NovelToon NovelToon
Desa Penjahit Kain Kafan

Desa Penjahit Kain Kafan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Rumahhantu / Hantu / Iblis
Popularitas:231
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

Di pinggiran hutan Jawa yang pekat, terdapat sebuah desa yang tidak pernah muncul dalam peta digital mana pun. Desa Sukomati adalah tempat di mana kematian menjadi industri, tempat di mana setiap helai kain putih dijahit dengan rambut manusia dan tetesan darah sebagai pengikat sukma.
​Aris, seorang pemuda kota yang skeptis, pulang hanya untuk mengubur ibunya dengan layak. Namun, ia justru menemukan kenyataan bahwa sang ibu meninggal dalam keadaan bibir terjahit rapat oleh benang hitam yang masih berdenyut.
​Kini, Aris terjebak dalam sebuah kompetisi berdarah untuk menjadi Penjahit Agung berikutnya atau kulitnya sendiri akan dijadikan bahan kain kafan. Setiap tusukan jarum di desa ini adalah nyawa, dan setiap motif yang terbentuk adalah kutukan yang tidak bisa dibatalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Denah Desa yang Terkutuk

Ikuti garis di lenganmu, Aris, karena itu adalah denah desa yang terkutuk. Aris Mardian merasakan kulit lengannya mendadak menggelembung panas seolah-olah ada cairan logam mendidih yang sedang mengalir di bawah pori-pori kulitnya. Garis-garis hitam yang menyerupai pola jalanan desa Sukomati itu mulai bergeser dan berdenyut merah, memaksanya untuk terus melangkah menuju kegelapan hutan jati.

"Aris, tanganmu mengeluarkan asap! Apa yang sedang terjadi dengan garis itu?" tanya Sekar Wangi sambil mencoba menahan tubuh Aris yang terus terseret maju.

"Aku tidak bisa mengendalikannya, Sekar! Denah ini seperti memiliki nyawa dan sedang menarik jiwaku masuk ke dalam perut hutan!" rintih Aris dengan peluh dingin yang membanjiri wajahnya.

Sekar berusaha menarik tangan Aris, namun kekuatan gaib dari jahitan di bawah kulit itu jauh lebih besar daripada tenaga manusia biasa. Aris melihat pepohonan jati di sekeliling mereka mulai berubah bentuk, akar-akarnya merayap keluar dari tanah dan membentuk formasi bangunan yang sangat aneh.

Sebagai seorang perancang bangunan, ia menyadari bahwa susunan pohon-pohon ini bukan tumbuh secara alami, melainkan sengaja ditanam untuk membentuk sebuah jebakan ruang yang mematikan.

"Jangan melihat ke arah akar itu, Sekar! Mereka mencoba menyesatkan pandangan mata kita dengan pola labirin!" teriak Aris sambil memejamkan matanya rapat-rapat.

"Tapi Aris, garis di lenganmu sekarang menunjuk ke arah sumur tua yang ada di tengah hutan itu!" sahut Sekar dengan suara yang sangat ketakutan.

Aris membuka matanya dan melihat garis hitam di lengannya kini berhenti bergerak tepat di sebuah titik yang menyerupai lingkaran kecil. Di hadapan mereka, sebuah sumur tua dengan dinding batu yang sudah berlumut berdiri tegak di bawah naungan pohon jati yang paling besar.

Dari dalam sumur tersebut, tercium aroma kapur barus yang sangat menyengat bercampur dengan bau anyir darah yang masih segar.

"Denah ini ingin kita masuk ke dalam sumur itu, Sekar," ucap Aris sambil menatap lengannya yang kini mulai tenang kembali.

"Itu adalah bunuh diri, Aris! Kita tidak tahu apa yang ada di dasar kegelapan itu!" balas Sekar sambil menggelengkan kepala dengan cepat.

Aris mendekati bibir sumur, ia melihat pola jahitan yang ada di dinding batu sumur tersebut ternyata bersambung dengan pola yang ada di lengannya. Ia menyadari bahwa seluruh desa Sukomati adalah sebuah makam raksasa yang dirancang dengan sangat teliti untuk mengurung sebuah kekuatan kuno.

Setiap rumah, setiap jalan, dan setiap sumur adalah simpul-simpul jahitan yang menjaga agar kutukan benang hitam tidak pernah terputus.

"Jika kita tidak masuk ke sana, kita tidak akan pernah tahu cara untuk melepaskan tanda tumbal di belikatmu, Sekar," bisik Aris sambil menyentuh bahu temannya.

"Apakah kamu yakin bahwa denah di lenganmu itu tidak sedang menipu kita untuk masuk ke dalam perangkap?" tanya Sekar dengan tatapan yang sangat ragu.

Aris tidak sempat menjawab karena tiba-tiba tanah di bawah kaki mereka amblas, ditarik oleh ribuan benang rambut yang keluar dari celah-celah dinding sumur. Mereka berdua jatuh terperosok ke dalam lubang gelap yang sangat dalam, merasakan angin dingin yang menusuk hingga ke sumsum tulang.

Aris mencoba menggapai dinding sumur, namun tangannya hanya menyentuh tumpukan kain mori yang sangat lembut sekaligus sangat menjijikkan karena terasa basah.

"Sekar! Raih tanganku! Jangan sampai kita terpisah di dalam lorong ini!" teriak Aris sambil meraba-raba kegelapan.

"Aku di sini, Aris! Tapi kakiku terasa seperti sedang ditarik oleh banyak tangan-tangan kecil dari bawah!" jerit Sekar yang suaranya terdengar semakin menjauh.

Aris menyalakan korek api terakhirnya, dan saat api kecil itu menyala, ia terperanjat melihat pemandangan di sekeliling mereka. Mereka bukan berada di dalam sumur biasa, melainkan di dalam sebuah ruangan bawah tanah yang dindingnya terbuat dari tumpukan tengkorak yang dijahit menjadi satu.

Di tengah ruangan tersebut, terdapat sebuah meja kayu besar yang di atasnya terbentang sebuah kain raksasa dengan pola denah desa yang terbuat dari pembuluh darah manusia.

"Ini adalah ruang kerja sang penjahit pertama," gumam Aris dengan suara yang sangat bergetar.

"Aris, lihat di sudut ruangan itu... ada seseorang yang sedang duduk membelakangi kita," bisik Sekar sambil menunjuk ke arah kegelapan yang pekat.

Sosok itu mengenakan kebaya putih yang sudah sangat kusam, rambutnya yang putih panjang terjuntai hingga menyentuh lantai yang dipenuhi oleh jarum. Sosok itu sedang memegang sebuah jarum perak besar dan tampak sedang menjahit selembar kulit manusia dengan gerakan yang sangat lembut.

Saat Aris melangkah mendekat, sosok itu berhenti bergerak dan perlahan-lahan mulai memutar kepalanya ke arah mereka dengan suara leher yang retak.

"Akhirnya, perancang baru telah datang untuk memperbaiki jahitan yang mulai rapuh ini," suara wanita tua itu terdengar sangat dingin dan menusuk.

"Siapa kamu? Dan mengapa kamu memiliki denah yang sama dengan yang ada di lenganku?" tanya Aris sambil mengangkat linggisnya dengan waspada.

Wanita tua itu tidak menjawab, melainkan hanya tersenyum menyingkap bibirnya yang ternyata dijahit menggunakan benang emas yang sangat berkilau. Ia mengangkat kain kulit yang sedang ia jahit, dan Aris merasa jantungnya berhenti berdetak saat melihat apa yang ada di kain tersebut.

Di atas kulit manusia itu, terlukis pola jahitan yang sedang menggambarkan kejadian saat ini, termasuk gambar Aris dan Sekar yang sedang berdiri di dalam ruangan tersebut.

"Setiap langkahmu sudah terjahit di sini, Aris Mardian, dan jahitan selanjutnya adalah bagian yang paling menyakitkan," ucap wanita tua itu sambil menusukkan jarumnya ke gambar jantung Aris.

Seketika itu juga, Aris jatuh berlutut sambil memegangi dadanya yang terasa seperti ditusuk oleh belati panas yang tak terlihat. Ia melihat Sekar juga mulai merintih kesakitan saat wanita tua itu mulai menarik benang dari gambar yang ada di atas meja kayu tersebut.

Aris menyadari bahwa mereka kini telah menjadi boneka hidup di tangan sang penjaga rahasia desa Sukomati yang paling pertama dan paling kejam.

"Hentikan! Jangan sakiti Sekar!" raung Aris sambil berusaha merangkak menuju meja ritual tersebut.

"Untuk menghentikannya, kamu harus memberikan pola jahitan yang ada di tanah gersang sebagai gantinya," jawab wanita tua itu dengan nada yang sangat misterius.

Wanita tua itu kemudian mengibaskan kain kulit tersebut ke udara, menyebabkan ruangan tengkorak itu mendadak berguncang hebat dan mulai runtuh. Cahaya merah yang sangat terang muncul dari dasar tanah, menyingkap sebuah pola jahitan raksasa yang membentang di bawah seluruh desa Sukomati.

Aris melihat bahwa setiap nyawa di desa ini sedang digantung pada sehelai benang yang ujungnya dipegang oleh sosok-sosok tanpa wajah yang mulai bermunculan dari balik dinding.

 

1
Siti Arbainah
baru baca lngsung tegang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!