NovelToon NovelToon
Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal / Tamat
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

follow IG Othor @ersa_eysresa

Di usia 30, Aruni dicap "perawan tua" di desanya, karena belum menemukan tambatan hati yang tepat. Terjebak dalam tekanan keluarga, ia akhirnya menerima perjodohan dengan Ahmad, seorang petani berusia 35 tahun.

Namun, harapan pernikahan itu kandas di tengah jalan karena penolakan calon ibu mertua Aruni setelah mengetahui usia Aruni. Dia khawatir akan momongan.

Patah hati, Aruni membuatnya menenangkan diri ke rumah tantenya di Jakarta. Di kereta, takdir mempertemukannya dengan seorang pria asing yang sama sekali tidak dia kenal.

Apakah yang terjadi selanjunya?
Baca kisah ini sampai selesai ya untuk tau perjalanan kisah Aruni menemukan jodohnya.
Checkidot.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Tangan Bu Yanti bergetar hebat memegang KTP Aruni. Usia 30 tahun! Selama ini, ia selalu membayangkan Aruni adalah gadis berusia awal dua puluhan, seumuran dengan keponakannya atau anak tetangganya. Wajah Aruni yang tampak muda, pembawaannya yang ceria, serta fakta bahwa Ahmad tidak pernah menyebutkan usia Aruni secara spesifik, membuatnya luput dari pertanyaan krusial ini.

Bu Yanti merasa dadanya sesak. Cucu. Itulah satu-satunya hal yang ia impikan sejak Ahmad beranjak dewasa. Ia ingin menimang cucu, mendengar tawa bayi di rumahnya, dan melihat garis keturunannya berlanjut. Kini, kenyataan tentang usia Aruni terasa seperti tembok besar yang menghadang impiannya.

"Ahmad!" panggil Bu Yanti, suaranya sedikit bergetar saat Ahmad muncul dari kamar mandi, handuk kecil tersampir di bahu.

Ahmad menatap ibunya heran. "Ada apa, Bu? Kok tegang begitu?" tanya Ahmad sambil menggosok rambutnya yang basah

Bu Yanti mengangkat KTP Aruni, tatapannya tajam menuntut penjelasan. "Ini apa, Nak? Kenapa Ibu baru tahu sekarang? Kenapa kamu tidak bilang kalau usia Aruni sudah tiga puluh tahun?!"

Ahmad terdiam, wajahnya pias. Ia tahu, inilah saatnya rahasia itu terbongkar. "Bu, soal usia itu..."

"Soal usia itu penting, Nak! Penting sekali!" potong Bu Yanti, nada suaranya meninggi. "Kamu tahu sendiri bagaimana Ibu sangat mendambakan cucu. Di usia segini, sulit bagi wanita untuk punya anak, Nak! Nanti kalau Aruni tidak bisa memberikan Ibu cucu bagaimana?!"

"Bu, soal anak itu urusan Allah, Bu. Kita tidak bisa mendahului kehendak-Nya," jawab Ahmad mencoba menenangkan, suaranya pelan. "Aruni dan aku saling mencintai, Bu."

"Cinta saja tidak cukup, Ahmad!" Bu Yanti menggeleng keras, air mata mulai menggenang di matanya. "Cinta itu tidak bisa menjamin Ibu punya cucu! Ibu tidak mau kamu menyesal nanti, Nak. Ibu tidak mau rumah tangga kalian sepi tanpa tawa

anak-anak."

Ahmad mendekati ibunya, berusaha memegang tangannya. "Bu, tolong dengarkan Ahmad dulu. Ahmad sudah membicarakan ini dengan Aruni. Dia juga sudah tahu risikonya. Tapi kami siap menjalaninya, Bu. Kami akan berusaha..."

"Tidak bisa!" Bu Yanti menarik tangannya. "Ibu tidak bisa menerima ini, Nak. Ibu sudah memikirkannya baik-baik. Kamu harus batalkan pertunangan ini."

Ahmad terkejut. "Batalkan? Bu, tidak bisa begitu! Kita sudah lamaran, Bu. Bagaimana dengan Aruni? Bagaimana dengan keluarga Aruni?"

"Itu risiko, Nak! Lebih baik batal sekarang daripada nanti kamu menyesal seumur hidup!" Bu Yanti bersikeras, wajahnya menunjukkan tekad bulat. "Ibu akan bicara sendiri dengan Aruni. Kamu tidak perlu ikut campur."

Ahmad terdiam dan mematung dia benar-benar tidak percaya ibunya akan melakukan hal ini. Padahal dia dan Aruni baru saja mendapatkan kecocokan yang sama satu sama lain.

Keesokan harinya, telepon Bu Yanti mendarat di ponsel Aruni. Nada bicara Bu Yanti terasa dingin, jauh berbeda dari kehangatan saat lamaran atau sebelumnya.

"Hallo ibu, " Sapa Aruni ramah.

"Hallo nak Aruni, bisa kita bertemu dan bicara berdua." tanya Bu Yanti tanpa basa basi.

"Eh, ada apa ya bu? " jantung Aruni tiba-tiba berdetak kencang mendengar keinginan ibu Ahmad.

"Nanti aku jelaskan setelah kita bertemu." Bu Yanti terdia sejenak seolah memikirkan apa yang ingin dia katakan selanjutnya. "Kita bertemu besok di rumah makan Bu Anis, di perbatasan desa kita. Tanpa Ahmad. "

Aruni tertegun, sebenarnya ada apa ini, kenapa Bu Yanti tiba-tiba bersikap ketus dan dingin padanya walau hanya melalui telepon.

"Baik, sampai jumpa besok, bu. " ucap Aruni lirih.

Setelah mendapatkan panggilan dari bu yani, Aruni merasa tidak tenang sama sekali. Dalam benaknya bertanya-tanya, apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Bu Yanti kepadanya. Kenapa mereka harus bertemu berdua saja?

Aruni benar-benar tidak mengerti maksud semua ini.

*******

Keesokan harinya sepulang mengajar, Aruni pergi ke tempat yang sudah di janjikan Bu Yanti. Sampai di sana, Bu Yanti sudah menunggunya dengan raut wajahnya kaku. Mereka duduk berhadapan, keheningan terasa mencekam.

"Assalamualaikum, Bu," sapa Aruni, berusaha tetap tenang.

"Waalaikumsalam, Aruni," jawab Bu Yanti tanpa senyum. Ia menatap Aruni lurus. "Ada yang ingin Ibu bicarakan denganmu, tentang usia kamu."

Aruni menunduk. "Iya, Bu. Saya tahu..."

"Kenapa kamu tidak jujur dari awal, Nak? Kenapa tidak bilang usiamu sudah tiga puluh tahun?" tanya Bu Yanti, nada suaranya menuntut. "Apakah kamu sengaja menyembunyikannya?"

"Tidak, Bu. Saya tidak berniat menyembunyikan," jawab Aruni, mengangkat wajahnya. "Saya sudah mengatakan tentang usia saya pada Mas Ahmad, dan saya sudah melakukannya. Mas Ahmad sudah tahu dan tidak mempermasalahkan tentang usia saya."

"Ahmad memang tidak mempermasalahkan, tapi Ibu mempermasalahkan!" tegas Bu Yanti, suaranya meninggi. "Kamu tahu, harapan terbesar Ibu adalah memiliki cucu. Dengan usiamu yang sudah tiga puluh, kemungkinan untuk punya anak itu kecil, Aruni. Nanti kalau kamu tidak bisa memberikan Ibu cucu,

bagaimana?"

Aruni merasakan tenggorokannya tercekat. Kata-kata itu menusuk hatinya dalam-dalam. Inilah ketakutan terbesarnya. Ia tahu, di masyarakat, wanita yang menikah di usia matang seringkali dihadapkan pada stigma ini.

"Bu, soal rezeki anak itu adalah ketentuan Allah. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa," Aruni mencoba menjelaskan, matanya berkaca-kaca. "Saya tidak bisa menjamin akan langsung punya anak, tapi saya akan berusaha sekuat tenaga, Bu."

"Usaha saja tidak cukup, Nak!" Bu Yanti menggeleng keras. "Ibu tidak mau mengambil risiko. Ibu tidak mau Ahmad menyesal nanti. Rumah tangga tanpa anak itu hampa, Aruni. Ibu sudah memikirkannya matang-matang." Bu Yanti menarik napas dalam-dalam, sorot matanya menunjukkan keputusan bulat yang tidak bisa diganggu gugat.

"Aruni, dengan berat hati Ibu katakan, pertunangan ini... rencana pernikahan kalian... Ibu batalkan," ucap Bu Yanti, suaranya datar namun tegas. "Ini demi kebaikan Ahmad, demi masa depan Ahmad. Ibu tidak bisa menerima kamu sebagai menantu Ibu."

Dunia Aruni runtuh seketika. Kata-kata itu menghantamnya bagai palu godam. Air mata yang selama ini ia tahan, kini tak terbendung lagi. Ia menatap Bu Yanti, bibirnya bergetar, tak mampu berkata-kata. Mimpi yang baru saja ia bangun bersama Ahmad, kini hancur berkeping-keping di hadapan matanya.

"Bu... Bu Yanti..." Aruni mencoba bicara, suaranya tercekat.

"Sudah, Aruni. Jangan paksa lagi," kata Bu Yanti, memalingkan wajah. "Ini keputusan Ibu. Kamu pulanglah sekarang."

Aruni bangkit dengan kaki gemetar, hatinya hancur berkeping-keping. Pertunangan yang baru seumur jagung itu kini resmi dibatalkan, hanya karena angka di KTP-nya. Rasa sakit, malu, dan kecewa bercampur aduk, meninggalkan luka yang menganga dalam jiwanya. Bagaimana ia harus menghadapi orang tuanya? Dan bagaimana ia akan mengobati luka hatinya yang begitu dalam ini?

1
Tira Aneri
suukaaa
Rea Sitta
Luar biasa
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😍😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒏𝒚𝒆𝒔𝒆𝒍𝒌𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒊𝒉 𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒋𝒖𝒏𝒊𝒐𝒓 𝒕𝒍𝒉 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓" 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 👍👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒓𝒂 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒓𝒔 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒔 💪💪💪
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒓𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒆𝒔𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊 𝒖𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒉 𝒌𝒍 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒔𝒖𝒍𝒕𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒍𝒃𝒉 𝒅𝒓 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒂𝒔 𝑹𝒊𝒄𝒐 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒑𝒐 𝒏𝒊𝒉 𝒔𝒊 𝒃𝒊𝒃𝒊 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕" 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 🤲🤲
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒈 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒊𝒃𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒈 𝒆𝒈𝒐𝒊𝒔 𝒋𝒅 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒂 😔😔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒔𝒅𝒉 𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒑𝒂𝒔 𝒕𝒉 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒎𝒂𝒓 🤔🤔😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!