NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Keesokan harinya Alvin berangkat ke kantor karena ia ada jadwal kuliah siang.

Bagitu masuk ke ruangan Burhan ia melihat ruangan masih sepi artinya Burhan belum datang bersama Maya.

"Guntur main dulu ya Nak, Ayah kerja ya." ucap Alvin lalu mendudukkan Guntur di kereta bayi lalu memberinya roti dan banyak mainan.

"Jangan rewel ya semoga Ibu Maya cepat datang." lanjut Alvin lalu ia membiarkan anaknya bermain sendiri.

Sebelum duduk Alvin meregangkan otot- ototnya kemudian ia membuka laptop dengan berkas-berkas dihadapannya.

Hampir setengah jam ia berkutat di depan laptop sesekali ia melihat putranya yang mulai berjalan kesana-kemari dibantu kereta bayi.

"Guntur ... Jangan ke kamar mandi ya." ucap Alvin membuat Guntur berbalik melihat Ayahnya lalu ia kembali berjalan mendekati Alvin.

"Bah udah di dekat Ayah aja,

pintarnya... Nah minum dulu." lanjut Alvin menuntun Guntur minum.

Ceklek!

Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan Burhan dan Maya membuat Alvin menoleh.

"Masyaallah pagi-pagi udah cemong aja kamu, makan apa itu?" ucap Maya dengan semangatnya mendekati Guntur membuat Guntur langsung merentangkan kedua tangannya.

"Eddah... Baru juga sampe udah minta di gendong harusnya tadi Ibu datang diam-diam aja ya biar kamu gak liat, iya?" ujar Maya lalu mengangkat Guntur ke gendongannya.

"AL kamu kuliah sampe hari apa?" tanya Burhan membuat Alvin berpikir sejenak.

"Sampe kamis sore sih Pak," jawab Alvin membuat Burhan mangut-mangut.

"Jum'at sampe Minggu free ya?" tanya Burhan memastikan.

"Iya Pak libur."

"Nah rencananya saya mau ngajak kamu dinas keluar kota tiga hari itu," ujar Burhan membuat Alvin kaget.

"Dinas Pak?"

"Iya AL dan ini gak bisa di tunda kita berangkat Kamis malam." lanjut Burhan

membuat Alvin terdiam sejenak lalu melihat Guntur yang berada di gendongan Naya.

"Kenapa Guntur lagi?" tebak Burhan membuat Alvin cengengesan.

"Gak usah khawatir AL, Guntur insyaallah aman sama ibu, Ibu bukan orang jahat kok jangan takut." ujar Maya membuat Alvin terkekeh.

"Gak gitu Bu, saya gak enak sama Ibu ngerepotin." jawab Alvin.

"Justru kalo gak ada Guntur, Ibu bingung mau ngapain seharian mana kalian gak ada udah auto melamun aja Ibu seharian di rumah.

Kalo ada Guntur kan setidaknya dunia Ibu

lebih semangat." terang Maya membuat Alvin

Mangut-mangut.

"Iya sih Bu."

"Ya udah gak apa-apa, santai Ibu mah dengan senang hati ikhlas lillahi ta'ala menjaga Guntur." lanjut Maya.

"Makasih Bu."

"Deal ya?" lanjut Burhan mengulurkan tangannya membuat Alvin mau tidak mau membalas uluran tangan tersebut.

***

Siang hari ia berangkat ke kampus karena hari ini ia persentasi bersama Naura.

Tidak butuh waktu lama ia sudah sampai

di parkiran dan ternyata Naura sudah menunggu disana.

'Ngapain itu bocah diparkiran.' ucap Alvin

dalam hati.

Tit!

"Kodok!"

Naura terlonjak kaget lalu ia menoleh detik kemudian ia menggerakkan giginya.

"Lama banget sih Om, udah tau kau

presentasi jangan telat bisa gak?!" solot Naura membuat Alvin kaget.

"Apaan sih belum telat juga ini masih ada 10 menit lagi." jawab Alvin dengan santainya.

"Et buset... Bener-bener ini orang tua. Om kita itu butuh latihan paham gak sih?" cecar Naura membuat Alvin memutar mata malas.

"Biasa aja kalo gak usah gitu banget," ujar Alvin membuat Naura langsung mendekatinya.

"Gak bisa biasa aja Om, nih lihat chatku sama senior mereka bilang ini dosen tuh killer gak boleh asal-asalan.

Malah telat ini mau latihan juga udah gak bisa! Ya ampun gimana dong, deg-degan lagi aku, aduh..." rempong Naura membuat Alvin terkekeh melihat tingkah gadis itu.

"Udah ayo." ajak Alvin sambil menepuk pelan kepala Naura.

"Heh... Main tepuk-tepuk aja pala orang,

ini mahkotanya perempuan jangan sembarang walaupun sepuh disini!!" teriak Naura

Membuat Alvin kembali berbalik lalu menatap

tajam gadis itu.

"Sekali lagi kamu panggil saya Om atau orang tua, saya akan cium kamu!" tegas Alvin membuat Naura kaget lalu menutup mulutnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ih mesum banget sih!!"

"Saya gak main-main mau gak?" goda Alvin kerena ia tau Naura pasti sangat takut.

"Gak!! Gila kali ya!!"

"Ya sudah kalo begitu jangan pernah panggil saya Om kalo tidak ingin bibir kamu ternodai, paham?" lanjut Alvin membuat Naura mangangguk.

"Iya-iya ih... Serem banget sih dasar!" umpatnya lalu mengikuti langkah Alvin dari balakang.

Alvin yang merasakan Naura

mengikutinya dari belakang sambil membaca

makalah, Alvin langsung tersenyum jahil lalu ia berhenti.

Brugh!!

"Akh ... Kenapa berhenti sih aduh ..... dasar

Naura langsung menutup mulutnya saat Alvin menatapnya dengan tajam.

"Maksudku punya mata kan jalan yang benar napa." elak Naura membuat Alvin menaikkan alisnya sebelah.

"Yang nyuruh kamu jalan di belakang saya siapa?" tanya Alvin membuat Naura langsung memutar mata malas.

"Iya iya deh ih susah banget berhadapan sama kuli bangunan, hatinya keras kayak kuli." omelnya membuat Alvin menahan tawa.

"Katanya telat malah ngomel-ngomel

mulu,"

"Iya gara-gara kamu lah kuli!" kesal Naura lalu ia bejalan terlebih dahulu membuat Alvin Terkekeh.

"Dasar bocah!" gumamnya lalu mengikuti

Naura.

Tanpa mereka sadari tadi Dita

memperhatikan keduanya dari dalam mobilnya.

Saat ia hendak turun tadi mobilnya bertepatan dengan Alvin datang, disitulah Dita mengurungkan niatnya untuk turun dan memilih memperhatikan keduanya yang tampak begitu akrab.

"Sepertinya Alvin menyukai gadis itu." gumam Dita masih memperhatikan keduanya yang pukul-pukulan di jalan.

"Sweet sih gadisnya cerewet cocok buat Alvin yang udah matang." gumamnya lagi lalu ia menarik nafas dalam-dalam.

Setelah memastikan keduanya

menghilang, Dita turun dari mobil lalu ia berjalan menuju ruangan dosen karena hari ini ia ada bimbingan skripsi.

Hampir dua jam ia bimbingan akhirnya selesai, Dita berniat ke kantor BEM sambil mengerjakan revisiannya.

Baru saja sampai di teras, dari jendela ia dapat melihat jelas di dalam hanya ada Erik dan pacarnya membuat mood Dita langsung hancur.

'Bukannya ngerjain revisian yang ada

nanti malah darah tinggi.' ucapnya dalam hati,Lalu ia kembali berbalik.

Tujuannya sekarang adalah kafe depan kampus, ia berjalan sedikit menunduk sambil sesekali pikirannya kemana-mana.

Brugh!

Dita kaget ia langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara buku jatuh.

"Are you ok?" tanya Dita pada perempuan itu membuat gadis itu menoleh.

"Kak Dita." panggilnya membuat Dita diam sejenak lalu tersenyum.

"Iya."

"Kak disini ada ruang kesehatan gak kak kayak UKS kalo di sekolah, kepala saya pusing banget kan dari tadi." ucap mahasiswa baru itu membuat Dita mengangguk.

"Ada kok." jawab Dita bertepatan dengan ia melihat Bagas hendak ke kantor.

"Bagas!" panggilnya membuat Bagas

menoleh.

"Apaan?"

"Kamu anak PMI kan bagian kesehatan ini tolongin kepalanya pusing." suruh Dita yang dibalas anggukan oleh Bagas.

"Ok pres," jawab Bagas lalu ia membawa mahasiswi baru itu ke ruang kesehatan.

Dita kembali berbalik lalu berjalan keluar kampus, belum jauh ia berjalan tiba-tiba ia berpapasan dengan Alvin.

Alvin yang melihat Dita dari kejauhan langsung tersenyum dengan semangatnya, namun lain halnya dengan Dita saat Alvin melambaikan tangannya.

Dita malah memilih jalan lain membuat Alvin sedikit kaget.

"Itu beneran Mbak Dita gak sih?" gumamnya membuat Naura mengikuti arah pandang Alvin.

"Mana?"

"Disana? Perasaan tadi dia mau lewat sini." gumam Alvin lagi membuat Naura

mendongak.

"O halo kang kuli ..... Ini kan kampus luas ya, mau dia lewat mana ya terserah lah, kepo Bangat deh." cerocos Naura membuat Alvin terdiam sejenak lalu ia kembali melihat punggung Dita yang sudah menjauh.

"Ya sudah aku mau kesana dulu ya." ucap Alvin tiba-tiba membuka Naura menoleh.

"Mau ngejar gebetan ya?" goda Naura membuat Alvin langsung menoyor kepala Naura.

"Ih Kebiasaan deh!" kesal Naura.

"Makanya jangan sok tau." ujar Alvin lalu meninggalkan Naura yang sedang duduk.

"Dasar kuli!!" teriak Naura sambil membenarkan jilbabnya.

"Orang gila, demennya sama yang tua- tua!" dumelnya.

Jangan lupa kasih penilaian ya guys... Biar makin semangat up nya setiap hari.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!