Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?
Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.
selamat membaca
kritik dan saran di tunggu ya. 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Death
Beberapa jam kemudian, Keyz akhirnya selesai menjelaskan apa yang telah terjadi, dan bagaimana dia bisa berada di tempat itu.
“Kenapa aku juga ikut diusir, Nyan!?” gerutu Beasthlord sepanjang perjalanan. Keyz, Flip, dan Beasthlord memang baru saja diusir oleh sosok misterius yang sebelumnya membentak Keyz di dalam gua.
“Dasar master sialan,” lanjut Beasthlord dengan ekor berkibas marah. “Padahal aku sudah menjaga tempat itu selama ratusan tahun.”
“Nyan-can, dia itu siapa?” tanya Flip polos sambil berjalan di belakangnya.
“Siapa yang kamu panggil dengan nama Nyan-can!?” Protes Beasthlord, melompat-lompat kesal di depan Flip yang kini sudah merubah wujudnya menjadi hampir setinggi Keyz.
“Hihi, kamu lah. Siapa lagi?” jawab Flip sambil tertawa kecil, menatap si kucing besar itu dengan wajah iseng.
“Sialan! Aku nggak akan jawab kamu!” bentak Beasthlord dengan wajah merengut, bulu-bulunya sedikit mengembang.
“Sudah, kalian jangan berisik! Aku kelaparan, dan sekarang aku sangat pusing!!” bentak Keyz, menatap keduanya dengan wajah kelelahan.
“Kayaknya kamu itu selalu pusing ya, Keyz? Apa aku panggil kamu ‘Tuan Pusing’ aja?” kata Flip sambil menatap menggoda, bibirnya menyunggingkan senyum nakal.
“Berisik!!” balas Keyz cepat, wajahnya memerah karena kesal.
Nex
Sebelum itu — ketika mereka baru saja keluar dari gua tempat danau yang dulu sangat jernih dan kini berubah menjadi keruh tadi — Keyz sempat tertegun oleh pemandangan yang terbentang di hadapannya.
Meskipun mereka masih berada di dalam gua raksasa, namun di atas kepala mereka tampak atap batu yang memancarkan cahaya seterang matahari.
Keyz berdiri mematung. Ia, yang memiliki pengetahuan dari dunia lamanya, masih saja terkejut melihat cahaya alami di bawah tanah seperti itu.
Namun yang membuatnya lebih terperangah adalah hamparan hutan lebat yang tumbuh di dalam gua tersebut.
Dari tempat mereka berdiri di tepi tebing tinggi, terlihat pemandangan yang menakjubkan sekaligus aneh. Di bawah sana terbentang hutan purba yang penuh dengan pepohonan paku raksasa. Beberapa batang pohon super besar menjulang sampai ke atap gua, seolah menyangga langit batu itu.
Di kejauhan, mengalir sungai-sungai kecil yang berkilau di bawah sinar cahaya lembut. Burung-burung dengan bulu warna-warni beterbangan di atas kanopi hutan, berputar-putar seperti menyambut kedatangan mereka.
Keyz dan Flip hanya bisa berdiri terpana. Mereka tak pernah menyangka bahwa jauh di bawah tanah, ada dunia seperti ini—hidup, hangat, dan terang benderang.
Kecuali Beasthlord. Ia hanya tersenyum kecil, lalu berkata dengan nada sombong,
“Kalian baru tahu, ya? Dunia bawah tanah ini sudah kutelusuri sejak berabad-abad lalu.”
Beasthlord kemudian berjalan ke depan dengan langkah mantap, ekornya bergoyang ke kanan dan kiri.
“Ikuti aku, manusia. Aku tahu semua jalan yang ada di sini.”
Nex
“Lihat, banyak buah-buahan di semak belukar itu!” seru Flip dengan mata berbinar. “Akhirnya kita bisa makan juga!”
“Memangnya itu bisa dimakan?” tanya Keyz polos. “Aku sama sekali belum pernah memakan buah-buahan.”
“Aku lebih suka ikan, Nyan,” sahut Beasthlord lirih sambil menundukkan kepala. Wajahnya tampak murung, seolah masih memikirkan kenapa dia juga diusir dari tempat suci tadi.
“Lihat!” teriak Keyz tiba-tiba. “Sungai! Sungainya sudah terlihat! Pasti ada ikannya! Tapi… aku juga belum pernah memakannya. Memangnya ikan itu enak?”
Flip memutar tubuhnya menatap Keyz, wajahnya setengah tak percaya. “Kamu ini aneh sekali, Keyz. Buah belum pernah dimakan, ikan juga belum pernah. Jadi selama ini kamu makan apa?”
“Di penjara, aku cuma dikasih yang namanya daging,” jawab Keyz datar. “Entah itu daging apa, aku juga nggak tahu. Kemarin lusa aku sempat makan hewan pengerat waktu tersesat di dalam gua.”
“Hooeekkk!!” Flip langsung muntah sambil memegangi perutnya. Beasthlord pun ikut mual, wajahnya berubah pucat keabu-abuan.
“Dasar! Perutku jadi mulas!” gerutu Flip, menyeka mulutnya dengan jijik.
“Nyan…” Beasthlord hanya bisa menahan perutnya yang melilit, mencoba menenangkan diri.
“Tunggu di sini,” kata Flip akhirnya, setelah sedikit tenang. “Aku akan mencari buah-buahan untuk kita makan.”
“Aku akan mencari ikan. Siapa tahu di sungai itu banyak ikannya,” sahut Beasthlord sambil mulai berjalan menjauh.
“Aku harus ngapain?” tanya Keyz kebingungan.
“Kamu tahu caranya membuat api unggun?” tanya Flip.
“Bisa,” jawab Keyz mantap.
“Oke, kalau begitu kamu siapkan apinya,” kata Flip. “Ngomong-ngomong, apa saja yang kamu bawa dari gua itu?”
Keyz menurunkan ransel kulit hewan dari punggungnya dan membuka isinya satu per satu. “Ini.”
Tampak sekantong batu-batu mulia berkilauan, beberapa koin emas dan perak, serta dua pedang—pedang milik Lucxy dan Gabby.
“Kenapa kamu membawa benda berbahaya seperti itu!?” tanya Beasthlord dengan nada tegang.
“Untuk jaga-jaga. Siapa tahu akan berguna nanti. Lagian, kakek tua itu menyuruhku membawanya.”
Beasthlord menghela napas panjang. “Sialan… aku jadi teringat kejadian itu lagi.”
“Sudah, curhatnya nanti saja!” bentak Flip sambil menunjuk ke arah semak. “Kita cari makanan dulu!”
“Baiklah, baiklah,” gumam Keyz pasrah. “Masih ada benda lain di dalam tas ini.”
Dari dalam kantong kulit itu, ia mengeluarkan dua kantong air yang terbuat dari kulit hewan, sebuah pisau berhias permata, lalu… sebuah panci dan wajan.
Flip dan Beasthlord menatapnya bersamaan.
“Seriusan? Kamu bawa panci dan wajan!?” kata Flip sambil menahan tawa.
“Brisik!” balas Keyz.
Nex
“Dia namanya Qid, Nyan.” kata Beasthlord, sambil duduk di dekat api unggun yang menyala lembut di tengah hutan bawah tanah itu. “Dia masternya Tuhanku.”
“Qid?” tanya Keyz sambil memutar sebatang kayu di atas api, memanaskan tangannya yang kedinginan.
“Ya. Dia mengaku sebagai utusan, Nyan,” lanjut Beasthlord dengan suara pelan, matanya menatap kosong ke arah kobaran api. “Dia dan Tuanku dulu memberantas kejahatan di muka bumi, Nyan. Tapi itu sudah sangat lama sekali, Nyan.”
“Nama tuan kamu siapa, Nyan-can?” tanya Flip sambil mengunyah sepotong daun muda.
“Jangan panggil aku dengan panggilan itu!! Aku Beasthlord yang agung, Nyan!!” protes Beasthlord, bulunya berdiri semua karena kesal.
“Tapi namamu terlalu panjang dan susah diucapkan,” kata Flip dengan wajah polos.
“Fat Cat,” gumam Keyz santai.
“Ha?” Flip menatap Keyz, tidak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya.
“Beasthlord sekarang kan jadi kucing gemuk. Jadi, kita panggil saja dia Fat Cat.”
“Atau… ‘Pussy Cat’ aja?” usul Flip sambil tertawa kecil.
“Jangan seenaknya memutuskan nama seseorang, Nyan!!” Beasthlord melompat kesal, ekornya menegak.
“Kamu kan bukan orang,” jawab Keyz dan Flip bersamaan, lalu keduanya tertawa terbahak-bahak sampai berguling di tanah.
Beasthlord mendengus kesal, pipinya mengembung seperti anak kucing. “Kalian berisik! Panggil saja Fat Cat, sudah puas, Nyan!?”
Nex
Fat Cat akhirnya mendapatkan beberapa ikan besar dari sungai bawah tanah. Flip datang membawa sekeranjang penuh buah beri merah yang matang. Sementara itu, Keyz sibuk menjaga nyala api unggun dan membuat shelter sederhana dari batang pohon serta dedaunan besar untuk perlindungan sementara.
Malam itu terasa hangat. Pesta kecil pun dimulai.
Keyz awalnya ragu untuk memakan buah beri itu. Tapi begitu gigitan pertama menyentuh lidahnya, matanya langsung membesar. Rasa manis alami buah itu menyebar di mulutnya, dan tanpa sadar air mata mengalir di pipinya.
“Hiks… aku sama sekali tidak pernah memakan buah-buahan sebelumnya. Dan rasanya… luar binasa… hiks…” ucapnya lirih.
Fat Cat hanya menggeleng pelan sambil menyiapkan ikan yang dia bakar di atas api. Aroma ikan panggang mulai memenuhi udara. Saat Keyz mencicipinya, tangisnya pecah lagi.
“Ternyata… makanan yang dimasak itu benar-benar enak…” katanya parau, menatap ikan di tangannya dengan mata basah.
Di sela makan malam itu, Keyz bercerita tentang hidupnya di penjara para budak — tentang makanan menjijikkan yang harus dia telan setiap hari, dan bagaimana rasanya bisa makan sesuatu yang benar-benar “hidup” untuk pertama kalinya.
Setelah perut mereka kenyang dan api unggun mulai mengecil, mereka bertiga tertidur pulas.
Nex
Ketika mereka sedang tertidur pulas, hari mulai gelap.
Di bawah tanah ada malam hari juga?
Jangan dipikirin, gaes—namanya juga novel bertema gak jelas. Hehee...
Ada banyak pasang mata bercahaya di kegelapan malam? yang sedang mengintai mereka.
Fat Cat, yang kini memiliki kemampuan proteksi diri, secara otomatis berubah bentuk menjadi tameng lagi.
“Keyz, Flip. Bangun. Ada ancaman yang sedang mengintai,” kata Fat Cat.
Namun, hanya dibalas dengan dengkuran halus dari keduanya.
Sepasang mata itu makin mendekat. Dengan langkah hati-hati, sosok misterius itu berjalan menuju Keyz dan yang lain. Fat Cat—atau yang sekarang lebih tepat disebut Beasthlord—seketika mengaktifkan kubah perlindungan.
“Keyz!” ulang Beasthlord. “Bangun!! KEYZ!!”
Teriakan itu justru menjadi isyarat bagi para pengintai. Seketika, mereka menyerang secara serempak.
Benturan keras terdengar. Suara dentuman antara pukulan para penyerang dan kubah pelindung Beasthlord menggema, membangunkan Keyz dari tidurnya.
“Hei!! Berisik apa ini?!” teriak Keyz kesal, merasa tidurnya terganggu.
“Bodoh!! Kita diserang Lizardman!!” bentak Beasthlord.
“Ha?” Keyz menatap sekeliling dengan wajah bingung.
“Lihat depanmu, bodoh! Jangan ngelamun aja!”
Dan benar—di depannya berdiri sosok manusia dengan wajah reptil.
“DinoMan? Manusia dinosaurus?!” teriak Keyz panik.
“Mana ada, goblok!! Mereka Lizardman!”
“Hahaha... aku pasti masih bermimpi…”
Karena kehilangan fokus akibat perdebatan konyol itu, kekuatan Beasthlord goyah sesaat. Dan di momen itulah para DinoMan—sebutan Keyz untuk mereka—langsung menyerbu.
Dengan sigap, Keyz meraih kedua pedangnya. Sekali tebas, tubuh satu Lizardman terbelah dua.
Namun, yang lain berhasil menyelinap ke belakang. Satu lagi menerkam leher Keyz dari arah belakang.
“HOLY PROTECTION!!” Beasthlord meneriakkan mantra pelindung di sekeliling Keyz.
Lizardman yang satunya berhasil menerkam leher Keyz terpental keras ke belakang. Saat terpental itu lah, leher Keyz terkoyak oleh gigitan Lizardman tadi.
“HOLY PROTECTION!!” teriaknya lagi, kali ini untuk melindungi Flip yang masih tertidur lelap.
“Uugggh!!” Keyz mengerang kesakitan. Ia berusaha bicara, namun sepertinya pita suaranya putus.
Yang terdengar hanyalah erangan lirih.
Lizardman kembali menyerang serempak, tapi—
“GRAOOOARRRR!!!”
Suara mengerikan bergema. Gua itu bergetar hebat.
Suara itu begitu mengancam hingga para Lizardman spontan kabur ketakutan.
Flip terbangun.
“GRAAAOOAARRRR!!!” Suara itu terdengar lagi—lebih dekat, lebih berat.
Setiap langkah yang mendekat membuat tanah bergetar.
“Su… suara apa itu?” tanya Flip, panik. Ia memandang sekeliling, lalu terhenti ketika melihat tubuh Keyz.
“Keyz!!!” jeritnya. Ia segera menghampiri tubuh temannya.
Keyz tak bernafas.
Dia... mati?
“Keyz?? Bertahanlah!!” teriak Flip.
“Heal!” cahaya hijau kekuningan menyelimuti tubuh Keyz.
“Heal!! Heal!!”
Namun tiba-tiba, dari balik gelap, muncul sosok raksasa. Nafasnya berat. Matanya menyala.
“GRAAAOOAARRRR!!!”
Itu... Tyrannosaurus!
Dalam sekejap, hewan buas itu menerjang ke arah Flip.
“Aegis!!” Beasthlord mengangkat tangannya, menciptakan kubah perlindungan.
Benturan keras terjadi. T-Rex terpental jauh, membuat tanah berguncang.
“Tyrannosaurus?” bisik Flip terpana.
“Bukan...” jawab Beasthlord berat. “Itu... naga.”
“...Naga?” suara Flip bergetar.
“HEAL!! HEAL!!!” Flip terus berusaha menyembuhkan Keyz, berkali-kali, tanpa hasil.
Tubuh Keyz tetap dingin, tak bergerak.
“Keyz!!! Bangun!!! KEYZ!!!”
“Flip! Kita harus pergi sekarang!!” teriak Beasthlord.
“Aegis!!”
Ledakan demi ledakan serangan air panas dari naga itu menghantam pertahanan mereka. Gua bergetar. Batu-batu berjatuhan.
Segalanya terbakar, terkecuali area kecil di mana Beasthlord merapalkan sihir pelindungnya.
“Keyz!!” Flip tetap tak mendengar.
Ia terus menyalurkan sihir penyembuhan ke tubuh yang tak lagi bernyawa.
“Kita harus pergi, kekuatan sihirku hampir habis!!” teriak Beasthlord.
“Bagaimana dengan Keyz?! Dia... dia—”
“Dia sudah mati!!” bentak Beasthlord. “Kita harus tinggalkan dia di sini!!”
“Tidak!!! Aku gak mau meninggalkan Keyz!!!”
“Sialan!! Sihirku...!!!”
Crang!!
Kubah pelindung Beasthlord pecah berkeping-keping. Tak ada lagi yang melindungi mereka.
Naga itu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, menghirup udara dalam-dalam, lalu—
Menyemburkan air api yang begitu panas, membakar segalanya.
Tubuh mereka bertiga tersapu kobaran api.
Jeritan Flip menggema, diikuti raungan Beasthlord yang memekakkan telinga.
Api menelan semuanya.
Nex
Dragon.
Makhluk terkuat sepanjang sejarah.
Penghancur segalanya.
Apakah cerita ini berakhir di sini?
Tidak.
Nantikan kelanjutan kisah sesungguhnya hanya di—
World Without End.
Dunia Tanpa Akhir.