NovelToon NovelToon
100 Hari Mengejar Cinta Suami

100 Hari Mengejar Cinta Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Zahira terpaksa menerima permintaan pernikahan yang diadakan oleh majikannya. Karena calon mempelai wanitanya kabur di saat pesta digelar, sehingga Zahira harus menggantikan posisinya.

Setelah resepsi, Neil menyerahkan surat perjanjian yang menyatakan bahwa mereka akan menjadi suami istri selama 100 hari.

Selama itu, Zahira harus berpikir bagaimana caranya agar Neil jatuh cinta padanya, karena dia mengetahui rencana jahat mantan kekasih Neil untuk mendekati Neil.

Zahira melakukan berbagai cara untuk membuat Neil jatuh cinta, tetapi tampaknya semua usahanya berakhir sia-sia.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Ikuti terus cerita "100 Hari Mengejar Cinta Suami" tentang Zahira dan Neil, putra kedua dari Melinda dan Axel Johnson.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.19

Sudah hampir dua jam Julian menyusuri jalanan St Saphorin. Namun, dia tak menemukan Zahira dimana pun. Lelah? Tentu saja lelah, tapi dia harus menemukan Zahira. 

Bagaimanapun dia adalah tanggung jawabnya, jika dipikir-pikir siapa Zahira untuknya? Bukankah Julian, harusnya bersyukur tidak perlu memikirkan biaya tambahan.

Julian memutar kembali kereta kuda, dia akan melanjutkan pencarian besok saja. Setibanya di rumah, Julian langsung memasukan kudanya ke dalam kandang.

Maureen sudah menunggu di ruang tengah dengan cemberut.

"Gimana, gak ketemu kan? Aku bilang juga apa, biarin aja sih tuh cewek paling dia udah balik ke keluarganya." Ketus Maureen, saat melihat sang kakak yang sudah masuk.

"Maureen, sudah lah. Mungkin dia menginap di penginapan," tebak Julian.

"Ya kali di penginapan, memang dia punya uang?" cibir Maureen, kesal karena sang kakak terus membela perempuan tidak jelas.

"Sudahlah, aku mau tidur." Pamit Maureen dengan ketus, Julian menggeleng pelan menatap sang adik yang sudah masuk ke kamar.

"Semoga, kamu baik-baik saja. Cherry," gumam Julian.

***

Sementara itu, Zahira terbaring lemah di salah satu rumah sakit pinggiran St Saphorin.

"Bagaimana Sus, apa pasien sudah sadar?" tanya dokter yang merawat Zahira.

"Belum dokter," jawab Suster.

Dokter meminta suster untuk berjaga di ruangan Zahira. Tiga puluh menit kemudian, barulah Zahira menunjukan tanda akan bangun. Dia mengerjakan matanya menatap sekeliling, seingatnya dia sedang mencari lowongan. Namun, saat di tengah jalan dia tiba-tiba merasa pusing lalu tak ingat apapun lagi.

"Ahh ... Dimana aku?" lirih Zahira, mencoba bangkit dari tidurnya.

"Nona, anda sudah sadar? Syukurlah," ucap suster penuh rasa syukur.

"Apa, yang terjadi suster?" tanya Zahira.

"Warga menemukan anda pingsan, lalu dibawa ke rumah sakit. Beruntung rumah sakit ini menanggung biaya untuk, warga yang tidak mampu." Papar suster.

"Rumah sakit," gumam Zahira. Namun, masih bisa didengar oleh suster yang menjaga Zahira.

"Saya, sakit apa?" tanya Zahira dengan lirih.

Suster menatap Zahira, menimang akan memberitahu atau tidak.

"Nanti, dokter yang akan memberitahu." Kata Suster, membuat Zahira membuang napasnya dengan pelan berharap bukan penyakit serius yang dia alami. 

Dia menatap suster yang memanggil dokter, lalu tak lama dokter pun datang. Dengan kabar yang membuatnya terkejut sekaligus senang.

"Benarkah?" tanyanya tak percaya, matanya sudah berkaca-kaca.

"Iya, nona jika ingin memastikan. Anda harus di periksa ke dokter spesialis," jelas dokter.

"Baik dok, terima kasih." Ujar Zahira, dokter pun keluar sementara Zahira di jaga oleh suster.

Zahira menatap langit-langit kamar rumah sakit yang berwarna putih, memikirkan akan bagaimana kedepannya. Tanpa keluarga Johnson.

"Aku harus mencari kerja, agar bisa kembali ke Indonesia." Gumam Zahira, lalu dia pun terlelap ke alam mimpi berharap di alam mimpi dia bertemu dengan Neil. Dan meluapkan kekesalannya di sana.

******

Nathan tiba keesokan harinya, dengan waktu tempuh kurang lebih enam belas jam. Dia sudah sampai di tempat sang Oma, bahkan setibanya di sana. Nathan tak langsung istirahat dia malah bekerja.

"Kamu gak, cape?" tanya Ello, karena yang lain sedang pergi keluar. Bahkan mereka tidak tahu, bahwa Nathan sudah sampai.

"Tidak, Opa tenang saja aku kuat." Kekeh Nathan, membuat Ello memutar bola mata malas. Jika dipikir sikapnya Nathan sangat mirip dengannya saat muda dulu, penuh percaya diri dan juga sangat serius jika bekerja.

"Jangan terlalu lelah," ujar Ello pada sang cucu.

"Iya, pokoknya Opa tenang saja." 

Ello pun berpamitan untuk jalan-jalan pagi, karena pagi hari udara sangat sejuk walau cuaca sangat dingin. Tak lama, Melinda, Axel, Velia dan Ello sudah kembali ke rumah.

Melinda langsung memeluk Nathan, dan meminta untuk mencari Zahira.

"Temukan, dia yah! Mommy mohon." Melinda menatap sang anak, dengan binar permohonan.

"Semua salah Mommy, kalau Mommy tidak menyetujui permintaan adik-adikmu. Mungkin, ini semua tidak akan terjadi." Isak Melinda.

"Sudah Mom, jangan menangis. Aku akan mencari Zahira," ujar Nathan menenangkan sang ibu, dari kecil Nathan selalu menjaga ibu dan adik-adiknya saat sang ayah sedang dinas ke luar negeri. Velia mengusap air matanya dengan haru, melihat pemandangan ibu dan anak. 

Dirinya pun jadi merindukan, momen dimana Axel dan Rakai kecil. Dia menatap Axel yang memeluk Melinda, lalu Nathan memeluk dirinya.

"Ana, ngomel pengen ikut. Tapi ... Aku melarangnya," kekeh Nathan.

"Dasar, kamu ini. Selalu mengerjai adikmu," omel Velia.

"Sudahlah, dia kan selalu main-main Oma. Sudah saatnya dia belajar tentang bisnis," pungkas Nathan.

"Ya kalau itu yang terbaik, Oma pun setuju." Kata Velia.

"Sudah, ayo kita sarapan dulu." Ajak Ello, Melinda memilih masuk kamar karena kurang enak badan.

Setelah sarapan, Axel mengajak Nathan masuk ke ruang kerja milik Ello. Mereka akan membahas tentang Zahira, dan juga tentang Neil.

"Adikmu, meminta Daddy untuk membekukan semua kartu milik Neil." Beritahu Axel pada Nathan.

"Itu bagus Dad, agar dia tahu seperti apa kekasihnya itu." 

"Tapi, menurut Daddy. Dia akan tetap bertahan. Karena Neil masih memiliki cafe,"

"Cafe sudah diambil alih, Ana dan Aiyla." Sahut Nathan, Axel mengangguk lalu meminta asistennya yang jauh di sana untuk memblokir semua kartu milik Neil. "jika nanti dia merusuh, aku sudah meminta bodyguard untuk mengusir Neil."

"Bagus, jangan mudahkan dia. Biar dia tahu bagaimana asli dari Livia," kata Axel.

"Daddy yakin, Livia tidak akan bisa hidup tanpa uangnya Neil." Sambung Axel, dan Nathan hanya mengangguk saja.

Siang harinya, Nathan mulai bergerak  mencari Zahira. Dia menemui Melinda yang sakit dan berjanji akan membawa Zahira ke hadapan sang ibu.

"Cepat sembuh." Ucap Nathan, mengecup kening sang ibu.

Pertama-tama dia menyusuri jalanan sekitaran rumah Velia, lalu mencari ke tempat terakhir kali Zahira berada. Dia mengamati CCTV yang dia dapat, walau sulit awalnya. Tapi, dengan uang semuanya jadi mudah.

Dia menatap perdebatan Zahira dan Neil, sampai Zahira yang hanya duduk diam di depan minimarket tersebut. Tak lama setelah Zahira pergi, Ello pun datang. 

"Apa jalanan disini ada, cctv?" tanya Nathan, setelah melihat cctv minimarket tersebut.

"Setahu ku ada, mungkin hanya beberapa." Balas si manajer minimarket tersebut.

"Oke, terima kasih." Nathan pun berpamit, dan kembali menyusuri jalanan tersebut dan melihat-lihat bangunan yang ada cctv. Namun, setiap bangunan tak ada yang memiliki cctv. 

****

Sementara itu, hari ini Livia diperbolehkan pulang dengan catatan tidak boleh banyak pikiran dan juga kelelahan. Saat Neil akan membayar, petugas administrasi mengembalikan kartu Neil.

"Maaf, Pak kartu anda tidak bisa digunakan. Ada yang lain?" 

"Coba yang ini." Neil memberikan kartu berwarna kuning. Namun, lagi-lagi petugas mengembalikannya.

"Ini juga sama, tidak bisa." Katanya.

"Ya Tuhan ... Bagaimana ini?" gumamnya menatap Livia, yang tengah tersenyum padanya.

Kemarin dan tadi pagi masih bisa digunakan, tapi sekarang semuanya sudah tidak bisa. Bahkan Neil tidak memiliki uang cash, dia mencoba menghubungi Erik untuk meminta uang hasil pendapatan cafe. Namun, sayang Erik pun tak menjawab karena di samping Erik ada Ana dan Aiyla yang tengah melotot padanya.

"Awas kalau di angkat, habis riwayat lo Erik." Ucap Ana mengancam, bahkan Aiyla melakukan gerakan memotong lehernya dengan sendok.

Erik mengusap tengkuknya, dia gugup dalam tatapan tajam dua gadis yang kelihatannya pecicilan. 

Bersambung...

Maaf typo

1
yumi chan
thor wlupyn nanti niel udh tau kbusukn livia tlng jngn ktmukn niel sm zahira thor...biarkn niel jd gmbl dn bt zahira bhgia di tmpt yg bru dn punya kerja tg sukses
partini
ya mau bagaimana lagi kalau dah cinta di sakiti sampai darah darah jg balikan lagi ga bisa move on
Ilyas Ari
lanjut Thor
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
yumi chan
goood jod thor bt niel jd gembl thorr..biar kpok livia...dn jngn ktmukn kluarga niel sm zahira thor.
yumi chan
thor jgn ktmukn zahra dgn kluarga nil thor...niarkn zara bersmbuyi smpk anknya lhir dn bsr ..biar niel mnderita ..dn mnusal tjor dn kbusuk livia terbokar thor..
Yeyen Yeyen
ah jadi males baca novel ini baru juga episod berapa udah bersambung aja mles
AriNovani: Yang udah tamat banyak kak, Ada Istri Rahasia Tuan Bara, Bukan Pengantin Pengganti, Twins
total 1 replies
Ilyas Ari
lanjut Thor
Ilyas Ari
rasakan Niel
emang enak
partini
lanjut
yumi chan
thor jgm tmukn zairah sm kluarga niel thor..smpk nanti ank zshira besar..dn bt niel mnysl thor dlm hdpnya..dn bt xahira jd wanita kuat jgn mdh di rsyu sam kluarga niel nantinya..
AriNovani
❤️❤️❤️
Mochi 🐣
Zahira beruntung punya mertua baik 🤗
Epi Widayanti
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Apis
Hai thor dah mampir nich
AriNovani: makasih kak
total 1 replies
Epi Widayanti
kalo kurang minta lagi 😂
Aksara_Kata
Bagus /Heart//Heart//Heart//Kiss/
Mochi 🐣
keren lanjut 🤗🤗🤗
Epi Widayanti
Bagus ❤️❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!