Duar duar duar
Huhhhhhhhhh
suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.
malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.
"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu
"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun
jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.
akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?
simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghindar & visual
Vincent
Arneta
Reyhan
Bulan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tuk Tuk Tuk
Bulan melangkah dengan elegan memasuki Perusahaan tekstil terbesar di benua A itu. Tujuannya datang untuk mencari pria pujaan hatinya yang hampir lima bulan menjalin hubungan dengannya.
Bulan merasa berhak untuk datang ke sana kali ini, sebab ia merasa jika hubungan mereka sudah cukup serius dan tidak ada yang perlu di tutup-tutupi.
"Selamat pagi," Sapa Bulan pada seorang resepsionis yang bertugas
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?''
Meskipun sedikit tercengang dengan kemunculan Bulan di hadapannya. namun, resepsionis itu tetap bersikap profesional karena ini bukan kali pertama ia melihat seorang artis berlalu lalang di perusahaan itu.
Perusahaan itu memang acap kali bekerja sama dengan publik figur untuk mempromosikan prodak mereka.
"Aku ingin bertemu dengan Tuan Vincent, CEO perusahaan ini. bisakah kau tunjuk kan padaku di mana letak ruang kerjanya?"
Dengan penuh percaya diri, Bulan merasa jika kedatangannya pasti akan di terima oleh Vincent.
"Maaf Bu, Apakah anda sudah membuat janji dengan CEO kami? mengingat, hari ini asisten pribadi beliau tidak memberikan jadwal adanya tamu yang akan berkunjung."
Deg
Wajah Bulan yang sempat berseri-seri, kini tiba-tiba berubah sedikit kesal karena pertanyaan yang baru saja dia terima.
"Hei untuk apa aku melakukan itu? Aku ini adalah.........., " Hampir saja keceplosan, Bulan reflek menggigit bibirnya agar tidak lancang berbicara.
Hampir saja ia melanggar kesepakatan nya dengan Vincent, menyoal hubungan mereka. namun jika boleh jujur, Bulan ingin sekali mengatakan statusnya sebagai kekasih Vincent agar ia tidak perlu berbasa-basi untuk bisa menemuinya seperti ini.
"Bu, Anda baik-baik saja?" Panggil resepsionis yang kini tengah melambaikan tangannya di depan Bulan yang tengah melamun.
PLaK
"Ba, Bu, Ba, Bu, sejak kapan aku menikah dengan bapakmu. lancang sekali kau memanggilku ibu, apa kau tidak kenal siapa aku? aku ini Rembulan, seorang artis yang tengah naik daun. kua mengerti!"
Bulan yang kesal, lantas meluapkan kekesalan nya pada resepsionis itu sebelum memutuskan keluar dari perusahaan itu dengan tangan hampa.
Ia kesulitan menemui Vincent dan menghubunginya pagi ini. padahal, ia ingin segera bertemu dengan pria itu untuk menanyakan semuanya.
"Apa dia sengaja mengindari ku? baiklah, jika begitu tujuanmu, maka jangan salahkan aku jika aku akan menemuimu dengan cara paksa." Gumam Bulan penuh tekat
Tak ingin kedatangannya sia-sia, Bulan memutuskan untuk menghubungi Vincent kembali meskipun hasilnya tetap sama. Pria itu menolak panggilannya hingga membuatnya semakin kesal.
"Ahhhhhhhh kenapa dia mengabaikan panggilanku? ini sudah mampir dua minggu kau tidak mau menemui ku, Vi. kemana kau? " Pekiknya kesal sembari menatap ponsel yang ada di genggamannya.
tanpa Bulan sadari, tingkah memancing beberapa orang yang berlaku lalang di sekitarnya kini menatapnya dengan bingung. beberapa ada yang berbisik-bisik mencemooh tindakannya yang aneh.
"Bukankah itu artis sinetron yang tengah naik daun itu, sedang apa dia di sini?"
"Ayo kita minta foto. kapan lagi kita bisa bertemu dengannya se exclusive ini?"
Beberapa dari karyawan perusahaan pun mendekati Bulan untuk sekedar meminta foto dengannya.
Cecrek cekrek
Suara kamera membuat Bulan mengangkat wajahnya, hingga akhirnya sadar ada beberapa orang tengah mengambil gambarnya tanpa ijin.
"Hai Bulan, bisakah aku minta foto denganmu?"
"Iya, aku juga!"
Bulan yang masih Shock pun hanya diam dengan memaksakan senyumnya di depan beberapa orang yang kini menggamitnya.
"Sial, kenapa jadi seperti ini? bukannya bertemu Vincent, aku malah harus meladeni mereka." Keluh Bulan dalam hati
"Apa ada syuting di sini, mana kameranya?" tanya salah seorang wanita setelah berhasil mengambil foto dengan Bulan
Pertanyaan itu membuat semua orang yang ada di sana pun ikut mengamati tempat itu berharap menemukan kamera yang menyorot mereka.
Kesempatan itu di manfaatkan Bulan untuk segera kabur dari mereka semua. namun, bukannya keluar dari perusahaan itu. Bulan justru masuk kembali ke dalam setelah memutuskan untuk mencari sendiri ruang kerja Vincent tanpa bantuan siapapun.
Saat Pintu lift terbuka, Buru-buru Bulan masuk ke dalam dan segera menutup pintu lift kembali agar orang-orang yang mengepungnya tadi tidak lagi mengikutinya.
Bermodalkan pengalamannya bermain serial TV, bulan berfikir jika ruang kerja CEO pasti berada di lantas paling atas gedung itu.
"Hei, kemana Bulan?" Tanya beberapa orang yang baru sadar jika Artis baru itu sudah tidak berada di sekitar mereka
"Lah iya, kemana dia? cepat sekali kaburnya?"
Setelah menyadari jika Bulan sudah pergi, Para karyawan tadi memutuskan untuk kembali melakukan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.
Sedangkan Bulan, Kini sudah berada di lantai atas setelah berhasil mengecoh mereka. "Fufff, selamat." Gumamnya di selingi mengelus dada
Setelah pintu lift terbuka, Bulan keluar dengan langkah anggun melewati beberapa ruangan untuk mencari Pria yang ia cintai.
Benar tebakannya, Lantai itu hanya berisi beberapa ruangan petinggi perusahaan dan beruntungnya lagi, Pemilik ruangan itu tidak sedang berada di tempat mereka. sehingga kemunculan nya di lantai itu tidak memancing keributan.
Deg deg deg
Bulan melihat seorang pria yang ia kenali baru saja keluar dari ruangan yang tak jauh dari tempatnya sendiri. Pria itu adalah asisten pribadi dari orang yang ia cari.
Bergegas Bulan menghampiri asisten Tom untuk membawanya menemui Vincent. "TOM.... " Panggil Bulan
Mendengar namanya di panggil, Tom seketika menatap ke arah sumber suara dan mendapati jika Bulan tengah melangkah menghampirinya dengan wajah Sumringah.
Deg.
Reflek Tom berdiri dari duduknya hingga berdiri di ambang pintu masuk ruang CEO.
Senyum di wajah Bulan perlahan memudar hingga reflek menghentikan langkah kakinya dengan tatapan penuh tanya ke arah Tom. " Biarkan aku masuk!" perintah Bulan penuh percaya diri
Dengan tegas Tom menggeleng, Ia tidak mengijinkan Bulan untuk masuk.
"Beraninya kau melarang ku. apa kau sudah tidak betah kerja di sini? jika iya dengan senang hati aku akan meminta Vincent untuk memecat mu setelah ini." Ujar Bulan dengan tersenyum sinis
"Baiklah, coba saja jika anda bisa!" Jawab Tom dengan tersenyum sinis,
Lantas, pria itu menyingkir dari ambang pintu untuk mempersilahkan Bulan masuk ke dalam sana dengan sengaja. sebab, ia tau cepat atau lambat bahwa atasan nya pasti akan melempar Bulan keluar dari ruangan itu.
Dengan angkuh, Bulan melangkah masuk setelah pintu terbuka.
"VI..... " Pekiknya dengan berlari menghadiri Vincent yang tengah menatap berkas yang ada dj tangannya.
Deg
Vincent terkejut dengan mata membola apalagi Bulan kini dengan lancang memeluknya setelah muncul secara tiba-tiba. apalagi, kejadian itu di saksikan oleh seseorang yang kini nenatap Vincent dengan tajam.
Hingga membuat sekujur tubuh Vincent seketika lemas tak berdaya.
"Minggir Kau!"
Buk
Dorongan Vincent sangat kuat hingga membuat tubuh Bulan tersungkur ke atas lantas. tidan hanya itu, teriakan Bulan sungguh memekakkan telinga hingga membuat sesosok paruh baya yang ada di sana reflek menutup telinganya sendiri.
"Siapa kau?"
Deg
Mendengar suara asing yang baru saja bertanya membuat Bulan seketika sadar bahwa ada sosok lain yang ada di ruangan itu tanpa di sadarinya.