NovelToon NovelToon
Loving Again?

Loving Again?

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Cinta Lansia
Popularitas:32.2k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Mencinta kembali, apakah mungkin bagi Dewi Bhuana Joyodiningrat. Diusianya yang sudah lebih dari kepala 4 sekarang, dirinya kembali dihadapkan oleh 2 pria dari masa lalunya.

Ditinggalkan begitu saja, membersarkan anaknya sendirian. Dan kini orang itu kembali hadir berbarengan dengan orang lain dari masa lalunya.

Hendra Kusuma dan Aji Kurniawan. Satu adalah mantan suaminya, dan yang satu adalah temannya.

Siapakah dari kedua pria itu yang bisa membuat Dewi kembali mencinta?

Akankah putri Dewi yang bernama Aisya menerima kembali sang ayah yang meninggalkan mereka bahkan saat dia tidak diketahui sudah ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Loving Again 02

"Bu, Ibu ... Alhamdulillah Bu akhirnya aku diterima. Aku diterima buat ambil koas di RSMH. Kita bisa pulang ke rumah eyang. Aku juga bisa ketemu sama Abang, Kakak, Mas dan Mbak."

Aisya Janya Falisha, gadis berusia 23 tahun itu sangat senang. Dia berlari dan berteriak saat masuk ke rumah. Sampai lupa mengucapkan salam.

Ketika lulus dari kuliah kedokterannya, Aisya langsung mencari progam koas di Jakarta. Dia mendapatkan itu di Universitas Nusantara yang juga sejalur dengan RS Mitra Harapan. Hal tersebut sungguh memudahkan untuknya menempuh progam profesi dokter.

Meskipun tidak mudah tapi akhirnya dengan usahanya, Aisya mampu mendapatkannya.

Sesuai janji Dewi, jika Aisya bisa mendapatkan progam koas nya di RSMH maka mereka bisa kembali ke Jakarta. Aisya pun berusaha dengan sungguh-sungguh, hidupnya di kota ini jauh dari siapapun. Dan dia memiliki harapan bisa kembali berada di dekat keluarga besarnya.

"Iya, alhamdulillah. Ibu ikut seneng."

Aisyah memeluk Dewi dengan erat. Rasanya begitu senang bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Gadis itu masih ingat, saat usianya 7 tahun, Dewi pertama kalinya mengajaknya pulang. Isak tangis mewarnai keluarga besarnya saat itu.

Betapa tidak, sejak menikah Dewi tidak pulang sama sekali. Dia hanya sesekali mengirim kabar dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Dewi juga berbohong tentang pernikahannya.

Dewi berkata kepada keluarganya bahwa ia dan Hendra baik-baik saja. Namun ketika pulang semuanya terungkap. Terlebih saat Aisya mengatakan kepada kakak-kakak sepupunya bahwa ia iri melihat mereka memiliki ayah.

"Abang enak punya Ayah, aku tidak punya Ayah. Ayah ku tidak pernah pulang."

Dan ketika itu semua terungkap. Hardi juga Rama sangat marah, mereka marah kepada Dewi mengapa tidak jujur dan yang kedua mereka berdua marah kepada Hendra mengapa bisa berbuat demikian.

"Jadi dia pun ndak tahu kalau kalian punya anak?"

"3 bulan setelah menikah, dia minta cerai. Dan saat itu aku hamil. Aku sama sekali tidak memberi tahu tentang kehamilanku. Buat apa, dia sudah kukuh minta pisah dengan alasan yang tak masuk akal. Tapi aku terlalu malu untu pulang dan bicara kepada Romo, Ibu dan Mas. Aku ingat betul, dulu aku yang kukuh ingin menikah dengannya. Maka dari itu aku, aku sungguh malu."

Memang benar, dulu Rama berusaha untuk membuat Dewi kembali berpikir ulang mengenai pernikahannya. Tapi Dewi meyakinkan bahwa Hendra adalah orang yang baik dan dia sangat yakin dengan pria itu. Jadi mereka pun pasrah.

Maka dari itu Dewi sungguh malu saat pernikahannya bahkan usianya tak seumur jagung.

"Tapi Bu, kalau kita balik ke Jakarta, terus kerjaan Ibu bagaimana?"

Kembali ke masa ini, Aisya menanyakan rencana tentang kehidupan pekerjaan Dewi di kota ini.

Ehmmm

Dewi terdiam sejenak. Selama di sini, di pulau Sumatra tepatnya di kota Pekanbaru dia bekerja menjadi seorang guru tari. Dia juga memiliki sebuah sanggar kecil tempat anak-anak muridnya belajar.

Jika memang memutuskan untuk pindah, sebenarnya Dewi tinggal pindah saja karena tidak memiliki ikatan dengan dinas manapun. Hanya saja mungkin dia harus menyelesaikan latihan anak muridnya. Terlebih anak-anak yang berlatih dalam rangka mengikuti sebuah lomba.

Selain melatih Tari, Dewi juga merupakan pekerja freelance. Dia seorang penerjemah, jadi jika sedang tidak mengajar maka dia akan menerima pekerjaan penerjemah.

"Mungkin kamu nanti akan berangkat lebih dulu, Ais. Ibu akan menyusul setelah menyelesaikan pekerjaan Ibu. Sebelumnya Ibu sudah bilang ke anak murid Ibu kalau mungkin saja Ibu akan pindah. Ibu juga sudah menolak beberapa yang ingin belajar. Hanya saja masih ada dua anak yang kukuh karena mau mengikuti lomba."

"Oh gitu, jadi Aku duluan?"

"Iya, Ibu nyusul. Nanti Ibu bilang ke Pakde dan Bude kalau kamu pulang lebih dulu."

Aisya mengangguk mengerti. Jika bisa sebenarnya dia ingin ibunya pulang bersama. Dia tahu ibunya pasti akan kesepian. Tapi alasan yang dikemukakan Dewi tentu tidak bisa dibantah.

Dewi begitu menyukai anak-anak yang belajar tari dengannya. Itu salah satu penghiburan Dewi.

Aisya sendiri tidak lagi menanyakan soal sang ayah. Dia sudah cukup dewasa untuk mengerti bahwa mereka ditinggalkan.

Dulu saat masih kecil dia masih selalu bertanya tentang dimana keberadaaan ayahnya. Namun setelah menginjak remaja, dia tak lagi bertanya. Dan ada satu waktu Aisya mendesak, sehingga pada akhirnya Dewi pun menceritakan langsung kepada putrinya itu.

Dewi merasa bahwa Aisya sudah waktunya tahu juga. Meksipun sedikit terkejut, tapi Aisya bisa menerima.

"Dari awal aku sudah tidak punya Ayah. Jadi ya sudah tidak masalah. Dan aku yakin dia adalah orang yang merugi karena meninggalkan ibu ku yang cantik, baik dan pintar ini."

Hanya seperti itu tanggapan Aisya. Namun ketika di belakang Dewi, anak itu menangis tergugu. Bukan menangis karena tidak memiliki sosok ayah tapi dia menangis mengapa ibunya yang begitu baik ini ditinggalkan begitu saja.

Lagi pula dari awal pun dia tidak terlalu mencari sosok ayahnya. Semua itu karena dia punya pakde dan juga para sepupu yang menyayanginya.

"Assalamualaikum Mas. Mas, nanti Aisya akan pulang lebih dulu. Baru aku nyusul. Alhamdulillah progam koas nya di RSMH di acc."

"Alhamdulillah, iya gampang. Nanti biar di jemput sama anak-anak. Kabarin saja mau berangkat kapan. Kamu sehat kan nduk?"

"Alhamdulillah aku sehat Mas. Ya sudah kalau gitu. Iya nanti dikabari."

Pembicaraan singkat itu selesai juga. Dewi dan Aisya melempar saling melempar senyum. Terlihat sekali Aisya sangat bahagia.

"Nah sekarang kita keluar yuk Bu. Kita jalan-jalan nyari makan."

"Okeee, hayuuk."

Hari ini Dewi tidak ada jadwal mengajar tari. Jadi dia setuju saja dengan ide dari Aisya untuk keluar.

Keduanya sangat cepat bersiap. Aisya yang tadi baru pulang tidak perlu lagi berganti pakaian. Dan Dewi juga hanya tinggal mengganti bajunya cepat.

Aisya memesan taksi online, tak lama pun taksi itu datang. Dengan wajah yang riang mereka berdua siap untuk pergi jalan-jalan meskipun hanya sekedar di pusat perbelanjaan saja.

Meskipun tak jauh tapi mereka berdua sering melakukannya karena itu merupakan sebuah quality time antara ibu dan anak.

Ketika sampai di tempat yang dituju, sambil berjalan Aisya menggamit lengan Dewi. Dia menggelayut manja.

"Kamu ini udah gadis lho, malah bentar lagi bisa aja Ibu mantu. Tapi masih aja manja begini."

"Tidaaaak! Nda Bu, Ais ndak mau buru-buru menikah. Kalau bisa Ais bakalan selambat-lambatnya menikah. Ais pengen sama Ibu lebih lama."

Dewi mengusap kepala putrinya dengan lembut. tak salah dia punya pemikiran itu. Aisya tahu ibu nya hidup sendiri, dan rasanya sulit jika suatu hari harus meninggalkan ibunya sendirian.

Tap!

Tiba-tiba Dewi menghentikan langkahnya. Tubuhnya terpaku seolah rasanya sangat kaku.

"Bu, kenapa?" tanya Aisya bingung. Ia bisa merasakan tubuh Dewi yang bergetar.

"Ibu sakit?"

Dewi menggeleng pelan. Aisya yang masih kebingungan melihat raut wajah sang ibu yang pucat. Gadis itu sedikit takut jika ibunya kenapa-napa. Terlebih saat itu mata Dewi nampak berembun lalu bulir bening itu meluncur di pipi.

Aisya tidak bertanya lagi, dia lalu melihat ke arah mata Dewi menatap. Ia mengerutkan alisnya saat melihat ada sebuah keluarga yang nampak bahagia dan harmonis sedang tertawa di depan sana.

"Ibu, ibu kenapa? Ibu kenal sama orang-orang itu."

"Nak, kita pulang ya. Maaf, ibu ndak bisa jalan-jalan sekarang."

Meskipun masih sangat bingung, Aisya mengangguk paham. Dia kemudian membawa kembali ibunya pulang ke rumah.

"Siapa mereka, mengapa Ibu kelihatan syok sekali?" tanya Aisya dalam hatinya.

TBC

1
Ayesha Almira
pa aji gombal
Ira Herawati
🩷
kalea rizuky
lanjut donk
awesome moment
smg berjodoh. g usah balikan sm mantan.
marie_shitie💤💤
ciieee duda gombalannya maut juga
Purnama Pasedu
gombal
Djuniati 123
walah walah bang ajiiii... malu malu me0ng segala... ndang tembak DORRR selak mantane datang
Eni Istiarsi
puber keberapa Pak dokter 😂
Rahma Inayah
aji spt..ABG tua....
Rahma Inayah
terlambat sudah kau DTG pada ku..STLH kau torehkan perndritaan dan luka yg mendalam dgn mudah nyant maaf pikr Dewi mau memaafkan .mkn ya tp utk kmbli sptnya tdk
Miss Typo
Aji kayak anak remaja lagi 😁
Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang, biar malam terbayang wajahnya
Jatuh cinta berjuta indahnya
Biar hitam, biar putih manislah tampaknya
🎶🎶🎶🤣
mama_im
jiiiaaahhhh,,, yg puber kedua memang meresahkan.. 🤣🤣🤣
Esther Lestari
serasa muda kembali ya pak dokter Aji😀
GiZaNy
wahhh Aji yang muji Dewi aku yang seneng.. 😁😁
Noey Aprilia
Sa ae s abang.....
emng y,yg nmanya jth cnta tu ga pndang usia....brsa msih 17 thn....mga jdoh sm dewi y bang....
GiZaNy
oh astaga... dahlah Hendra... bersikaplah seperti layaknya mantan... jangan nguber2 gitu...
DC
Jangan sampai balikan lagi Hendra sama Dewi... Enak aja
marie_shitie💤💤
hello telat g guna juga km menyesal
marie_shitie💤💤
liat Alifa km putus mlh JD kabar bahagia para jomblo loh
Mundri Astuti
kalau dah tau mau apa kamu ??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!