NovelToon NovelToon
Hipotermilove

Hipotermilove

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Chicklit
Popularitas:46.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

"Kamu bisa nggak jalan pake mata?!"

Tisya mengerang kesal saat bertabrakan dengan Den yang juga sama terkejutnya jujur aja, dia nggak ada niat sebelumnya buat nabrakin diri pada wanita di depannya itu.

"Biasanya saya jalan pakai kaki Bu. Ya maaf, tapi bukan cuma Bu Tisya aja yang jadi korban di sini, aku juga gitu." Den terus mengusap dadanya yang terhantam tubuh Tisya.

"Masa bodoh! Awas!" Tisya mengibaskan rambutnya ke samping.

"Khodam nya pasti Squidward bestinya Plankton tetangganya Hulk suhunya Angry bird! Galak banget jadi betina!" Keluh Den masih diam di tempat karena masih memungut tas kerjanya yang sempat terjatuh.

"Apa?? Ngomong sekali lagi, kamu ngatain aku apa???" Tisya berbalik memegang lengan Den.

"Ti-ati, nanti jatuh cinta. Nggak usah ngereog mulu kayak gitu kalo ketemu aku. Hipotermilove nanti lama-lama sama ku."
Den sudah pergi, Dan lihat.. Betina itu langsung ngowoh di tempatnya.

Hipotermilove? Apa itu?? Temukan jawabannya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terusin di rumah

Terhitung empat hari sudah Den dirawat di rumah sakit. Selama itu Den seperti anak kecil yang terus merengek ingin cepat pulang jika ada ners yang berkunjung melakukan visit kepadanya.

Alih-alih menghabiskan waktu cuti untuk bulan madu. Den dan Tisya harus merelakan waktu libur mereka terkikis oleh kesehatan Den yang tiba-tiba down tanpa direncanakan.

Tisya melirik ke arah suaminya yang menatap serius ke arah ponsel. Den sudah diijinkan pulang hari ini. Hampir Den sujud syukur mendengar penjelasan dokter yang mengatakan jika kondisinya sudah cukup stabil dan bisa dikatakan sembuh dari gelayut manja Siti, iya siti.. Sitipes!

"Hapeee muluuuu. Noh cangcutmu beresin sendiri!" Tisya menegur Den yang lalu melihat ke arahnya dengan senyuman sumringah.

"Iya Ra. Nanti aku petel-petelin di tas." Den kemudian berjalan mendekati Tisya.

Mengecup kening istrinya agak lama. Tangannya merambat agar ke pinggang agar Tisya lebih mendekat mepet tubuhnya.

"Makasih ya sweetie.. kamu terus nemenin aku di sini. Meski aku tau, kamu bosan setengah mati. Tapi, di depan ibuk, mama dan papa kamu tetep mau nunjukin senyum terindah mu. Sayang kamu banget aku tuh Ra." Den mengusap pucuk rambut Tisya.

"Terpaksa itu juga. Abis kamu betah banget cosplay jadi sodaranya mumi." Ujar Tisya asal.

"Sodara mumi juga kamu tetep demen."

Tisya nggak menyahut. Berdebat dengan Den nggak bakal ada kelarnya. Sampai kingkong berkembang biak dengan cara bertelur pun, Den tetap bisa menjawab perkataan Tisya dengan gaya nyelenehnya.

Den udah terbiasa dengan sikap jutek Tisya. Mau sejudes apapun perempuan itu, dia bakal bertekuk lutut di bawah Den saat Kepin bersilaturahmi ke goa nya Kelin. Bisa apa betina satu itu hah? Menghindar?? Hohoho.. Jelas tidak bisa!

"Hp mu getar mulu sih Den. Sibuk bener keliatannya." Tisya agak protes saat dia merasakan getaran di kantong celana suaminya.

Gimana nggak kerasa wong pelukan Den mepet banget. Dan memaksa tangan Tisya melingkar di perutnya.

"WA dari temen kantor." Jawab Den masih betah merapatkan diri seperti itu pada Tisya.

"Siapa?" Tisya menengok ke atas. Karena Den lebih tinggi dari dirinya.

Bukan menjawab. Den merogoh kantong celana lalu mengambil gawai tipis minimalis miliknya. Dia sodorkan ke arah Tisya. Biar Tisya sendiri yang ngecek, Den ngechat sama siapa. Nggak ada rasa takut sedikitpun pada mata Den saat menyerahkan ponselnya, karena memang di dalam sana tak ada sesuatu yang harus dia sembunyikan dari istrinya.

"Wah.. Dania WA kamu??" Tisya mulai menscroll riwayat chat di gawai tersebut.

"Udah lama. Sebelum kita nikah kayaknya. Nggak usah cemburu. Kami WA'nan juga cuma bahas transaksi basreng maknyos gocengan." Celetuk Den sekenanya.

Tentu bukan seperti itu. Dania sering sekali ngechat Den. Lima sampai enam kali baru Den balas. Itu juga balasnya singkat, padat, jelas banget. Cuma huruf Y, G, O, OK saja. Sangat singkat sekali bukan?

Terlihat jelas jika Den malas menanggapi Dania. Tapi, tanpa rasa takut dan tak gentar meski ada kilat menyambar, Dania tetap gigih mepetin Den yang sekarang berstatus suami orang. Bibit pelakor tumbuh subur di hati Dania. Tapi terserah, itu urusan dia. Mau jungkir balik, salto, kayang sambil goyang-goyang juga netijen nggak peduli dan nggak tertarik dengan drama di hidupnya.

Dengan wajah yang tadi ditekuk, sekarang Tisya malah terlihat senyum-senyum kayak orang kena sawan, Tisya masih setia menatap layar ponsel Den dengan seksama.

"Kenapa mesam-mesem gitu, kesambet Kunti depresi?"

Tangan Tisya udah melayang ke lengan Den. Udah biasa kena tabok. Den woles aja.

"Ini kok kamu kasih nama kontak di hpmu kayak begini sih. Slamet Kejepit, Yagsa Sarungan, Dania (LE) Lembut, hahaha nggak waras emang suamiku.." Akhirnya pecah juga suara tawa Tisya hanya karena membaca nama-nama di kontak ponsel Den.

"Biar nggak ketuker aja kalo ngechat. Takut salah kirim." Kata Den santuy.

"Ketuker? Emang temen mu yang namanya Slamet ada berapa?"

"Satu. Ya dia doang."

Mendengar itu Tisya menghentikan senyumnya. Mukanya kembali ke pengaturan awal. Jutek!

"Dulu pas masih sering nongkrong bareng, aku sama Slamet juga temen-temen yang lain sering ngopi di warung pinggir jalan. Pas warung mau tutup, Slamet gegayaan mau bantuin pemilik warung buat nutup jendela warungnya. Dia udah setengah mati narik jendela dari arah samping tapi tetep nggak bisa ketutup juga. Eh pas yang punya dateng langsung digeser dari atas ke bawah. Sssrrrruuut.. Jendela ketutup tapi leher Slamet nyaris putus karena kejepit jendela. Dari situ aku sering nyebut dia Slamet kejepit. Biar kejepit tapi tetep selamet!"

Suara tawa Tisya lagi-lagi terdengar. Den ikut senang karena istrinya bisa seheboh itu hanya karena mendengar cerita malang si Slamet yang benar-benar selamet.

Mereka mengobrol ringan di sofa. Tisya duduk menghadap ke depan bersandar pada dada Den. Den sendiri yang meminta. Dengan begitu Den bisa leluasa mencium aroma rambut Tisya yang khas seperti campuran ikan asin dan belerang.. Ah, tentu bukan!

Tangan Den menyusup ke balik blouse yang Tisya kenakan. Mengusap perut rata Tisya dan si betina hanya diam tanpa kata. Empat hari setelah malam pertama, mereka emang nggak pernah nyoba main bajak membajak lagi. Mungkin karena itu Tisya diam saja ketika tangan Den makin liar bergerak ke bagian atas tubuhnya.

"Den tanganmu ah.." Tisya menarik tangan Den kala merasakan jemari tangan suaminya sudah menyusup masuk di balik beha batok kelapa.

"Megang doang Ra.. Nggak aku apa-apain ini."

Den mendesis bukan menahan nikmat tapi ngilu karena tangan yang baru membebaskan diri dari jarum infus malah ditekan lumayan kuat oleh Tisya. Tentu aja Tisya nggak sengaja. Refleks karena asetnya diobok-obok tanpa ijin oleh pejantan haus belaian pada belalainya.

"Upz.. Maaf Den.. Sakit ya? Maaf, serius aku nggak sengaja."

"Nggak apa-apa kali Ra."

Tisya mengambil tangan Den lalu mengusapnya pelan. Meniup beberapa kali agar rasa sakitnya memudar. Dengan gemas, Den mengangkat dagu Tisya.. Menyatukan bibir mereka yang selalu terasa manis di indera pengecap nya.

Ketika kepala Tisya ingin mundur, Den lebih dulu memegang tengkuk Tisya.. Menjadikan jarak di antara mereka terkikis habis. Mata keduanya terpejam seolah menikmati setiap sentuhan yang diciptakan melalui bibir dan lidah mereka. Den bersandar di sofa, menarik Tisya agar merebahkan diri di atasnya. Masih dengan bibir yang bertaut manja.

"Eeeuuummmhhh.." Lenguh Den merasakan Kepin menggeliat ingin terbebas dari sarangnya.

Sigap Den menarik bibirnya. Menghentikan ciuman panas mereka yang sudah diambang batas toleransi untuk dia bersabar menahan nafsu pengen kelonan. Gerakan berikutnya tak kalah berbahaya, karena dia justru menyusuri bagian leher Tisya dengan lidahnya. Tangan Den bergerak menyingkap blouse Tisya dari samping, memamerkan dada bagian atas yang putih bersih.

"Raaa.." Suara Den sudah parau berselimut kabut nafsu.

"Terusin di rumah aja Den.." Kata Tisya memberi opsi.

Tapi tangan Den sudah meremas lembut bulatan kenyal itu. Mencari cara agar beha batok kelapa yang dipakai Tisya bisa menyuguhkan pemandangan gunung gundul tanpa ditumbuhi bunga-bunga.

Dan momen ini didukung oleh.. Author yang megap-megap ngetik di jam jam Kunti mau patroli saking pengennya bisa up, karena nggak mungkin nulis siang hari soale nanti udah mulai nguli lagi! Jadi ya.. Sambung besok egen yes! Oiya.. Buat para pembaca Surat Terakhir Ayah, sabaro..! Pasti tak terusin nyampe kelar, tapi alon-alon nggeh. Sepurone🙏

1
Riaaimutt
manut autor ae ben aman
palupi
aku be like: wes diwoco ae opo hasil karyane author, gek dipetek jempol 👍😂😂😂
Rita Ariani
seru, kocak, asli rame ketawa baca ni novel
🍊 NUuyz Leonal
makanya den gak usah banyak komen diem aja
kadang diem aja pasti salah sih depan emak emak yang lagi kesel apalagi ini bumil pasti mood nya naik turun,
🍊 NUuyz Leonal
embuhlah sopo iku di kepin 😅😅
🍊 NUuyz Leonal
di bagian ini asli aku gak paham 😅😅
Dewi kunti
sini tak ajari milih semangka yg benar Ra🤭🤭🤭
Pa Muhsid
den perempuan hamil itu lebih menyeramkan dari pada mak Lampir apa lagi nyi pelet dan mahluk astral lainnya sing sabar yo den baru juga permulaan ngidam
𝐙⃝🦜尺o
salah kalo kamu ngetawain istri den apalagi sang istri lagi hamil muda, sama aja kamu ngajak perang tapi kamu yang dipaksa ngalah
palupi
ho oh. Jarno ae Den.
iku ngunu hp an mumpung nunut wifi 😂
palupi
pokoke yes papa ae Den 😂😂
Khaira Yunizar
menggemaskan. luar biasa.
no 🎸 ve
kapok koe Den 🏃‍♀️
no 🎸 ve
Jiwan, jiwa muda, bada kekar 🏃‍♀️
no 🎸 ve
Jebloskan aja yang dua itu ke penjara, bandit kelas teri 🤣
ᴛᴜɴɢ ᴛᴜɴɢ ᴛᴜɴɢ🎐ᵇᵃˢᵉ
kudu sabar ya kamu den, turutin apa aja kata bumil mah.. daripada si kepin kena sunat wkwkwk
Diandra Kirana
Ras terkuat di bumi yang selalu benar ya wadon...gitu kok berani ngelawan Deeen , apalagi bojomu hamil wisss gak pernah salah dah ..ngguyu thok padahal wis ditahan-tahan kamu dibikin kembung makan semangka epink lha kalo tadi ngakak...kamu bakal disuruh makan semangka sak kebon. Ketoke calon anakmu bakat diktator Den. Tabahkan hatimu...
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
capek² si tisya milih sampai tepuk² berkali tapi putih🤣🤣🤣🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
den 🤣🤣🤣🤣apapun masalah nya si kepin tetap di sebut yaaa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
hasatsk
ternyata semangka pilihan tisya masih putih belum Mateng,pingin ketawa takut di marahin sama tisya.....😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!