang keluar dari daun yang ditiup oleh Jian Yi terdengar sangat merdu, seperti alunan seruling yang indah.

Jin Cheng yang baru saja akan masuk ke dalam kamarnya, mendengar suara itu. Dia berhenti lalu melihat ke arah tempat tinggal Jian Yi.

"Apa dia yang memainkannya?" gumam Jin Cheng.

Jin Cheng berjalan ke samping, lalu duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Dia mencoba lebih mendengarkan alunan yang dimainkan oleh Jian Yi.

Sudah sangat lama Jin Cheng tidak mendengar alunan yang begitu menenangkan seperti saat ini. Bahkan suara kecapi yang dimainkan oleh Kakak seperguruannya tidak semerdu suara yang saat ini dia dengar.

Wuuush!

Angin berhembus menerpa wajah Jian Yi yang berada di atas pohon, membuatnya menghentikan alunan itu.

"Anginnya sudah mulai dingin," gumam Jian Yi.

"Apa yang kau lakukan di sana?"

Jian Yi menoleh, di bawah pohon sudah berdiri Tuan Yan yang sedang melihatnya.

"Paman Guru," ucap Jian Yi.

Jian Yi segera turun dari pohon, lalu berjalan menghampiri Tuan Yan.

"Paman Guru," Jian Yi memberi hormat pada Tuan Yan.

"Apa yang kau lakukan? Kau tidak berlatih, justru naik ke atas pohon,"

Jian Yi tertawa, "Udara di sini sangat nyaman, Paman. Karena itu tadi aku bermain sebentar,"

"Apa kau sudah bisa mempelajari buku ketiga yang aku berikan itu?"

"Paman Guru, buku latihan terakhir yang Paman berikan padaku sangat sulit sekali,"

"Jadi kau belum bisa mempelajarinya?"

"Aku sudah mempelajarinya, tetapi hanya sebagian. Dan ketika aku mencoba untuk berlatih, pada gerakan keempat aku tidak bisa melakukannya,"

"Berikan tanganmu!"

"Paman Guru,"

Tuan Yan menatap Jian Yi tajam, dan tentu saja itu membuat Jian Yi merasa takut, dan akhirnya mengulurkan kedua tangannya.

Tuan Yan mengeluarkan rotan kecil dari lengan pakaiannya.

Jian Yi terlihat menelan ludahnya, saat melihat rotan kecil itu. Itu memang kecil, tetapi pukulannya bisa membuat Jian Yi berteriak sangat keras.

"Paman Guru, jangan terlalu keras," ucap Jian Yi.

"Aku melihatmu mempelajari banyak ilmu sebelumnya, dan kau dengan mudah dapat memahami juga melatihnya. Tetapi kau berkata jika kau tidak bisa melakukan gerakan keempat dari buku latihan itu?"

"Paman, aku baru kali ini mempelajari buku itu. Dan juga...

"Ooh, kau terus membalas perkataanku?"

Jian Yi terdiam, dia mengerucutkan sedikit bibirnya.

Plak!

"Aaaaakh!"

Tuan Yan memukul telapak tangan Jian Yi dengan rotan di tangannya.

Suara jeritan yang cukup kencang, membuat Jin Cheng yang berada di dalam kamarnya terkejut.

Dengan segera, dia keluar dari kamarnya dan berjalan ke tempat tinggal Jian Yi. Namun baru saja dia akan memasuki pintu gerbang halaman tempat tinggal itu, Jin Cheng menghentikan langkahnya, karena melihat Tuan Yan ada di sana.

"Aaaaakh! Paman Guru, aku akan mempelajari dan berlatih lagi. Tolong berhenti menghukumku!" ucap Jian Yi.

Tuan Yan melihat telapak tangan Jian Yi yang sudah sangat merah, bahkan terlihat ada beberapa bekas rotan yang dia pukulkan di telapak tangan itu.

"Kau tahu bagaimana kondisi dirimu sendiri, kau harus lebih banyak berlatih dari yang lainnya. Jika para murid berlatih satu hari dua kali, maka kau harus berlatih empat kali!" ucap Tuan Yan.

"Aku mengerti, Paman Guru tidak perlu mengingatkan tentang keadaanku yang..."

Jian Yi melihat Jin Cheng yang berdiri di depan pintu gerbang.

"Cai Jin Cheng," ucap Jian Yi.

Tuan Yan berbalik dan menatap Jin Cheng.

Jin Cheng yang awalnya akan kembali, memutuskan berjalan masuk, karena sudah terlihat oleh Tuan Yan dan Jian Yi.

"Guru Yan," ucap Jin Cheng seraya memberi hormat.

"Apa yang kau lakukan di depan pintu?"

"Saya mendengar suara teriakan dari tempat tinggal Nona Wen, jadi saya datang kemari untuk melihat yang sedang terjadi. Maaf jika saya sudah lancang, dan mengganggu Guru Yan dan Nona Wen,"

"Tidak apa-apa, aku hanya sedang menghukum murid nakal ini saja,"

Jian Yi menatap gurunya dengan tidak percaya, "Paman Guru,"

"Aku akan kembali lima hari lagi, kau harus sudah berhasil mempelajari dan melatih semuanya!"

"Semua?"

Tuan Yan menatap Jian Yi dengan tajam.

"Baik, Jian Yi mengerti,"

Tuan Yan menatap Jin Cheng, lalu berjalan meninggalkan tempat itu.

Setelah Tuan Yan pergi, Jin Cheng melihat telapak tangan Jian Yi yang sangat merah.

Jin Cheng memasukkan tangan kanannya pada lengan pakaiannya, kemudian mengeluarkan sebuah botol.

"Pakai ini untuk mengobati lukamu!" Jin Cheng memberikan botol keramik kecil pada Jian Yi.

"Terima kasih, tapi aku tidak bisa menggunakannya sendiri,"

Jian Yi memperlihatkan semua luka yang ada pada telapak tangannya, dan itu membuat Jin Cheng terdiam.

***

Kini Jin Cheng dan Jian Yi sudah berada di ruang baca tempat tinggal Jian Yi.

Kedua tangan Jian Yi sudah berada di atas meja, sementara Jin Cheng terlihat tengah membuka tutup botol keramik kecil yang berisi obat.

Jin Cheng mulai mengoleskan obat pada tangan Jian Yi dengan pelan.

"Sshhhhh!" desis Jian Yi.

"Apa Tuan Yan selalu menghukummu seperti ini?"

"Apakah Kakak seperguruan Jin Cheng mulai penasaran denganku?"

Jin Cheng menatap Jian Yi, sorot matanya seperti sebuah mata pedang yang tajam.

"Aku hanya bercanda, dia tidak selalu menghukumku dengan cara seperti ini. Dia lebih sering menghukumku dengan menyuruhku pergi ke bukit untuk mencari tanaman obat,"

Jin Cheng yang sedang mengoleskan obat pada telapak tangan Jian Yi, hanya diam.

Jian Yi menatap Jin Cheng yang sangat serius membantu mengobati lukanya.

"Apakah kau selalu bersikap dan menunjukkan wajah seperti itu? Kau cukup terkenal, pintar, murid terkuat, dan juga tampan. Seharusnya kau..."

Tak!

"Lukanya jangan terkena air selama tiga jam!" ucap Jin Cheng sambil meletakkan botol obat di atas meja, dan tanpa melihat Jian Yi.

Jin Cheng berdiri lalu berjalan keluar dari ruang baca itu. Sementara Jian Yi hanya melihatnya dengan heran.

1
Libra
semangat terus kk, di tunggu kelanjutannya
Murni Dewita
👣
kaylla salsabella
lanjut Thor 🥰🥰🥰🥰
kaylla salsabella
lanjut Thor
zylla
disamain sama landak 🤣
Libra
kak ana novelmu jadi ngingetin q ama Yizhan
Libra: iya kak
ttep semangat berkarya kak
🔵𝕮𝔦𝔫𝔱𝔞。≛⃝λɴλᵇʲʸˣ⁵²⁰❤️💚✅: tapi beda, Kk 🤣🤣 klo Yizan kan gak pake hewan spiritual. Juga Gak ada Raja 🤭🤭 real kisah mereka, saksi cinlok 🤣
total 2 replies
Libra
jian yi mirip bgt wei wuxian yg gantiin lan zhan buat mnum arak, karena peraturan yg sama juga di gusu lan tdak bleh mnum arak
zylla
waaaaaaww 😱
Libra
namanya jin cheng bacanya mlah jian cheng kepleset terus🤣
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus
kaylla salsabella
dasar kaisar Qing kaisar edan bukan ngayumi rakyat malah bikin onar
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
pdhal nysek bnget tuuh jian yi
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
kya'ya cai jin cheng niih yg jdi mc cwok'ya
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
bbur biji teratai kli yaa thoor 🤭
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
enk tuh, aq prnah mkan
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
MC cwok'ya blum kluar ya thoor?
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
beeeuh, psti skit kli tuuuh
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
pinter nutupin'ya
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
bsa brkultivasi lgi gak nnti'ya? klo blas budi gak hrus gtu juga
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
nah bner tuh
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ√🐾༢࿔ྀુ
waah latihan ekstrem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!