TOLONG DI PERSIAPKAN MENTAL UNTUK MEMBACA CERITA INI YA KAWAN KAWAN...
Cerita ini menceritakan tentang Rere yang berumur 17 tahun mengalami kekerasan dan penculikan secara brutal, konflik hebat dan berat.
.....
Semilir angin sejuk dirasakan Rere ketika mobil sudah berjalan. Dia sama sekali tidak bisa mencerna semua kejadian 10 menit yang lalu. Tamparan Ben di pipinya sekarang terasa panas, namun entah kenapa rasa itu sekarang menghangatkan hatinya. Perilaku Ben yang kasar sekaligus lembut tadi benar-benar menggugahnya. Rere juga tidak bisa memutar otaknya untuk bertindak lebih lanjut. Rasa luar biasa lelah menggerogoti tubuhnya sekarang. Kedua kelopak matanya yang indah itu sekarang terasa berkilo-kilo beratnya. Rere memejamkan mata mencoba mempelajari apa yang sekarang dirasakannya dalam hati. Dia bahkan sempat merasakan Ben membelai rambutnya sambil berbisik “I’m really sorry Re…” sebelum dia terlelap tertidur terbawa alam bawah sadarnya untuk mengistirahatkan hati dan tubuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MegaHerdian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Konflik berat
"Kan udah aku bilang sayang… sekarang tuh udah bukan urusan duit perasaan, tapi urusan hati. Aku gak butuh uang kamu kok… uangku juga banyak. Aku cuma mau membagi dan merasakan cinta untuk kita berdua…". Ucap Ben mesra.
Rere merasa jijik mendengar lantunan manis yang keluar dari mulut Ben, dia pandai berkata manis namun berbeda dengan perlakuannya. Yap, lebih buruk dari seekor binatang.
Rasa takut dan putus asa mulai menguasai Rere. Akal sehatnya hilang. Air matanya mengalir deras menahan sakit di sekujur tubuhnya ketika tiba-tiba seseorang dari belakang menarik Ben ke atas dan meninjunya keras sehingga Ben tersungkur.
Tanpa memberi ampun. Laki-laki itu terus memukuli dan menendangi Ben yang terjatuh dengan kepalan tangan dan kakinya ke segala arah di seluruh badan Ben. Menendang perutnya sangat keras. Rere tidak bisa melihat siapa orang itu.
Tetapi dia bisa melihat Ben memuntahkan darah segar ketika orang itu menendang perutnya. Sesaat kemudian Zack, Sam dan Dave mulai tersadar dari bengongnya dan segera menolong Ben dengan menarik orang itu dan menguncinya untuk tidak berkutik lagi.
Rere akhirnya melihat siapa dia.
"Albie…" katanya dalam hatinya.
Sedetik kemudian dia hanya bisa terbengong melihat kejadian Albie di bekuk oleh ketiga teman Ben. Ben pun mulai bangkit berdiri, menyeka bibirnya yang bersimbah darah dengan punggung tangannya.
"Cuih!..sialan" Ben bangkit, dia menyeka sudut bibirnya yang terluka.
Buku-buku jarinya mengepal dan membentuk tinju. Kemudian dia sedikit berlari menghampiri Albie dan meninjunya keras-keras.
Albie tidak tersungkur karena dipegangi ketiga teman Ben, tetapi Rere melihat Albie tertonjok telak dan langsung mengeluarkan darah di salah satu lubang hidungnya.
Albie berusaha melawan. Tetapi ketiga pegangan pemuda itu sungguh kuat menguncinya.
"SIAPA LO?!!" teriak Ben marah.
Tangannya tetap terkepal membentuk tinju yang Rere yakin sangat menyakitkan kalau terkenanya.
"EH PENGECUT! KALO BERANI SATU LAWAN SATU. JANGAN KEROYOKAN GINI! DASAR BANCI LO!!! CUIH!!" Albie pun tak kalah geramnya sambil meludahi Ben dengan segala keberaniannya.
Seakan tersambar petir, Rere menyadari kalau mereka tidak mengenali Albie. Berarti mereka bukan suruhan Albie. Rere sungguh menyesal mengapa dia sempat menyalahi Albie.
Ternyata Albie datang untuk menolongnya.
Rere tahu kalau saat Albie meludahi Ben, sesuatu yang buruk akan menimpa Albie. Dengan segala kemampuannya Rere bangkit berdiri, berlari terpincang-pincang dan segera memeluk Albie seolah melindungi Albie dari Ben dengan badannya yang kecil dan terluka.
“Albie…” tangis Rere sambil memeluknya keras menghiraukan keempat pemuda yang lain.
Ben yang melihatnya merasakan kepalanya yang mendidih, entah apa yang terjadi tapi kedatangan cowok ini membuat nya tersulut emosi, di tambah Rere yang datang dan memeluk erat cowok itu.
"Kamu engga apa-apakan Re? Tenang aja Re, semua akan baik-baik aja…" jawab Albie berusaha menenangkan Rere meskipun dengan posisi terkunci dia tidak bisa membalas pelukan Rere yang sudah lama dia nantikan.
Ben rupanya tersadar kalau yang memukulnya bernama Albie. Lantas saja dia menarik tubuh Rere menjauh dari pelukan Albie ke pelukannya sendiri.
Sambil memeluk Rere dari belakang, Ben mulai memperhatikan Albie yang masih memberontak kunci sekapan mati dari ketiga sahabatnya. Untuk pandangan seorang laki-laki, menurut Ben Albie memang laki-laki yang ganteng.
Hidung yang mancung menghiasi wajahnya yang putih. Badannya tegap atletis. Tingginya juga sama dengan tinggi dirinya dan teman-temannya.
"Jadi elo yang namanya Albie…" Ben bertanya sambil terus memeluk Rere dari belakang.
"Jangan sentuh Rere lo bajingan!! Siapa yang nyuruh lo! Suruh dia berhadepan sama gue!! Dasar lo pengecut semua!!" Albie tetap menantang walaupun menurut Rere posisi Albie sekarang sangat tidak menguntungkan.
Ben tersenyum licik dia memikirkan sesuatu yang mungkin bisa jadi pilihan dan dia juga tidak merusak perjanjian.
Hebatt bgt km thor..sehari 2x ..
aq ma suami sminggu 2x atau kadang sminggu 1x..sama2 repot,sama2 pasif mainnya,kpn2 bagi tips ya thor hehehehe
gmn baiknya tuh 2 bocah deh thorr..tinggal urus sj..aq sediain sesaji sama like yg bnyk dehhh
thooor bikin rere bahagia kasian