BERGELUT DENGAN NAFSU

Zeva berangkat menuju London bersama Hali, manager keuangan, orang kepercayaan Herjunot.

Pria berparas tampan, tinggi, dan ber iris mata hijau ini terlihat begitu gagah berjalan dibelakang istri dari direktur perusahaan tempatnya bekerja.

Mereka berjalan masuk ke pesawat lalu duduk bersebelahan.

Pesawat sudah take off, Zeva sibuk melihat indahnya daratan dari ketinggian karena duduk dekan jendela. Sedangkan Hali menatap serius kedepan dan tidak berniat untuk memulai pembicaraan dengan wanita disebelahnya.

Hali tau jika Zeva saat ini sedang tidak berniat untuk berbicara padanya. Tapi ternyata dugaan pria itu salah karena beberapa menit dalam keheningan akhirnya Zeva mulai mengeluarkan suaranya.

"Sejak kapan kamu bekerja di perusahaan Galio? Namanmu tadi Hali kan?" tanyanya.

Hali pun menoleh dan dapat jelas menatap wajah Zeva yang cantik dihadapannya.

"Aku sudah bekerja selama 7 tahun" jawab Hali dengan datar namun dalam hatinya berkata hal lain.

"Wanita secantik ini mendapatkan si brengsek Anthon, sangat disayangkan" batinnya.

Hali tau jika Anthon berselingkuh dari Zeva karena tidak jarang ia melihat direkturnya itu keluar bersama sang sekretaris dengan mesra.

"Hmmm, sudah lama juga ternyata" sahut Zeva dan menyadari bahwa pandangan Hali terlihat aneh kepadanya.

"Kenapa kamu menatapku seperti ini, Hal? Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu?" lanjutnya.

"Hmm, tidak ada. Aku memang selalu menatap wanita seperti ini" ucap Hali.

Senyum Zeva merekah.

"Ooowww, untuk menjaga hati kekasihmu ya?" godanya kepada pria yang baru ia kenal.

"Aku tidak memiliki kekasih, jadi jangan menduga duga hal yang salah" ujar Hali terlihat lebih serius lalu menatap kedepan, mengalihkan pandangannya dari Zeva.

"Pria ini begitu dingin...aaah, biarkan saja. Tampan tapi sangat tidak lembut pada wanita" batin Zeva lalu ia kembali mengalihkan pandangannya juga ke luar pesawat.

Akhirnya mereka melalui penerbangan tanpa saling berbicara lagi hingga sampai London. Di luar bandara sudah ada mobil yang menunggu kedatangan Zeva dan Hali.

Mereka langsung di bawa ke hotel karena hari sudah malam.

"Besok pagi aku akan membawamu ke suatu tempat. Tapi kamu harus menyamar" ucap Hali tiba tiba.

"Aku hanya bisa mengikutimu di sini. Ayah mengatakan aku harus menurut padamu" sahut Zeva.

"Ya, karena jika kamu tidak menurut, pasti ada hal buruk yang terjadi" sahut Hali terdengar seperti peringatan.

"Hih, pria kaku pria terlalu serius" lirih Zeva sambil menatap langit.

Hali pura pura tidak mendengar gerutuan wanita itu.

Sesampainya di hotel, Hali memberikan Zeva kartu nama dimana ada nomor teleponnya tertera.

"Ini nomorku. Jika ada apa apa bisa langsung hubungi ku. Besok pagi jam 7, kita bertemu di restauran untuk sarapan" jelas Hali.

Zeva tak bersuara dan hanya mengangguk.

Mereka mendapatkan kunci kamar masing masing berada di lorong hotel yang sama.

Saat sudah masuk di dalam kamar, Zeva menggerutu dan kesal karena sikap Hali yang super duper cuek kepadanya.

"Apa apaan dia? Sedingin itu denganku? Apa aku pernah salah kepadanya?"

"Hali Arvenzo. Pria menyebalkan"

"Aaaakh!!! Aku sangat kesal dengannya"

"Apakah ayah berniat memberikan ku pengawal yang sekaku ini?"

Setelah berkata dengan nada kesal dan membaringkan tubuhnya di ranjang lalu menatap langit kamar, tiba tiba kekesalan ini berubah menjadi kesedihan. Ia mulai mengingat hubungannya dengan Theo.

Bayangan wajah Hali berubah menjadi ingatan wajah Theo.

"Kenapa wajah pria pengecut itu kembali? Aisssh!!! Aku sangat membenci Theo!!! Kenapa aku bisa semudah itu jatuh cinta kepada pria lemah dan pencundang itu?!!" ungkap Zeva kembali kesal lagi.

Lalu ia mendudukan tubuhnya dan memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi, diawali dengan berendam air hangat.

Di kamar lainnya, Hali keluar dari kamar mandi dengan tampang yang sudah segar. Tadi saat masuk kamar, ia terbiasa mendahulukan mandi sebelum mengistirahatkan dirinya dari perjalanan cukup jauh.

"Aaak!! Akhirnyaaa bisa tidur" serunya saat berbaring di ranjang dengan memakai bathrope.

Lalu ia memandang langit langit kamarnya.

"Dia sangat mirip dengan wanita yang dicintai oleh papa. Mangkanya sangat familiar di mataku. Wanita yang telah meninggalkan papa dan aku untuk selama lamanya" lirih Hali.

"Aiiishh, kenapa Herjunot menyuruhku untuk menemaninya? Mengesalkan. Kerinduan pada ibu ku kembali muncul lagi" lanjutnya sambil mengepalkan tangan saat mengingat Zeva mirip dengan ibunya.

Mengingat saat dirinya berusia 5 tahun, Rosie Bazar Arvenzo meninggalkannya dan sang papa, Sergi Arvenzo untuk selama lamanya.

Saat itu kondisi Sergi telah bangkrut, usahanya di Perancis gagal karena salah strategi yang salah hingga ia tidak tau harus kemana.

Akhirnya Rosie dan Sergi menggunakan cara buruk untuk melanjutkan hidup mereka bersama Hali. Mereka tetap bersama meskipun kehidupan mereka kini penuh dengan kebohongan kepada orang lain.

Sergi terpaksa merelakan istrinya sendiri untuk kembali ke cinta masa lalu Rosie yaitu Austin Hermes.

Mereka menjebak Austin dalam satu malam, dimana kehamilan Rosie dianggap sebagai hasil hubungan terlarang diantara mereka. Padahal saat itu Rosie masih berhubungan suami istri dengan Sergie.

Lalu Rosie hamil dan digunakan untuk menjerat pemilik perusahaan Hermes.

Gia yang semakin aneh melihat gelagat suaminya yang berubah, mengikutinya hingga mengetahui jika Austin telah berselingkuh. Sejak itu, ia sangat membenci suaminya sendiri meskipun tetap hidup bersama demi harta dan kelangsungan warisan putra semata wayangnya, Pablo.

Ia pun mencelakai Rosie hingga wanita itu meninggal setelah berhasil melahirkan Zeva.

Zeva yang Austin anggap sebagai anak kandungnya merasa bertanggung jawab atas hidup bayi perempuan ini.

Sergi begitu bodoh dan menyesal telah menggunakan istri dan anak yang belum sempat ia kenal untuk melanjutkan hidup.

Pada akhirnya Sergi membawa Hali ke Paris dan menjadi asisten terpercaya Herjunot.

Sergi sendiri menyimpan rahasia ini dari Hali dan belum mengatakan yang sebenarnya jika Zeva adalah putrinya sekaligus saudara kandung Hali.

Ia pun sangat malu jika dirinya mengingat status sebagai ayah brengsek bagi putrinya sendiri. Malah Sergi tidak berharap Zeva akan mengetahui kenyataan ini. Maka dari itu rahasia ini ia simpan entah sampai kapan.

Hanya saja bagi Hali sekarang, Zeva sangat mirip dengan ibunya dan ada perasaan aneh yang muncul didalam hatinya.

Ingatan Hali terakhir kali kepada ibunya adalah ketika Rosie sudah tidak bernyawa dan Sergi mengatakan jika bayi yang dikandung ibunya telah tiada juga.

Hali yang masih anak anak pun hanya bisa menangis kehilangan ibu tercintanya. Ia harus hidup bersama Sergi, berdua hingga saat ini.

Sergi sudah pensiun karena Herjunot juga pensiun. Keduanya lebih seperti sahabat yang menikmati masa tua.

Apakah akan terjadi hubungan cinta antara saudara? 🤭

Wah bahaya banget ini kalau Hali dan Zeva saling jatuh cinta!