NovelToon NovelToon
Aku Yang Tersisihkan

Aku Yang Tersisihkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Keluarga / Romantis / Cinta setelah menikah / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mie Atah

Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?

hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. AYT

PLASBACK UP

Setelah keharuan di atas panggung selesai dilanjut kan dengan penampilan wisuda kitab imriti membacakan mukadimah nya sambil di nadzomkan.

Sudah selesai wisuda kitab imriti dilanjut dengan kitab Alfiah Ibnu Majah sama mukodimah nya saja yang di nadzomkan,sebab kalau semua di nadzomkan akan memakan waktu sangat lama.

Kini tiba prosesi wisuda kelulusan sekolah

nama peserta mulai dipanggil satu persatu dimulai dari kelas tiga Tsanawiyah,kami sudah berbaris memanjang menunggu giliran.

Tiba saat nya namaku yang akan dipanggil ku tarik nafas dalam dalam lalu aku buang perlahan

Pyuuuhhhh.

Dinda Ayudia meida binti bapak Syukron Ali putra Pardasuka Pringsewu.

Aku berjalan perlahan sesuai dengan arahan waktu latihan .

berhenti di depan dekan pertama ibu munfiatun sebagai pemberi gulungan yang biasa disebut tabung ijazah saat kami sama sama memegang gulungan tersebut

Jepret

 satu foto berhasil di ambil

Aku melangkah kembali dengan kedua tangan memegang gulungan tersebut berhenti didepan dekan ke dua yaitu pak Hasyim sebagai kepala sekolah Aliyah (SMA)

Beliau melakukan pemindahan tali rumbay sebagai pengakuan bahwa kami telah lulus,saat beliau memindahkan tali rumbay berhenti sebentar

jepret

Kembali satu foto di ambil

setelah prosesi selesai aku turun peralahan meniti satu persatu tangga bersalaman dengan Abah yai dan Bu nyai yang memang duduk di barisan paling depan di lanjutkan dengan guru guru yang lain.

kalau tadi SE waktu wisuda 30 juz di sahkan oleh Abah yai dan Bu nyai nya begitupun kitab disahkan oleh guru pembimbing nya masing masing.

kami foto bersama keluarga besar pondok pesantren YPPTQMH.

Setelah semua rangkaian foto bersama selesai aku berlari kecil menuju dimana kedua orangtuaku berada,ku salimi kedua orang tuaku dengan tadzim,mengobrol sedikit sebelum ku ajak mereka foto bersama sebagai kenang kenangan.

Memang sudah di siapkan tempat dan beberapa fotografer untuk melayani semua peserta yang ingin mengabadikan momen.

" yah foto dulu yu buat kenang kenangan" ajak ku pada ayah

" gak lah Din malu " jawab ibu

" ih malu kenapa Bu,biasa aja yang lain juga pada foto kok " jawabku pada ibu

" emang dimana fotonya " tanya ayah

" itu di satu ruangan aula " kata aku sambil menunjuk satu tempat yang ramai karena di gerumbungi para santri dan wali muri, mereka ikut mengantri untuk melakukan sesi foto bersama.

" gak lah males ngantri " tanya ayah sambil memperhatikan tempat yang tadi aku tunjuk

" bayar gak " tanya nya kepadaku

" bayar 50 RB buat sekali foto " jawabku

" gak lah ayah gak ada uangnya " kata ayah mematahkan semangatku

" yaudah pake uang yang tadi ayah kasih aja ke Dinda " kata ku memberi saran pada ayah

" lah itukan buat kamu nanti disana din,jangan lah malah nanti gak jadi lagi ikut tes nya " kata ibu menjawab saranku tadi.

Ya ayah seperhitungan itu pada ku apalagi pada ibu ,semasa aku di pondok bisa dihitung berapa kali ibu ikut menengok ku,saat aku bertanya pada ibu kenapa gak pernah mau menjenguk ku di pondok apa jawaban ibu.

Kata ayah ( kaya yang punya uang banyak aja ) miris bukan aku bisa merasakan bagaimana sesaknya hati ibu saat Ayah berkata seperti itu.

Dulu pernah saat kam mempunyai rezeki lebih ayah mengusulkan agar kamu ikut berziarah dengan rombongan pondok di desaku.

Berziarah ke Walisongo saat itu aku kelas 2 MTS negeri sudah mulai mengerti alur kehidupan sudah sering memperhatikan orang orang disekitar ku.

Apa yang terjadi semua uang dipegang ayah ibu hanya memegang beberapa lembar 50 RB an untuk satu kali kepenjarahan saja sudah mulai habis uang ibu,belum lagi kalau aku ingin jajan atau ibu ingin membeli sesuatu.

Aku ikut bersedih melihat kondisi ibu,maka dari itu aku tidak pernah membangkang pada ibu sudah cukup dengan ayah saja ibu tidak bahagia,itu sih yang aku lihat .

Ibu selalu menutupi kesedihannya dengan selalu kekebun menghabiskan waktu bekerja di kebun atau ikut dengan tetangga menjadi kuli yang di upah sehari 30rb.

Pernah juga saat ibu sakit ayah tidak ada inisiatif mengantar ibu ke puskes atau memberi uang kepada ibu untuk berobat,sampai ibu lera membongkar tabungannya yang isinya recehan ada yang 200 perak ada pula yang 100 perak itupun sisa ia belanja sayur.

Aku ingin menangis saat itu juga,tapi aku tahan aku tidak ingin melihat ibu ikut bersedih .

Ibu selalu bilang ini sudah takdir ibu selalu itu yang beliau katakan.

" yaudah deh Bu gak apa apa kalau gak mau foto " kata ku pada akhirnya aku menyerah melawan keras kepala ayah

" yaudah ayah sama ibu pulang ya soalnya masih banyak kerjaan di kebun " kata ayah sambil berdiri dari kursi siap berpamitan padaku.

" iya yah " jawabku dengan lesu

Ayah dan ibu berlalu menuju parkiran dimana kendaraan mereka terparkir,ku pandangi mereka sampai bayangan mereka hilang di pelupuk mataku.

Huft

Kembali ku ukir senyum di wajahku ini moment bahagia gak boleh sedih Din hibur ku pada diriku sendiri.

Aku berlari menuju dimana teman teman ku sedang berkumpul melakukan selfie.

WOI IKUTAAAANNN

Jeritku dari kejauhan

" sini cepetan dari tadi juga " kata salah satu temanku

Kami pun melakukan selfie dengan berbagai gaya.

HAHAHAHA

Banyak gambar yang kami hasilkan,semuanya tersenyum menggambarkan bahwa betapa bahagianya kami walau sebentar lagi kami akan terpisah dengan jalan hidupnya masing masing.

" teh gimana besok jadi " tanya liha di sela sela istirahat sebelum melaksanakan sholat Dzuhur,adzan Dzuhur tadi sudah berkumandang saat Abah yai memberikan sepatah dua patah katanya kepada kami yang isinya nasehat untuk kami para santri yang akan keluar dari sangkar agar selalu menjaga identitas kesantrian kami.

" insyaallah jadi tadi udah izin sama ayah, doa ini ya zayang biar semuanya lancar " kata ku pada liha yang tepat duduk di sampingku

" pasti dong zayang aku doa in ,jangan sampai putus kontek ya teh " kata liha sambil memeluk tangan ku

" insyaallah,kamu tau kan aku gak pernah Gonta ganti nomer tapi aku juga kurang aktif di sosmed " kata ku lagi sambil menunduk melihat ke arah liha yang menenggelamkan kepalanya desela sela lengan ku

" ia mangkanya jangan sampai lupa sama aku " kata liha mulai terdengar isakan kecil dari liha

" aih jangan nangis dulu dong kan belum berpisah juga,lagian kita pisahnya juga gak jauh kok masih bisa kita ketemu saat libur kuliah " kata ku menenangkan liha

" udah ah melow nya,solat dulu yu keburu abis waktunya" kata ku sambil mengangkat kepala liha dari lenganku.

" bwe jelek" kataku sambil menjulurkan lidah pada liha

" is apaan sih " kata liha sambil sewot memalingkan wajahnya

" Hahah yaudah yu " ajak ku

Kami berdua berhalan menuju kamar untuk melaksanakan sholat Dzuhur.

Alhamdulillah sudah melewati tantangan 20 bab dan terimakasih kepada kalian semua yang sudah membaca karya pertamaku,jangan lupa like dan komentarnya

1
♡お前のペンデハ♡
Membuat saya ketagihan
Mie Atah: terimakasih sudah membaca
total 1 replies
Izuku
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
Mie Atah: terimakasih sudah membaca
total 1 replies
Itzel Juárez
Ngerti banget, bro!
Mie Atah: terimakasih sudah membaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!