NovelToon NovelToon
Pendekar Golok Iblis

Pendekar Golok Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Demon Slayer / Perperangan / Harem
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Naru

Menceritakan seorang pemuda bernama Xiao Feng, yang merupakan reinkarnasi dari seorang Dewa Cahaya bernama Bara. Sebelum kembali mendapatkan kekuatan Dewa Cahaya miliknya, Xiao Feng/Bara harus mendapatkan kekuatan untuk melawan Para Raja Iblis di Zhuo Guo. Alhasil, Golok Luo Tian Long yang menjadi senjata terkuat di alam dewa, berhasil dia ambil kembali dan berubah menjadi Golok Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15.Batara Geni

Batara Geni dan Dewa Ganesha melayang turun ke dunia manusia setelah mereka melewati gerbang Alang Kumitir yang dulunya adalah wilayah Dewa Brahma. Dari gerbang itulah, perbatasan dunia manusia dan dewa saling terhubung.

Mereka berdua pun sampai didepan sebuah danau yang luas. Kedua mata Batara Geni menatap tajam ke arah danau tersebut. Bibirnya menyunggingkan senyum.

"Masih saja sama...Rumah lama ini," gumamnya.

"Meski Bayu Jaga Geni kurang perhatian kepada Kerajaan Probo Lintang ini, dia msih beruntung ada banyak pengikut Batara yang masih setia memelihara tempat ini." kata Ganesha.

"Aku tak ingin kita berdua terlacak oleh Mata Dua Belas Penjuru." kata Batara Geni.

"Bukankah Batara memiliki kekuatan dari Dewi Kematian untuk membuka portal gaib?" tanya Ganesha.

Batara Geni menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, kita akan langsung menuju ke makam guru," kata Batara Geni.

"Sepertinya anak mantu Batara sedang menuju kemari," kata Ganesha.

"Biarkan saja. Nanti mereka juga akan bertemu dengan kita di makam guru. Aku sudah menyiapkan hadiah untuk mereka berdua," kata Batara Geni.

"Baiklah. Saya juga bisa sambil memantau Bara Sena. Saat ini dia tengah enak-enak di dalam goa," kata Ganesha sambil tersenyum.

"Sedang enak-enak? Hoho...Rupanya Bima kecil kita telah memulai petualangan wanitanya," sahut Batara Geni sambil menggerakkan jarinya ke depan.

Sebuah lingkaran biru muncul di depan mereka berdua. Lingkaran itu adalah portal gaib yang menghubungkan tempat tersebut ke tempat yang menjadi tujuan Batara Geni.

"Pesona Bara tak akan kalah dengan pesona Batara Geni," kata Ganesha membuat sang Batara tertawa.

"Kau ingin menguji diriku Gajah kecil!?" tanya Batara masih sambil tertawa.

"Saya tidak berani Batara..." sahut Ganesha sambil tersenyum lebar.

"Aku hanya bercanda Ganesha. Mari kita masuk," kata Batara Geni lalu melangkah masuk ke dalam portal gaib. Ganesha pun mengikuti langkah Batara Geni.

Saat kedua kaki mereka masuk, saat itu juga mereka telah keluar dari dalam portal dan telah tiba di atas puncak sebuah bukit. Portal gaib itu pun menghilang begitu saja.

Batara Geni menatap ke arah anak tangga yang turun ke bawah hingga masuk ke dalam tanah.

"Hm...Samarantu masih memantau disana. Sungguh merepotkan makhluk dari Teritori Inti Bumi ini..." kata Batara Geni.

"Terowongan yang menghubungkan dua kerajaan menjadi sia-sia belaka. Apakah kita harus membersihkannya Batara?" tanya Ganesha.

Batara Geni menggelengkan kepala.

"Untuk saat ini aku tak ingin berurusan dengan Dewi Gaia. Tunggu waktu yang tepat saja," kata Batara Geni.

Ganesha tersenyum.

"Saya paham Batara..." sahut pria berkepala gajah tersebut.

"Kecuali jika Samarantu berani keluar dari dalam terowongan itu, aku akan langsung membuat tubuhnya hancur tak tersisa dengan Mata Dewa Pemusnah..." kata Batara Geni.

"Batara tak perlu melakukan hal serendah itu hingga mengotori tangan sendiri. Masih ada bawahan Batara yang bisa memusnahkan makhluk itu," kata Ganesha.

"Benar juga kau Ganesha. Hm...Sekarang, lebih baik kita masuk ke dalam makam guru lebih dulu. Biar urusan itu menjadi pekerjaan di masa depan nanti. Saat ini pasti dua orang itu tengah menanti kita," kata Batara Geni.

Ganesha menganggukkan kepalanya. Mereka berdua pun masuk ke dalam pendopo kecil yang ada di depan mereka. Di dalam pendopo itu tak terlihat apa pun kecuali tempat yang luas.

Jika dilihat dari luar, tempat itu biasa saja dan terlihat kecil. Namun saat orang menginjakkan kakinya ke dalam, mereka akan memasuki sebuah tempat yang sangat luas didalam pendopo tersebut.

Batara Geni dan Ganesha melangkah menuju ke tengah ruangan luas tersebut. Sebuah kabut muncul di hadapannya. Mereka pun tanpa ragu masuk ke dalam kabut tersebut dan mereka pun menginjakkan kaki disebuah alta yang cukup luas dengan dua belas pilar besar yang mengelilinginya.

"Kalian lama sekali!"

Batara Geni dan Ganesha tersenyum melihat seorang pria tua dengan pakaian compang camping menegur mereka berdua.

"Eyang Guntur Saketi," sapa Batara Geni.

Di sebelah pria tua bernama Guntur Saketi tersebut nampak seorang gadis cantik dengan pakaian serba putih berdiri dan menatap Batara Geni dengan tatapan dalam. Saat Batara Geni menatapnya, wanita itu memberi hormat dengan membungkuk kan tubuhnya.

"Selamat datang Batara Geni..." ucapnya.

"Tak perlu melakukan itu kepadaku Dewi Awan Putih...Kau adalah istri guruku," kata Batara Geni.

Wanita bernama Dewi Awan Putih itu tersenyum.

"Meski begitu, kau lebih tua dari Mahameru, dan juga...Kau adalah seorang Mahadewa. Bagaimana bisa, saya yang seorang manusia tidak memberi hormat kepada Mahadewa sekaligus suami dari guruku, Ratu Ambarwati?" sahut Dewi Awan Putih membuat Batara Geni tertawa kecil.

Mengenai siapa Dewi Awan Putih, sedikit mengingatkan para pembaca baru, dia adalah murid dari Ratu Ambarwati istri Batara Geni. Dewi Awan Putih juga seorang guru dari Putri Maharani, istri pertama Batara Geni saat masih ada di Padepokan Atas Awan.

"Aku tak menyangka kita akan berada di hubungan yang sangat ruwet seperti itu. Jika bukan karena ada guruku, mungkin kau akan menjadi salah satu Ratu di Probo Lintang. Tapi sudahlah, aku pun senang akhirnya guru memiliki seorang istri. Meski..." Batara Geni tak melanjutkan ucapannya.

Seolah tahu apa yang akan Batara Geni dan Dewi Awan Putih bicarakan adalah urusan pribadi, Ganesha dan Eyang Guntur pun menyingkir dan mendekat ke arah sebuah peti batu yang besar.

"Meski apa Batara Geni?" tanya Dewi Awan Putih sambil tersenyum. Senyum yang cukup memancing.

Batara Geni pun ikut tersenyum.

"Aku tak tahu, apa yang kau pikirkan saat aku memberikan benih di dalam tubuhmu. Apakah kau menyukainya atau kau memang hanya berharap seorang anak agar kau dan guru mempunyai keturunan? Meski kalian berdua menyadari bahwa itu sebenarnya bukanlah keturunannya..." kata Batara Geni.

"Dia sangat menginginkan seorang putra. Tapi seperti yang kau tahu, dia sudah lanjut usia. Ditambah, aku juga tak mungkin memiliki anak darinya,kecuali jika ada keajaiban. Dan kau adalah keajaiban yang dulu sering dia bicarakan..." kata Dewi Awan Putih.

"Hahh...Aku tak pernah menyangka aku meniduri istri guruku sendiri atas permintaan konyol dia sendiri. Itu tak masuk akal dan terdengar gila. Aku sendiri juga bingung, atas dasar apa aku melakukan itu padamu? Suka atau sekedar membantu? Kalau hanya membantu, bukankah itu sama saja mengambil keuntungan? Sekarang, aku malah menjadi penentu takdir keturunan ku sendiri. Hufff...! Anak yang tak resmi menjadi anakku karena dia sudah di anggap sebagai anak kalian berdua..." kata Batara Geni sambil menggelengkan kepalanya.

Dewi Awan Putih tersenyum manis menunjukkan kecantikannya yang abadi.

"Meskipun begitu, dia tetaplah keturunan mu, Batara Geni. Benih darimu dan juga dariku. Meski kita bukan suami istri, tapi kita melakukan apa yang suami istri lakukan. Kau berniat membantu, sedangkan aku berniat menginginkan keturunan untuk Mahameru. Dia pun tak masalah meski anak itu bukan anak kandungnya. Dia tetap akan menganggapnya sebagai anak kandung untuk selamanya..." kata Dewi Awan Putih.

Batara Geni dan Dewi Awan Putih duduk bersebelahan di bawah salah satu pilar besar yang ada disana.

"Ada yang ingin aku katakan padamu Batara Geni..." kata Dewi Awan Putih.

"Katakan saja...Aku akan mendengarnya," ucap Batara Geni.

"Ini mengenai keturunan kita..."

Batara Geni menghela napas.

"Aku tahu, ini bakalan terjadi. Guru Mahameru hanya bisa melihat orang yang dia anggap sebagai anaknya sendiri hanya beberapa tahun saja. Penjaga Takdir Kematian itu tak bisa dilawan. Dan akhirnya kau sendiri yang membesarkan dia..." kata Batara Geni.

"Benar...Aku kecewa dengan pernikahan itu. Jika bukan karena kau yang meminta, aku lebih memilih untuk menikah dengan dirimu...Tapi, aku kasihan padanya..." kata Dewi Awan Putih sambil menghembuskan napas keras.

"Dia adalah guruku...Aku banyak berhutang budi padanya yang telah merawat diriku sejak kecil. Bahkan, sungguh aneh, seorang guru memohon kepada muridnya sendiri untuk membuahi istrinya...Meski itu sudah berlalu selama ratusan tahun, aku tetap tak bisa melupakan hari itu..." kata Batara Geni.

"Dia sangat menginginkan anak. Padahal dia sendiri sudah tak bisa melakukan apa-apa...Lucu sekali. Dan aku juga seorang wanita tua yang memiliki keabadian berkat Batu Kristal Jiwa. Waktu itu dia berkata padaku agar aku menyetujui pemikirannya...Dia ingin, agar aku memiliki anak dengan bantuan darimu," kata Dewi Awan Putih.

500 tahun yang lalu...

Mahameru menggenggam tangan Batara Geni yang merasa kesal setelah gurunya meminta sesuatu darinya.

"Aku mohon Jaka...Hanya kau yang bisa membantuku. Dan aku tidak masalah sedikit pun meski anak yang ada di dalam tubuh istriku adalah anak darimu. Anggap saja itu adalah anugerah dari seorang Batara..." kata Mahameru masih sambil memegangi tangan Batara Geni.

"Tapi guru...! Kau benar-benar gila memintaku menyetubuhi istrimu sendiri! Apa kau pikir aku pria yang main sikat begitu saja terhadap istri orang!?" sangkal Batara Geni masih menolak permintaan Mahameru.

Tiba-tiba Mahameru berlutut di kaki Batara Geni.

"Batara Geni! Aku seorang manusia biasa memohon kepadamu yang seorang Mahadewa...! Tak ada lagi murid dan guru disini! Aku memohon bantuan darimu....Berikanlah istriku seorang putra...Aku akan merawatnya dengan baik...Seperti merawat anak kandungku sendiri...Aku mohon...kabulkanlah permintaan dari makhluk rendah seperti diriku ini..." kata Mahameru memohon dengan sangat dan terdengar memelas.

Batara Geni tertegun. Dia tidak menyangka gurunya akan menjadi seperti itu.

"Apakah sebegitu inginnya kau memiliki anak guru?" tanya Batara Geni.

Mahameru mengangguk.

"Aku tidak masalah kau membuahi istriku. Aku tidak masalah jika janin di dalam rahim istriku adalah benih darimu. Aku tak masalah sama sekali...Aku hanya ingin, kelak selamanya dia akan menjadi anakku. Itu saja...Anak keturunan Pendekar Tangan Dewa...Mahameru," kata pria tua tersebut.

Batara Geni sangat bingung. Namun dia juga kasihan melihat gurunya memohon seperti itu.

"Jika guru memaksa, apa yang bisa aku lakukan? Aku harap, ini menjadi rahasia kita bertiga saja guru. Dan aku tanya padamu...Apakah Dewi Awan Putih menyetujui rencana gila mu ini?" tanya Batara Geni.

Mahameru mengangguk.

"Kau tak perlu khawatir...Dia pasti akan sangat suka saat kau mendatanginya. Sepuluh tahun menikah denganku, dia sama sekali belum pernah aku sentuh. Aku adalah pria yang sangat mengecewakan baginya..." kata Mahameru membuat Batara Geni menghela napas.

"Baiklah, aku akan mendatanginya. Kau jangan pernah menyesalinya guru...Dan setelah anak itu lahir, dia akan menjalani takdir sebagai anak manusia, bukan sebagai anak dewa. Dia pun akan mengalami takdir yang sama dengan dirimu, takdir kematian..." kata Batara Geni yang di sambut dengan tangis bahagia Mahameru, guru Batara Geni waktu dia masih menjadi seorang Pendekar Tangan Gledek.

1
Zakireksi Reksi
oon bmr penulisnya
spooky836
sialan sampah cukuplah sudah sampai di sini. klau sampah tetap sampah xde serunya baca.
spooky836
sapà muda sapatua ni. penulis klu plagiat entah apa ikut je dlm novel orng. memang jenis penulis dari indon tak berakal.
spooky836
suka2 akulah nak tulis apa engkaorang pun boleh suka2 tulis. jadi xpayah nak bagi komentar kamu tulis apa kamu mau aku tak suka aku bolwh tulis apa yang ada pada akal aku sendiri. aku bukan adik2 engkau pun. kau nak maki ke apa ke. kau buat bahagian kau aku buat cara aku.
Naru: ngomong opo to su
total 1 replies
spooky836
masuk dalam tubuh orang tapi bawa otak 500 tahun. betol penulis plagiat ni. sial sungguh aku bayar tiap bulan dapat cerita anak haram. memang semua anak haramlah yang menulis di noveltoon ni.
spooky836
hindu ke. nama cina mesti budda. apa lagi nak plagiat penulis ni.
Rudy Kurniawan
menarik ut dibacanya
Mia Sagitarius
hmm
afifo maning
gasss sampai tamat
Naru
Selamat membaca🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!