Twin Sister'S Revenge

Tuan besar Fillmore seolah kehilangan kata katanya setelah melihat video dari cctv beberapa waktu yang lalu, Bahkan bukan hanya 1 bulan yang lalu, 4 bulan yang lalu bahkan 1 tahun yang lalu itu sangat lengkap dan video video itu menunjukkan bagaimana sisi liar dari cucunya Zeeana Fillmore yang selama ini dia pikir jika cucunya tersebut adalah gadis yang baik dan polos.

Namun nyatanya, Semua pikirannya itu terbantahkan setelah melihat semua video yang ada di hadapannya.

Sayangnya, Beberapa video itu terkesan cukup aneh, Ada beberapa bagian yang di cut seolah olah sengaja di hilangkan oleh seseorang.

"Kenapa beberapa bagian video ini hilang?"

Tanya tuan besar Fillmore pada petugas yang mengurus tentang keamanan kediaman Fillmore.

"Saya tidak tau tuan"

Jawaban ambigu itu membuat tuan besar Fillmore mencurigai sesuatu, Tapi dia tidak mengatakannya.

Lantas tuan besar Fillmore meraih tongkatnya, Kemudian menegakkan tubuhnya.

"Lakukan pengecekan ulang pada cctv yang ada di kediaman ini dan ganti jika ada yang rusak, Aku tidak ingin beberapa video akan hilang seperti hari hari yang lalu"

Perintah tuan besar Fillmore yang kemudian segera pergi dari sana.

Begitu pria tua itu keluar dari ruangan cctv, Dia melangkah turun menuruni anak tangga dimana matanya tertuju pada cucunya di bawah sana dengan ketiga sahabatnya.

Alethea tidak memberitahu apapun tentang ketiga gadis baru itu, Tapi menurut informasi yang dia dapatkan ketiga gadis itu akan tinggal beberapa hari ini kediaman Fillmore, Dan dia pikir dia tidak memiliki masalah dengan itu.

Hanya saja dengan Alethea tidak memberitahunya dia pikir mungkin cucunya itu masih belum meredam kemarahan dan kekecewaan padanya, Dan dia harus memaklumi itu.

Dibawah sana

Alethea yang menyadari keberadaan kakeknya tampak acuh, Dia benar benar bersikap seolah menganggap pria tua itu hanya angin lalu baginya.

Ketiga sahabat gadis itu tampak saling melirik, Mereka cukup tau jika Alethea masih menyimpan kemarahan pada pria tua itu. Namun dengan Alethea tidak membunuh tuan besar Fillmore mereka pikir itu sudah cukup baik. Sebab selama ini apapun yang membuat sahabatnya itu merasa tersinggung bisa berakibat sangat fatal bagi orang tersebut.

"Tuan besar Fillmore"

Ketiga sahabat Alethea berdiri dari posisi mereka, Menundukkan kepala mereka sedikit ke arah pria tua tersebut dengan sopan.

Tuan besar mengembangkan senyumnya, Menatap ketiga gadis itu dengan hangat. Tiba tiba dia teringat dengan cucunya Alethea yang saat ini tengah menjalani pengobatan dimana saat di masa lalu cucunya tidak memiliki teman, Itu informasi yang dia dapatkan di masa lalu, Tapi saat itu dia mengelaknya, Sebab dia pikir tidak mungkin cucunya itu tidak memiliki teman dengan statusnya merupakan ahli waris dari kekayaan Fillmore.

Namun nyatanya yang terjadi itu benar, Cucunya tidak memiliki teman, Dan bahkan dia tidak pernah melihat satu teman dari Alethea datang ke manshion mereka.

"Jangan sungkan, Anggap saja di rumah sendiri"

Sahut tuan besar Fillmore dengan hangat, Dia melirik sebentar kearah Alethea yang terlihat sibuk dengan laptopnya.

"Alethea"

"Hmm"

Gadis itu hanya berdehem menimpali sahutan kakeknya tanpa berniat mengalihkan perhatiannya dari laptop yang ada di hadapannya

"Jangan terlalu memforsir tenagamu, Kau harus tetap menjaga kesehatanmu"

Ucap tuan besar Fillmore kepada cucunya itu, Belakangan ini dia melihat Alethea sering lembur, Bahkan ketika gadis itu dirumah gadis itu masih saja sibuk dengan pekerjaannya.

"Menunda pekerjaan bukan gayaku"

Jawab Alethea dengan singkat namun terkesan dingin.

Tuan besar Fillmore menghela nafasnya kasar.

"Kesehatanmu lebih penting dari kerjaan"

sahut tuan besar Fillmore lagi.

"Jangan memedulikannya tuan, Dia memang gadis penggila kerja"

Suara Lilia terdengar menatap tuan besar Fillmore dengan senyum manis dibibirnya.

Bukan hanya sekarang, Bahkan sebelum sebelumnya, Alethea juga sama, Gadis itu sangat suka bekerja meski tanpa kerja sudah di pastikan jika sahabatnya tetap masih kaya raya.

Tuan besar Fillmore terkekeh mendengarnya, Kemudian menganggukkan kepalanya.

...****************...

Malam harinya

Di meja makan

Semua orang telah berkumpul di meja makan, Chaiden, Zeeana juga ikut bergabung di meja makan.

Zeenaa menatap tajam ke arah Alethea, Dia jelas tidak terima jika tempat duduknya kini telah di gantikan dengan Alethea, Tidak hanya itu, Dia harus bergeser ke sudut karna ketiga sahabat dari sepupunya itu ikut bergabung di meja makan.

"Sudah menumpang masih merebut milik orang lain"

Cibir Zeeana membuat ketiga sahabat Alethea menghentikan gerakan tangan mereka. Gadis itu benar benar tidak tahan dengan semua perlakuan Alethea padanya semenjak sepupunya itu kembali ke manshion utama keluarga Fillmore.

Rebecca, Gadis itu lantas menatap sinis ke arah Zeeana.

"Sama sama menumpang tapi masih dengan percaya dirinya menyinggung orang lain"

Balas Rebecca dengan tidak kalah sengitnya. Dia pikir gadis itu benar benar tidak tau malu, Bukankah mansion ini milik sahabatnya, Dan dia dan Zeeana jelas sama sama menumpang, Lalu kenapa gadis iru dengan sangat percaya diri menyinggung dia dengan temannya?

"Kau"

Zeeana membulatkan matanya, Kepalanya terasa berasap saat ini melihat bagaimana sikap teman Alethea yang terlalu luar biasa memancing emosinya.

"Dia bersikap layaknya dia yang memiliki manshion ini"

Timpal Jiza yang mencibir ke arah Zeeana.

"Kalian ini benar benar tidak tau"

Brakkkk

Perkataan Zeeana menggantung ketika Alethea menggebrak meja makan dengan cukup keras, Menciptakan bunyi yang cukup nyaring dimana piring piring di atas meja bergetar.

"Al, Dia lebih dulu"

Rengek Rebecca ke arah Alethea.

Wajah Alethea menjadi datar, Dia jelas tidak suka ada pertengkaran saat sedang makan, Dan kini hal yang dia tidak suka terjadi di hadapannya.

"Tapi kalian yang"

"Zeeana"

Zeeana menghentikan kalimatnya begitu tuan besar Fillmore kini membuka suaranya.

"Kakek baru tau jika kamu memiliki sisi seperti ini, Kau menyembunyikannya dengan cukup baik selama ini"

Sahut tuan besar Fillmore yang menatap Zeeana di depan sana dengan datar, Dia cukup terkejut melihat sikap sebenarnya dari cucunya itu secara langsung. Dia pikir selama ini cucunya cukup baik, Bahkan kadang kali mengalah pada Alethea asli di masa lalu, Tapi kenapa dia merasa sikap itu berubah?

Atau mungkin bukan berubah, Tapi ini adalah sikap yang sebenarnya dari seorang Zeeana Fillmore?

Mendengar apa yang dikatakan kakeknya membuat wajah Zeenaa memutih, Dia dengan gugup menjelaskan situasinya.

"Kakek, Tidak seperti itu aku hanya cukup kesal karna tempat dudukku di duduki oleh teman teman Alethea"

Penjelasan cucunya membuat dahi tuan besar Fillmore berkerut dengan dalam

"Tapi sejak dulu kau bahkan tidak peduli untuk hal hal yang seperti itu, Kau bahkan selalu mengorbankan kursi mu untuk Alethea"

Timpal tuan besar Fillmore membuat Zeeana semakin gugup dibuatnya.

"Diam dan jangan banyak protes bodoh"

Desisan dan geraman Chaiden terdengar rendah di telinga Zeeana.

Pria paruh baya itu pikir, Bagaimana bisa putrinya bersikap seperti itu saat ayahnya ada disana.