Kecelakaan maut yang menimpa sahabat baiknya, membuat Dara Asa Nirwana terpaksa menjalani nikah kontrak dengan Dante Alvarendra pria yang paling ia benci.
Hal itu Dara lakukan demi memenuhi wasiat terakhir almarhumah untuk menjaga putra semata wayang sahabatnya.
Bagaimanakah lika-liku perjalanan lernikahan kontrak antara Dara dan Dante?
Cerita selengkapnya hanya ada di novel Nikah Kontrak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 34
"Kamera dua siap? Mulai!"
Dari layar besar, Dante mengawasi jalannya program berita gosip yang di siarkan secara langsung.
"Ini laporan rating minggu ini," Ardi menyerah berkas kepada Dante. "Berkatmu, program kita menduduki posisi peringkat tiga."
Dante hanya melirik berkas itu sekilas sembari tersenyum, meski ia tak suka bergosip namun ia mengeluarkan segenap ide kreatifnya untuk mendorong program ini menjadi program yang banyak di tonton masyarakat.
"Ini pasti berkat istriku yang selalu menonton," gumam Dante.
Ardi tertawa. "Malam ini Pak Bos mengadakan makan-makan, kau ikut kan?"
Dante menggeleng. "Kalian saja, aku mau mengantar istriku ke dokter."
"Baiklah. Tapi ingat kau sudah tidak boleh izin lagi," Ardi memperingatkan, bahwa pegawai yang belum genap bekerja selama satu tahun belum mendapatkan jatah cuti, sementara Dante sudah izin sesukanya. "Kau bisa kena SP."
Dante hanya berdeham, ia terus mengawasi monitor sembari memberi arahan. Sementara Ardi kembali ketempatnya.
Satu segmen berjalan dengan lancar, Dante kebelakang untuk mengambil minum sembari menghubungi Dara.
"Apa kau masih di rumah?" tanya Dante menyesap soda kalengnya.
"Ya, baru saja memesan rujak mangga muda di ojeg online. Dan sekarang aku menikmatinya sembari menonton programmu," jawab Dara.
Sudah Dante Duga, pendongkrak rating programnya adalah istrinya sendiri. Tapi sejak kapan Dara suka rujak? Sepengetahuannya Dara tidak suka makanan pedas dan buah masam.
Namun Dante memilih untuk tidak membahasnya, asalkan Dara senang dan tetap berada di rumah hatinya sangat lega. "Kau sudah menemukan pegawai barumu?"
Dara mengangguk. "Ya, dua orang. Mereka langsung bekerja. Winda yang mencarinya dan pegawai yang lainnya sedang mengarahkan mereka."
Di tengah obrolan mereka tiba-tiba saja Dante mendapatkan telepon dari resepsionis. Sang resepsionis mengatakan jika ada wanita sexy yang tengah menunggunya di lobby, bahkan wanita itu sempat membuat keributan karena security melarangnya masuk.
"Biarkan aku bicara padanya." ucap Dante pada resepsionis, ia kemudian kembali pada Dara. "Sebentar ya sayang."
"Oh sayangku, akhirnya aku menemukan di mana kau bekerja," ucap Angel dari seberang telepon.
Dante mengusap wajahnya kasar, dari mana wanita itu tahu tempatku bekerja? batinnya.
"Dengar ya Angel!" ucap Dante dengan tegas. "Aku sedang bekerja, kau jangan ganggu aku. Mengerti!" Dante menutup teleponnya, dan kembali pada Dara
"Oh jadi kalau sudah selesai kau akan menemui wanita jalang itu?" semprot Dara tidak sabar, hatinya begitu panas dan mendidih mengetahui ada Angel di kantor suaminya.
"Tentu saja tidak," Dante mencoba menjelaskan. "Setelah selesai aku akan langsung pulang dan mengantarmu ke dokter."
"Mana aku tahu kau tidak membohongiku?"
"Motorku di parkir di parkiran belakang, aku tidak akan lewat lobby dan jalan utama. Jadi aku tidak akan bertemu dengannya, kau bisa menghitung jarak. Kurang dari dua puluh menit setelah tayangan ini berakhir, aku sudah ada di rumah."
Ardi memberi kode kepada Dante bahwa iklan hampir berakhir.
"Aku kembali kerja lagi ya, kau jangan berpikir yang macam-macam. Aku sangat tergila-gila padamu." Dante meberikan kecupannya, barulah ia menutup telepon dan kembali ke depan layar.
Setelah pertengkaran kecil itu membuat Dante ingin cepat-cepat pulang, di tambah sesi akhir program acaranya sangat tak menarik baginya.
Dante menoleh ke arah Ardi. "Ini berita asisten pembantu itu?"
Ardi mengangguk. "Memangnya kita punya bahan gosip lain?" tanyanya. "Sesuai instruksimu. Tim sudah memperdalam investigasi berita ini."
Dante sedikit enggan untuk menyimak berita akhir ini, ia berencana melimpahkan berita ini pada program berita kriminal, ia hanya ingin fokus pada berita artis saja agar tak membuat kerancuan dalam programnya.
"Bisa-bisa programku di tinggal penonton karena campur berita kriminal," gerutu Dante.
"Asisten pembantu dari penyanyi besar Lady Gold, mengalami kejadian yang memilukan," ucap sang pembawa acara. "Anak sepupu dari asisten pembantunya menjadi korban penculikan."
"Sepupu?" gerutu Dante. "Benar-benar mengacaukan acaraku." Ia menutup wajahnya dengan tangannya.
"Di sinyalir ada kaitannya dengan kasus perdagangan anak di bawah umur, berikut cerita lengkapnya," lanjut sang pembawa acara.
"Perdagangan anak di bawah umur?" gumam Dante, ia pikir perdagangan manusia yang menjadi TKI ilegal.
"Meburutku ini hanya settingan Lady Gold agar namanya melambung lagi, karena sudah setahun ini karirnya meredup," ucap Ardi sembari menggelengkan kepalanya. "Ada-ada saja ya, tingkah para artis ini."
Perasaan Dante menjadi tidak karuan, ia menoleh ke arah stafnya yang lain. "Berikan aku materinya," pintanya, mulai panik.
Begitu mendapatkan berkas yang ia minta, Dante langsung memeriksanya. Di berkas tersebut di lampirkan foto-foto korban anak-anak yang mereka sekap.
Dante menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya, ia seperti mengenal salah satu anak yang duduk di lantai bersama boneka gajahnya.
Anak itu duduk memunggungi gambar yang di ambil dari CCTV, namun Dante bisa mengenali dari pakaian dan posturnya tubuh anak tersebut.
Tubuh bayi mungil yang sering ia dekap, Dante yakin hal itu. "Astaga," ia menoleh ke arah layar.
"Asisten Lady Gold telah melaporkan hal ini ke polsi, namun bukti CCTV itu nampak kabur dan tidak dapat di percaya kebenarannya," lanjut sang pembawa acara.
Dante beralih pada Ardi. "Mana investigasi tambahannya?" pinta Dante.
"Diduga pelaku sepasang suami istri yang memalsukan identitasnya, sehingga sulit sekali di lacak. Hanya itu yang di sampaikan Lady Gold."
"Memalsukan identitas?" Seketika Dante teringat pada Albert Elardo.
"Baru saja atasan kita melimpahkan berita ini pada berita kriminal dan tim mereka membantu kita untuk melacaknya, sebab ada desas desus mereka akan menjual salah satu korban keluar negeri, tapi kita belum memiliki bukti."
Dante melihat jam di dinding, sudah menunjukan pukul 2 siang. "Kita harus selesaikan ini, hubungi polisi, aku akan segera ke bandara."
"Hei, memangnya kau tahu sesuatu?" tanya Ardi.
"Ikuti saja perintahku!" Ia melepas mic earphonenya dan memberikannya kepada Ardi. "Tolong selesaikan ini."
Dante berlari keluar ruangan, langkahnya terhenti saat Angel mencegatnya. "Akhirnya aku menemukanmu," ucapnya riang.
"Aku tidak punya waktu banyak," Dante menyingkirkan tubuh Angel, kemudian ia kembali berlari menuju pintu belakang.
Angel terus mengejarnya, di saat yang bersamaan Dara menghubungi Dante.
"Dante aku sudah lihat beritanya. Katakan jika itu bukan Dion?" suara Dara terdengan panik dan menangis.
Dante menghela napas. "Dara dengarkan aku. Aku tidak tahu itu Dion apa bukan, tapi aku akan tetap kebandara untuk menolongnya. Jadi aku mohon kau tetap tenang dan diam di rumah."
"Itu anakku, Dante. Mana bisa aku tenang!" Dara mematikan sambungan teleponnya.
Dante menghubungi Dara kembali, namun Dara tidak menjawabnya. Di sisi lain ia sudah tidak punya waktu lagi, ia pun memasukan handphonenya ke saku dan kemudian naik ke atas motor.
"Aku ikut!"
Secara tiba-tiba, Angel sudah duduk dibelang Dante dan memeluknya erat, entah dari mana Angel berhasil mendapatkan helm.
Tak punya waktu untuk berdebat, dengan terpaksa Dante membiarkan Angel ikut dengannya.
hubungan yang awalnya sudah tdk sehat apalagi dengan keterpaksaan akhirnya jd tidak baik
sudah diapain itu Dionn 😭😭😭😭
Max dan Yulia mafia berlian 😱😱😱😱😱
bahkan ia tega menggunakan identitas kakaknya untuk melakukan perdagangan anak di bawah umur ini
pantas aja dia langsung resign saat Albert akan berangkat ke luar negeri, mungkin tuh petugas dinas sosial takut dirinya akan ikutan masuk penjara jika kasus penjualan anak itu terbongkar kali yaak
minta maaf katamu???
setelah Dion mengalami trauma kayak gini, ish ish ish ish
pengacara macam apa kamu itu