menceritakan tentang perjalanan anak manusia yang lahir dengan sebuah cerita tentang perjalanannya.. selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banyu Aji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
senam pagi
..
Whushhhh..
Kakek trabas menerjang jaka kendi dengan pukulan apinya..
..
Merasa ini bukan sembarang pukulan, jaka kendi akhirnya menyudahi ilmu raga betonnya dan dengan separuh tenaga dalamnya, kini jaka kendi sedang bersiap untuk menyambut pukulan api dari kakek trabas..
blarrrr...
berfikir cepat akhirnya jaka kendi memutuskan untuk beradu pukulan dengan kakek trabas. Yang mana jaka kendi hanya menggunakan elemen api miliknya.. Itu saja sudah membuat kakek trabas terpental jauh kebelakang..
Tak bisa dibayangkan kalau jaka kendi juga mengeluarkan elemen petirnya dan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya. Mungkin kakek trabas akan mengalami luka dalam yang sangat parah..
"kamu sudah mencapai pendekat phoenix jaka..!!" ucap kakek trabas saat mengetahui tingkat kependekaran jaka kendi.
"iya kek, ini berkat kakek guru yang memberiku ruang untuk berlatih di dalam jurang itu.." jawab jaka kendi.
"aku sungguh tak menyangka kamu bisa mencapai pendekar phoenix dalam waktu yang sangat singkat jaka.." ucap kakek trabas.
"itu berkat nasehat kakek guru yang selalu menyuruhku untuk rajin berlatih .." ucap jaka kendi.
"Jadi bagaimana kek?" tanya jaka kendi.
"aku masih ingin menjajal pedang gledekmu itu jaka." ucap kakek trabas.
Kemudian kakek trabas mengeluarkan sebuah pecut panjang dari tubuhnya..
Cletarrrrr...
bunyi pecut panjang itu ketika kakek trabas menyabetkannya di udara.. Seketika pecut itu berselimutkan kobaran api yang membara.. Sepertinya kakek trabas memang tidak main - main dengan ucapannya.
"baru kali ini aku melihat senjata itu kek.." ucap jaka kendi.
"ini adalah pusaka pecut api, pusaka ini adalah warisan leluhurku jaka.. keluarkanlah pedang gledekmu dan mari kita lihat, apakah pedangmu itu mampu menahan sabetan dari pecut apiku ini.." ucap kakek trabas.
wikwikwikwikwikwikwik..
Wush.. wush.. Wushhhh.. Wush..
Kakek trabas memutar - mutarkan pecutnya diudara, dan dari putaran pecutnya itu sampai membuat tubuh kakek trabas terangkat naik ke awang - awang sekitar satu meter dari permukaan tanah.. membuatnya kini seperti helikopter dengan baling - baling yang terbakar api..
"hahaha.. Haha.."
Jaka kendi yang melihat pemandangan nyentrik itu malah tertawa terbahak - bahak, ia tidak menyangka akan melihat kakeknya mengeluarkan sebuah gerakan yang sangat nyentrik seperti itu..
"hehehe.. baiklah.." ucap jaka kendi.
Kemudian jaka kendi mengeluarkan pedang gledek di tanganya, lalu ia mengangkatnya menunjuk langit dan seketika muncul sambaran petir yang sangat menggelegar dari langit mengenai ujung bilah pedang gledek itu, seakan petir itu terserap kedalam pedang gledek..
Jledaaaarrrr...
Kakek trabas masih tak percaya dengan pemandangan didepan matanya itu. Bagaimana bisa sambaran petir yang sedahsyat itu tidak berpengaruh apa - apa bagi jaka kendi.
dengan rasa penasaran yang begitu mendalam akhirnya kakek trabas memutuskan untuk memulai serangan..
"jurus pecut pembelah samudra cinta... Haaaaaaa...!!!"
Kakek trabas menyabetkan pecutnya dari atas kebawah. Dari sabetan itu muncul sinar api yang seakan hendak membelah tubuh jaka kendi..
Slep..
seketika waktu terasa terhenti saat jaka kendi menangkis sinar api dari sabetan pecut pembelah samudra milik kakek trabas menggunakan pedang gledek miliknya.. sinar api itu seolah di telan mentah - mentah oleh pedang gledek yang ada di genggaman jaka kendi.
Kakek trabas tidak menyangka, jurus andalannya dapat dengan mudah di lenyapkan oleh jaka kendi seperti tidak terjadi apa - apa.
masih penasaran kali ini kakek trabas maju hendak menyabet tubuh jaka kendi dengan pecut apinya..
Jaka kendi pun melakukan hal yang sama.. Sepertinya kali ini mereka akan beradu pusaka.. Dan benar saja..
Wrettt..
..
Jledarrrrr...
..
sabetan pecut api kakek trabas disambut oleh tebasan miring pedang gledek.. Seketika terjadilah ledakan yang sangat dahsyat saat pecut api melilit bilah pedang gledek..
Namun yang aneh adalah, kini tubuh kakek trabas sedang kejang - kejang karena tersengat aliran petir yang merambat dari pedang gledek melalui pecut api..
jaka kendi dengan cepat menarik pedangnya seperti sedang strike ikan besar di lautan lepas, hingga pecut api itu terlepas dari genggaman kakek trabas.. seketika itu kakek trabas lemas dan akhirnya jatuh tersungkur ke tanah..
Sementara pecut api kini telah berubah menjadi abu.
..
memang tepat sekali apa yang dilakukan oleh jaka kendi yang melepaskan pecut itu dari genggaman kakek trabas. Karena jika terlambat sedikit saja, bisa - bisa kakek kesayangannya itu akan bernasib sama seperti pusaka pecut api.. Karena memang pusaka pecut api milik kakek trabas adalah pusaka biasa.. berbeda dengan pedang gledek milik jaka kendi yang kelasnya adalah pusaka tingkat dewa.
..
merasa senam pagi bersama kakeknya sudah berakhir, jaka kendi kemudian menggendong kakeknya yang sedang lemas itu kembali menuju gua..
Disana jaka kendi mendudukkan kakeknya diatas altar tempat kakeknya biasa bersemedi. kemudian dengan sangat lembut, jaka kendi mengalirkan tenaga dalamnya kedalam tubuh kakek trabas..
Perlahan tapi pasti, kondisi kakek trabas mulai membaik..
"sepertinya kamu memang orang yang ada dalam ramalan kuno ribuan tahun lalu jaka.. karena semenjak aku melihat jurang itu, aku seperti merasakan akan ada perubahan yang sangat besar dalam hidupmu jaka.." ucap kakek trabas pelan.
"sudah kek.. Ini, jangan banyak bicara dulu.." ucap jaka kendi sambil memberikan kopi hitam kepada kakeknya.
..
Srupuuuuuuttt..
..
Ahhhh...
..
Kakek trabas menyeruput kopi hitamnya kemudian ia berdiri dan berjalan menuruni altar dan mengambil sesuatu di balik dinding gua yang bolong..
"terimalah ini jaka, awalnya aku ingin mewariskan pecut api padamu. Namun kamu malah membuatnya menjadi abu. Dan sekarang aku hanya punya ini." ucap kakek trabas sambil menyerahkan sebuah batu berwarna biru cerah sebesar biji kelengkeng.
jaka kendi merasa sangat mengenali batu itu, sejenak jaka kendi berfikir dan akhirnya dia ingat dengan batu mata naga.. Namun yang membuat jaka kendi heran adalah, kenapa waktu ia berkunjung untuk menemui kakeknya dengan ajian ngilang raga, ia tak bisa merasakan kekuatan batu mata naga itu..
Sambil terus memikirkan, jaka kendi menerima batu itu..
"apa ini kek?." ucap jaka kendi yang sedang berpura - pura tidak tau.
"itu adalah batu mustika langit pemberian dewa petir.. Batu mustika langit itu bisa kamu gunakan untuk pergi kemana saja sesuka hatimu. bahkan untuk naik ke langit.." jawab kakek trabas.
"wah, ini batu yang sangat menarik sekali kek.." ucap jaka kendi.
"batu mustika langit itu berjodoh denganmu jaka, jangan gunakan untuk sesuatu yang menyebabkan prahara, perpecahan, dan kerusakan.. batu itu harus kamu jadikan alat untuk menegakkan kebenaran.." jelas kakek trabas.
"baik kek, aku akan menjaga amanat darimu.. Yasudah, kakek istirahatlah dulu.. Aku ingin memandangi batu ini dibawah sinar matahari .. " ucap jaka kendi.
"ya jaka, eh.. Jangan lupa, nanti pulangnya beliin rokok merah ya.." ucap kakek trabas.
"iya kek.." jawab jaka kendi.
..
Sebenarnya jaka kendi masih sangat penasaran mengapa batu mata naga ada pada kakek trabas.. Untuk itu, akhirnya jaka kendi memutuskan untuk kembali lagi ke puncak gunung pakubumi dan berniat untuk menanyakannya pada roh pedang gledek yaitu si cantik jelita.. Dewi.
Setelah sampai di puncak gunung pakubumi, jaka kendi duduk berselonjor sambil memandangi kawah gunung yang di penuhi larva yang mendidih..
"keluarlah kak dewi, sudah lama sekali aku tak melihat wajah cantikmu.." ucap jaka kendi.
"sayang, kamu itu jahat..!!" ucap dewi yang tiba - tiba sudah berada di samping jaka kendi kemudian memukuli lengan pria itu.
"kenapa kamu bicara seperti itu kak." tanya jaka kendi.
"bertahun - tahun kamu tidak memanggilku keluar dari pedang itu, jahat..!!" ucap dewi merajuk dan membuang muka.
"memangnya kak dewi harus menunggu aku panggil dulu baru keluar? Bukankah biasanya kak dewi selalu mengagetkanku dengan kemunculan secara tiba - tiba?" ucap jaka kendi.
"semenjak kamu menjadi kuat, aku tak bisa lagi keluar dari pedang itu semauku.. Seperti ada sebuah batas yang membuatku kesulitan untuk keluar dari pedang itu." jelas dewi.
"hah? Kok bisa begitu?" tanya jaka kendi.
"mungkin karena pedang itu telah menyatu dengan tubuhmu sayang. Jadi, semakin kamu kuat maka akan semakin kuat juga energi pedang gledek dalam tubuhmu." jelas dewi.
"oh begitu yah.. baguslah kalau begitu.." ucap jaka kendi.
"ih, kamu jahat sekali.." ucap dewi merajuk lagi.
"bukan begitu kak, aku justru sangat senang sekali jika kak dewi terkunci didalam hatiku.." ucap jaka kendi.
perempuan itu memang selalu dibuat salah tingkah oleh ucapan dari jaka kendi. Mungkin hal itu juga lah yang membuat dewi selalu merasa betah jika bersanding dengan jaka kendi.