Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.
Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.
Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Porseni
Waktu yang di tunggu mahasiswi Rayon B telah tiba. Dimana banyak tamu yang hadir dalam acara olahraga yang akan diselenggarakan. Selain olahraga ada seni juga yang akan ditampilkan dan diperlombakan. Tujuan dari kegiatan ini adalah menjaga silahturahmi agar tetap terjalin dengan baik. Menang kalah sudah biasa, yang terpenting adalah kerjasama antara team dan sikap profesionalisme antara team dalam perlombaan.
Acara berlangsung selama seminggu. Dimulai dari acara pembuka, perlombaan hingga penutupan nanti yang sudah diatur dengan panitia penanggungjawab porseni ini.
Tamu dan hadirin datang dari tokoh penting, keluarga, perwakilan kampus lain, perwakilan tempat praktek, serta tetangga di sekitaran kampus.
Acara porseni di hari pertama dan kedua berjalan dengan baik. Ini sudah memasuki acara hari ketiga. Para undangan yang datang hanya para mahasiswa dari kampus lain. Sedangkan beberapa tamu penting yang lainnya sudah datang di hari pertama sebagai acara pembukaan berlangsung.
"Tingkat tiga ayo tunjukkan pesonamu. Jangan kalah. Ayo semangat terus." Beberapa sorakan dari tingkat tiga yang mendukung temannya bermain bola kaki.
Yang menjadi lawannya adalah tingkat satu dalam memperebutkan juara satu dan juara tiga. "Ayo tingkat satu semangat, jangan mau kalah. Ingat juara satu sudah di depan mata." Sorak tingkat satu mensupport team mereka.
"Goll....... " Bola masuk dan pertandingan sudah selesai.
"Yeah....... kita menang."
"Hore"
"Ivana kamu memang terbaik." Sorak teman seangkatan mereka. Detik detik terakhir Ivana mampu mencetak angka pada gawang lawan.
Sebelum bubar pemain tingkat tiga bersalaman dengan tingkat satu. Ivana memeluk temannya sebentar, lalu berlari ke arah barisan para tamu. Hari ini Diva datang mewakili kampus mereka dan datang khusus memberi semangat pada kekasihnya.
"Ni minum dulu." Diva memberikan sebotol minuman segar pada Ivana."
"Makasih sayang." Ucap Ivana senang dan langsung menghabiskan minumannya.
"Kamu selalu menjadi yang terbaik." Puji Diva lalu menyeka keringat Ivana dengan handuk kecil yang dibawanya khusus untuk Ivana.
"Ia dong. Kan pacar kamu." Puji Ivana kembali membuat dua sejoli tersebut kasmaran.
"Ehem... ehem.... ingat disini ada orang bukan patung." Sindir Juan dan Valdo serta Edward yang menjadi saksi diantara pasangan tersebut.
"Terus kakak gak ada niatan terimakasih gitu sama aku? Kan aku peran penting dalam membantu kakak menang." Sindir Juan yang ingin mendengar ucapan terimakasih dari Ivana.
Sebelum acara porseni Juan dan anak asrama Rayon A mengajari Kak Ivana untuk berlatih bola kaki. Mereka berlatih tiga hari di kampus Rayon A. Mahasiswa Rayon A tidak asing lagi dengan Ivana karena mereka tau Ivana adalah kekasih Diva.
"Hehehe, makasih Juan. Adek Diva yang paling...... menjengkelkan." Ucap Ivana menjahili Juan. Edward dan Valdo tertawa melihat wajah cemberut Juan.
"Syukurin." Ledek Diva pada adik tingkatnya tersebut.
"Jahatnya 🥱. Ya udah nanti aku gak mau bantu kakak lagi. Minta tolong sendiri aja sama Bang Diva." Ngambek Juan yang membuat semua orang menjadi gemas.
"Ia.... ia.... makasih ya adek kakak. Nanti hari sabtu kita makan. Setelah kita keluar dari asrama. Kakak yang traktir."
"Serius kak?" Mata Juan mendengar kata traktir. Kapan lagi di traktir ya kan.
"Kalau traktiran itu nomor satu langsung kau." Sindir Edward tapi tidak dihiraukan Juan.
"Nanti kalian atur waktu kalian. Valdo dan Edward kalian harus ikut" Ajak Ivana yang mendapat anggukan dari mereka berdua.
Sedari tadi mata Valdo menulusuri lapangan dan beberapa tempat tapi tidak menemukan keberadaan Permata. Ia mulai gelisah khawatir Permata kenapa - napa.
...****************...