NovelToon NovelToon
Cinta Beda Alam : Ternyata Istriku Jin

Cinta Beda Alam : Ternyata Istriku Jin

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Beda Dunia / Cinta Terlarang / Mata Batin / Romansa / Reinkarnasi
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

Bagaimana jika wanita yang kau nikahi... ternyata bukan manusia?
Arsyan Jalendra, pemuda miskin berusia 25 tahun, tidak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan Wulan Sari—wanita cantik misterius yang menolongnya saat nyaris tenggelam di sungai—adalah awal dari takdir yang akan mengubah dua alam.
Wulan sempurna di mata Arsyan: cantik, lembut, berbakti. Tapi ada yang aneh:
Tubuhnya dingin seperti es bahkan di siang terik
Tidak punya bayangan saat terkena matahari
Matanya berubah jadi keemasan setiap malam
Aroma kenanga selalu mengikutinya
Saat Arsyan melamar dan menikahi Wulan, ia tidak tahu bahwa Wulan adalah putri dari Kerajaan Cahaya Rembulan—seorang jin putih yang turun ke dunia manusia karena jatuh cinta pada Arsyan yang pernah menyelamatkan seekor ular putih (wujud asli Wulan) bertahun lalu.
Cinta mereka indah... hingga rahasia terbongkar.
Ratu Kirana, ibunda Wulan, murka besar dan menurunkan "Kutukan 1000 Hari"—setiap hari Arsyan bersama Wulan, nyawanya terkuras hingga mati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18: Aku Tetap Cinta Padamu

Seminggu setelah rekonsiliasi mereka, kehidupan mulai terasa... normal lagi.

Normal dalam tanda kutip—karena Arsyan sekarang udah tau istrinya jin, jadi "normal" punya definisi baru.

Tapi setidaknya... mereka bahagia.

Wulan jadi lebih terbuka. Dia cerita banyak hal tentang kerajaannya—tentang Ibunda yang keras tapi sebenarnya sayang, tentang kehidupan di alam gaib yang berbeda banget sama dunia manusia, tentang wujud aslinya yang... ular putih raksasa.

"Mas nggak takut?" tanya Wulan suatu malam pas mereka lagi tidur-tiduran di kasur.

"Takut apaan?"

"Takut sama wujud asliku. Aku... aku ular, Mas. Ular putih gede. Nggak semua orang bisa terima itu."

Arsyan menatap Wulan—lalu dia senyum. "Aku udah liat wujud asli kamu sepuluh tahun lalu. Dan waktu itu... aku nggak takut. Kenapa sekarang harus takut?"

Wulan tersenyum—mata berkaca-kaca. "Mas... selalu tau cara bikin aku lega."

"Ya iyalah. Aku kan suami kamu."

Mereka ketawa bareng—ketawa yang tulus, hangat.

Tapi kebahagiaan itu nggak bertahan lama.

Karena suatu malam—malam yang sama sekali nggak mereka duga—sesuatu terjadi.

Malam Jumat, sekitar jam sebelas. Arsyan baru aja pulang dari warung—capek banget karena hari itu rame luar biasa. Dia masuk rumah, berharap Wulan udah tidur biar dia bisa langsung istirahat.

Tapi begitu dia buka pintu—dia dengar suara.

Suara... tangisan.

Tangisan keras—kayak orang kesakitan.

"Wulan?!" Arsyan langsung lari ke kamar—buka pintu—dan dia liat...

Wulan duduk di lantai—memeluk perut—wajah pucat pasi—keringat dingin membasahi seluruh tubuh—napas terengah-engah.

"WULAN!" Arsyan langsung berlutut di sebelahnya. "Kamu kenapa?! Sakit?!"

"Mas..." bisik Wulan lemah—suaranya nyaris nggak kedengaran. "Aku... aku nggak tau... tiba-tiba perutku sakit banget..."

Arsyan panik total. "Sakit gimana? Mau aku bawa ke rumah sakit?!"

"Nggak... nggak usah... rumah sakit nggak akan bisa bantu..." Wulan merintih kesakitan—tubuhnya melengkung.

"Terus aku harus gimana?! Aku nggak bisa liat kamu kayak gini!"

Wulan menatap Arsyan—mata penuh air mata—lalu dia bisik pelan. "Ini... ini bukan sakit biasa, Mas. Ini... kutukan."

Arsyan jantungnya langsung berhenti. "Kutukan? Kutukan apa?!"

"Kutukan... dari kerajaan. Karena aku... aku melanggar hukum. Karena aku nikah sama manusia. Mereka... mereka nge-trigger kutukan ini buat... buat maksa aku pulang."

Arsyan napasnya tertahan—tangan gemetar. "Terus... terus gimana cara ngilanginnya?!"

"Aku... aku harus pulang ke kerajaan. Itu... itu satu-satunya cara."

"NGGAK!" Arsyan langsung peluk Wulan—peluk erat. "Kamu nggak boleh pulang! Aku nggak akan biar kamu pulang!"

"Tapi Mas—kalau aku nggak pulang—aku bisa mati—"

"TERUS AKU HARUS GIMANA?!" Arsyan berteriak—suaranya pecah—matanya memerah. "Aku harus rela kehilangan kamu?! Nggak! Aku nggak mau!"

Wulan menatap Arsyan—menatap suami yang sekarang nangis di depannya—dan hatinya... hancur.

"Mas... maafin aku... maafin aku udah bikin Mas susah..."

"Jangan minta maaf! Kamu nggak salah! Yang salah itu... kerajaan sialan itu!" Arsyan napasnya berantakan—air matanya jatuh. "Wulan... kumohon... jangan pergi. Aku... aku nggak bisa hidup tanpa kamu."

Wulan nangis—nangis keras—peluk Arsyan balik.

"Aku juga nggak mau pergi, Mas... aku juga nggak mau... tapi aku nggak tau harus gimana..."

Mereka berpelukan lama—dua insan yang patah hati—nggak tau harus gimana lagi.

Tiba-tiba, rasa sakit di perut Wulan... hilang.

Hilang begitu saja—kayak nggak pernah ada.

Wulan napasnya mulai teratur—wajahnya nggak pucat lagi—tubuhnya nggak gemetar.

"Mas..." bisiknya pelan. "Sakitnya... hilang."

Arsyan dongak—menatap Wulan bingung. "Hilang? Kok bisa?"

"Aku... aku nggak tau. Tapi..." Wulan menatap tangannya sendiri—lalu ke Arsyan. "Mungkin... mungkin karena Mas. Karena cinta Mas... lebih kuat dari kutukan mereka."

Arsyan menatap Wulan lama—lalu dia peluk istrinya lagi—lebih erat.

"Kalau emang cinta bisa ngalahin kutukan... maka aku bakal cinta kamu selamanya. Nggak akan berhenti. Nggak akan pernah."

Wulan nangis lagi—tapi kali ini... nangis bahagia.

"Aku cinta Mas... sangat cinta..."

"Aku juga cinta kamu."

Mereka berpelukan lama—sampai akhirnya Wulan ketiduran di pelukan Arsyan—capek setelah kesakitan tadi.

Arsyan nggak tidur—cuma menatap wajah Wulan yang damai—sambil elus rambut istrinya pelan.

Aku nggak akan biar siapapun—bahkan kerajaan—ngambil kamu dari aku. Aku janji.

Dan malam itu—di rumah kecil mereka—cinta mereka makin kuat.

Cinta yang... siap melawan apapun.

Bahkan takdir sekalipun.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!