seorang gadis yang berniat kabur dari rencana perjodohan yang dilakukan oleh ibu dan ayah tirinya, berniat ingin meninggalkan negaranya, namun saat di bandara ia berpapasan dengan seorang laki-laki yang begitu tampan, pendiam dan berwibawa, berjalan dengan wajah dinginnya keluar dari bandara,
"jangan kan di dunia, ke akhirat pun akan aku kejar " ucap seorang gadis yang begitu terpesona pada pandangan pertama.
Assalamualaikum.wr.wb
Yuh, author datang lagi, kali ini bertema di desa aja ya, .... cari udara segar.
selamat menikmati, jangan lupa tinggalkan jejak.
terimakasih...
wassalamualaikum,wr.wb.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tantangan Zora yang pertama
Saat Zora dan Ustadz Yusuf hampir mencapai gerbang rumah mereka, seorang ibu paruh baya yang terkenal cerewet dan mudah terprovokasi, berdiri menghadang di tengah jalan. Wajahnya menunjukkan rasa iba yang bercampur dengan penghakiman.
Ibu itu, menatap Zora dari ujung kaki sampai ujung rambut yang tertutup rapat, lalu beralih menatap Yusuf.
Ibu itu menatap kasihan pada Yusuf Nadanya dibuat seolah menasihati, tetapi menusuk "Ustadz Yusuf, maafkan saya lancang. Tapi Ustadz itu laki-laki terhormat. Kasihanilah diri Ustadz."
Yusuf mengerutkan dahi, namun sebelum ia sempat bertanya, Ibu itu sudah beralih menatap Zora.
"Nak Zora, seharusnya kamu tahu diri. Jangan karena Ustadz sudah kasihan padamu dan terpaksa menikahimu demi menjaga namamu, kamu jadi bertingkah manja di sini. Kami semua sudah tahu kisahmu di kota sana." ucapnya menatap remeh pada Zora.
Zora yang semula hanya menunduk, mengangkat wajahnya, matanya mulai memanas.
Ibu itu Menurunkan suaranya, melontarkan fitnah Bibi lasmi dengan keji "Sudah untung Ustadz mau menikahimu setelah kamu nekat melakukan hal yang tidak-tidak saat ditolak...kamu mengancam akan bunuh diri. Jangan manfaatkan kebaikan Ustadz dengan menyuruh beliau menjemur pakaian dan memasak di dapur, apalagi membawa kantong kresek besar itu sendiri, dan kamu hanya membawa tentengan kecil !"
Mendengar kata-kata itu, kata-kata yang merusak kehormatannya, meragukan cintanya, dan memutarbalikkan hijrah-nya, kesabaran Zora yang selama ini ia tahan langsung meledak. Amarah Zora yang terpendam, sisa-sisa semangat gadis kota yang berani dan tidak takut pada siapa pun, kini muncul ke permukaan.
Zora melepaskan genggaman tangan Yusuf, menaruh kantong buah di tanah, dan melangkah maju hingga berhadapan langsung dengan Ibu itu.
Zora menatap tajam pada wanita paruh baya di depannya....Suaranya lantang, memecah kesunyian sore.... "Jaga ucapan Ibu! Siapa yang menyebarkan kebohongan keji itu?!"
"Aku menikah dengan Mas Yusuf karena cinta dan takdir, bukan paksaan! Aku tidak pernah mengancam, dan aku tidak pernah mencoba melakukan hal yang memalukan itu! Jika ada yang mencoba bunuh diri, itu adalah hati orang-orang munafik yang tidak bisa melihat orang lain bahagia!"
Air mata Zora mengalir, bukan karena sedih, tetapi karena marah yang suci.
"Aku memang dulu jauh dari agama! Tapi aku sudah bertaubat! Dan aku tidak akan membiarkan lidah-lidah jahat yang penuh fitnah ini merusak Istiqomah dan kehormatan suamiku!"
Yusuf terkejut melihat ledakan amarah istrinya, sebuah sisi yang belum pernah ia saksikan. Namun, ia melihat ketulusan dan keberanian dalam pembelaan Zora.
Yusuf Segera maju, merangkul Zora dan menatap tegas Ibu itu "Cukup, Bu! Jaga lisan Ibu! Saya bersaksi, apa yang Ibu dengar adalah fitnah! Istri saya adalah wanita yang tulus dan jujur! Dan saya, saya sangat mencintai istri saya...dan menikahi istri saya dengan sepenuh hati dan kemauan saya sendiri!, hati-hati dalam berucap, itu akan menjadi bumerang untuk ibu sendiri....
" ayo sayang...." ajak Yusuf,sambil membawa kembali tentengan plastik yang tergeletak di bawah, ia bawa Hanya dengan satu tangan, karena satu tangan nya menggenggam tangan sang istri.
Ibu itu, diam terpaku... tidak percaya melihat gadis manja begitu sangat berani, apalagi melihat tatapan matanya yang tajam, ia merasa ngeri.....
Mereka masuk ke dalam rumahnya dengan campur aduk, Yusuf selalu menguatkan istrinya,bahwa dia akan selalu menjadi garda terdepan untuk sang istri.
Setelah pulang sholat Dzuhur dan makan siang, Yusuf mengajak istrinya ke kamar.
" sayang, ayo kita istirahat, nanti sore , ayah dan ibu menyuruh kita untuk mengisi kajian di majelis taklim" kata Yusuf tersenyum.
" tapi ...aku tidak bisa mas" jawab Zora terkejut.
" anggap saja, seperti kau saat memimpin rapat di perusahaan " jawab Yusuf tersenyum, karena dia sangat yakin dengan kemampuan istrinya yang di berikan kecerdasan di atas rata-rata.
" memangnya tentang apa mas, aku harus mengisi ceramahnya?" tanya Zora polos.
" tentang fiqih wanita sayang, mas yang akan mengisi tentang bab tauhid " jawab Yusuf dengan lembut.
Zora tersenyum mengangguk, memang akhir-akhir ini dia belajar ilmu fiqih pada ibu Suci dan dari ulama-ulama terkenal di sosial media....
Yusuf memeluk istrinya, memberikan kenyamanan pada sang istri agar melupakan kejadian tadi.
Zora tersenyum, menelusupkan kepalanya pada dada bidang suaminya yang terbuka, dia benar-benar sangat nyaman di posisi seperti ini.
***
Sore hari di hari Minggu . Zora sudah merapikan dirinya dengan gamis terbaik, mempersiapkan mentalnya untuk penampilan publik pertamanya sebagai Nyai Muda. Yusuf juga terlihat siap. Mereka berdua berjalan menuju Majelis Taklim yang terletak tidak jauh dari Pesantren.
Sebelum pergi, Yusuf mengingatkan Zora kembali tentang permintaan Abah Kyai dan Ibu Nyai.
"Zora, Mas akan mengisi bab tauhid di bagian laki-laki. Kamu, Sayang, harus mengisi bagian ibu-ibu tentang Bab Fiqih Wanita, seperti yang biasa Ibu Nyai lakukan. Ibu Nyai percaya penuh padamu."
Zora mengangguk, meskipun ia merasa gugup." insyaallah aku siap mas.
Setibanya di Majelis Taklim, hadirin terutama ibu-ibu terlihat dingin. Setelah Yusuf menyampaikan salam pembuka, ia berbalik ke arah kerumunan ibu-ibu, memperkenalkan istrinya.
" sore ini, izinkan istri saya, Zora, untuk melanjutkan kajian di bagian ibu-ibu, menggantikan Ibu Nyai..."
Belum selesai Yusuf berbicara, suara dari barisan depan memotongnya. Suara itu berasal dari Ibu tadi yang baru saja ditegur Zora dan kini didukung penuh oleh Bibi Lasmi yang duduk di sebelahnya.
Ibu itu Berbicara lantang "Maaf, Ustadz! Kami menghormati Ustadz. Tapi kami tidak setuju!"
Suasana Majelis Taklim mendadak tegang.
Yusuf Mengernyit "Tidak setuju bagaimana, Bu?"
I"Kami mohon, Ustadz. Kami meminta Ayudia saja yang menggantikan Ibu Nyai!"
Ibu itu melirik Zora dengan tatapan meremehkan, mengulang narasi yang telah disebar Bibi Lasmi.
"Kami perlu ilmu Fiqih yang benar, Ustadz. Kami tidak mau mendengar ceramah dari orang yang... maaf, baru kemarin berhijrah, dan kami yakin hanyalah wanita bodoh yang pura-pura alim hanya untuk mendapatkan Ustadz! Ayudia lebih terpercaya ilmunya!"
Zora yang berdiri di samping Yusuf, merasa seolah ditampar di hadapan umum. Tubuhnya bergetar. Semua tatapan julid itu kini berubah menjadi penghinaan massal yang terang-terangan.
Yusuf merasakan genggaman tangan Zora yang gemetar. Ia tahu betapa hancurnya hati istrinya. Namun, Yusuf tidak membiarkan Zora dipermalukan.
Yusuf mengatakan dengan Suaranya yang kini berubah tegas dan berwibawa, menatap tajam ke arah Ibu itu dan Bibi Lasmi"Tolong jaga lisan kalian, Ibu-ibu! Zora adalah istri saya dan ia adalah menantu Kyai Rahman. Dia bukan wanita bodoh, dia adalah seorang Hafizah yang sedang berjuang keras!"
Yusuf menoleh kepada Zora, matanya memberikan kekuatan dan kelembutan.
"Sayang, Majelis ini tidak berhak menghakimi ilmumu atau keikhlasanmu. Kamu tetap akan mengisi kajian ini, karena itu adalah tugas yang diberikan oleh Ibu Nyai padamu."
Namun, Zora yang sudah mendapatkan kembali ketenangannya, menggeleng. Ia punya rencana lain.
Zora Berbisik kepada Yusuf "Mas, biarkan aku yang menghadapinya."
Zora melangkah maju, menghadapi kerumunan ibu-ibu yang meremehkannya. Tantangan ini tidak hanya tentang mengisi kajian, tetapi tentang membuktikan kehormatannya dan keaslian hijrahnya di hadapan para pembencinya.
eh Thor semoga itu Zorra bisa mengatasi fitnahan dan bisa membongkar dan membalikkan fakta kasihan yang lg berhijrah di fitnah....
lanjut trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam