NovelToon NovelToon
Mengapa Harus Aku?

Mengapa Harus Aku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arion Alfattah

Tanggal pernikahan sudah ditentukan, namun naas, Narendra menyaksikan calon istrinya meninggal terbunuh oleh seseorang.

Tepat disampingnya duduk seorang gadis bernama Naqeela, karena merasa gadis itu yang sudah menyebabkan calon istrinya meninggal, Narendra memberikan hukuman yang tidak seharusnya Naqeela terima.

"Jeruji besi tidak akan menjadi tempat hukumanmu, tapi hukuman yang akan kamu terima adalah MENIKAH DENGANKU!" Narendra Alexander.

"Kita akhiri hubungan ini!" Naqeela Aurora

Dengan terpaksa Naqeela harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih demi melindungi keluarganya.

Sayangnya pernikahan mereka tidak bertahan lama, Narendra harus menjadi duda akibat suatu kejadian bahkan sampai mengganti nama depannya.

Kejadian apa yang bisa membuat Narendra mengganti nama? Apa penyebab Narendra menjadi duda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Gadis Gila

Cup

Keterkejutan atas kejadian spontan tanpa disengaja itu membuat Vaughan terpaku dalam beberapa detik, perasaannya merasakan sesuatu yang berbeda, jantung pun ikut berdebar tidak seperti biasanya.

Ini aneh, meski sempat kaget atas apa yang sedang dia lakukan terhadap orang didepannya, dia justru merasa nyaman, tubuhnya mengalami perubahan layaknya tersengat aliran listrik.

Dalam pergerakan pelan, ia menjauhkan tubuhnya untuk melihat siapa sosok yang ia rengkuh itu. Terlihat gadis dalam dekapannya terpejam menggenggam kemeja bagian depannya sehingga ia bisa melihat wajahnya begitu dekat.

Menyadari orang didepannya tak lagi mengecup keningnya, Aqeela pun membuka mata secara perlahan, pandangannya tepat berada di jakun Vaughan, bergerak ke atas sehingga tertuju pada bibir tipis berwarna pink alami, makin menatap ke atas melihat hidung mancung dengan rahang kokoh, tak sampai disitu, Aqeela makin menggerakkan matanya ke area mata sehingga pandangan mereka berdua pun bertemu.

Mata tajam dengan mola mata hitam membuatnya enggan berpaling, tajam namun indah, alis tebalnya menambah ketampanan laki-laki itu.

"Kok ganteng," celetuknya masih dalam keterpesonaan.

Pun dengan Vaughan, dia pun sama-sama memindai wajah Aqeela tanpa terlewatkan.

Hidung yang mancung, mata yang besar dan ekspresif, bulu matanya mempercantik bola mata indahnya, serta bentuk wajah oval yang tegas dan cantik. Bibir tebal terkesan sexy dan untuk secara keseluruhan, gadis didepannya memiliki fitur wajah yang proporsional dan menawan.

Mata dia bergerak turun ke hidung hingga sesaat tertuju pada bibirnya.

"Sial, dia cantik dan manis."

Aqeela lebih dulu menyadari, dia mendorong Vaughan agar menjauh darinya.

"Apa yang lo lakuin? Lo modus ya?" semprotnya mengangkat jari telunjuk.

Dahi Vaughan nampak mengkerut. "Siapa yang modus? Saya tidak tertarik modusin anak kecil kaya kamu."

"What! Anak kecil lo bilang? Wah parah, lo gak lihat tubuh gue sedang begini? Gue sedang, gue gak kecil, mata lo rabun kali." Aqeela tak terima dibilang anak kecil, dia bertolak pinggang menggerakkan bahu menghadap kiri, menghadap kanan agar laki-laki didepannya menyadari kalau dia gak kecil.

Vaughan memperhatikan Aqeela dari atas ke bawah, balik lagi menatap dari bawah ke atas. "Kamu kecil bagi saya."

Selepas mengucapkan hal itu dia bergerak meninggalkan Aqeela. Sayangnya Aqeela tidak terima, dia mengejar berdiri di depan Vaughan, merentangkan kedua tangannya.

"Stop! Gue gak kecil, gue sedang, gue udah dewasa kok, udah punya KTP juga."

Kepala Vaughan mengangguk paham, ia melipatkan kedua tangannya di dada. "Berapa usia mu?"

"17 tahun dan baru mau masuk kelas 3 SMA yang artinya sebentar lagi gue usia 18 tahun bulan Oktober ini. Udah sedang kan, gak kecil lagi," balasnya dengan mimik wajah lucu menggemaskan seraya menurunkan kembali tangannya.

"Hmmm, tetap aja dimata saya masih kecil, masih bocah ingusan." Sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis, saking tipisnya tidak terlihat oleh siapapun.

Dia tak ingin meladeni anak kecil dihadapannya, baginya Aqeela bocah dibandingkan dengan dia yang sudah berusia 30 thn.

Aqeela mengepalkan tangannya tak terima di panggil anak kecil. "Gue bilang gue gak kecil, gue sedang, gue udah punya KTP, ih."

Dia mengejar, tujuannya ke toilet malah teralihkan oleh Vaughan.

"Hmmm."

"Kok hmmm doang? Ya lo harus akui gue sedang."

"Hmmm."

"Issshhh nyebelin." Aqeela menarik kemeja Vaughan dari belakang, kembali berdiri di depan laki-laki itu.

"Apa lagi gadis kecil? Saya banyak urusan dan waktu saya terbuang hanya karena mendengar ocehan kamu tak bermutu itu."

"Kalau lo gak percaya ayo kita nikah!"

Lontaran kata itu makin membuat Vaughan mengernyit bingung. Ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Aqeela. "Normal kok, gak panas, masih waras kan?"

"Issshh. Masihlah. Makanya gue ngajak lo nikah karena gue masih waras. Berhubung lo ganteng jadi gue nawarin lo nikahi gue." Aqeela menepis tangan itu. "Makanya gue ajak lo nikah biar lo yakin kalau gue udah sedang, punya KTP dan udah bisa di ajak bikin anak. Yuk nikah?"

"Hah! Gadis gila." Dia menggelengkan kepalanya tak habis pikir bertemu gadis gila yang tiba-tiba ngajak dia nikah.

Dia tidak mau meladeni, memilih pergi.

"Lah malah pergi lagi. Woi! Gue serius, tunggu dulu dong." Lagi-lagi Aqeela mengejar.

Helaan nafas kesal keluar dari mulut Vaughan. "Kenapa lagi?"

"Mundurun dikit napa."

Dia mengernyit. "Apa sih."

"Udah munduran dikit dulu." Aqeela kekeh.

Sialnya Vaughan menuruti Aqeela, ia mundur satu langkah. "Kenapa? Urusan kita udah selesai."

Aqeela tersenyum, "Nah gitu dong munduran, soalnya gantengnya kelewatan," celetuknya tanpa dosa seraya mengerlingkan mata sebelah. Kemudian kabur lari dari sana terkekeh melihat wajah syok laki-laki itu.

Vaughan mematung tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan, dia di goda oleh bocah kecil masih sekolah.

"Gadis gila."

Aqeela menoleh ke belakang kembali bersuara. "Gue nunggu lo nikahi gue, GUE GAK KECIL! GUE SEDANG!"

Vaughan menggelengkan kepalanya. "Sinting tuh bocah."

**********

Di parkiran.

"Aqeela kok lama? Susulin gih, aku takut dia nyasar," kata Zira.

Mario melihat arlojinya. "Sudah setengah jam dia di toilet. Gue susulin dulu."

"Biar gue aja, kalian tunggu disini dulu." Alvaro juga merasa gak enak soal Aqeela yang tak kunjung kembali. Ia ingin memastikan Aqeela baik-baik saja.

"Gak usah, gue aja. Lo tunggu disini temani Zira. Aqeela adik gue prioritas gue, sedangkan Zira pacar elo," kata Mario tegas.

Baru juga dia hendak bergerak dari mobil yang dibicarakan sudah nongol dengan raut wajah tersenyum.

"Itu Aqeela. Qeel lo kemana aja? Lama banget dari toiletnya?" tanya Zira.

"Lo tidak kenapa-kenapa kan? Lo tidak diganggu orang kan, Qeel? Gue khawatir sama elo, banget. Takut lo nyasar di bandara," sahut Alvaro bergerak mendekat Aqeela. Memegang kedua pundaknya memperhatikan tubuh gadis itu.

Pergerakan Alvaro tentunya menjadi perhatian Nazira dan juga Mario. Keduanya menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apaan sih, Kak. Gue gak kenapa-kenapa, lo gak usah lebay deh, gue cuman ke toilet doang kok." Kedua tangan Alvaro dia tepis, semenjak Zira dan Al jadian ia merasa tidak enak dan gak suka lagi diperhatikan seperti itu oleh Al.

Terlebih tatapan Zira begitu intens menatap serius.

"Kita khawatir, Aqeela." Mario bersuara.

"Gue gak kenapa-kenapa, Bang. Gue ke toilet terus ketemu cowok ganteng mirip artis Harry Aditya Yusuf, itu loh pemain asmara gen Z yang lagi viral itu. Ganteng banget sumpah, Harry kw." Aqeela terkekeh, membayangkan wajah kesal laki-laki itu seraya matanya memperhatikan sekelilingnya.

"Cowok?" Bukan Mario yang kaget tapi Alvaro. Reaksinya menunjukkan ketidaksukaan Aqeela bertemu cowok ganteng.

"Itu Bang, itu cowoknya." Aqeela merangkul tangan Mario, menunjuk laki-laki berparas tampan memakai kacamata hitam berdiri disamping mobilnya.

Mereka semua mengikuti arah tunjuk Aqeela.

"WOI ABANG YANG MEMAKAI BAJU KEMEJA PUTIH CELANA CREAM!"

Vaughan merasa terpanggil sebab dia memakai baju itu. Ia mengedarkan pandangannya, mengernyit kala gadis kecil itu melambaikan tangannya.

"IKAN HIU NABRAK KARANG, I LOVE YOU ABANG SEORANG!!"

"GADIS GILA!"

1
Siti M Akil
Nalendra hilang ingatan atau aqella muka nya berubah
Siti M Akil
🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!